Barang siapa secara melawan hukum melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk kepentingan komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp satu tahun. ratus juta rupiah). Setiap orang yang tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melanggar hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h, untuk penggunaan komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp lima ratus juta rupiah). Barangsiapa tanpa hak dan/atau tanpa persetujuan pencipta atau pemegang hak melanggar hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, b, e dan/atau g, untuk kepentingan komersial, dikenakan sanksi dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp satu miliar rupiah).
Barangsiapa yang memenuhi unsur-unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang melakukannya dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak empat miliar rupee. ). Terlampir resep sediaan herbal untuk penyakit dispepsia). Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku saku ini. Buku ini merupakan media edukasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang dispepsia.
Oleh karena itu, untuk menyempurnakan buku ini, kritik dan saran pembaca sangat membantu penulis selanjutnya. Dispepsia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau ulu hati (Sumarni, Andriani D., 2009).
Pendahuluan
- Latar Belakang
- Definisi Penyakit
- Penyebab Penyakit
- Gejala Penyakit
Oleh karena itu, masyarakat harus pintar-pintar mengobati penyakitnya sendiri, terutama pada kasus gangguan pencernaan. Nonorganik (fungsional) ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman yang kronis atau berulang pada perut bagian atas, tanpa kelainan pada pemeriksaan fisik dan endoskopi (Schellack N., Schellack G., Sandt N., Masuku B., 2015), (Lee S.W., Lien HC, Lee TY, Yang SS, Yeh H.Z., Chang C.S., 2014). Menurut (Sorongan, dkk., 2013) dalam penelitiannya tahun 2013, dispepsia dapat disebabkan oleh faktor makanan dan lingkungan, seperti peningkatan sekresi asam lambung, gangguan fungsi motorik lambung, persepsi visceral lambung, psikologi dan Helicobacter. infeksi H.pylori.
Rokok diduga mengurangi efek perlindungan mukosa lambung, sedangkan alkohol dan obat anti inflamasi berperan dalam meningkatkan produksi asam lambung (Jaber N., Oudah M., Kowatli A., Jibril J., Baig I., Mathew E., dkk., 2014). Gejala pada tubuh seseorang yang mengalami gangguan pencernaan biasanya berupa rasa cepat kenyang saat makan, rasa kembung dan kenyang setelah makan, rasa perih atau panas pada ulu hati yang menjalar ke tenggorokan, rasa tidak nyaman pada ulu hati. perut yang bisa disertai rasa nyeri dan perih, mual dan kadang disertai muntah. Jika mengalami komplikasi, penderita gangguan pencernaan biasanya merasakan rasa tidak nyaman pada perutnya, ditambah lagi tidak nafsu makan dan kesulitan menelan makanan.
Pengobatan dispepsia dengan menggunakan obat-obatan terutama ditujukan untuk mengobati pasien, mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit, menghentikan atau memperlambat proses penyakit, dan mencegah penyakit atau gejala (Srikandi, N., dkk., 2017). Golongan obat yang dapat diberikan antara lain: prokinetik, sitoprotektif, penghambat pompa proton, antagonis reseptor H2, antikolinergik, antasida, dan antidepresan (Zakiyah, W., dkk., 2021).
Tata Laksana Dispepsia
Farmakologi
Obat-obatan yang diberikan terutama berfokus pada pengobatan simtomatik dan pengendalian sekresi asam lambung (Monkemuller, 2006). Namun sediaan yang mengandung Mg dapat menyebabkan diare (pencahar), sedangkan sediaan yang mengandung Al dapat menyebabkan konstipasi (sembelit). Oleh karena itu, sediaan yang mengandung Al dan Mg biasanya sering digabungkan (Sri, T., dkk., 2019).
Kombinasi Bi dan Ca dapat membentuk lapisan pelindung pada lesi lambung (Zakiyah, W., dkk., 2021). Obat ini sebaiknya dihindari karena bersifat neurotoksik dan dapat menyebabkan kerusakan otak (Sri, T., et al., 2019). Antihiperasiditas yang mengandung sukralfat, aluminium hidroksida, dan bismut koloidal dapat digunakan untuk melindungi tukak lambung dari iritasi asam lambung (Sri, T., et al., 2019).
Obat yang termasuk dalam golongan ini merupakan obat yang agak selektif yaitu pirenzepin yang bekerja sebagai reseptor anti muskarinik yang dapat menekan sekresi asam lambung sekitar 28% hingga 43%. Obat lain pada golongan ini yaitu untuk menekan produksi getah lambung dan melawan kejang, misalnya ekstrak belladona (Sri, T., et al., 2019). Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial seperti tukak lambung (Zakiyah, W., dkk., 2021).
Obat golongan ini mengatur sekresi asam lambung pada fase akhir proses sekresi asam lambung di pompa proton, dimana proton (ion H+) dilepaskan (Zakiyah, W., dkk., 2021). Sukralfat bekerja dengan meningkatkan prostaglandin endogen, yang pada gilirannya meningkatkan mikrosirkulasi, meningkatkan produksi lendir dan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan pelindung yang berinteraksi dengan protein di sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (Zakiyah, W., et al., 2021). Metoklopramid merangsang motilitas saluran cerna bagian atas tanpa merangsang sekresi asam lambung, empedu atau pankreas.
Obat ini biasanya diperlukan untuk psikoterapi dan psikofarmasi (obat antidepresan dan kecemasan) pada pasien dispepsia fungsional karena tidak jarang terjadi masalah yang berkaitan dengan faktor kejiwaan berupa kecemasan dan depresi (Zakiyah, W., dkk., 2021).
Obat Swamedikasi untuk Dispepsia
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membantu dirinya mengatasi masalah kesehatan ringan, dipandang perlu didukung oleh fasilitas yang dapat meningkatkan pengobatan mandiri secara tepat, aman dan rasional. Melaksanakan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional dapat dicapai dengan bimbingan apoteker disertai informasi yang tepat untuk memastikan penggunaan obat yang benar (http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum). Contoh obat golongan DOWA yang dapat digunakan : ranitidine, famotidine, omeprazole (http:// .pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum).
Nonfarmakologi
Selain itu relaksasi dengan menggunakan aromaterapi, terapi kompres hangat, guide imagery dengan menggunakan irama musik dapat menurunkan tingkat skala nyeri (Permana, D., 2020). Intervensi diet untuk pengobatan dispepsia adalah penggunaan makanan obat; didefinisikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat sebagai makanan yang diformulasikan untuk dikonsumsi atau diberikan secara enteral di bawah pengawasan dokter yang ditujukan untuk pengobatan diet khusus penyakit atau kondisi tertentu. Makanan obat dapat mempengaruhi beberapa mekanisme patofisiologi pada dispepsia, seperti bertindak sebagai agen antiinflamasi, menyebabkan relaksasi otot polos, analgesia, dan stimulasi atau penghambatan reseptor saluran cerna.
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang (bila dikonsumsi) berpotensi memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan; mereka dapat diberikan sebagai makanan medis. Probiotik yang mengandung Lactobacillus gasseri telah menunjukkan efek menguntungkan pada gejala dispepsia (Wang, Y.P., et al., 2020). Kandungan minyak atsiri utama terdiri dari turmeron dan zingiberene serta senyawa fenolik (kurkuminoid), dimana kurkumin merupakan yang paling umum.
Mekanisme kerja: meningkatkan pembentukan dan sekresi empedu, meningkatkan kontraksi kandung empedu, minyak esensial bertindak sebagai karminatif, meningkatkan pencernaan, antispasmodik (Thompson Coon, J., & Ernst, E., 2002).
Pemanfaatan Tanaman Obat untuk
- Kunyit
- Jinten Hitam
- Jahe
- Jus Pepaya dan Jus Lidah Buaya
- Cincau Hitam
- Daun Pippermint
Selain itu jintan hitam juga memiliki aktivitas imunomodulator, gastroprotektif, hepatoprotektif, nefroprotektif dan neuroprotektif (Srinivasan, K., 2018). Formulasi jintan hitam berbahan dasar madu telah digunakan dalam pengobatan tradisional Persia untuk gejala gastrointestinal bagian atas. Khasiat dan keamanan minyak biji jintan hitam dicampur madu dalam pengobatan pasien dispepsia berhubungan dengan infeksi h.
Ekstrak jahe telah menjadi resep tradisional di berbagai negara secara turun temurun dan telah terstandarisasi dalam monograf WHO dan dapat digunakan sebagai terapi dispepsia, perut kembung, kram, kolik, diare, muntah dan masalah lambung lainnya. Selain itu, efek antimual dan muntah dari ekstrak jahe dan aksinya terhadap motilitas lambung telah terbukti secara klinis meringankan sindrom dispepsia (Hu, M.L., et al., 2011). Salah satu alternatif pemanfaatan tumbuhan untuk meredakan dispepsia yang telah teruji dapat meredakan nyeri adalah teknik pemberian jus lidah buaya dan pepaya yang sangat efektif (Khotimah, F.K., dkk., 2019).
Cincau mengandung senyawa kimia berupa senyawa aktif premnazol dan fenil butazon, kedua senyawa tersebut dapat menurunkan aktivitas enzim sehingga secara tidak langsung menurunkan asam lambung dan mengurangi rasa tidak nyaman pada lambung (Husaini, M., & Satria, A. P. 2018). Beberapa penelitian menunjukkan manfaat minyak peppermint terhadap patofisiologi yang mendasari dispepsia fungsional (Seipalla, F., 2021).
Olahan Herbal untuk Dispepsia
- Minuman JAKUMA: Jahe-Kunyit-Madu
- Teh Pippermint
- Jus Pepaya
- Nata de Aloevera
- Jeli Cincau Hitam
- Minuman Es Cincau Hitam Janggelan
- Jamu Jinten Mix: Jahe-Kunyit-Sembung
Saring pati yang terbentuk dengan memisahkannya dari tetesan daun dan tuang ke dalam loyang besar. Faktor yang berhubungan dengan terjadinya penyakit dispepsia pada pasien di wilayah kerja Puskesmas Kota Bangkinang. Pengaruh pemberian ramuan rumput hitam (Mesona Palutris) kombinasi madu (Chaiba Pentandra) terhadap penurunan nyeri ulu hati pada penderita dispepsia organik di wilayah kerja Puskesmas Sungai Siring Samarinda Utara.
Khasiat dan keamanan formulasi minyak biji Nigella sativa berbahan dasar madu pada dispepsia fungsional: Ganda. I: Investigasi dan pengobatan dispepsia, gejala yang menunjukkan penyakit refluks gastroesofageal, atau keduanya. Kualitas hidup pada subjek dispepsia fungsional yang mendapat terapi kombinasi ranitidine dengan ekstrak jahe (Zingiber Officinale) dibandingkan dengan ranitidine (Disertasi Doktor, Universitas Gadjah Mada).
Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Sindrom Dispepsia Pada Siswa Kelas 1 SMAN 1 Manado. Efek farmakologis dari jus jahe yang berbeda pada gejala bersamaan pada model hewan dispepsia fungsional: studi perbandingan. Pengalaman menjadi dosen sejak setahun di STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, setahun menjadi dosen tetap di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan jabatan fungsional sebagai dosen dan dosen eksternal Universitas Perjuangan tahun 2017-2021.
Saat ini beliau juga aktif sebagai tim KEPK Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tasikmalaya dan aktif sebagai Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia sekaligus menjabat Wakil Sekretaris. Pada tahun 2005 menempuh pendidikan Sarjana Sains dan Teknologi Farmasi ITB, lulus pada tahun 2009 dan melanjutkan studi profesi pada Program Pendidikan Profesi Apoteker ITB pada tahun 2009, lulus pada tahun 2011. Melanjutkan studi pascasarjana pada Magister Farmakologi Klinik dan Toksikologi di Fakultas Farmasi ITB. Farmasi pada tahun 2014 dan lulus pada tahun 2017.
Menjadi Dosen D-3 Farmasi Politeknik Kedokteran Kemenkes Tasikmalaya dari tahun 2015 hingga sekarang, Guru Farmasi Produktif di SMK Miftahul Huda Al Husna Tasikmalaya dari tahun 2017 hingga 2020, Bekerja sebagai Apoteker penanggung jawab Apotek Kondang di Tasikmalaya dari tahun 2017 hingga saat ini, apoteker penanggung jawab instalasi farmasi Dr. Rumah Sakit Ibu dan Anak Telah ditulis beberapa buku yaitu “Farmakologi SMK/MAK Jilid I Tahun 2020” dan “Catatan Perjuangan Siswa dan Orang Tua Saat Belajar Mengajar Secara Daring”.