Arah Kebijakan Pengaturan Dalam Rangka Mendukung Modernisasi Bank Perkredian Rakyat
Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan
Membangun BPR yang Sehat, Kuat dan Berdaya Saing Tinggi
OUTLINE
2
Perkembangan BPR
Penguatan Permodalan BPR
Peningkatan Kualitas Tata Kelola BPR
Peningkatan Daya Saing BPR
I. Perkembangan BPR 3
Kelembagaan 2012 2013 Δ ytd Δ yoy
Agust Des Jan Agust Σ % Σ %
Jenis Kantor 4,337 4,425 4,448 4,611 186 4.20 274 6.32 - KP 1,669 1,653 1,653 1,641 -12 (0.73) -28 (1.68) - KC 1,286 1,329 1,339 1,401 72 5.42 115 8.94 - KK 1,382 1,443 1,456 1,569 126 8.73 187 13.53 Badan Hukum 1,669 1,653 1,653 1,641 -12 (0.73) -28 (1.68)
- PT 1,391 1,391 1,391 1,380 -11 (0.79) -11 (0.79)
- PD 245 229 229 228 -1 (0.44) -17 (6.94)
- Kop 33 33 33 33 0 - 0 -
Lokasi 1,669 1,653 1,653 1,641 -12 (0.73) -28 (1.68) - Jawa Bali 1,202 1,184 1,183 1,167 -17 (1.44) -35 (2.91) - Non Jawa Bali 467 469 470 474 5 1.07 7 1.50
Jumlah BPR (KP) mengalami pengurangan (yoy) yang disebabkan oleh terjadinya merger/konsolidasi dan likuidasi BPR.
Mayoritas BPR (71,12%) berlokasi di Pulau Jawa dan Bali, meskipun dari tahun ke tahun mengalami tren penurunan konsentrasi ke luar wilayah Jawa dan Bali. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh tren pendirian BPR baru di luar Jawa dan Bali, dan merger dan akuisisi BPR (terutama milik Pemda) di wilayah Jawa.
Jml 2012 2013 Δ
Agust Des Juli Agust mtm yoy
Aset 61,783 67,397 72,091 73,858 2.45 19.55 Kredit 47,947 49,818 57,462 57,634 0.30 20.20 S Rek Kredit 3,750,508 3,211,731 3,307,191 3,235,178 (2.18) (13.74) DPK 41,436 44,870 46,201 47,255 2.28 14.04 S Rek DPK 9,200,265 9,370,234 9,644,051 9,809,389 1.71 6.62
*) Nominal miliar Rp
Kinerja BPR terus membaik terlihat dari peningkatan aset sebesar 19,55% (yoy), kredit sebesar 20,20% (yoy) dan DPK sebesar 14,04% (yoy).
Persaingan yang ketat dengan bank umum dan lembaga keuangan lainnya berdampak pada penurunan jumlah rekening debitur yang cukup signifikan sebesar 13,74% (yoy), sedangkan rekening DPK mampu bertumbuh sebesar 6,62% (yoy).
KELEMBAGAAN BPR
I. Perkembangan BPR………(lanjutan) 4
Rasio kualitas kredit, profitabilitas, fungsi Intermediasi, efisiensi, dan kualitas aset seperti; ROE , BOPO, LDR, NPL, dan KAP BPR cenderung membaik. Sementara permodalan (CAR) dan likuiditas (CR) sedikit menurun namun masih tergolong baik, yaitu masing-masing sebesar 27,11%
dan 15,08%.
Rasio (%) 2012 2013 Δ
Agust Des Juli Agust mtm ytd yoy CAR 27.47 27.55 26.79 27.11 1.19 -0.44 -0.36 LDR 83.63 78.63 85.44 84.37 -1.25 5.74 0.74 CR 16.03 20.04 13.84 15.08 8.96 -4.96 -0.95 KAP 3.79 3.25 3.52 3.64 3.41 0.39 -0.15 ROA 3.74 3.46 3.70 3.57 -3.51 0.11 -0.17 ROE 33.34 32.63 34.15 33.56 -1.73 0.93 0.22 BOPO 77.91 77.77 77.37 77.50 0.17 -0.27 -0.41 NPL Gross 5.44 4.75 4.97 5.22 5.03 0.47 -0.22 NPL Net 3.85 3.25 3.45 3.63 5.22 0.38 -0.22
Predikat 2012 2013 Δ
Agust Des Agust ytd yoy S 81.13 83.62 82.31 (1.30) (2.49) CS 10.70 9.16 9.48 0.32 1.53 KS 5.89 4.98 5.51 0.54 0.91 TS 2.28 2.25 2.69 0.44 0.04 Jumlah 100 100 100
RASIO KEUANGAN DAN TINGKAT KESEHATAN BPR
Tingkat Kesehatan BPR terus membaik, terutama BPR
“Sehat” yang meningkat jumlahnya (82,31%).
Sebagai bagian dari proses penyehatan industri BPR, pada tahun 2013 terdapat 5 BPR yang dicabut izin usaha: 4 BPR akibat fraud dan 1 BPR karena self liquidation.
PENYEHATAN BPR
II. Penguatan Permodalan BPR 5
Pertimbangan Penguatan Permodalan BPR
1. Kebutuhan modal yang cukup bagi BPR untuk mendukung:
a. peningkatan kontribusi dan daya saing,
b. pemenuhan dan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM BPR,
c. penerapan tata kelola yang baik
d. implementasi sistem teknologi informasi yang memadai untuk mendukung operasional BPR dan pelayanan kepada nasabah.
2. Pemilik cenderung membagi laba dalam bentuk dividen dibandingkan menahan laba atau menyetorkan dividen dalam bentuk modal disetor untuk penguatan modal BPR 3. Penambahan modal disetor biasanya dilakukan sebatas
memenuhi ketentuan BI dan menjaga pemenuhan CAR pada rasio yang memadai, walaupun BPR memerlukan fresh money dalam rangka ekspansi kredit, belanja investasi TI dan perangkat pendukung lainnya, serta meningkatkan kesejahteraan dan keterampilan SDM BPR.
4. Belum terdapat ketentuan yang mensyaratkan pemenuhan modal inti pada jumlah tertentu, sebagaimana persyaratan yang ditetapkan bagi bank umum untuk senantiasa menjaga modal inti pada level Rp 100 miliar.
TI
G C G SDM
Modal
e. Permasalahan yang dihadapi oleh BPR dengan modal kecil :
a. Fungsi intermediasi yang kurang optimal dan operasional yang tidak efisien yang berpengaruh terhadap kebijakan penetapan bunga kredit yang kurang kompetitif;
b. Kendala pemenuhan jumlah minimal pengurus sesuai ketentuan; dan
c. Keterbatasan infrastruktur jaringan kantor dan TI.