• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU SAKU PENCEGAHAN & PENANGANAN KEKERASAN SEKSUAL DI PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BUKU SAKU PENCEGAHAN & PENANGANAN KEKERASAN SEKSUAL DI PERGURUAN TINGGI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Dalam menjalankan profesi di dunia pendidikan khususnya di lingkungan perguruan tinggi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) mengeluarkan berbagai kebijakan yang tidak hanya mendukung sistem pembelajaran yang fleksibel dan mudah diakses, namun juga menciptakan kebijakan untuk menyediakan lingkungan pendidikan yang aman. . Pendidikan tinggi tidak hanya menjadi wadah peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, namun juga wadah yang turut membentuk budaya, budi pekerti, dan integritas yang mencerminkan kepribadian bangsa berdasarkan Pancasila. Salah satu permasalahan yang saat ini menjadi fokus di Universitas Lambung Mangkurat adalah mendesaknya pemenuhan amanah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Ristek untuk menciptakan lingkungan universitas yang sehat, berakhlak mulia, berintegritas dan bebas kekerasan seksual melalui pelaksanaan Satuan Tugas Pencegahan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi.

Buku Saku PPKS ULM 2 karena berada di bawah relasi kekuasaan dalam mata rantai sistem pendidikan di perguruan tinggi. Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat, tentunya kita memerlukan sebuah panduan saku yang dapat dijadikan referensi ringkas dan praktis dalam menangani isu kekerasan seksual di kampus kita dengan baik dan terarah. Dengan terbitnya Buku Saku ULM PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Universitas Lambung Mangkurat) diharapkan dapat menambah literatur bagi warga kampus untuk menambah pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat mengantisipasi terjadinya hubungan seksual. kekerasan di lingkungan pendidikan tinggi.

Semoga buku saku ini dapat memberikan manfaat yang besar khususnya dalam membangun lingkungan ULM yang aman, profesional dan berintegritas.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Penyusunan
  • Landasan Hukum
  • Tujuan
  • Pengertian

Saat ini kekerasan seksual di perguruan tinggi menjadi salah satu fokus permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan tinggi khususnya di Universitas Lambung Mangkurat. Buku saku ini disusun berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual. Buku saku ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, membangun kewaspadaan dan kewaspadaan dalam menyikapi sejak dini dalam menangani laporan kekerasan seksual yang terjadi di kampus.

Peraturan Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi. Pencegahan adalah suatu tindakan/cara/proses yang dilakukan agar seseorang atau sekelompok orang tidak melakukan kekerasan seksual di perguruan tinggi. Pemeriksaan merupakan suatu tindakan/cara/proses yang dilakukan perguruan tinggi untuk menindaklanjuti laporan kekerasan seksual di perguruan tinggi.

Pihak terlapor adalah mahasiswa, pendidik, tenaga kependidikan, warga kampus, dan masyarakat umum yang diduga melakukan kekerasan seksual terhadap korban. Satuan Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual yang selanjutnya disebut Satuan Tugas (Satgas) adalah bagian dari Perguruan Tinggi yang berfungsi sebagai pusat Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi.

ORGANISASI

ULM WASAKA

Hal ini diprakarsai oleh Dewan Lambung Mangkurat yang dibentuk oleh para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yang mempunyai rencana kerja yang fokus pada pembangunan daerah dan salah satunya di bidang pendidikan. Dengan semboyan Waja Tu Kaputing (WASAKA) yang berarti tetap semangat dan sekuat baja dari awal sampai akhir, rencana tersebut diwujudkan pada tanggal 21 September 1958 dengan berdirinya Universitas Lambung Mangkurat dan diresmikan menjadi universitas negeri pada tanggal 1 November 1960. . Wasaka merupakan semangat dan cita-cita Universitas Lambung Mangkurat yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan kemajuan khususnya dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi.

Sebagai perguruan tinggi negeri di Kalimantan Selatan, Universitas Lambung Mangkurat menerapkan internalisasi nilai-nilai inti AKHLAK. Salah satu yang menjadi perhatian adalah peningkatan kehidupan kampus yang manusiawi, bermartabat, egaliter, inklusif, kooperatif, dan tanpa kekerasan di kalangan mahasiswa, guru, tenaga pengajar, dan warga kampus di perguruan tinggi. Kekerasan seksual di lingkungan pendidikan merampas kebebasan siswa untuk mengembangkan potensi dirinya secara sehat, aman, nyaman dan optimal.

Kekerasan seksual dalam berbagai bentuknya menimbulkan kerugian yang dialami oleh peserta didik, serta pendidik dan tenaga pengajar, sehingga menjadi penghambat bahkan menghalangi kesempatan mereka untuk belajar dan/atau bekerja. Guna mencapai tujuan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi secara komprehensif dan terciptanya lingkungan kampus yang aman, Universitas Lambung Mangkurat telah membentuk gugus tugas pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual sesuai dengan amanat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian dan Peraturan Teknologi No.

Satgas PPKS ULM

  • Tugas Satgas PPKS ULM
  • Wewenang Satgas PPKS ULM
  • Kode Etik
  • Filosofi Logo
  • Struktur Satgas PPKS ULM
  • Kepengurusan Satgas PPKS

Anggota Satgas wajib menjunjung tinggi Kode Etik (norma dan prinsip) yang harus dipatuhi oleh anggota Satgas dalam melaksanakan tugasnya.

PENCEGAHAN &

PENGANTAR

  • Prinsip Pelaksanaan
  • Ruang Lingkup
  • Sasaran
  • Jenis & Bentuk Kekerasan Seksual . 21
  • Hak Korban dan Saksi

JENIS & BENTUK KEKERASAN SEKSUAL Kekerasan seksual dapat terjadi pada : Kekerasan seksual dapat terjadi dalam berbagai cara. Mengirimkan pesan, lelucon, gambar, foto, audio dan/atau video bernuansa seksual kepada Korban meskipun Korban telah melarangnya; Mengambil, merekam dan/atau menyebarkan foto dan/atau rekaman audio dan/atau visual Korban yang bernuansa seksual tanpa persetujuan Korban;

Mengintip atau dengan sengaja mengawasi korban melakukan aktivitas secara pribadi dan/atau di ruang privat; Membujuk, menjanjikan, menawarkan, atau mengancam korban untuk melakukan transaksi atau aktivitas seksual yang tidak disetujui oleh korban; Menyentuh, menggosok, menyentuh, memegang, memeluk, mencium dan/atau menggosok bagian tubuh korban tanpa persetujuan korban;

Persetujuan korban sebagaimana dimaksud dalam bentuk kekerasan seksual nomor 2, nomor 6, nomor 7, nomor 8, nomor 12, dan nomor 13 dianggap tidak sah bagi korban. Dalam hal ini, hak-hak korban dan saksi juga berlaku bagi atasan korban yang mendampingi korban dalam proses penyelesaiannya.

PENCEGAHAN

  • Pembelajaran
  • Penguatan Tata Kelola
  • Penguatan Budaya Komunitas

Dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi dan edukasi antara lain mengenai Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual. Seluruh sivitas akademika dan warga kampus diharapkan memiliki kesadaran yang baik terhadap jenis dan bentuk kekerasan seksual yang terjadi di kampus sehingga dapat bersama-sama menjaga diri dan keselamatan lingkungan kampus, kemudian waspada dengan memberikan peringatan dini. potensi kekerasan seksual yang mungkin terjadi, dan selanjutnya respon dini dapat dilakukan dengan segera melaporkan dan menangani kekerasan seksual yang terjadi sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dalam membangun lingkungan pendidikan tinggi yang aman dan profesional.

PENANGANAN

  • Pendampingan
  • Perlindungan
  • Pengenaan Sanksi Administratif
  • Pemulihan

Perlindungan terhadap korban atau saksi atas laporan dugaan kekerasan seksual diberikan sejak Satgas menerima laporan dengan rincian sebagai berikut: a. PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF Pengenaan sanksi administratif menjadi syarat penanganan laporan Kekerasan Seksual dengan baik karena hasil investigasi Satgas menunjukkan terdapat bukti bahwa terlapor melakukan kekerasan seksual terhadap Korban. Pemberhentian tetap dari jabatannya sebagai Staf Pendidik, atau Warga Kampus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berbagai kegiatan ditawarkan kepada korban untuk memulihkan kondisi psikis dan/atau fisiknya, sehingga korban dapat menempuh pendidikan tinggi dengan aman dan optimal. Kegiatan pemulihan dapat melibatkan berbagai individu di dalam dan luar kampus yang telah mendapat persetujuan korban, antara lain: a. Dalam beberapa kasus, pelapor kekerasan seksual mungkin merupakan saksi yang mengalami stres traumatis sekunder.

Pimpinan perguruan tinggi melalui gugus tugasnya harus memastikan bahwa hak peserta didik dalam proses pembelajaran dan hak kerja (atau hak lain sesuai ketentuan hukum) pendidik dan tenaga kependidikan yang menjadi korban kekerasan seksual tidak berkurang karena restitusinya. periode. Pemenuhan hak pendidikan atau pekerjaan korban kekerasan seksual harus dilakukan secara fleksibel agar peserta didik, pendidik atau tenaga kependidikan yang menjadi korban tetap mendapatkan haknya. Yang dimaksud dengan fleksibilitas di sini adalah terpenuhinya hak korban atas pendidikan atau pekerjaan sesuai dengan kebutuhan korban setelah mengalami kekerasan seksual.

MEKANISME PENANGANAN

  • Kontak & Teknik Pelaksanaan
  • Alur Penanganan Laporan Masuk
  • Alur Pemeriksaan
  • Alur Penyusunan Kesimpulan

Penyelenggaraan Tridharma perguruan tinggi meliputi pendidikan dan pendidikan; Penelitian dan pengembangan ilmiah; dan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan kampus tercinta Universitas Lambung Mangkurat dapat dilaksanakan dengan turut serta dan berkontribusi bersama untuk mewujudkan kehidupan kampus yang manusiawi, bermartabat, setara, inklusif, kolaboratif dan tanpa kekerasan di kalangan mahasiswa, guru, tenaga pengajar, dan warga kampus. Universitas. Upaya berkelanjutan dilakukan untuk memberikan bantuan dan informasi kepada layanan serta menangani laporan kekerasan seksual. Diharapkan setelah membaca dan memahami isi buku saku ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang cukup dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, dan setidaknya dapat mengimplementasikan SVEDEWERS secara praktis.

Arahan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam pelaksanaan Peraturan Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Dan Edukasi Tentang Upaya Pencegahan Terhadap Kekerasan Seksual Dalam Rumah Tangga Dalam Rangka

11 CONNECT@POIC This article was first published in THE JAKARTA POST Indonesia successfully tested an aviation fuel blend containing palm oil, raising hopes of wider use in