• Tidak ada hasil yang ditemukan

bupati klaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "bupati klaten"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah; Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pedoman Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana;

Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Klaten (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 63); Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 14 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 69); Peraturan Bupati Klaten Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Penanggulangan Bencana Daerah di Kabupaten Klaten (Berita Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2011 Nomor 34);

Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disingkat BPBD adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Klaten. MAKSUD DAN TUJUAN RENCANA ALAM Pasal 2 1) Maksud penyusunan rencana darurat erupsi Merapi adalah untuk memberikan pedoman/landasan operasional dalam penanggulangan bencana erupsi Merapi.

RENCANA KONTINGENSI ERUPSI GUNUNG MERAPI Pasal 6

EVALUASI RENCANA KONTINGENSI ERUPSI GUNUNG MERAPI Pasal 7

KERJA SAMA

PEMBIAYAAN

KETENTUAN PENUTUP Pasal 10

BUPATI KLATEN, Cap

SRI MULYANI

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLATEN, Cap

JAKA SAWALDI

BERITA DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2019 NOMOR 34

PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 34 TAHUN 2019

RENCANA KONTINGENSI ERUPSI GUNUNG MERAPI

Manajemen Pos Komando Penanganan Darurat Bencana

19 Tabel 19 Proyeksi kebutuhan sumber daya untuk pengelolaan PDB 35 20 Tabel 20 Operasional Kegiatan Sektor Pencarian, Bantuan dan Subsektor. 28 Tabel 28 Kegiatan Subsektor Sandang, Shelter dan Shelter 44 29 Tabel 29 Proyeksi kebutuhan sumber daya pada subsektor Perlengkapan dan Shelter.

Tabel V.6. Proyeksi Kebutuhan sumberdaya Sub Logistik 39
Tabel V.6. Proyeksi Kebutuhan sumberdaya Sub Logistik 39

PENDAHULUAN Latar Belakang

  • Sejarah Kabupaten Klaten
  • Letak Wilayah
  • Topografi Dan Penggunaan Lahan
  • Curah Hujan
  • Penduduk dan Angkatan Kerja
  • Pendidikan dan Kesehatan
    • Pertanian dan Perkebunan
  • Peternakan dan Perikanan
  • Industri dan Energi
  • Perdagangan
  • Transportasi dan Komunikasi
  • Keuangan Daerah

Secara administratif Kabupaten Klaten terbagi menjadi 26 (dua puluh enam) kecamatan, 391 (tiga ratus sembilan puluh satu) desa dan 10 (sepuluh) kelurahan. Kabupaten Klaten terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman dan Kabupaten Gunung Kidul. Kabupaten Klaten terletak di antara 3 kota besar yaitu Kota Yogyakarta (30 km), Kota Surakarta (36 km) dan Kota Semarang (100 km) dan dihubungkan dengan jalur transportasi yang nyaman.

Kabupaten Klaten dikenal sebagai daerah dengan curah hujan sedang dengan curah hujan besar pada bulan Januari, Februari, Maret, April, November dan Desember. Kabupaten Klaten di Provinsi Jawa Tengah merupakan kabupaten yang luas wilayahnya relatif kecil. Namun jika dilihat dari kepadatan penduduknya, Kabupaten Klaten merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk yang besar dan kepadatan penduduk yang tinggi.

Jumlah penduduk Kabupaten Klaten pada tahun 2017 sebanyak satu juta seratus enam puluh tujuh ribu empat ratus satu) jiwa, meningkat 4.183 (empat ribu seratus delapan puluh tiga) jiwa atau 0,36% dibandingkan tahun 2016. Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Klaten Kabupaten Klaten berdasarkan kategori umur dari anak-anak hingga lanjut usia, seperti dapat dilihat pada tabel berikut. Di Kabupaten Klaten, pencari kerja pada tahun 2017 berjumlah 9.359 orang, terdiri dari laki-laki 5.129 orang dan perempuan 4.230 orang.

Jumlah siswa TK swasta di Kabupaten Klaten selama tahun 2017 sebanyak 30.742 siswa, turun 13,61% dibandingkan tahun 2016. Fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Klaten beragam, antara lain 9 rumah sakit swasta, 2 rumah sakit umum pemerintah. Kapasitas produksi air minum Kabupaten Klaten pada tahun 2016 sebesar 11,2 juta M3, meningkat 0,28% dibandingkan tahun 2016.

Kebutuhan listrik di Kabupaten Klaten semakin meningkat, hal ini ditunjukkan dengan konsumsi listrik yang meningkat sebesar 3,33% dengan total kwh sebesar 660 juta kwh. Selama tahun 2017, terdapat 556 usaha pemegang tanda daftar perusahaan di Kabupaten Klaten, turun 32,77% dibandingkan tahun sebelumnya. Kendaraan bermotor yang akan diuji di Kabupaten Klaten pada tahun 2017 berjumlah 10.137 kendaraan, terdiri dari kendaraan non umum sebanyak 8.823 kendaraan dan kendaraan umum sebanyak 1.314 kendaraan.

Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Klaten pada tahun 2017 sebesar Rp 2,5 triliun rupiah, meningkat sebesar 13,11% dibandingkan tahun 2016. Dilihat dari setiap pos anggaran, penyumbang opini daerah di Kabupaten Klaten terbesar adalah Dana Perimbangan sebesar 62,94%.

Tabel rata-rata curah Hujan
Tabel rata-rata curah Hujan

PENILAIAN BAHAYA DAN PENENTUAN KEJADIAN A. Penilaian Bahaya

Penentuan Kejadian

Bahaya Sekunder

Bahaya Tersier

PENGEMBANGAN SKENARIO KEJADIAN DAN ASUMSI DAMPAK BENCANA

Pengembangan Skenario Kejadian Bencana

  • Asumsi Ancaman Kejadian Bencana Erupsi Gunung Merapi
  • Asumsi Ancaman Bencana Akibat Erupsi Gunung Merapi
  • Asumsi Dampak Bencana
    • Dampak Terhadap Wilayah Lainnya
    • Dampak Terhadap Kependudukan
  • Dampak Terhadap Fasilitas Publik dan Aset
  • Dampak Terhadap Ekonomi
  • Dampak Terhadap Pemerintahan
  • Dampak Terhadap Lingkungan
    • Dampak Terhadap Kesehatan

Masyarakat menyiapkan dokumen atau harta benda penting/berharga yang dapat dibawa dalam satu tempat yang mudah dibawa dan ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau. Peringatan  Masyarakat dilarang melakukan aktivitas di tempat berbahaya sesuai arahan atau anjuran BPPTKG. Masyarakat melakukan evakuasi dengan mengutamakan masyarakat yang berada di wilayah KRB III (Kawasan Rawan Bencana III).

Ancaman awan panas, lava pijar, dan material lontaran akan mengancam seluruh warga dan permukiman di Kawasan Rawan Bencana III kawasan Gunung Merapi yang meliputi Desa Tegalmulyo, Desa Sidorejo, dan Desa Balerante. Ancaman abu vulkanik akan mengancam warga dan permukiman bahkan dapat mencapai tempat yang jauh, bahkan puluhan kilometer, serta dapat mengancam kesehatan manusia, hewan ternak, bahkan pepohonan. Lahar yang berasal dari material vulkanik antara lain pasir dan kerikil yang terbawa arus air akibat hujan deras di kawasan Gunung Merapi dapat mengancam kehidupan dan penghidupan warga dan seluruh pemukiman yang berada di dekat sungai-sungai yang berada di Gunung Merapi muncullah Merapi, terancam .

Letusan Gunung Merapi terjadi dengan perkiraan rata-rata antara 2 tahun hingga 7 tahun dengan siklus peristiwa rata-rata 4 tahun. Berdasarkan perkembangan skenario dan pengalaman erupsi pada tahun-tahun sebelumnya khususnya tahun 2010 yang menyisakan wilayah terdampak langsung dan tidak langsung, serta penelitian lainnya, wilayah yang paling rentan terhadap erupsi Gunung Merapi adalah Kecamatan Kemalang. Letusan Gunung Merapi yang terjadi dapat menimbulkan korban jiwa, kerusakan dan kerugian tidak hanya di desa-desa kecamatan saja.

Lebih spesifik dampak erupsi Gunung Merapi diperkirakan sebagai berikut: Jumlah penduduk di 4 (empat) kecamatan tersebut sebanyak 167.813 jiwa. Sedangkan perkiraan dampak terhadap kelompok rentan adalah sebagai berikut: Kelompok rentan adalah kelompok masyarakat yang perlu dilindungi dari paparan kabut, antara lain ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita, anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Paparan debu vulkanik dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan kesehatan pada kelompok rentan berupa ISPA, penglihatan, dan penyakit terkait lainnya.

Bencana erupsi Gunung Merapi juga diperkirakan akan mengancam beberapa fasilitas dan sumber daya negara dan masyarakat jika terjadi kebakaran hutan atau lahan yang berdampak pada fasilitas dan aset yang berpotensi terbakar. Mata pencaharian ternak terancam, sulitnya mencari rumput dipengaruhi abu vulkanik dan berbahaya bagi ternak. Menyebabkan bencana hidrometeorologi yang dapat disebabkan oleh abu vulkanik di udara (musim kemarau, musim hujan yang mengakibatkan banjir lahar dan tanah longsor);

Tabel .17. Asumsi Dampak Pada Lingkungan
Tabel .17. Asumsi Dampak Pada Lingkungan

PENETAPAN TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGANAN DARURAT

Tujuan Penanganan Darurat

Kebijakan Penanganan Darurat

Strategi Penanganan Darurat

PERENCANAAN BIDANG OPERASI

Rancangan Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana

Rencana Lokasi Pos Komando dan Pos Lapangan Penanganan Darurat Bencana

Rencana Lokasi Tempat Pengungsian Beserta Kapasitasnya

Perencanaan Penanganan Darurat Bencana

  • Manajemen Pos Komando Penanganan Darurat Bencana
  • a. Situasi
  • b. Sasaran
  • c.Kegiatan
  • d.Proyeksi kebutuhan sumberdaya Manajemen Posko PDB
  • Bidang Operasi Sub Bidang Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi Sub Bidang ini bertugas melakukan pencarian, pertolongan dan evakuasi
  • a. Situasi
  • c.Kegiatan
  • d. Proyeksi Kebutuhan sumberdaya
  • d.Proyeksi Kebutuhan sumberdaya
  • Bidang Operasi Sub Kesehatan
  • b.Kegiatan
  • d.Proyeksi Kebutuhan sumberdaya
  • Bidang Operasi Sub Pengerahan Relawan
  • c.Kegiatan
  • d.Proyeksi Kebutuhan sumberdaya
  • Bidang Operasi Sub Bidang Peralatan dan Sarana /Prasarana Pengungsian Sub Bidang Peralatan dan Sarana/Prasarana Pengungsian bertugas untuk memenuhi

Posisi Penanggulangan Darurat Bencana berperan mengendalikan seluruh kegiatan tanggap darurat dan memastikan terpenuhinya seluruh kebutuhan operasional untuk memperlancar kegiatan tanggap darurat di lapangan. Setelah diperoleh informasi valid mengenai peningkatan status Gunung Merapi dari Siaga menjadi Siaga, Bupati Kabupaten Klaten menetapkan status darurat bencana, pengaktifan Posko, dan pengaktifan kawasan penanggulangan bencana yang disepakati para pemangku kepentingan. Inventarisasi peralatan dan logistik lainnya yang digunakan dalam penanganan bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Klaten.

Bidang Operasi, Subsektor Pencarian, Pertolongan Darurat dan Evakuasi Subsektor ini mempunyai tugas melaksanakan pencarian, pertolongan dan evakuasi. Subsektor ini mempunyai tugas melaksanakan pencarian, pertolongan dan evakuasi. Perlindungan kelompok rentan dari ancaman bencana antara lain anak, perempuan, ibu hamil, penyandang disabilitas, orang sakit, lanjut usia dan lain-lain. Tugas Subbidang Operasional Logistik adalah memastikan terpenuhinya seluruh peralatan dan perbekalan pos.

Subsektor Mobilisasi Relawan bertujuan untuk memastikan relawan terdistribusi sesuai kapasitas dan kompetensinya. Subsektor Rekrutmen harus memastikan seluruh relawan terdaftar dan didistribusikan sesuai permintaan dari jabatan, kiri atau yang sudah ada. Selain penyintas, subsektor ini juga harus menyediakan sandang, papan, dan tempat tinggal sementara bagi para relawan.

Tabel 18. Kegiatan Manajemen Posko PDB
Tabel 18. Kegiatan Manajemen Posko PDB

RENCANA TINDAK LANJUT Diseminasi Rencana Kontingensi

Aktivasi Rencana Kontingensi

Kaji Ulang Rencana Kontingensi

Uji Draft Rencana Kontingensi

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait