Jasa ekspedisi merupakan salah satu jasa yang dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 23 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh Nomor 36 Tahun 2008). Dari hasil penyelidikan dapat disimpulkan bahwa pengenaan pajak penghasilan atas jasa angkutan kargo pada PT Meratus Indonesia cabang Surabaya telah sesuai dengan Undang-Undang No.
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang kena pajak atas penghasilan yang diterima atau diperkirakan dalam suatu tahun pajak. Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) adalah pemotongan atas penghasilan yang diterima atau dikumpulkan oleh wajib pajak daerah, serta oleh tempat-tempat usaha tetap dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang berasal dari modal, yang memberikan jasa atau melakukan kegiatan selain dari itu. dipotong dari pajak penghasilan pasal 23. 21, termasuk dividen, royalti, hadiah dan imbalan. Penelitian ini mengacu pada penelitian Septi Riska Daulay sebelumnya mengenai PPh pasal 23 yang berjudul “Analisis Perhitungan, Pemotongan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT.
Silkargo Cabang Makasar” dan penelitian Idarni Harefa yang berjudul “Analisis Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Angkutan Barang Pada PT.
PENDAHULUAN
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat penelitian
- Sistematika Penulisan
Penelitian ini dapat menjadi kontribusi bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja keuangan perusahaan guna meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya bidang akuntansi khususnya yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Septi Riska Daulay
A.Aulidya Bahar
Idarni Harefa
Landasan Teori
- Konsep Dasar Pajak
- Pengertian Pajak
- Fungsi Pajak
- Jenis-jenis Pajak
- Pengaruh Pajak Terhadap perusahaan
- Syarat Pemungutan Pajak
- Pengertian Penghasilan dan dan Pajak Penghasilan
- Penghasilan
- Pajak Penghasilan
- Pajak Penghasilan (PPh Pasal 23)
- Pemotong Pajak Penghasilan pasal 23
- Objek dan tarif Penghasilan Pasal 23
- Pengecualian Objek Pajak Penghasilan Pasal 23
- Pengertian Jasa Freight Forwarding
- Mekanisme Jasa Freight Forwarding
- Perlakuan PPh 23 atas jasa Freight Forwarding
- Dasar Hukum
- Ketentuan Pajak untuk Perusahaan Pelayaran
Undang-undang Pajak Penghasilan (IPH) mengatur tentang pengenaan pajak penghasilan terhadap badan kena pajak sehubungan dengan penghasilan yang diterima atau dihitung dalam suatu tahun pajak. Dasar hukum pajak penghasilan adalah undang-undang no. Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan (ITT) yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1984. Menurut Mardiasmo, ketentuan dalam Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan mengatur tentang pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan kantor pusat tetap yang berasal dari modal, kinerja jasa atau organisasi kegiatan.
PPh pasal 23 adalah pemotongan atas penghasilan yang diterima atau dikumpulkan oleh wajib pajak daerah (orang pribadi atau badan), serta badan tetap dengan nama apapun dan dalam bentuk apapun yang berasal dari modal, yang memberikan jasa atau melakukan kegiatan usaha. . PPh Pasal 21, meliputi dividen, royalti, hadiah dan imbalan, sewa, penghasilan sehubungan dengan penggunaan harta, dan imbalan jasa tertentu. Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak, tarif pemotongannya lebih tinggi seratus persen dari tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Sifat Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pemotongan, dalam artian penerima manfaat Pajak Penghasilan Pasal 23 melakukan pemotongan sebelum Pajak Penghasilan Pasal 23 dari pemberi penghasilan.
Hadiah, penghargaan, tantiem dan sejenisnya, selain yang dipotong dari Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21. Namun apabila surat wesel itu dibuat (dipecah) tersendiri, maka sebagian dari surat wesel itu dapat dikenakan Pasal 21. 23 Pengurangan Pajak Penghasilan Pajak yang penghasilannya diterima atau diperoleh sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya persentase pemotongannya lebih tinggi seratus persen dari tarif sebagaimana dimaksud pada ayat 1).
Berdasarkan ketentuan hukum tersebut di atas, maka diterbitkan PMK No. 244 Tahun 2008 sehubungan dengan jenis jasa lainnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang – Undang No. mengandung unsur persewaan harta benda dan/atau jasa lainnya yang dikenakan PPh Pasal 23, maka tagihan penerusan dapat dipotong dari Pasal 23 PPh.
Melakukan pemotongan atas pajak penghasilan yang terutang pada saat pembayaran atau nilai pengganti atau imbalan yang terutang. Memberikan bukti pemotongan pajak penghasilan atas penghasilan pelayaran dalam negeri atau final, kepada pihak yang menerima atau memperoleh penghasilan.
Kerangka Konseptual
Penghasilan dari perusahaan pelayaran lain dan tidak diatur sebagaimana diuraikan di atas mengharuskan Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai berikut. Pembayaran pajak penghasilan yang terutang pada kantor pos atau bank penagihan dan giro paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan penerimaan penghasilan, dengan menggunakan setoran pajak yang bersifat final. Wajib Pajak wajib melaporkan setoran tersebut kepada Kantor Pajak paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan diterimanya penghasilan.
Research Question dan Model Analisis
- Research Question
- Main Research Question
- Mini Research Question
- Model Analisis
- Bagan Model Analisis
Diagram model analisis PPh Pasal 23 pada perusahaan jasa pengiriman barang (studi kasus PT. Meratus Indonesia Cabang Surabaya). Bagaimana mekanisme pemotongan PPh Pasal 23 untuk jasa pengiriman barang di cabang PT. Meratus Indonesia Surabaya sesuai dengan UU PPh no.
Afiliasi Meratus Indonesia Surabaya Tahun 2017, sehubungan dengan penggunaan harta kekayaan berdasarkan Peraturan Afiliasi Meratus Indonesia Surabaya No. Tahun 2017 terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP, Hj. Afiliasi Meratus Indonesia Surabaya telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu UU No.
Meratus Indonesia Cabang Surabaya menyewa jasa teknis dari Hj Pradika dengan biaya sewa sebesar Rp. Meratus Indonesia Cabang Surabaya mempekerjakan Bpk. Akbar dg jasa parsel Lau dengan biaya sewa Rp. Meratus Indonesia Cabang Surabaya menyewa jasa supervisor yang dimiliki oleh Bpk. Iskandar dengan nilai sewa Rp.
Meratus Indonesia Cabang Surabaya menyewa jasa branding yang dijalankan oleh Bpk. Akbar dgLau dimiliki dengan nilai sewa Rp. Meratus Indonesia Cabang Surabaya menyewa jasa transportasi yang dijalankan oleh Bpk. Akbar Dg Lau dimiliki dengan nilai sewa Rp. Meratus Indonesia cabang Surabaya menyewa jasa transportasi darat milik Kusmahadi Setya Jaya dengan nilai sewa Rp.
Desain Studi untuk Penelitian Kualitatif
Kerangka Proses Berpikir
Pendekatan Penelitian
Jenis dan Sumber Data
- Jenis Data
- Sumber Data
Batasan dan Asumsi Penelitian
- Batasan Penelitian
- Asumsi Penelitian
Unit Analisis
Dalam penelitian ini, penulis menetapkan unit penelitian sesuai dengan permasalahan yang dikaji terkait dengan identifikasi pajak penghasilan pada sumber Pasal 23.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisa Data
Pradika dengan pelayanan teknis memiliki total nilai objek pajak sebesar Rp. kemasan) adalah total nilai barang pajak Rp.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran umum PT. Meratus Indonesia Cabang
Meratus Indonesia merupakan perusahaan pelayaran multinasional, dimana perusahaan ini telah menjalin kerjasama dengan berbagai negara, antara lain negara-negara di Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura dan negara-negara Australia seperti Darwin, Port Hedland, Dampier. Didirikan pada tahun 1957, Meratus Line adalah perusahaan pelayaran Indonesia pertama yang mengoperasikan layanan pengiriman peti kemas khusus pada tahun 1990. Meratus adalah perusahaan pelayaran Indonesia terintegrasi yang menyediakan solusi transportasi jaringan dan point-to-point.
Mengoperasikan jaringan layanan kapal yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia dan didukung oleh kantor-kantor di seluruh Indonesia, Meratus sangat menekankan pada keselamatan, kualitas, dan fokus pada pelanggan. Meratus Line memiliki dan mengoperasikan lebih dari 30 kapal dan sebagian besar kapal sewaan, peralatan penanganan kargo khusus, dan kontainer modern. Guna memperoleh tenaga kerja yang handal dan profesional di bidangnya, perusahaan fokus pada pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui penyelenggaraan pelatihan.
Perusahaan terus berkembang hingga saat ini Meratus bergerak di beberapa sektor pelayaran/transportasi di Indonesia.
Lokasi dan Struktur Manajemen
- Lokasi PT. Meratus Indonesia Cabang
- Struktur Manajemen PT. Meratus Indonesia
Visi dan Misi PT. Meratus Indonesia Cabang Surabaya
- Visi PT. Meratus Indonesia Cabang Surabaya
- Misi PT. Meratus Indonesia Cabang Surabaya
Struktur Organisasi PT. Meratus Indonesia Cabang
Direktur utama mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta memberikan nasihat kepada direksi dan pengawas dalam pelaksanaan tugasnya. Spv Armada bertugas dan bertanggung jawab mengendalikan kinerja pengelola armada dalam pengiriman barang, mengatur ketepatan waktu pengiriman barang dan mengendalikan kesesuaian kendaraan, memproses administrasi pengiriman. Bertanggung jawab menangani pajak bulanan dan tahunan dengan menggunakan e-SPT semua pajak, E-Billing, E-Faktur, E-Filling.
Memproses dan mencatat transaksi utang perusahaan dan memastikan semua faktur dan penggantian biaya karyawan sudah benar.
Lingkup Kerja PT. Meratus Indonesia Cabang Surabaya . 52
Jasa angkutan darat adalah jasa pemindahan barang/kargo dengan sistem angkutan jalan door to door dimana barang dikirimkan dari lokasi pemilik/penjual/gudang ke lokasi yang diinginkan pemilik/gudang pembeli dengan menggunakan angkutan darat kereta api atau truk (melalui kereta api atau truk). baik jarak pendek (antar kota) maupun jarak jauh (antar provinsi). Jasa pialang kapal dan sewa kapal menyediakan jasa penyewaan kapal, baik besar maupun kecil, bagi konsumen yang ingin memasok barang-barang khusus seperti bahan baku dalam segala bentuk dan bentuk untuk tujuan dalam dan luar negeri. memiliki kapal atau pesawat untuk mencari konsumen yang ingin menyewa kapal atau pesawatnya. Samudra mempunyai jaringan kerjasama internasional dengan perusahaan penyewa kapal dan perusahaan penyewa kapal (ship owner).
Nilai Objek Pajak atas Jasa Freight Forwarding pada
Pradika dipotong PPh Rp 162.400, Pak. Akbar dg Lau dipotong PPh Rp 124.000, Adijaya Rp.
Perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa Freight Forwarding pada
Pelaporan
Hasil Analisis
Pembahasan
- Komposisi Teori dan Empirik
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Meratus Indonesia Cabang Surabaya tetap menjaga dan menerapkan diskon PPh 23 untuk setiap layanan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 244/PMK.03/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Jenis Jasa Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c Nomor Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 1983 2008. Adanya peraturan perpajakan yang jelas, sehingga seluruh wajib pajak yang bergerak di industri Freight Forwarding menjadi lebih jelas dalam mengikuti/menaati peraturan yang ada dan petugas pajak menjadi lebih jelas dalam pelaksanaan peraturan yang ada.
Diharapkan perusahaan yang bergerak di industri forwarding dapat lebih memahami mengenai pengenaan pajak penghasilan. Meratus Indonesia Cabang Surabaya, hendaknya melakukan penelitian terhadap lebih dari satu jenis pajak penghasilan dengan beberapa periode berjalan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Direktorat Jenderal Pajak, UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2008 tentang Jenis Jasa Lainnya dan Perkiraan Penghasilan Bersih Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf c Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 36 Tahun 2008 Prakoso, Kesit Bambang.