BUSINESS PLAN PERANCANGAN PRODUK
TAPARO: INOVASI TEMPE BERBASIS TARO/TALAS
DOSEN PENGAMPU : Dr. Ir. Taslim, M. Si., IPM NIP 196501151990031002
DISUSUN OLEH : Kelompok 4
Bryan Tuah Prima Siahaan 200405110
Claudia Steffy Kartini 200405172
Kelas D
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan penulis rahmat dan hidayah-Nya sehinga penulis bisa menyelesaikan Business Plan perancangan produk dengan produk “TapaRo : Inovasi Tapai Berbasis Taro atau Talas” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya, tentunya penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Adapun tujuan Busines Plan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Mata Kulia Perancangan Produk di Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dengan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Taslim, M. Si., IPM selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Perancangan Produk.
2. Ibu Dr. Ir. Iriany, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Perancangan Produk.
3. Bapak Okta Bani, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Perancangan Produk.
4. Partner Tim yang sudah komitmen untuk menyelesaikan Business Plan Mata Kuliah Perancangan Produk.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Medan, 06 November 2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR TABEL...v
BAB I...1
PENDAHULUAN...1
1.1 RINGAKSAN EKSEKUTIF...1
1.2 KEBUTUHAN PASAR...2
1.3 MANFAAT...2
1.4 KEUNTUNGAN KOMPETITIF YANG DITAWARKAN PRODUK...3
1.5 STRATEGI KOMERSIAL...3
1.5.1 PENGEMBANGAN PRODUK...3
1.5.2 PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN...3
1.5.3 KEGIATAN PROMOSI...3
1.5.4 STRATEGI PENETAPAN HARGA...4
1.6 PEMBIAYAAN YANG DIBUTUHKAN...4
1.7 IDE BISNIS...4
BAB II...5
PROFIL PERUSAHAAN...5
2.1 DATA PERUSAHAAN...5
2.2 VISI DAN MISI...5
2.2.1 VISI...5
2.2.2 MISI...5
2.3 STRUKTUR ORGANISASI...6
BAB III...8
KEBUTUHAN DAN IDE...8
3.1 TUJUAN BISNIS DAN TARGET PASAR...8
3.2 IDENTIFIKASI PRODUK...8
3.3 MANFAAT PRODUK...9
3.4 IDE-IDE MENTAH...9
BAB IV...12
SELEKSI DAN PEMBUATAN PRODUK...12
4.1 KOMPOSISI PRODUK...12
4.1.1 TALAS...12
4.1.2 RAGI TAPAI...14
4.1.3 AIR...14
4.2 SPESIFIKASI PRODUK...15
4.3 KEMASAN PRODUK TAPARO...16
4.4 KELEBIHAN PRODUK...17
4.5 KEKURANGAN PRODUK...17
4.6 POTENSI PASAR...17
4.7 KOMPETENSI...18
BAB V...19
PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN ENERGI...19
5.1 BLOCK DIAGRAM PEMBUATAN TAPARO...19
5.2 NERACA MASSA...19
5.2.1 NERACA MASSA PERENDAMAN...20
5.2.2 NERACA MASSA PENYARINGAN...21
5.2.3 NERACA MASSA PENGUKUSAN...21
5.2.4 NERACA MASSA PENGERINGAN...23
5.2.5 NERACA MASSA MIXER...24
5.2.6 NERACA MASSA FERMENTASI...25
5.3 NERACA ENERGI...25
5.3.1 NERACA ENERGI PENGUKUSAN...26
5.3.2 NERACA ENERGI PENGERINGAN...28
5.4 KONVERSI PROSES BATCH MENJADI KONTINU...30
BAB VI...31
ANALISIS EKONOMI...31
6.1 CAPEX (CAPITAL EXPENDITURE)...31
6.2 OPEX (OPERATING EXPENDITURE)...34
6.3 PENDAPATAN KOTOR...37
6.4 KEUNTUNGAN/PROFIT...38
6.5 PAYBACK PERIOD...38
6.6 HARGA JUAL PRODUK...39
6.7 PERHITUNGAN BREAK EVENT POINT (BEP)...39
DAFTAR PUSTAKA...40
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Komposisi Zat Gizi Umbi Talas Per 100 gram/g...13
Tabel 4.2 Komposisi dan Fungsi Bahan dalam Produk TAPARO ...15
Tabel 4.3 Rangkuman Produk Sejenis ...18
Tabel 5.1 Neraca Massa Perendaman ...20
Tabel 5.2 Neraca Massa Penyaringan ...21
Tabel 5.3 Neraca Massa Pengukusan ...23
Tabel 5.4 Neraca Massa Pengeringan ...24
Tabel 5.5 Neraca Massa Pencampuran ...25
Tabel 5.6 Komposisi Gizi dalam Ubi Talas ...26
Tabel 5.7 Neraca Energi Pengukusan ...28
Tabel 5.8 Neraca Energi Pengeringan ...30
Tabel 6.1 Kebutuhan dan Biaya CAPEX ...32
Tabel 6.2 Kebutuhan dan Biaya OPEX ...35
Tabel 6.3 Daftar Gaji KAryawan ...35
Tabel 6.4 Kebutuhan Utilitas ...36
Tabel 6.5 Pendapatan Kotor ...38
Tabel 6.6 Keuntungan/Profit ...39
Tabel 6.7 Payback Period ...39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 RINGAKSAN EKSEKUTIF
CV. Yentos Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pangan yang berfokus pada produksi pembuatan makanan hasil fermentasi yaitu tapai dengan merek dagang TAPARO.
Produk pertama yang diproduksi adalah TAPARO yaitu tapai dari bahan baku Talas (Colocasia esculenta). Lokasi penjualan produk tapai ditargetkan pada kecamatan Medan Kota kelurahan Padang Bulan yang lokasinya terdiri dari banyak rumah makan dan pasar serta terdapat Universitas Sumatera Utara sehingga terdapat banyak mahasiswa/i yang tinggal di kost yang dapat menjadi target konsumen.
EskulenTapai di produksi di pabrik yang berlokasi di Sumatera Utara, Medan Kota dengan target lokasi pemasaran adalah kawasan Sumatera Utara. Kapasitas produksi TAPARO mencapai 66.000 pack dimana tiap pack mengandung 200 gram dalam satu tahun dengan jumlah hari kerja sebanyak 7 hari per minggu atau 330 hari per tahun dengan 3 shift kerja untuk operator produksi dalam satu hari. Harga jual produk ditetapkan seharga Rp8.000,-/pack berisi 200 gram Tapai. Dana yang dibutuhkan dalam memulai usaha TAPARO diproyeksikan sekitar Rp.332.054.794,00 per tahun pertama. Break Even Point (BEP) diperoleh saat produk terjual sebanyak 17.903 Unit dan 27,125 %. Dengan kontribusi modal sebanyak 50% dari modal investasi mandiri dan 50% dari modal pinjaman bank dengan perkiraan jangka waktu pengembalian selama 0,0478 tahun atau sekitar 2 bulan lebih.
Tape merupakan makanan tradisional yang sangat dikenal di Indonesia. Tape biasanya terbuat dari bahan berupa beras ketan dan singkong yang di dalamnya terdapat karbohidrat. Tape adalah salah satu produk yang dihasilkan dari proses fermentasi, di mana terjadi suatu perombakan bahan-bahan yang tidak sederhana. Zat pati yang adadalam bahan makanan diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula, alkohol dan asam-asam organik dengan bantuan suatu mikroorganisme yang disebut ragi mikroorganisme fermentatif yang mengubah pati singkong menjadi alkohol dan gula sederhana menyebabkan tekstur tape menjadi lunak sehingga lebih mudah dicerna. Selain rasa, kualitas tape juga dapat ditentukan berdasarkan kadar alkohol yang dihasilkan yang dipengaruhi oleh lama fermentasi dan jenis ragi yang digunakan.
Selain merupakan produk makanan, tape juga salah satu produk hasil bioteknologi tradisional yang dilakukan dengan jalan fermentasi. Karena bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme, seperti bakteri, ragi, dan jamur, yang telah dirancang untuk menghasilkan produk atau komoditas yang memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia. Sedangkan fermentasi adalah suatu proses perubahan yang terjadi secara kimia pada substrat organik melalui kegiatan aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Fermentasi merupakan salah satu metode pengolahan dan pengawetan bahan pangan. Salah satu produk pangan hasil fermentasi adalah tape singkong.
1.2 KEBUTUHAN PASAR
Kebutuhan pasar akan keberadaan produk pangan hasil fermentasi saat ini ialah tapai yang memiliki manfaat lebih baik bagi tubuh. Tapai merupakan makanan fermentasi yang mudah ditemui dan berkhasiat seperti dapat membantu merangsang pertumbuhan berbagai bakteri baik, salah satunya probiotik di dalam usus yang akan melancarkan pencernaan pada tubuh. Sehingga produk EskulinTapai dapat diperdagangkan di kalangan ibu-ibu rumah tangga, anak kost, public figure sebagai brand ambassador dan masyarakat dari segala kalangan sebagai konsumen.
1.3 MANFAAT
Manfaat produk EskulenTapai ini yaitu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan produk pangan yang kaya akan rasa serta dapat bermanfaat bagi kesahatan tubuh.
Inovasi tapai dari umbi talas diciptakan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan pada kesehatan karena dapat meningkatkan kandungan gizi pada umbi talas karena hasil fermentasi pada talas ini dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat yang berperan untuk mengoptimalkan sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tapai dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh dan dapat mencegah terjadinya anemia, karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12.
1.4 KEUNTUNGAN KOMPETITIF YANG DITAWARKAN PRODUK
Keuntungan yang ditawarkan pada produk EskulenTapai adalah mampu memberikan tingkat kepuasan rasa dan khasiat yang ada pada tapai talas yang menjadi nilai tambah pada penikmat tapai. Tapai talas juga mengandung vitamin A, B1 dan sedikit vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas serta menjaga kesehatan pencernaan tubuh. Tapai talasini juga menggunakan bahan berkualitas tanpa bahan kimia apapun yang akan meningkatkan cita rasa tapai ubi ungu.
1.5 STRATEGI KOMERSIAL 1.5.1 PENGEMBANGAN PRODUK
Produk tape yang di produksi menggunakan talas yang memiliki kandungan dan rasa yang bisa menyaingi tapai singkong yang sudah sangat umum dipasarkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah agar penikmat tapai bisa mengetahui perbedaan kenikmatan dan khasiat dari tapai talas dan tidak bosan dengan produk pangan tapai dari singkong. Selain itu, dilakukan pengembangan produk melalui bungkus yang akan dibuat se-aman dan se-bagus mungkin misalnya dengan menggunakan kemasan kotak plastik yang lebih higienis dan mudah dibawa kemana saja.
1.5.2 PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN
Memasarkan produk di daerah Sumatera Utara, dan mulai menjajaki pasar se-Indonesia dan perluasan wilayah pemasaran ke pasar global dengan menjalin kerjasama dengan pengusaha/distributor dan melakukan ekspor mulai dari Asia Tenggara. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan hasil penjualan produk TAPARO.
1.5.3 KEGIATAN PROMOSI
Strategi pemasaran produk TAPARO ini dilakukan dengan dua cara yakni personal selling dan melalui media sosial (online). Pemasaran secara personal selling dilakukan dengan pengenalan produk dengan cara menghadirkan produk ke pameran-pameran UMKM dan mendistribusikan produk ke toko-toko atau pun minimarket. Sedangkan pemasaran secara online dilakukan dengan mendaftarkan produk pada platform e-commerce seperti Shopee dan
Tokopedia. Pengiklanan juga dapat dilakukan melalui sosial media seperti Instagram, Facebook, dan Tiktok.
1.5.4 STRATEGI PENETAPAN HARGA
Harga yang ditetapkan untuk penjualan produk TAPARO didapat dari hasil akumulasi bahan baku yang digunakan, proses produkasi dan pengemasan, maupun biaya yang digunakan untuk menggaji pekerja serta perbandingan dengan produk kompetitor serupa.
1.6 PEMBIAYAAN YANG DIBUTUHKAN
Pembiayaan yang dibutuhkan dalam business plan produk EskulenTapai ini adalah pembelian bahan baku, investasi alat, gaji karyawan, biaya transportasi, biaya pemasaran, dan biaya lainnya.
1.7 IDE BISNIS
Produk pangan merupakan produk kebutuhan pokok dan setiap harinya pasti dicari dan penggunaannya oleh masyarakat untuk konsumsi karena dibutuhkan untuk pemenuhan energi dan perbaikan gizi tubuh. Berbagai inovasi diciptakan untuk menarik pembeli untuk membeli demi meningkatkan kuantitas penjualan produk. Salah satunya adalah produk tapai yang dinilai bermanfaat untuk kesehatan dan tambahan gizi. Penggunaan bahan bahan alami terbaru menjadi pilihan agar membuat produk tapai menjadi menarik dengan mengganti bahan baku menjadi Talas.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN 2.1 DATA PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : CV Yentos Jaya Tbk.
Bidang Usaha : Pangan
Jenis Produk : TAPARO (Tapai dari Taro)
Alamat Perusaan : Jalan Pembangunan no. 129, Medan Kota, Padang Bulan 20155
Nomor Telepon: +62 853-4888-7129
Alamat Email : yentostaroroot@gmail.com
Situs Web : www.yentostaroroot.com
2.2 VISI DAN MISI 2.2.1 VISI
Menjadi perusahaaan produk farmasi terkemuka di indonesia dengan pertumbuhan berkesinambungan yang menyediakan produk-produk unggul yang sesuai dengan kebutuhan orang tua serta anak muda, dan melestarikan bahan-bahan dari alam untuk untuk dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat.
2.2.2 MISI
1. Mengajak dan menghimbau masyarakat untuk senantiasa hidup sehat, melalui penggunaan produk pangan dengan ketersedian yang melimpah.
2. Memanfaatkan sumber daya alam dengan kearifan lokal yang tersedia.
3. Produk yang lebih efisien dan inovatif.
2.3 STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Total karyawan CV. Yentos Jaya Tbk adalah 21 orang Jajaran perusahaan terdiri dari:
1. Direktur
Tugas : Bertugas untuk mengkoordinasi seluruh jajaran perusahaan dan memastikan setiap divisi bekerja dengan baik. Serta memegangtanggung jawab atas segala kegiatan di perusahaan.
2. Manager
Tugas: Bertanggung jawab atas perencanaan, mengkoordinasi proses kerja terkait dengan prosedur dan sistem administrasi yang diterapkan di perusahaan, merekrut dan melatih karyawan baru, memberikan penilaian dan evaluasi kinerja karyawan, serta bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perencanaan proses kerja sudah selesai dibuat.
Jumlah manager adalah 1 orang 3. Staf Bagian Pemasaran
Tugas: mempromosikan produk, memasarkan produk, melayani konsumen, memastikan produk sampai ke konsumen.
Jumlah Staff bagian pemasaran adalah 1 orang 4. Staf Bagian Produksi
Tugas: menghitung stok bahan baku, melakukan produksi dan pengemasan DIREKTUR
STAF PRODUKSI STAF
KEUANGAN STAF
PEMASARAN STAF
ADMINISTRASII
Jumlah Staff bagian produksi adalah 1 orang operator, yaitu 6 orang karyawan bekerja per shift dan total shift dalam satu hari adalah 3 shift.
5. Staf Bagian Keuangan
Tugas: menyediakan bahan baku, mengelola keuangan perusahaan, menyusun laporan keuangan secara rutin.
Jumlah Staff bagian keuangan adalah 1 orang
BAB III
KEBUTUHAN DAN IDE 3.1 TUJUAN BISNIS DAN TARGET PASAR
Adapun tujuan bisnis ini adalah menciptakan produk EskulenTapai dari bahan yang berbeda daripada umumnya yaitu Talas untuk meningkatkan nilai jual dari segi keterbaruan dan keunikan rasa yang menarik pelanggan untuk mencobanya. Tapai dari talas tidak hanya menyajikan rasa yang baru serta mengenyangkan saja namun juga dapat bertindak sebagai antioksidan yang menangkal radikal bebas. Produk ini dapat di konsumsi oleh semua kalangan umur baik anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua juga dapat memberikan rasa baru pagi penikmat tapai agar tidak bosan dengan rasa tapai singkong yang biasanya dijual. Target pasar dari produk ini adalah toko-toko sembako, pasar kaki lima, hingga kepada pengecer kemudian sampailah kepada para konsumen.
3.2 IDENTIFIKASI PRODUK
Dalam identidikasi produk, ada pertanyaan-pertanyaan yang harus dibuat, antara lain adalah :
1. Apa saja komposisi yang terdapat dalam produk.
2. Manfaat produk yang dihasilkan apakah berguna, penting atau untuk kesenangan.
3. Bagaimana harga yang cocok untuk dipasarkan.
4. Target apa yang harus dicapai atau tujuan dari produk.
5. Inovasi produk apa saja yang dapat dilakukan.
6. Siapa saja konsumen yang ditargetkan.
7. Dimana lokasi pemasaran yang cocok.
8. Keinginan yang diinginkan pada produk oleh konsumen.
9. Apa yang harus dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran.
10. Strategi pemasaran apa yang dilakukan.
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, perlu diidentifikasi produk seperti apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Berikut adalah daftar spesifikasi produk TAPARO yang dibutuhkan konsumen saat ini:
1. Tapai dengan bahan baku umbi talas (Colocasia esculenta)
2. Memiliki rasa yang digemari untuk dikonsumsi oleh berbagai kalangan.
3. Tapai bermanfaat untuk menyehatkan pencernaan dalam tubuh manusia.
4. Tapai yang dapat meningkatkan nilai gizi dan fungsi antioksidan bagi tubuh.
5. Tapai dari umbi talas dapat membantu pengeluaran racun atau detoksifikasi pada tubuh dikarenakan mengandung aflatoksin.
6. Memiliki yang memiliki harga terjangkau.
7. Tapai dapat bersaing di pasar dengan meningkatkan mutu dan gizi
8. Lokasi pemasaran cocok dilakukan di kalangan masyarakat, supermarket, maupun minimarket.
9. Tapai memiliki bau, warna, rasa, tekstur yang khas dan unik.
10. Strategi pemasaran produk dapat dilakukan melalui platform media sosial.
3.3 MANFAAT PRODUK
Produk TAPARO diharapkan dapat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan konsumsi produk pangan yang tidak hanya mengenyangkan dan memiliki rasa yang enak serta unik, namun juga dapat menyehatkan tubuh karena produk ini mengandung khasiat yang dapat membantu tubuh untuk detoksifikasi sehingga dapat menyehatkan pencernaan. Inovasi tapai dari taro ini diciptakan untuk mengatasi keterbatasan varian tapai yang biasanya terbuat dari singkong dan diharapkan dapat memberi manfaat kesehatan karena mengandung sejumlah nutrisi penting, termasuk serat, vitamin C, vitamin B6, mangan serta probiotik alami yang meningkatkan kualitas usus.
3.4 IDE-IDE MENTAH
Setelah melalui tahap wawancara, selanjutnya didaftarkan ide-ide berdasarkan wawancara dan literatur yang dibaca, antara lain adalah :
1. Tapai talas-singkong 2. Tapai talas-ketan 3. Tapai talas-pisang 4. Tapai talas-wijen 5. Tapai ubi ungu 6. Tapai ubi kuning
7. Tapai ubi merah 8. Tapai ubi putih 9. Tapai aroma vanilla 10. Tapai gula merah 11. Tapai gula halus 12. Tapai keju 13. Tapai susu 14. Roti tapai 15. Ice cream tapai
16. Proses pembuatan tape melalui proses perebusan talas 17. Proses pembuatan tape melalui proses pengukusan talas 18. Proses pembuatan tape ditambahan ragi
19. Tapai dengan harga yang terjangkau 20. Tapai dengan harga menengah 21. Tapai dengan harga mahal
22. Tapai yang menggunakan kemasan kantong plastik 23. Tapai yang menggunakan kemasan toples plastik 24. Tapai yang menggunakan kemasan toples kaca 25. Tapai yang menggunakan kemasan efesien
26. Tapai yang mengandung nilai gizi sebagai produk pangan 27. Tapai yang mengandung antioksidan
28. Tapai yang mengandung beta karoten
29. Tapai yang digemari oleh anak-anak dan remaja 30. Tapai yang digemari oleh orang dewasa dan orang tua
Setelah ada beberapa ide mentah yang telah diajukan maka akan dilakukan penyaringan terhadap ide tersebut. Ide-ide tersebut akan disaring menjadi beberapa bagian yang sesuai. Maka ide-ide mentah di atas kemudian dikelompokkan menjadi :
1. Tapai talas
- Komposisi (1,2,3,4,5,10,11,12,13) - Manfaat (26,27,28)
- Aroma (9)
2. Desain Proses (16,17,18)
3. Pengembangan produk/target pasar - Kemasan (22,23,24,25)
- Konsumen (29,30) - Harga (19,20,21)
4. Terobosan baru (6,7,8,14,15)
BAB IV
SELEKSI DAN PEMBUATAN PRODUK 4.1 KOMPOSISI PRODUK
4.1.1 TALAS
Talas atau taro merupakan tanaman umbi–umbian yang memiliki daun berbentuk perisai dan warna daun yang sangat bervariasi tergantung varietasnya. Pada setiap permukaan daun dan pelepah tanaman ini dilapisi oleh lapisan lilin untuk melindungi diri. Bentuk umbi talas (Colocasia escluenta) adalah lonjong sampai agak membulat dan berdiameter sekitar 10 cm.
kulitnya berwarna kecoklatan dan dagingnya berwarna putih keunguan. Talas tidak memerlukan pengairan dalam pertumbuhannya, sehingga dapat tumbuh dengan baik pada daerah kering dan basah. Ketersediaan air yang lebih dominan dan aerasi tanah yang baik akan menunjang pertumbuhan tanaman ini menjadi lebih baik lagi. Talas umumnya dapat tumbuh sepanjang tahun di sekitar daerah dataran rendah sampai dataran tinggi (Wasilah dkk., 2019).
Keberagaman pemanfaatan umbi talas diperlukan agar memaksimalkan sumber daya yang ada dan dapat menjadi produk olahan alternatif di pasaran. Kandungan karbohidrat pada talasberdasarkan data dari Direktorat Gizi Depkes RI pada tahun 2008 sebesar 23,79%, kandungan karbohidrat talas yang tinggi menjadikan talas dapat diolah menjadi makanan khas yang disebut tapai sebagai upaya penganekaragaman olahan talas (Sanjaya dkk., 2018).
Umbi talas merupakan bahan pangan yang rendah lemak, bebas gluten, dan mudah dicerna karena mengandung serat yang cukup tinggi untuk memperlancar kerja pencernaan.
Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Talas juga dapat diambil tepungnya untuk dipakai sebagai pengganti tepung terigu.
Dibanding ubi jalar dan ubi kayu, talas mempunyai keunggulan dalam kandungan protein, vitamin B1, unsur P, dan Fe yang lebih tinggi dan kadar lemak yang rendah. Umbi talas mengandung 13–19% karbohidrat dan 1,4% protein, juga mengandung kalsium, lemak, fosfor, zat besi, dan vitamin B. Umbi talas mengandung protein (1,5–3,0%), kalsium, fosfor, vitamin A dan C, serta pati pada talas mengandung 15–20% amilosa sehingga mudah dicerna karena dapat dipecahkan oleh gula ludah manusia (Wulanningtyas dkk., 2019).
Berikut disajikan kandungan gizi talas per 100 gram
Tabel 4.1 Komposisi Zat Gizi Umbi Talas Per 100 gram/g
Komposisi Nilai (per 100 gram)
Energi (kal) 98
Protein (gr) 1,9
Lemak (gr) 0,2
Karbohidrat (gr) 23,7
Kalsium (mg) 28
Fosfor (mg) 61
Besi (mg) 1
Vitamin A (mg) 20
Vitamin B1 (mg) 0,3
Vitamin C (mg) 4
Air (g) 73
z Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI (2005: 20)
Gambar 4.1 Umbi Talas (Colocasia escluenta) 4.1.2 RAGI TAPAI
Ragi tape merupakan populasi campuran yang terdiri dari spesies-spesies genus Aspergilius, Saccharomyces, Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobacter. Ragi tape
digunakan untuk pembuatan produk fermentasi seperti misal tape ketan dan tape singkong. Ragi tape berasal dari tepung beras yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain sehingga dapat membantu dalam proses fermentasi. Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol. Konsentarsi ragi yang berbada mempunyai jumlah inokulum yang berbeda pula sehingga menyebabkan perbedaan jumlah enzim amilase yang dihasilkan. Selama fermentasi, enzim amylase yang dihasilkan mikroorganisme akan memecah pati menjadi senyawa- senyawa yang lebih sederhana. Hal ini akan menyebabkan perubahan komposisi kimia yang berbeda dalam tape talas selama proses fermentasi. Salah satu mer ragi tape yang banyak di pasaran dan juga digunakan pada produk ini adalah ragi tape merk NKL.
Gambar 4.2 Ragi Tapai NKL 4.1.3 AIR
Dalam proses fermentasi tape terjadi reaksi antara air dengan pati yang disebut dengan hidrolisis. Proses hidrolisis ini memakan waktu lama sehingga membutuhkan katalis berupa enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme terdapat pada ragi yang digunakan. Pada proses fermentasi, terjadi proses pengubahan karbohidrat menjadi glukosa dan fruktosa, serta senyawa lain yang menghasilkan rasa manis. Juga, bakteri asam asetat seperti Acetobacter aceti melakukan metabolisme aerobik yang berperan dalam mengoksidasi alkohol dan karbohidrat menajdi asam asetat (Azzahra dkk., 2022).
Gambar 4.3 Air
Tabel 4.2 Komposisi dan Fungsi Bahan dalam Produk TAPARO
Bahan Komposisi (gram) Fungsi
Umbi Talas 6000 Bahan baku
Ragi Tapai 1 Bahan Penolong dalam
Fermentasi
Air 2000 Proses hidrasi pada talas
4.2 SPESIFIKASI PRODUK
a. Nama Dagang : TAPARO
b. Kemasan Produk : Wadah Plastik
c. Komposisi Produk :
Umbi Talas : 6000 gram
Ragi : 1 gram
Air : 2000 gram
d. Harga Produk :
1 Kemasan 100 gram : Rp8.000,00 e. Lokasi Pemasaran
Produk TAPARO direncanakan akan disalurkan ke toko harian atau toko kelontong, pasar, restoran lokal, kafe atau kedai kopi, online store dan melalui e-
comerce, bazzar pada event tertentu serta bekerja sama dengan pihak katering dan personal selling.
f. Promosi Produk
Promosi dilakukan dengan platform media social melalui konten video marketing dan informatif yang memuat video persuasif terkait produk TAPARO serta meminta ulasan positif dari pelanggan yang sudah membeli yang ditampilkan pada situs web dan media sosial. Selain itu promosi juga dilakukan dengan kemitraan lokal yaitu dari restoran atau kafe yang ikut menjual produk TAPARO sebagai pihak kedua.
g. Pengembangan Produk :
Membuat variasi ukuran dan rasa yang lebih beragam sesuai kebutuhan konsumen.
Melakukan peninjauan pasar terkait bahan yang dapat diperbaharui dalam pembuatan produk.
Membuat produk dengan design dan kemasan yang kekinian dan dapat di daur ulang.
h. Pembuatan Produk :
Proses penyortiran dan pembersihan talas
Pengupasan dan pencucian talas
Proses pemotongan dan perendaman talas
Proses pengukusan talas sampai lembut
Proses pengeringan dan pendinginan talas
Proses pemberian ragi pada talas
Proses fermentasi tapai selama 2 hari
Pencetakan merk dan persiapan kemasan
Proses pengemasan
4.3 KEMASAN PRODUK TAPARO
Gambar 4.4 Kemasan Produk TAPARO 4.4 KELEBIHAN PRODUK
Produk tapai yang terbuat dari talas memiliki beberapa kelebihan dan daya tarik tersendiri yaitu memilikin rasa yang dengan cita rasa yang manis dan sedikit beraroma, yang membuat produk ini menarik bagi pecinta makanan yang mencari variasi rasa yang berbeda. Tapai dari taro juga sumber nutrisi yang baik mengandung serat, vitamin C, vitamin B6, mangan, zat besi, kalium yang dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan. Dan memiliki probiotik alami eperti tapai pada umumnya yang dapat membantu meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dan sistem kekebalan tubuh serta dapat meningkatkan kualitas usus dengan mengimbangi flora bakteri di dalamnya, yang berpotensi mengurangi gangguan pencernaan seperti sembelit dan diare.
4.5 KEKURANGAN PRODUK
Karena belum lumrah di pasaran, produk tapai dari talas ini memiliki beberapa kekurangan yaitu mungkin tidak sesuai dengan selera semua orang karena rasa yang berbeda dengan tapai yang iasanya dipasaran yaitu tapai dari singkong. Selain itu tapai dar talas juga berpotensi menyebabkan alergi karena kandungan getah yang banyak yang mungkin menyebabkan individu tertentu memiliki alergi atau intoleransi terhadap talas.
4.6 POTENSI PASAR
Tapai adalah makanan tradisional yang berasal dari proses fermentasi bahan makanan tertentu. Ini adalah jenis makanan fermentasi yang umum di beberapa budaya di seluruh dunia, terutama di Asia Tenggara dan Asia Timur. Proses fermentasi dalam pembuatan tapai melibatkan mikroorganisme seperti ragi, bakteri asam laktat, atau jamur yang merombak bahan makanan menjadi produk yang berbeda secara kimia dan rasa. Tapai bisa dibuat dari
berbagai bahan makanan, termasuk beras, ketela, jagung, singkong, dan talas. Proses fermentasi mengubah karbohidrat dalam bahan makanan menjadi alkohol dan asam laktat. Ini memberikan rasa dan tekstur yang khas pada tapai. Rasa tapai bisa bervariasi dari manis hingga asam tergantung pada jenis bahan makanan yang digunakan dan lamanya fermentasi.
Karena mengalami fermentasi, tapai mengalami perubahan dan menghasilkan rasa yang manis dan mengandung alkohol dalam keadaan anaerob dengan bantuan jamur atau ragi.
Pembuatan tape dilakukan melalui proses fermentasi melibatkan konsorsium mikroorganisme.
Proses fermentasi tape diawali dengan hidrolisis pati oleh enzim amilase yang dihasilkan oleh kapang, khamir atau bakteri yang bersifat amilolitik. Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroorganisme untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan biopolimer. Tapai mempunyai keunggulan yaitu meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat, yang diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu tape dapat digolongkan sebagai sumber probiotik yang membantu proses pencernaan dalam tubuh.
4.7 KOMPETENSI
Rangkuman produk sejenis Tabel 4.3 Rangkuman Produk Sejenis
Merk Jumlah (Kemasan) Asal Harga (Rupiah) Tapai Raja Manis 200 gram
(Bungkus Plastik)
Jakarta Barat Rp26.000,00
Tapai Ciremai 2 kg
(Ember Plastik)
Kuningan Rp51.000,00
Tapai Istimewa cap Sari Manis
350 gram (Kotak Plastik)
Jakarta Barat Rp30.000,00
BAB V
PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN ENERGI
5.1 BLOCK DIAGRAM PEMBUATAN TAPARO
Gambar 5.1 Block Diagram Pembuatan
TAPARO
5.2
NERACA MASSA
Komponen
x
= Talas
y = Air
z = Yeast
Kapasitas Produksi = 8 kg/siklus
5.2.1 NERACA MASSA PERENDAMAN
F1 = 8 kg/siklus F2 = 120 kg/siklus
wx1 = 1 w1y = 0 F1
F3 F2
wx2 = 0 w2y = 1 Neraca Massa Total
F3 = F1 + F2
F3 = 8 + 120
F3 = 128 kg/siklus Neraca Massa Ubi Talas
F1w1x = F3wx3 8wx1 = 120w3x wx3 = 0,0667 w3y = 1- wx3 w3y = 0,9333
Tabel 5.1 Neraca Massa Perendaman
Komponen Aliran 1
(kg/siklus)
Aliran 2 (kg/siklus)
Aliran 3 (kg/siklus)
x 8 0 8
y 0 120 120
Total 8 120 128
5.2.2 NERACA MASSA PENYARINGAN
F3 = 128 kg/siklus F4 = 12 kg/siklus
F3 F5
F4
wx3 = 0,0667 w3y = 0,9333 wx5 = 0 w5y = 1 Neraca Massa Total
F5 = F3 - F4
F5 = 128 – 12
F5 = 116 kg/siklus Neraca Massa Ubi Talas
F3wx3 = F4w4x 128(0,0667) = 12w4x
wx4 = 0,7115
w4y = 1- 0,7115
w4y = 0,2885
Tabel 5.2 Neraca Massa Penyaringan
Komponen Aliran 3
(kg/siklus)
Aliran 5 (kg/siklus)
Aliran 4 (kg/siklus)
x 8 8 0
y 120 4 116
Total 128 12 116
5.2.3 NERACA MASSA PENGUKUSAN
F4 = 12 kg/siklus F6 = 120 kg/siklus
F9 F4
F8
F7 F6
F7 = 108,5 kg/siklus F8 = 10,3 kg/siklus
wx4 = 0,7115 w4y = 0,2885 wx6 = 0 wx6 = 1 wx7 = 0 wx7 = 1
Neraca Massa Total
F4 + F6 = F8 + F7 + F9
12 + 120 = 10,3 + 108,5 + F9
F9 = (12+120) - (108,5+10,3)
F9 = 13,2 kg/siklus
Neraca Massa Ubi Talas
F4w4x = F8wx8
12(0,2885) = 10,8 wx8
wx8 = 0,3205
w8y = 1-0,3205
w8y = 0,6789
Tabel 5.3 Neraca Massa Pengukusan Komponen Aliran 4
(kg/siklus)
Aliran 6 (kg/siklus)
Aliran 7 (kg/siklus)
Aliran 8 (kg/siklus)
Aliran 9 (kg/siklus)
x 8,538 0 0 3,3012 0
y 3,462 120 108,5 6,9988 13,2
Total 12 120 108,5 10,3 13,2
5.2.4 NERACA MASSA PENGERINGAN
F8 = 10,3 kg/siklus F11 = 9 kg/siklus
wx8 = 0,3205 w8y = 0,6789 wx10
= 0 w10y
= 1 Neraca Massa Total
F10 = F8 – F10 F10 = 10,3 – 8 F10 = 2,3 kg/siklus
Neraca Massa Ubi Talas
F8wx8 = F11wx11 10,3(0,3205) = 8 wx11
3,30115 = 8 wx11
wx11 = 0,4126
w11y = 1-0,4126
w11y = 0,5874
Tabel 5.4 Neraca Massa Pengeringan
Komponen Aliran 8 Aliran 10 Aliran 11
F8
F10 F11
(kg/siklus) (kg/siklus) (kg/siklus)
x 3,3012 0 3,3008
y 6,9988 2,3 4,6992
Total 10,3 2,3 8
5.2.5 NERACA MASSA MIXER
F11 = 8 kg/siklus
F12 = 0,001 kg/siklus
wx11 = 0,4126 w11y = 0,5874 wx12 = 0 wz10 = 1 Neraca Massa Total
F13 = F11 + F12 F13 = 8 + 0,01
F13 = 8,01 kg/siklus Neraca Massa Ubi Talas
F11wx11 = F13w13x 8(0,4126) = 8,01 wx13 3,3008 = 8,01 wx13
wx13 = 0,4121
w13y = 1- 0,4121
w13y = 0,5879
F12 F13
F11
Tabel 5.5 Neraca Massa Pencampuran
Komponen Aliran 11
(kg/siklus)
Aliran 12 (kg/siklus)
Aliran 13 (kg/siklus)
x 3,3008 0 3,3008
y 4,6992 0 4,6992
z 0 0,01 0,01
Total 8 0,01 8,01
5.2.6 NERACA MASSA FERMENTASI
Neraca Massa Total F13 = 8,01 kg/siklus F14 = 8,01 kg/siklus
wx13 = 0,4120 w13y = 0,5867 wx13 = 0,0013 wx14 = 0,4120 wx14 = 0,5867 wx14 = 0,0013 5.3 NERACA ENERGI
Kapasitas produksi : 8 kg/siklus Satuan Energi : kiloJoule (kJ) Satuan waktu : siklus
Satuan Cp : kJ/kg °C
Suhu basis : 0 °C
Suhu ruang proses : 28 °C
Cp Air : 4,2 kJ/kg °C
F13
F14
Panas Laten Air : 2230 kJ/kg
Cp kacang hijau dapat dihitung dengan persamaan :
� = 1,424 xℎ+ 1,549 xp + 1,675 xf + 0,837 xa + 4,187 xw (Heldman dan Singh,1981)
Dimana :
Xh = Fraksi massa karbohidrat Xp = Fraksi massa protein Xf = Fraksi massa lemak Xa = Fraksi massa abu Xw = Fraksi massa air
Tabel 5.6 Komposisi Gizi dalam Ubi Talas
Gizi Jumlah (g)
dalam 100 g
Fraksi massa (x)
Air 10,46 10,46
Abu 1,44 1,44
Protein 6,05 6,05
Lemak 3,95 3,95
Karbohidrat 76 76
Serat kasar 2,1 2,1
Cp= 1,424 (0,76) + 1,549 (0,0605) + 1,675 (0,0395) + 0,837 (0,0144) + 4,187(0,1046) Cp= 1,69213 kJ/kgoC
5.3.1 NERACA ENERGI PENGUKUSAN F9 F4
F8
F7 F6
Neraca Energi Total Masuk = H4+H6+Q
Keluar = H7+H8+H9 + Qloss
H4 = Ha4 + Hb4
H4 = Fx4 CpaΔT + Fy4 CpaΔT
H4 = 8,538 (1,692) (28-0) + 3,462 (4,2) (28-0) H4 = 404,5 + 407,13
H4 = 811,63 kJ/siklus
H6 = Hb6
H6 = Fa6 CpbΔT H6 = 120 (4,2) (28-0) H6 = 14.112 kJ/siklus
H9 = Hb9 + Hevb9 H9 = F9 CpbΔT + F9 L
H9 = 13,2 (4,2) (100-0) + 13,2 (2230) H9 = 5.544 + 29.436
H9 = 34.980 kJ/siklus
H7 = Hb7 H7 = F7 CpbΔT
H7 = 108,5 (4,2) (100-0) H7 = 45.570
H8 = Ha8 + Hb8
H8 = Fa8 CpaΔT + Fb8 CpaΔT
H8 = 3,3012 (1,69) (100-0) + 6,9988 (4,2) (100-0) H8 = 577,90 + 2.939,5
H8 = 3.517,396 kJ/siklus
Qloss = 5% Q
H4 + H6 + Q = H8 + H7 + H9 + Qloss
Q – Qloss = (3.517,4 + 45.570 + 34.980) – (811,63 + 14.112)
0,95Q = 69.143,77
Q = 72.782,92 kJ
Qloss = 3.639,15 kJ/siklus
Tabel 5.7 Neraca Energi Pengukusan
Masuk Keluar
4 6 Q 7 8 9 Qloss
T (oC) 28 28 100 100 100
F
(kg/siklus)
12 120 108,5 10,3 13,2
H Talas (kJ/siklus)
1.075,2 0 0 0
Q Aliran (kJ/siklus)
811,63 14.112 72.782,9 2
45.570 3.517,4 34.980 3.639,15
Neraca 87.706,55 87.706,55
5.3.2 NERACA ENERGI PENGERINGAN
Neraca Energi Total
Masuk = H8
Keluar = H10 + H11 + Qloss H8 = Ha8 + Hb8
H8 = Fa8 CpaΔT + Fb8 CpaΔT
H8 = 3,3012 (1,69) (100-0) + 6,9988 (4,2) (100-0) H8 = 557,9 + 2.939,5
H8 =3.497,4 kJ/siklus H10 = Hb10
H10 = F10 L H10 = 2,3 (2230) H10 = 5.129 kJ/siklus H11 = Ha11 + Hb11
H11 = Fa11 CpaΔT + Fb11 CpaΔT
H11 = 3,3008 (1,69) (30-0) + 4,6992 (4,2) (30-0) H11 = 167,35 + 592,1
H11 = 759,45 kJ/siklus H8 = H10 + H11 + Qloss
Qloss = 3.497,4 - (5.129 + 759,45) Qloss = -2391,45 kJ/siklus
Tabel 5.8 Neraca Energi Pengeringan F8
F10 F11
Masuk Keluar
8 10 11 Qloss
T (oC) 28 100 100
F
(kg/siklus)
10,3 2,3 8
H Talas (kJ/siklus)
1692 0 1.152
Q Aliran (kJ/siklus)
3.497,4 5.129 759,45 -2.391,45
Neraca 3.497,4 3.497,4
5.4 KONVERSI PROSES BATCH MENJADI KONTINU Dalam 1 siklus proses, waktu yang diperlukan adalah sebagai berikut:
- Pengupasan/pemotongan : 20 menit : 1 Unit mesin pengupas dan pemotong
- Perendaman /pencucian :10 menit : 1 unit tangka perendaman - Pengukusan : 30 menit : 1 unit tangki pengukus - Pengeringan : 10 menit : 1 unit tangki tray pengering - Pencampuran : 5 menit : 1 unit tangki pencampuran - Pengepakan : 15 menit : 1 unit mesin pengepak - Fermentasi : 24 jam : 1 unit rak fermentasi
Dalam proses kontinu, pengumpanan dilakukan sebanyak 5 kali dalam 1 hari dengan jeda waktu 2 jam. Dengan waktu jeda 3 jam, proses perendaman dan fermentasi membutuhkan unit parallel sebanyak jumlah umpan, sedangkan pada proses pengukusan, pengeringan, pencampuran dan pengepakan tidak memerlukan penambahan unit parallel. Perlengkapan yang dibutuhkan bilaa proses dilakukan kontinu
- Pengupasan/pemotongan : 1 unit mesin pengupas - Perendaman /pencucian : 1 unit tangki
- Pengukusan : 1 unit tangki pengukus
- Pengeringan : 1 unit tray pengering
- Pencampuran : 1 unit tangki pencampuran
- Pengepakan : 1 unit mesin pengepakan
- Fermentasi : 5 unit rak
BAB VI
ANALISIS EKONOMI 6.1 CAPEX (CAPITAL EXPENDITURE)
BIAYA FISIK PABRIK (PPC) Biaya Peralatan
Adapun kebutuhan dan biaya CAPEX ditunjukkan pada table 6.1 berikut:
Tabel 6.1 Kebutuhan dan Biaya CAPEX
Detail Jumlah Biaya Satuan Total Mesin
Pengupas dan Pemotong
1 Rp. 800.000,00 Unit Rp. 800.000,00
Tangki perendaman/
Pencuncian
1 Rp. 160.000,00 Unit Rp. 160.000,00
Tangki pengukus
1 Rp. 320.000,00 Unit Rp. 320.000,00
Tray pengeringan
1 Rp. 48.000,00 Unit Rp. 48.000,00
Tangki pencampuran
1 Rp. 80.000,00 Unit Rp. 80.000,00
Alat packaging 1 Rp. 40.000,00 Unit Rp. 40.000,00
Mesin pencetak merk
1 Rp. 400.000,00 Unit Rp. 400.000,00
Rak fermentasi 5 Rp. 80.000,00 Unit Rp. 400.000,00
Kompor 1 Rp. 240.000,00 Unit Rp. 240.000,00
Rp. 2.488.000,00
Biaya Instalasi
Biaya Instalasi = 70% x Biaya Peralatan
= Rp. 1.741.600,00 Biaya Pemipaan
Biaya pemipaan yang meliputi pipa utilitas diestimasikan berupa 10% dari biaya peralatan
Biaya Pemipaan = 10% x Biaya Peralatan
= Rp 248.800,00 Biaya Instrumentasi
Biaya Instrumen seperti pengukur suhu, waktu perkiraan 5% dari biaya peralatan Biaya Instrumentasi = 5% x Biaya Peralatan
= Rp 124.400,00 Biaya Instalasi Kelistrikan
Perangkaian listrik diperkirakan sebesar 5% biaya peralatan
Biaya Listrik = 5% x Biaya Peralatan
= Rp 124.400,00 Biaya Bangunan
Biaya bangunan diprediksi sebesar 60% dari biaya peraltan
Biaya Bangunan = 60% x Biaya Peralatan
= Rp 1.492.800,00 Biaya Tanah Dan Perbaikan
Biaya Tanah dan perbaikan dapat di estimasi sebesar 30% biaya peralatan Biaya Tanah dan Perbaikan = 30% x Biaya Peralatan
= Rp 746.000,00 Maka dapat dihitung nilai PPC sebagai berikut
PPC = Jumlah semua biaya fisik
= Rp 6.966.400,00
BIAYA LANGSUNG PEMBANGUNAN (DPC) Teknik Dan Konstruksi
Biaya teknik dan konstruksi diprediksi sebesar 10% biaya fisik Biaya Teknik dan Kontruksi = 10% x PPC
= Rp .696.640,00 Maka dapat kita hitung nilai DPC
DPC = PPC + Biaya Teknik dan Kontruksi
= Rp. 7.036.064,00 Upah Kontraktor
Dalam konstruksi, upah kontraktor diperkirakan akan sebesar 10% dari biaya pembangunan pabrik
Upah Kontraktor = 10% x DPC
= Rp. 703.606,40 Biaya Tak Terduga
Dalam sebuah konstruksi, tidak menutup kemungkinan terjadi hal tak terduga seperti material yang cacat atau kebutuhan tambahan yang dapat diperkirakan sebesar 10% biaya pembangunan pabrik
Biaya Tak Terduga = 10% x DPC
= Rp.703.606,40 CAPEX
CAPEX merupakan total biaya yang diperlukan dalam pembangunan yang termasuk biaya Fixed Capital dan Working Capital. Fixed Capital merupakan biaya yang tidak berubah dan biasanya sekitar 90% dari CAPEX.
Fixed Capital = DPC + Upah Kontraktor + Biaya Tak Terduga
= Rp 8.443.276,80
CAPEX = FC/90%
= Rp 9.381.418,67
6.2 OPEX (OPERATING EXPENDITURE) BIAYA PRODUKSI
Biaya Bahan Baku
Adapun kebutuhan dan biaya OPEX ditunjukkan pada table 6.2 berikut Tabel 6.2 Kebutuhan dan Biaya OPEX
Detai l
Kebutuhan Umpan/Siklu
s
Siklu s /Hari
Kebutuha n /Tahun
Biaya Total
Ubi Talas
8 5 13.200 kg Rp.15.000
/kg
Rp.198.000.000,0 0
Ragi Tape
0,01 kg 5 16,5 Rp.160.000 /
kg
Rp.2.640.000,00
Total Rp.200.640.000,0
0 Catatan = jumlah hari kerja dalam satu tahun adalah 330 hari Gaji
Tabel 6.3 Daftar Gaju Karyawan
Bidang Kerja Kebutuhan Upah Total
Produksi 15 (5x3 shift) Rp. 1.920.000 Rp.28.800.000
Pemasaran 1 Rp. 2.400.000 Rp. 2.400.000
Keuangan 1 Rp. 2.400.000 Rp. 2.400.000
Manager 1 Rp. 4.800.000 Rp. 4.800.000
Total Rp. 38.400.000,
Biaya Maintenance
Biaya maintenance diprediksi sebesar 10% dari fixed capital yang dijalankan setiap tahun
Biaya Maintenance = 10% x FC
= Rp. 844.327,68 Biaya Kebutuhan Khusus
Kebutuhan khusus seperti fasilitas kesehatan bila terjadi kecelakaan pada saat kerja ataupun pada kondisi maintenance. Biaya diprediksi sebesar 15% biaya maintenance
Biaya Khusus = 10% x FC
= Rp. 844.327,68 Biaya Utilitas
Kalor yang diperlukan = 72.782,92 kJ/siklus
= 20,22 kWh/siklus Tabel 6.4 Kebutuhan Utilitas Detail Kebutuhan
Umpan/Siklu s
Siklu s /Hari
Kebutuha n /Tahun
Biaya Total
Listri k
20,22 kWh 5 33.363
kWh
Rp.1013/
kWh
Rp.33.796.224,00
Air 0,24 m3 5 396 m3 Rp.1.3125/
m3
Rp.415.800,00
Total Rp.34.212.024
Catatan = jumlah hari kerja dalam satu tahun adalah 330 hari Biaya Gaji Lainnya
Biaya gaji seperti tunjangan hari raya sebesar 5% dari gaji karyawan
Biaya Gaji Lain = 5% x Gaji
= Rp1.920.000,00 Biaya Laboratorium
Biaya laboratorium yang menyangkut analisa-analisa diprediksi sebesar 10% dari gaji
Biaya Laboratorium = 10% x Gaji
= Rp3.840.000 Biaya Pengepakan
Biaya pengepakan diprediksi sebesar 5% dari bahan baku
Biaya Pengepakan = 5% x Bahan Baku
= Rp. 10.032.000,00 Biaya Pengiriman Dan Pengangkutan
Biaya Pengiriman dan pengangkutanbahan baku sebesar 10% dari bahan baku
Biaya Pengiriman = 10% x Bahan Baku
= Rp20.064.000,00 Biaya Depresiasi
Depresiasi memiliki nilai sebesar 10% dari Fixed Capital
Depresiasi = 10% x FC
= Rp. 844.327,68 Biaya Pajak
Pajak property dikenakan sebesar 2% dari Fixed Capital
Pajak Properti = 2% x FC
= Rp 168.865,54 Biaya Asuransi
Biaya asuransi ditetapkan sebesar 1% dari fixed capital
Biaya Asuransi = 1% x FC
= Rp.84.432,77 Maka dapat dihitung biaya produksi
Biaya Produksi = Jumlah Biaya Pendukung Proses
Produksi = 311.049.797,55
Administrasi
Administrasi dihitung sebesar 2% dari biaya produksi
Administrasi = 2% x Biaya Produksi
= Rp6.220.996,00
6.3 PENDAPATAN KOTOR Berat 1 kemasan produk = 0,2 kg
Harga 1 kemasan produk = Rp 8.000
Harga 1 kg produk = Rp 8000/0,2
= Rp 40.000
Tabel 6.5Pendapatan Kotor Jumlah/
umpan
Umpan/
hari
Jumlah /tahun
Biaya Total
Bahan Baku
Rp.200.640.000,00 Penjualan
Tape
8 5 13.200 kg Rp.40.000,00 Rp.528.000.000,00
Total Rp.327.360.000,00
Distribusi Dan Marketing
Distribusi dan marketing diprediksi sebbesar 2% pendapatan kotor Distribusi dan Marketing = 2% x pendapatan kotor
= Rp 14.784.000 Opex
OPEX = Biaya Produksi + Administrasi +Distribusi dan
Marketing = Rp. 332.054.794,00
6.4 KEUNTUNGAN/PROFIT
Profit = Penjualan Tempe – OPEX
Adapun keuntungan/profit ditunjukkan pada tabel 6.4 berikut : Tabel 6.6 Keuntungan/Profit
Total
Penjualan Tape Rp. 528.000.000,00
OPEX Rp. 332.054.794,00 Profit Rp. 195.945.206,00
6.5 PAYBACK PERIOD
Return of Investment (ROI) = Profit/CAPEX
Pay Out Time = CAPEX/Profit
Adapun payback period ditunjukan pada tabbel 6.5 berikut;
Tabel 6.7 Payback Period Total
CPEX Rp. 9.381.418,67
Return of Investment 2.088,65 % Pay Out Time 0,0478 tahun
6.6 HARGA JUAL PRODUK Produk dijual
Harga jual minimal = Rp 332.054.794,00 / 13.200 kg
Harga jual minimal = Rp 25.155,67/kg
Dalam satu kemasan berisi 0,2 kg produk, maka terdapat 5 pack/kg
Harga jual minimal = Rp. 5.031,13/pack
Harga jual + laba = Rp 5.031,13 + (Rp 5.031 x 40%) = Rp 7.043.59 Digenapkan menjadi Rp 8.000/pack
6.7 PERHITUNGAN BREAK EVENT POINT (BEP)
Modal Invenstasi Mandiri = 50% x Biaya Modal/tahun
= 0,5 x Rp. 332.054.794,00
= Rp 166.027.397,00
Modal Pinjaman Bank = 50% x Biaya Modal/tahun
= 0,5 x Rp. 332.054.794,00
= Rp 166.027.397,00
Biaya Tetap (Fixed Cost) = Total FC (termasuk biaya utilitas, depresiasi, pajak, asuransi, konstruksi)
= Rp 72.950.794
Biaya Variabel (Variabel Cost) = Total VC (termasuk biaya bahan baku, upah, distribusi, komisi penjualan, dan biaya overhead
= Rp.259.064.000
Selling Price (P) = Rp 8.000
Produksi per tahun = 66.000 pack Total Penjualan 1 Tahun (s) = Rp8.000/pack x 66.000 pack
= Rp528.000.000,00 Biaya Variabel Unit (VC) =VC/Unit
=Rp 311.007.588,36/66.000
= 3.925,21 BEP Unit dan %BEP
BEP Unit = FC
(P−VC)
BEP Unit = 72.950.794
(8.000−3.925,21)
BEP Unit = 17.903 Unit
%BEP = 17.903
66.000×100 %
%BEP = 27,125%
BEP Rupiah
BEP Rupiah =
FC 1−VC
S
BEP Rupiah =
72.950.794 1−−259.064 .000
528.000.000
BEP Rupiah = Rp. 143.223.738,10
DAFTAR PUSTAKA
Oktaviana, A. Y., D. Suherman, dan E. Sulistyowati. 2018. Pengaruh Ragi Tape terhadap pH, Bakteri Asam Laktat dan Laktosa. Jurnal Sain Peternakan Indonesia 10(1) : 22-31.
Sanjaya, A.R., A. H. Mulyati dan P. Citroreksoko. 2019. Diversifikasi Talas Bogor (Colocasia Esculenta (L) Schott) Sebagai Upaya Olahan Produk Tapai Khas Bogor. Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup 18(2) : 72-77.
Sastika, N., L. Fridayati dan W. Gusnita. 2017. Kualitas dan Umur Simpan Tepung Talas dengan Teknik Pengeringan yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Pariwisata dan Perhotelan.
Universitas Negeri Padang.
Siletty, L., Polnaya, F. J., & Moniharapon, E. (2022). Karakteristik Kimia Tepung Umbi Talas (Colocasia esculenta) Kultivar Tanimbar dengan Lama Fermentasi. AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian, 11(1), 48-53.
Utomo, D., C. Novia, Syaiful dan M. Syafiih. 2018. Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melalui Diversifikasi Olahan Tape Singkong. Jurnal Teknologi Pangan 9 (2): 138-142.
Wasilah, D. D., P. Paransucia, I. M. Akbar dan I. F. Amalia. 2019. Olga Talas (Dodol Garut Berbahan Dasar Talas). Business Innovation & Entrepreneurship Journal 1(2) : 98-101.
Wulanningtyas, H. S., M. Sabda, M. Ondikeleuw dan Y. Baliadi. 2019. Keragaman Morfologi Talas (Colocasia esculenta L.) Lokal Papua. Buletin Plasma Nutfah 25(2):23–30.
Zainal, B., F. Aini dan R. Ulandari. 2016. Uji Kadar Alkohol pada Tapai Ketan Putih dan Singkong Melalui Fermentasi dengan Dosis Ragi yang Berbeda. Jurnal Biota 2 (1) : 106- 111.