• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Rancang Ulang Scissor Lift yang Ergonomisok

N/A
N/A
Rizki Subagja

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Rancang Ulang Scissor Lift yang Ergonomisok"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan

Batasan Masalah

Manfaat

TEORI

Biomekanika

Biomekanik menggunakan konsep dan teknik hukum fisika untuk menggambarkan gerakan yang dialami oleh berbagai bagian tubuh dan pengaruh gaya pada bagian tubuh tersebut selama aktivitas normal sehari-hari. Biomekanik menggabungkan pengetahuan dari ilmu fisika dan teknik dengan pengetahuan dari biologi dan ilmu perilaku. Pendekatan biomekanik berfokus pada struktur tulang dan postur mengangkat, dimana struktur tulang terutama pada tulang belakang akan mengalami tekanan berlebih pada saat mengangkat, walaupun frekuensinya jarang terjadi.

Pendekatan biomekanik berguna untuk mengukur kekuatan dan ketahanan fisik manusia untuk melakukan pekerjaan tertentu, dimana hal ini bertujuan untuk memperoleh cara kerja yang lebih baik sehingga kemungkinan terjadinya cedera dapat diminimalkan. Model biomekanik ini hanya mempertimbangkan pengaruh percepatan gravitasi terhadap massa beban dan massa ruas sehingga menghasilkan gaya yang diarahkan ke pusat bumi. Model biomekanik statis utama adalah model biomekanik yang melibatkan seluruh bagian tubuh dan terdiri dari bagian-bagian tubuh yang saling berinteraksi dengan prinsip seperti model statis segmen tubuh tunggal.

Untuk meminimalkan kelelahan dan risiko kerusakan tulang dan otot pada kondisi kerja yang berulang-ulang, maka penempatan dan pengoperasian posisi kontrol harus dibuat ergonomis mungkin agar pengoperasiannya berada pada kondisi yang paling efisien (Nurmianto, 2004). Penyederhanaan model biomekanik berbasis sistem sambungan tulang untuk memprediksi beban pada tulang belakang untuk mengangkat beban kerja.

Pemindahan Bahan Secara Manual

Pencegahan terjadinya kecelakaan kerja khususnya pada bidang muskuloskeletal adalah dengan mengurangi dan menghilangkan pekerjaan yang menimbulkan risiko terhadap keselamatan kerja. Berikut beberapa tindakan untuk mengurangi resiko terjadinya musculoskeletal disorder pada pekerjaan manual material handling : (Suhardi, 2008). Kondisi lingkungan seperti cahaya, suara, lantai dan lain-lain juga memerlukan perhatian untuk menciptakan kondisi kerja yang nyaman.

Pemberian alat bantu kepada pekerja dapat mengurangi postur kerja yang salah sehingga mengurangi ketegangan otot. Pekerja harus mengetahui tentang pekerjaan berbahaya dan harus mengetahui cara melakukan pekerjaan dengan aman. Untuk melakukan aktivitas manual material handling (MMH) dengan aman, dengan menyelesaikan pelatihan kerja MMH harus memahami pedomannya.

Perancangan Tempat Kerja dengan

Perencanaan Kebutuhan Bahan, Mesin, dan

Metode Analisis Postur Kerja RULA 21

Input pada metode ini adalah postur tubuh (telapak tangan, lengan atas, lengan bawah, punggung dan leher), beban yang diangkat, energi yang digunakan (statis/dinamis), jumlah kerja. Metode ini memberikan perlindungan cepat di tempat kerja seperti risiko pekerjaan yang berkaitan dengan gangguan pada ekstremitas atas, dengan mengidentifikasi upaya yang diperlukan otot dalam kaitannya dengan postur tubuh selama bekerja (penggunaan tenaga dan kerja statis yang berulang). Ergonomi diterapkan untuk mengevaluasi hasil pendekatan berupa peringkat risiko antara satu sampai tujuh, dimana skor tertinggi menunjukkan tingkat yang menghasilkan risiko tinggi (berbahaya) untuk mengambil pekerjaan.

Oleh karena itu, metode RULA dikembangkan untuk mendeteksi sikap kerja yang berisiko dan memperbaikinya sesegera mungkin (Miharja, 2010). Postur entry pada metode RULA dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A (lengan atas dan pergelangan tangan) dan kelompok B (leher, tulang belakang dan kaki). 1 Dapat diterima jika tidak diulangi dan dalam waktu yang lama 2 Perlu dilakukan pemeriksaan dan perubahan lebih lanjut 3 Pemeriksaan dan perubahan sebaiknya segera dilakukan 4 Pemeriksaan dan perubahan sebaiknya segera dilakukan.

Metode RULA sangat efektif dalam mengidentifikasi aktivitas MMH, terutama aktivitas yang banyak melibatkan anggota tubuh bagian atas. Apabila diketahui postur punggung paling berbahaya karena membungkuk dengan sudut lebih dari 60 derajat, maka dapat disarankan agar postur tersebut tidak dilakukan, dengan merancang tempat kerja yang ergonomis (Budiman & Setyaningrum, 2006). .

Gambar 2.5 Proses RULA (Budiman & Setyaningrum, 2006)
Gambar 2.5 Proses RULA (Budiman & Setyaningrum, 2006)

Antropometri 23

Data antropometri sangat berguna dalam perancangan suatu produk dalam merancang suatu produk dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian antara produk tersebut dengan masyarakat yang menggunakannya. Dalam proses mencapai suatu desain ruang dan fasilitas akomodasi yang optimal, hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang suatu dimensi tubuh manusia, baik dalam kondisi statis maupun dinamis. Dimensi tubuh manusia yang akan diamati meliputi berat dan pusat gravitasi suatu ruas tubuh, bentuk tubuh, jarak gerakan melingkar tangan dan kaki, dan lain-lain (Santoso, 2004).

Data antropometri yang menyediakan data pengukuran berbagai bagian tubuh manusia dalam persentase tertentu, sangat bermanfaat saat membuat desain produk atau fasilitas kerja. Untuk memastikan bahwa desain suatu produk dapat disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia yang akan dilayaninya, maka terlebih dahulu perlu ditentukan prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam penerapan data antropometri, seperti diuraikan di bawah ini (Ginting, 2010). Di sini desainnya dapat diubah ukurannya sehingga cukup fleksibel untuk digunakan oleh orang-orang dengan ukuran tubuh berbeda.

Mengenai perolehan desain fleksibel semacam ini, data antropometri yang umum digunakan adalah pada rentang persentil 5-95. Hasil yang diperoleh merupakan pengukuran tubuh yang erat kaitannya dengan gerak sebenarnya yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas tertentu.

Gambar 2.6 Ukuran Tubuh Manusia (Suhardi, 2008)  Gambar  di  bawah  ini  memperlihatkan  antropometri  struktural
Gambar 2.6 Ukuran Tubuh Manusia (Suhardi, 2008) Gambar di bawah ini memperlihatkan antropometri struktural

Pengujian Data 22

Antropometri fungsional merupakan pengukuran kondisi dan ciri fisik seseorang dalam keadaan bergerak atau sadar akan gerakan yang mungkin terjadi pada saat pekerja melakukan aktivitasnya. Langkah ketiga adalah menentukan batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB) yang digunakan sebagai batasan untuk membuang data ekstrim dengan menggunakan Persamaan 3 dan 4 di bawah ini. Uji kecukupan data ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan cukup obyektif.

Idealnya pengukuran dilakukan dalam jumlah yang besar, bahkan dalam jumlah yang tidak terhingga, agar data hasil pengukuran layak digunakan. Namun pengukuran skala besar sulit dilakukan mengingat keterbatasan yang ada baik dari segi waktu, biaya, tenaga, dan lain-lain. Namun jika N' > N, maka jumlah datanya tidak cukup, sehingga harus ditambah data sebesar selisih N' dan N.

Persentil 30

Scissor Lift 30

Desain Meja Angkat yang paling umum menggabungkan silinder hidrolik dan pompa bertenaga listrik untuk mengoperasikan mekanisme angkat gunting, yaitu. mekanisme pelipatan dalam pola 'X' yang bersilangan dan saling bertautan yang dikenal sebagai pantograf. Lift meja juga dapat digerakkan dengan pegas pneumatik, sekrup berulir trapesium, rantai dorong, atau pompa kaki hidrolik bila bebannya tidak berat. Meja angkat dapat dipasang di lubang pemuatan di lantai, khususnya berguna untuk akses manual ke pompa truk palet dan pengguna dengan mobilitas terbatas atau kursi roda.

Industri yang biasa menggunakan meja angkat antara lain kayu, logam, kertas, percetakan dan penerbitan, pergudangan dan distribusi, mesin berat, dan transportasi (http://en.wikipedia.org/wiki/Lift_table). Beberapa jenis scissor lift didesain untuk mengangkat orang, sedangkan beberapa jenis lainnya digunakan untuk mengangkat beban yang lebih berat seperti mobil, dll.

Gambar 2.8 Scissor Lift
Gambar 2.8 Scissor Lift

METODOLOGI PENELITIAN

Pengolahan Data Menggunakan Metode

Pada Tabel 4.3 di atas Anda melihat nilai yang diberikan untuk posisi punggung, lengan, kaki, dan berat beban. Di bawah ini adalah penilaian postur berdasarkan gambar postur keempat yang ditunjukkan pada Tabel 4.4. Pada Tabel 4.6 di atas Anda melihat nilai yang diberikan untuk posisi punggung, lengan, kaki, dan berat beban.

Pada Tabel 4.7 di atas Anda melihat nilai yang diberikan untuk posisi punggung, lengan, kaki, dan berat beban. Pada Tabel 4.9 di atas Anda melihat nilai yang diberikan untuk posisi punggung, lengan, kaki, dan berat beban. Di bawah ini adalah penilaian postur tubuh berdasarkan gambar kesepuluh postur tubuh yang dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Pada tabel 4.10 di atas Anda dapat melihat nilai posisi punggung, lengan, kaki dan berat beban. Berikut penilaian postur yang diberikan berdasarkan gambar postur kesebelas yang dapat dilihat pada Tabel 4.11. Pada tabel 4.11 di atas Anda dapat melihat nilai posisi punggung, lengan, kaki dan berat beban.

Berikut penilaian postur yang diberikan berdasarkan gambar postur kedua belas yang dapat dilihat pada Tabel 4.12. Pada Tabel 4.12 diatas dapat dilihat nilai yang diberikan untuk postur punggung, lengan, tungkai dan berat beban. Berikut penilaian postur berdasarkan gambar postur ketiga belas yang dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Pada Tabel 4.13 di atas Anda melihat nilai yang diberikan untuk posisi punggung, lengan, kaki, dan berat beban. Di bawah ini merupakan penilaian postur tubuh berdasarkan gambar keempat belas postur tubuh yang dapat dilihat pada Tabel 4.14. Pada Tabel 4.14 di atas Anda melihat nilai yang diberikan untuk posisi punggung, lengan, kaki, dan berat beban.

Berikut penilaian postur yang diberikan berdasarkan gambar postur yang kelima belas, dapat dilihat pada Tabel 4.15. Pada tabel 4.15 di atas Anda dapat melihat nilai posisi punggung, lengan, kaki dan berat beban.

Gambar 4.1 Postur Tubuh Pertama
Gambar 4.1 Postur Tubuh Pertama

Pengolahan Data Menggunakan Software

Gambar

Gambar 2.1 Nordic Body Map (Suhardi, 2008)  2.6   Metode Analisis Postur Kerja OWAS
Gambar 2.4 Klasifikasi sikap kerja bagian kaki  (www.ergonomi-fit.blogspot.com)  4.   Berat Beban
Gambar 2.5 Proses RULA (Budiman & Setyaningrum, 2006)
Gambar 2.6 Ukuran Tubuh Manusia (Suhardi, 2008)  Gambar  di  bawah  ini  memperlihatkan  antropometri  struktural
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu kepercayaan masyarakat Bali dari jaman dulu sampai saat ini dalam keluarga, untuk waktu keluar rumah juga dibatasi dan tidak boleh dilanggar oleh