FAKTOR – FAKTOR PEMBERIAN KREDIT TANPA AGUNAN (KTA) PADA PT. BANK BNI 46 (PERSERO) TBK KANTOR
CABANG UTAMA MAKASSAR
Haslinda1, Sudirman2, Muh. Fuad Randy3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
ABSTRACT
The research aims to analyze the 5c factor to the uncursed credit at PT. Bank BNI 46 (Persero) Tbk Makassar main branch. The data used qualitative and quantitative. The method of collecting data were observation, interview, documentation, and questionnaire while the technique of data analysis used descriptive and multiple regression linear. The result shows that R2 is 0.761 means the independent variables: character, capacity, capital, collateral and condition are able to explain 76,1% of dependent variable behavior for credit in PT. Bank BNI 46 Makassar main branch. The rest 23.9% is caused by other variables that do not include the model. It could be concluded that character, capacity, capital, collateral and condition acted as the most important factors in granting of credit at PT.Bank BNI 46 Makassar main branch. But the most dominant factor is condition of economy.
Keywords: 5C factors, and uncursed credit (KTA).
PENDAHULUAN
Perubahan dalam dunia usaha di Indonesia, tidak lepas dari kewajiban pemerintah yang telah memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk mengembangkan perusahaannya seluas–
luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran pembangunan nasional. Sasaran pembangunan nasional adalah pemerataan pertumbuhan stabilitas nasional serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mencapai hal yang dimaksud, salah satu usaha yang dapat dilakukan pihak swasta adalah memperbesar volume usaha dibidang pemasaran yaitu misalnya dengan mencari pelanggan baru yang ingin melakukan investasi. Maka dari itu perusahaan juga harus mencari dana ekstra, guna melaksanakan kebijaksanaan investasi baru. Salah satu cara untuk mendapatkan dana adalah dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain seperti pada lembaga keuangan bank.
Menurut Untung (2013) “Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 1, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan atau tabungan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Kredit di dalam fungsi usaha bank merupakan fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang dan melakukan pembelian produk dan membayar kembali dalam jangka waktu yang ditentukan.
Berdasarkan uraian tersebut penulis melakukan penelitian yang berjudul “Faktor - Faktor Pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar”.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1) Apakah faktor character, capacity, capital, collateral, dan condition secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar?. 2) Faktor manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap Pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar?
Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1) Untuk mengetahui pengaruh faktor character, capacity, capital, collateral, dan condition terhadap Pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar. 2) Untuk mengetahui faktor yang
berpengaruh paling dominan berpengaruh terhadap Pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar.
TINJAUAN LITERATUR
Bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan keuangan pada umumnya yang didirikan dengan wewenang untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai bank note.
Menurut Kasmir (2014) bank adalah badan usaha yang menghimoun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dan memberikan jasa bank lainnya.
Kredit adalah menyediakan uang atau tagihan berdasarkan yang telah disepakati mengenai pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mengharuskan pihak peminjam untuk melakukan pembayaran dengan jumlah bunga sebagai imbalan.
Sedangkan menurut Untung (2013)
“menjelaskan bahwa Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan Pasal 1 ayat 12, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat diper
Samakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.
Perkreditan melibatkan beberapa pihak seperti debitur (penerima kredit), kredit (bank), serta pemerintah. Oleh karena itu, menurut Muljono (2014), “manfaat kredit dapat diketahui dari setiap orang yang memiliki pinjaman sesuai dengan kebutuhannya itu sendiri” : 1) Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan debitur yaitu sebagai sumber dana atau modal bagi suatu perusahaan. 2) Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan bank dalam
melaksanakan fungsi sebagai perantara keuangan (financial intermidiary)
Manfaat perkreditan juga dapat diketahui dari sudut kebutuhan pemerintah, kredit dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara makro.
Jenis – jenis kredit : 1) Jenis kredit secara umum yaitu : a) Kredit Komersial dan b) Kredit Konsumen. 2) Jenis kredit yang ditawarkan di Bank BNI: a) BNI Griya, b) BNI Griyamultiguna, c) BNI Fleksi atau KTA, d) BNI Fleksi Pensiun
Kredit Tanpa Agunan adalah pinjaman yang diberikan bank dalam bentuk uang tunai, yang bisa dimiliki tanpa memberikan jaminan.
Dalam hal ini Kredit Tanpa Agunan dapat digunakan untuk berbagai keperluan dari pemohon antara lain : 1) Biaya renovasi rumah, 2) Biaya pernikahan, 3) Biaya pendidikan, 4) Biaya pengobatan, 5) Modal usaha atau bisnis.
Hipotesis yang diajukan sehubungan dengan permasalahan dalam penelitian adalah:
1) Diduga bahwa 5C kredit (character, capacity, capital, collateral, dan condition) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama di Makassar. 2) Diduga pula bahwa condition merupakan yang dominan berpengaruh terhadap Pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan data populasi dan sampel yakni pegawai Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar yang berhubungan secara langsung dalam pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA), yang bertujuan menganalisis hubungan – hubungan yang berpengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya, atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
Penelitian ini dirancang dengan memadukan jenis data kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk menjelaskan secara deskriptif variabel penelitian, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis data dan informasi secara kuantitatif dengan menggunakan skor nilai dari jawaban
responden, yang selanjutnya diolah dengan program SPSS.
Penelitian ini dilaksanakan pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No.1 Makassar. Waktu penelitian selama 2 bulan, yaitu dari bulan September sampai dengan November 2019.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Data kualitatif, yaitu data terdiri dari pernyataan, penjelasan dari laporan wawancara, wawancara, kuesioner atau temuan lapangan yang tidak terdiri dari angka dan dianalisis untuk membantu interpretasi penelitian. Tipe data ini berasal dari sumber primer. b) Data kuantitatif, yaitu data terdiri dari angka-angka yang berasal dari sumber data sekunder, baik dalam bentuk dokumen yang relevan, laporan ilmiah atau terbitan berkala
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari: a) Data primer adalah jenis data yang diperoleh langsung dengan metode survey, kuesioner, dan wawancara langsung dengan nasabah, karyawan serta pimpinan PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar. b) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Data sekunder berupa data-data laporan yang dibuat oleh PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar terutama yang berhubungan dengan data nasabah serta berbagai jenis laporan dan data sekunder lainnya.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut: a) Observasi, yaitu penelitian secara langsung pada objek penelitian, di mana data yang diperoleh berdasarkan hasil survei di lapangan.
b) Wawancara, yaitu tanya–jawab yang dilakukan secara langsung kepada responden terutama yang berkaitan dengan permasalahan pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar. c) Dokumentasi, yaitu berupa data-data yang diperoleh secara tertulis dari perusahaan yang sudah diolah sebelumnya, seperti dokumen- dokumen personalia, dan lainnya. d) Kuesioner, yaitu mengumpulkan data dengan cara memberikan pertanyaan melalui daftar pertanyaan kepada responden yang dipilih, yaitu sesuai kepada sampel yang dipilih.
Populasi adalah sekumpulan individu yang sejenis yang berada pada wilayah tertentu
dan pada waktu yang tertentu pula. Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah pegawai Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar yang berhubungan secara langsung dalam pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) yakni sebanyak 31 orang.
Oleh karena populasi dalam penelitian ini jumlahnya kecil hanya sebanyak 31 orang pegawai Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar, maka seluruhnya dijadikan sampel (sampel jenuh atau sampel 100%), sesuai pendapat Sugiyono (2012).
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel independen atau variabel yang mempengaruhi, yang terdiri dari dua variabel, yaitu character (X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4), dan condition (X5), dan satu variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi, yaitu Efektivitas Pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) (Y).
Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode: 1) Analisis deskriptif yang dimaksud adalah sesuatu yang diberikan gambaran secara umum dalam menyelesaikan kredit macet khususnya pada Kredit Tanpa Agunan (KTA) pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama di Makassar. 2) Analisis regresi linier berganda adalah alat analisis yang digunakan untuk menilai dampak dari faktor-faktor yang mempengaruhi kredit pada saat yang sama. bermasalah pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama di Makassar.
Formula yang digunakan, sesuai Sugiyono (2013) seperti dibawah ini :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ b4 X4 + b5 X5 + e
Di mana:
Y = Pemeberian Kredit X1 = character
X2 = capacity X3 = capital X4 = collateral X5 = condition a = konstanta b1, b2, b3, b4, dan b5 = adalah koefisien regresi.
e = standard error of estimate
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, yang disorot adalah pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang ada pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar, dan ingin diketahui bagaimana pelaksanaan Faktor 5C tersebut dalam pemberian kredit kepada nasabah.
Faktor 5C, terdiri dari: 1) Character (X1) adalah menyangkut watak, kepribadian atau moral nasabah (debitur), yang nampak dalam karakteristik pribadi yang positif dan kooperatif dan juga rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi, sebagai anggota komunitas atau sebagai manajer bisnis.
Karakter diukur dengan skala Likert yang terdiri dari lima level (5-1). 2) Capacity (X2) Karakteristik pribadi yang positif dan kooperatif dan juga rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi sebagai pribadi, sebagai anggota komunitas atau sebagai manajer bisnis. Karakter diukur dengan skala Likert yang terdiri dari lima level (5-1). 3) Capital (X3) adalah menyangkut penilaian terhadap nasabah yang berhubungan dengan nilai modal usaha yang dimiliki. Capital diukur dengan skala Likert lima tingkat (5-1).
4) Collateral (X4) adalah menyangkut penilaian terhadap nasabah dalam hubungannya dengan barang-barang jaminan (agunan) yang diserahkan sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Collateral diukur dengan menggunakan skala Likert, lima tingkat (5-1). 5) Condition of economic (X5) adalah menyangkut penilaian terhadap nasabah dalam hubungannya dengan keadaan usahanya pada saat kondisi sosial ekonomi atau politik dalam keadaan stabil, krisis, bergolak atau dalam hubungannya dengan sosial budaya.
Condition diukur dengan skala Likert lima tingkat (5-1).
Kelima variabel di atas merupakan variabel independen (bebas) sedangkan variabel dependen (terikat) disini adalah pemberian kredit. Dengan demikian model hubungan fungsional dari variabel yang dijelaskan di atas dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = f (X1, X2, X3, X4, X5)
Berdasarkan hubungan fungsional tersebut, maka dalam kasus ini model regresi dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
Dimana :
Y = Efektivitas Kredit X1 = Character X2 = Capacity X3 = Capital X4 = Collateral X5 = Condition
b1 – b5 = koefisien regresi b0 = konstanta.
e = standar error
Semua data diolah dengan menggunakan bantuan perangkat lunak (software) computer program aplikasi SPSS for Windows 22.0.
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dari 31 orang responden dilihat sebagai berikut:
Tabel 1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin
Jumlah responden (orang)
%
1 Pria 19 61,3
2 Wanita 12 38,7
Jumlah 31 100
Sumber: Data primer diolah (2019) Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin pria lebih banyak yaitu berjumlah 19 orang (61,3%) dibandingkan responden wanita yang berjumlah 12 orang (38,7%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam penanganan kredit KTA pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar kebanyakan ditangani oleh karyawan laki-laki, namun jumlah karyawan perempuan juga cukup memadai.
Karakteristik responden berdasarkan umur dari 31 orang responden dilihat sebagai berikut:
Tabel 2. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur
No. Umur Jumlah
Responden
%
1 ≤ 20 Tahun 2 6,45
2 21 – 25 Tahun
– 5 Tahun 6 19,35
3 26 - 30Tahun 12 38,7
4 31 – 35 Tahun 7 22,58
5 36 – 40 Tahun 3 9,7
6 >40 Tahun 1 3,22
Jumlah 31 100
Sumber: Data primer diolah (2019)
Berdasarkan data tabel 2, dapat dilihat bahwa responden terbanyak adalah responden yang berusia 26 – 30 tahun yaitu berjumlah 12 orang (38,7%). Kemudian disusul responden usia 31 – 35 tahun yaitu 7 orang (22,58%).
Selain itu, perbedaan responden tidak terlalu jauh yaitu usia 21 – 25 tahun 6 orang (19,35%), usia 36 – 40 tahun 3 orang (9,7%), usia ≤ 20 tahun 2 orang (6,45%), dan usia > 40 tahun 1 orang (3,22%). Dari data tersebut menunjukkan bahwa dalam penanganan kredit KTA pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar, rentang umur karyawan yang terbanyak adalah rentang umur 26 – 40 tahun, yakni sebanyak 22 orang atau sekitar 71 persen dimana umur tersebut sudah dianggap sangat matang dalam melakukan suatu tindakan secara hukum.
Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dari 31 orang responden dilihat sebagai berikut:
Tabel 3. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No. Lama Bekerja Jumlah Responden
%
1 <1 Tahun 4 12,9
2 >1 Tahun – 5 Tahun
18 58,08 3 >5 Tahun – 10
Tahun
5 16,12
4 >10 Tahun 4 12,9
Jumlah 31 100
Sumber: Data primer diolah (2019) Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat masing-masing karyawan dilihat dari lamanya mereka bekerja pada PT Bank BNI 46, termasuk saat mereka ditugaskan pada Cabang Utama Makassar. Dapat diketahui bahwa Jumlah responden tertinggi adalah mereka yang bekerja selama > 1 tahun – 5 tahun yaitu berjumlah 18 orang (58,08%). Kemudian disusul responden dengan lama bekerja > 5 tahun – 10 tahun 5 orang (16,12%), lama bekerja > 10 tahun 4 orang (12,9%), dan lama bekerja ≤ 1 tahun 4 orang (12,19%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam penanganan KTA pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar, rata-rata karyawan sudah cukup berpengalaman.
Variabel penelitian adalah temuan penelitian yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian terjadinya
pemberian kredit yang diberikan oleh Kantor PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar.
Variabel bebas (X) adalah Faktor 5C kredit yang terdiri dari faktor character, capacity, capital, collateral, dan condition.
Sedangkan sebagai variabel terikat (Y) adalah pemberian kredit.
Character adalah menyangkut penilaian karyawan atau pihak bank terhadap watak, kepribadian atau moral nasabah (debitur), yang nampak dalam karakteristik pribadi yang positif dan kooperatif dan juga rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi, sebagai anggota komunitas atau sebagai manajer bisnis. Tanggapan responden untuk perincian pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Penilaian Responden Terhadap Faktor Character
Kategori Tanggapan Responden Frekuensi
(Orang)
Persentase (%)
Sangat Setuju 12 38,7
Setuju 19 61,3
Netral/Ragu- ragu
- -
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju
- -
Total 31 100.0
Sumber : Data primer diolah (2019) Berdasarkan Tabel 4 di atas, diketahui bahwa kebanyakan jawaban responden menyatakan setuju yaitu ada 19 orang (61,3%) dan sangat setuju sebanyak 12 orang (38,7%).
Artinya nasabah yang meminta fasilitas KTA rata-rata responden memberi penilaian setuju atau sangat setuju nasabah harus mempunyai watak atau karakter (character) yang baik.
Capacity (X2) adalah menyangkut kemampuan nasabah (debitur) dalam melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukan atau yang akan dilakukannya yang pembiayaannya berasal dari bank.
Lebih jelasnya dapat dilihat tanggapan responden atas faktor capacity pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Penilaian Responden Terhadap Faktor Capacity
Kategori
Tanggapan Responden Frekuensi
(Orang)
Persentase (%)
Sangat Setuju 10 32,3
Setuju 15 48,4
Netral/Ragu-
ragu 6 19,3
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak
Setuju - -
Total 31 100.
0 Sumber : Data primer diolah (2019) Berdasarkan Tabel 5 tersebut, diketahui bahwa kebanyakan jawaban responden menyatakan setuju yaitu ada 15 orang (48,4%) dan sangat setuju sebanyak 10 orang (32,3%), sedangkan yang menjawab netral/ragu-ragu ada sebanyak 6 orang (19,3%). Artinya nasabah yang meminta fasilitas KTA rata-rata responden memberi penilaian setuju atau sangat setuju nasabah harus mempunyai kemampuan capacity yang baik.
Capital adalah menyangkut penilaian terhadap nasabah yang berhubungan dengan nilai modal usaha yang dimiliki.
Lebih jelasnya dapat dilihat tanggapan responden pada faktor capital Tabel 6 berikut :
Tabel 6. Penilaian Responden Terhadap Faktor Capital
Kategori
Tanggapan Responden Frekuensi
(Orang)
Persentase (%)
Sangat Setuju 11 35,5
Setuju 18 58,1
Netral/Ragu-
ragu 2 6,4
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak
Setuju - -
Total 31 100.0
Sumber : Data primer diolah (2019) Berdasarkan Tabel 6 tersebut, diketahui bahwa kebanyakan jawaban responden menyatakan setuju yaitu ada 18 orang (58,1%) dan sangat setuju sebanyak 11 orang (35,5%), sedangkan yang menjawab netral/ragu-ragu
ada sebanyak 2 orang (6,4%). Artinya terhadap nasabah yang meminta fasilitas KTA rata-rata responden memberi penilaian setuju atau sangat setuju nasabah harus mempunyai kemampuan capital yang baik.
Collateral adalah menyangkut penilaian terhadap nasabah dalam hubungannya dengan barang-barang jaminan (agunan) yang diserahkan sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.
Lebih jelasnya dapat dilihat tanggapan responden pada Tabel.7 berikut :
Tabel 7. Penilaian Responden Terhadap Faktor Collateral
Kategori
Tanggapan Responden Frekuensi
(Orang)
Persentase (%) Sangat Setuju 8 25,8
Setuju 17 54,8
Netral/Ragu-
ragu 6 19,
4
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak
Setuju - -
Total 31 100.0
Sumber : Data primer diolah (2019) Berdasarkan Tabel 7 tersebut, diketahui bahwa kebanyakan jawaban responden menyatakan setuju yaitu ada 17 orang (54,8%) dan sangat setuju sebanyak 8 orang (25,8%), sedangkan yang menjawab netral/ragu-ragu ada sebanyak 6 orang (19,4%). Artinya terhadap nasabah yang meminta fasilitas KTA rata-rata responden memberi penilaian setuju atau sangat setuju nasabah harus mempunyai kemampuan collateral yang baik. Namun dalam hal ini, collateral dalam KTA adalah berkaitan dengan jaminan nasabah atas seluruh harta mereka yang tidak disebutkan dalam akad, tetapi berdasarkan Undang-Undang KUHPerdata apabila mereka lalai dalam membayar kewajiban-kewajibannya di kemudian hari.
5. Condition (X5)
Condition adalah menyangkut penilaian terhadap nasabah dalam hubungannya dengan keadaan usahanya pada saat kondisi sosial ekonomi atau politik dalam keadaan stabil, krisis, bergolak atau dalam hubungannya dengan sosial budaya.
Lebih jelasnya dapat dilihat tanggapan responden pada Tabel 8 berikut :
Tabel 8. Penilaian Responden Terhadap Faktor Condition
Kategori
Tanggapan Responden Frekuensi
(Orang)
Persentase (%)
Sangat Setuju 6 19,4
Setuju 20 64,5
Netral/Ragu-
ragu 5 16,1
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak
Setuju - -
Total 31 100.0
Sumber : Data primer diolah (2019) Berdasarkan Tabel 8 tersebut, diketahui bahwa kebanyakan jawaban responden menyatakan setuju yaitu ada 20 orang (64,5%) dan sangat setuju sebanyak 6 orang (19,4%), sedangkan yang menjawab netral/ragu-ragu ada sebanyak 5 orang (16,1%). Artinya terhadap nasabah yang meminta fasilitas KTA rata-rata responden memberi penilaian setuju atau sangat setuju nasabah harus mempunyai kemampuan condition yang baik..
Pemberian Kredit (Y) adalah kredit yang disalurkan sesuai dengan yang diharapkan dan tidak termasuk dalam kategori kredit bermasalah
Untuk jelasnya dapat dilihat tanggapan responden pada Tabel 9 berikut :
Tabel 9. Penilaian Responden Terhadap Pemberian Kredit
Sumber : Data primer diolah 2019 Berdasarkan Tabel 9 tersebut, diketahui bahwa kebanyakan jawaban responden menyatakan setuju yaitu ada 16 orang (51,6%) dan sangat setuju sebanyak 10 orang (32,3%), sedangkan yang menjawab netral/ragu-ragu ada sebanyak 5 orang (16,1%). Artinya rata- rata karyawan bank PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar merasakan bahwa fasilitas KTA yang disalurkan dengan mempertimbangkan faktor 5C kredit mampu
Berdasarkan hasil olah data computer dengan SPSS 22.0 (Lampiran), diperoleh hasil persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Tabel. 10 Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 44.979 .483 4.075 .000
x1 1.866 .060 .257 3.999 .000
x2 1.634 .068 .862 12.463 .000
x3 6.412 .023 .113 2.346 .024
x4 2.162 .092 .196 3.704 .001
x5 9.647 .092 -.092 1.874 .008
a. Dependent Variable: y
Y = 44,979 + 1,866 X1 + 1,634 X2 + 6,412 X3 + 2,162 X4 + 9,647 X5
Sumber : Data primer diolah (2019) Berdasarkan garis persamaan regresi linier di atas, maka dapat diinterpretsikan sebagai berikut: 1) Nilai koefisien b1 = 1,866 merupakan nilai koefisien dari variable character (x1) atau kepribadian atau watak nasabah. Hasil persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa jika karakter nasabah semakin baik, maka dapat meningkatkan pemberian kredit yang diberikan sebesar 1,866 satuan dengan asumsi faktor-faktor lainnya konstan (ceteris paribus). 2) Nilai koefisien b2
= + 1,634 merupakan nilai koefisien dari variabel nasabah yang diukur berdasarkan penilaian capacity atau kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya. Hasil persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa jika terdapat kenaikan sebesar 1 satuan dalam faktor capacity, atau nasabah yang memiliki capacity yang baik, maka akan dapat meningkatkan pemberian kredit sebesar 1,634 satuan dengan asumsi faktor-faktor lainnya konstan (ceteris paribus). 3) Nilai koefisien b3
= + 6,412 merupakan nilai koefisien dari variablel capital nasabah. Hasil persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa jika terdapat kenaikan sebesar 1 satuan dalam faktor capital kepada nasabah yang memiliki capital yang cukup, maka akan dapat menaikkan pemberian kredit sebesar 6,412 satuan dengan asumsi faktor-faktor lainnya konstan (ceteris paribus). 4) Nilai koefisien b4
= + 2,162 merupakan nilai koefisien dari variabel dari segi collateral nasabah. Hasil
Kategori
Tanggapan Responden Frekuensi
(Orang)
Persentase (%)
Sangat Setuju 10 32,3
Setuju 16 51,6
Netral/Ragu-ragu 5 16,1
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Total 31 100.0
persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa jika terdapat kenaikan sebesar 1 satuan dalam faktor collateral kepada nasabah yang memiliki collateral yang cukup, maka akan dapat menaikkan pemberian kredit sebesar 2,162 dengan asumsi faktor-faktor lainnya konstan (ceteris paribus). 5) Nilai koefisien b5
= 9,647 merupakan nilai koefisien dari variabel condition atau faktor kondisi umum perekonomian dimana kegiatan usaha nasabah berada. Hasil persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa jika terdapat kenaikan sebesar 1 satuan dalam faktor condition, atau semakin baik kondisi lingkungan ekonomi kepada nasabah yang berada dalam condition yang tidak baik, maka akan dapat meningkatkan pemberian kredit sebesar 9,647 dengan asumsi faktor-faktor lainnya konstan (ceteris paribus).
Dari perhitungan regresi menghasilkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,761, berarti variabel character, capacity, capital, collateral, dan condition mampu menjelaskan sebesar 76,1% dari perilaku variabel terikat, yaitu pemberian kredit pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar. Sedangkan sisanya sebesar 23,9% disebabkan oleh variabel lain yang tidak termasuk model. Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa variabel character, capacity, capital, collateral, dan condition berperan sebagai faktor penting yang berpengaruh terhadap pemberian kredit pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar.
Sedangkan dari persamaan regresi di atas dapat pula dilihat bahwa faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap peningkatan pemberian kredit secara berturut- turut adalah faktor: condition yang kemudian diikuti secara berurut oleh faktor capital – collateral – capacity dan character.
PENUTUP
Dari pembahasan yang telah dikemukakan di depan, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Bahwa variabel character, capacity, capital, collateral, dan condition berperan sebagai faktor signifikan yang secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemberian kredit pada PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar. 3) Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap peningkatan pemberian kredit secara berturut – turut adalah faktor
condition. Dikarenakan condition of economy sangat penting digunakan untuk menilai kelayakan kredit tersebut apa pantas atau tidaknya diberikan. Yang kemudian diikuti secara berturut – turut adalah faktor capital – collateral – capacity dan character. 4) Dari hasil analisis terhadap nasabah dan prakiraan sejauh mana kelaikan kredit dari nasabah dapat diperbaiki, akan mengarahkan alternatif sasaran strategis, apakah bank akan meneruskan hubungan atau memutuskan hubungan dengan nasabah.
Adapun saran yang dapat diajukan sehubungan dengan beberapa kesimpulan yang telah dikemukakan. Yaitu: 1) Pihak manajemen/pimpinan PT Bank BNI 46 Cabang Utama Makassar hendaknya menginstruksikan kepada departemen kredit atau kepala bagian kredit dan seluruh staf yang bertugas/terkait, agar lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan pemberian kredit kepada calon debitur. 2) Unsur 5C kredit yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kredit bermasalah haruslah betul- betul diperhatikan, terutama unsur condition.
yang merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap terjadinya kredit bermasalah. 3) Dalam hal alternatif tindakan bagi nasabah yang mempunyai kredit bermasalah, maka strategi meneruskan hubungan dengan nasabah hendaknya bertujuan memaksimalkan penarikan kembali kredit bermasalah melalui perbaikan kelaikan kredit. Sedangkan jika memutuskan hubungan dengan nasabah maka hendaknya bertujuan memaksimalkan hasil (penarikan kredit) yang diperoleh. Masing-masing sasaran strategis harus diikuti dengan penetapan strategi dan rencana tindakan yang konkrit.
DAFTAR PUSTAKA
Asri, A. (2018). Prosedur Pelaksanaan Pinjaman Fleksi Pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Jakarta. Diakses pada tanggal 24 januari 2019 melalui website
http://eprints.perbanas.ac.id/id/eprint/4127 Puri. D. (2018). Jenis Pinjaman Bank BNI Sesuai Kebutuhanmu. Diakses pada tanggal 21 Mei 2018 melalui website https://www.google.com/amp/s/www.mpney smart.id/4-jenis-pinjaman-bank-bni-sesuai- kebutuhanmu.
Warman. D. (2015). Kredit Bank. Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya.
Effendy. (2014). Efektivitas Pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) Dalam Peningkatan Volume Produksi Usaha Mikro dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar.
Denpasar. Fakultas Ekonomi Universitas Udayan.
Jopie. J. (2013). Kiat Jitu Memperoleh Kredit Bank. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Satu. Cetakan Ketujuh. Jakarta:
PT.Rajagrafindo Persada.
Yufika. K.D. (2013). Prosedur Pemberian dan Pengawasan Kredit Agunan Deposito Mandiri pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang Medan Ahmad Yani, Skripsi.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Komaruddin. (2014). Ensiklopdia Manajemen.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Hasibuan, M.S.P. (2007). Dasar – Dasar Perbankan. Cetakan Ke-enam. Jakarta:
PT.Bumi Aksara.
Muljono, P. (2014). Manajemen Perkreditan Bank Komersia., Yogyakarta: BPFE.
Reed, Edward. W., dan Edward K.G. (2015).
Jakarta: Bank Umum, Bumi Aksara.
Veithzal, R. (2017). Bank and Financial Instution Management. Jakarta: PT.
Grafindo Persada.
Santoso, R.T. (2017). Kredit Usaha Perbankan. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
Siyoto., Sandu., dan Sodik. M.A. (2015).
Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitas. Mandar: Mandar Madju.