• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAMAT SUMEDANG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "CAMAT SUMEDANG"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN SENTRAL KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN DAN PENGUATAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN

DI KABUPATEN SUMEDANG

FERNANDES SIMANGUNSONG

IPDN-KEMDAGRI

(2)

Biodata Narasumber

• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

• Lahir : Jambi, 4 Maret 1977

• NIP : 19770304 1995 11 1 001

• Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)

• Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)

• Instansi : Kampus IPDN Jatinangor

• Alamat : Komp. Singgasana Pradana

Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung

• Email/HP : [email protected] - 08122445916

(3)

Beberapa pendapat ahli tentang kegagalan Pemerintah :

1. Peter F. Drucker (1968) dalam ‘The Age of Discontinuity’ Kemungkinan bangkrutnya birokrasi.

2. Barzelay (1982) dalam ‘Breaking Through Bureaucracy’

Masyarakat bosan dan muak pada birokrasi yang rakus dan bekerja lamban.

3. Osborne & Gaebler (1992) dalam ‘Reinventing Government’ =>

Kegagalan utama pemerintah saat ini adalah karena kelemahan manajemennya, bukan pada apa yang dikerjakan pemerintah, melainkan bagaimana caranya pemerintah mengerjakannya.

(4)

Mc Leod (1998) mengemukakan pendapatnya bahwa krisis

multidimensional di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh adanya salah urus (mismanagement) pada semua sektor, baik swasta dan

terutama pemerintah.

Diperlukan pembaruan manajemen pemerintahan pada semua tahapan, mulai dari tahapan perencanaan, tahapan implementasi sampai tahapan evaluasi.

Paradigma good governance pada dasarnya adalah upaya membangun filosofi, strategi serta teknik mengelola urusan-urusan publik secara lebih transparan dengan melibatkan para pihak-pihak yang terlibat (stakeholder and shareholder).

Diantara komponen bangsa, setelah terjadinya reformasi, ternyata birokrasi merupakan sektor yang paling lamban berubahnya.

(5)

EMPAT PILAR UNTUK MEMBANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PENEGAKAN HUKUM YANG ADIL

MANAJEMEN PERTUMBUHAN PEMERINTAHAN EKONOMI

YANG BAIK YANG CUKUP

DEMOKRASI POLITIK YANG BERMORAL

(6)

• Berdasarkan praktek pemerintahan di berbagai negara

ditengarai adanya “bad government”, yang ditandai dengan banyaknya korupsi, kolusi, nepotisme, yang membuat negara mengarah ke kebangkrutan. Oleh karena itu, diperlukan

konsep baru mengenai cara berpemerintahan yang baik (good government).

Good governance

Bad Good

Government Government

Konsep Good Government

(7)

Perbandingan Ciri-ciri Bad Government dengan good Government

1. Proaktif

2. Ramah dan Persuasif 3. Transparan

4. Mengutamakan proses dan produk

5. Proporsional dan profesional

6. Bekerja secara sistemik 7. Pembelajaran sepanjang

hayat

8. Menempatkan stakeholder

& shareholder ditempat utama

1. Lamban dan bersifat reaktif 2. Arogan

3. Korup

4. Birokratisme 5. Boros

6. Bekerja secara naluriah 7. Enggan berubah

8. Kurang berorientasi pada kepentingan publik

Ciri-ciri Good Government

Ciri-ciri Bad Government

(8)

Persepsi Korupsi menurut pebisnis – gambaran

pelayanan publik

IPK 2006 Ind 2,4, di ASEAN hanya sedikit lebih baik dari Myanmar dan Kamboja.

PERC – Annual Graft Ranking, skor Indonesia 2006 = 8,16.

2004, 2005, dan 2006 terkorup se-Asia. 2007 : 2 ;

2008 : 3. 2009 : 1 PERC L

td.

The World

Competitiveness Index 2006: Indonesia ranking 60; Malaysia 23, Thai 32; Philipina 49;

Singapura 3. Institute of Management Development (IMD) Geneva

Growth Competitiveness Index  Indonesia ranking 50 dengan skor 4,26.

Jumlah hari

mendapatkan ijin di Indonesia contoh waktu yang diperlukan untuk mengurus ijin-ijin tertentu di Indonesia.

Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis waktu menunggu

persetujuan ijin-ijin relatif lebih lama dibanding

negara Asia lain.

Korupsi Dilihat Dari :

Indikator

Korupsi

(9)

Indikator Kemudahan

Melakukan Bisnis di Beberapa negara

Negara Jumlah

Prosedur Jumlah

Hari Biaya * Modal Minimum*

Bangladesh 8 35 91,0 0,0

Kamboja 11 94 480,1 394,0

China 12 41 14,5 1.104,2

Hongkong 5 11 3,4 0,0

India 11 89 49,5 0,0

Indonesia 12 151 130,7 125,6

Korea Selatan 12 22 17,7 332,0

Laos 9 198 18,5 28,5

Malaysia 9 30 25,1 0,0

Filipina 11 50 19,5 2,2

Singapura 7 8 1,2 0,0

Sri Lanka 8 50 10,7 0,0

Taiwan 8 48 6,3 224,7

Thailand 8 33 6,7 0,0

Vietnam 11 56 28,6 0,0

Catatan : * sebagai % dari pendapatan per kapita Sumber : World Bank (2005), dikutip dari Purwanto (2006)

(10)

Jumlah Hari Mendapatkan

Izin di Indonesia

(11)

APA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH CAMAT DALAM MENDUKUNG

PEMBANGUNAN DI KABUPATEN

SUMEDANG?

(12)

Fungsi utama Pemerintah Daerah pada masa UU Nomor 5 Tahun 1974 semula adalah sebagai

PROMOTOR PEMBANGUNAN

Fungsi utama Pemerintah Daerah pada masa UU Nomor 5 Tahun 1974 semula adalah sebagai

PROMOTOR PEMBANGUNAN

Apa Tujuan Pembangunan?

(Todaro: the three objectives of development)

1. Peningkatan standar hidup (levels of living) setiap orang, baik pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dll.

2. Penciptaan berbagai kondisi yang memungkinkan tumbuhnya rasa percaya diri (self-esteem) setiap orang.

3. Peningkatan kebebasan (freedom/democracy) setiap orang.

(13)

How? How?

1. Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan

 antar daerah

 antar sub daerah

 antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).

2. Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.

3. Menciptakan atau menambah lapangan kerja.

4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah.

5. Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya

alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi

masa datang (berkelanjutan).

(14)

Pembangunan Daerah (1)

 Pembangunan daerah pada hakekatnya adalah upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah sehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan profesional dalam:

• memberikan pelayanan kepada masyarakat,

• mengelola sumber daya ekonomi daerah.

(15)

Pembangunan Daerah (2)

 Pembangunan daerah juga merupakan upaya untuk

memberdayakan masyarakat di seluruh daerah sehingga:

• tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, dan tenteram,

• memperluas pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi

peningkatan harkat, martabat, dan harga diri.

(16)

Pembangunan Daerah (3)

• Pembangunan daerah dilaksanakan melalui penguatan otonomi daerah dan pengelolaan sumber daya yang

mengarah pada terwujudnya tata kepemerintahan yang baik (good governance).

• Pelaksanaan pembangunan daerah yang baik hanya dapat

dilakukan apabila terjadi keseimbangan peran dari tiga pilar,

yaitu: pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat.

(17)

Pembangunan Daerah (4)

Pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) memainkan peran yang menjalankan dan menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif bagi unsur-unsur lain.

• Peran dunia usaha swasta adalah mewujudkan penciptaan lapangan kerja dan pendapatan.

Masyarakat berperan dalam penciptaan interaksi sosial,

ekonomi dan politik.

(18)

Government Governance

Memberikan hak ekslusif bagi negara untuk mengatur hal-hal publik,

Aktor di luarnya hanya dapat disertakan sejauh negara mengijinkannya.

Persoalan-persoalan publik adalah urusan bersama

pemerintah, civil society dan dunia usaha sebagai tiga aktor utama.

Pergeseran Paradigma:

From Government to Governance

(19)

Pelaku Pembangunan: Paradigma Governance

Interaksi antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat yang bersendikan transparansi, akuntabilitas, partisipatif, dsb.

Apabila sendi-sendi tersebut dipenuhi, maka Governance akan Good.

Dunia Usaha

Swasta Pemerintah Masyarakat

Nilai Pertumbuhan

Redistibusi Melalui Pelayanan Pasar

Kontrol Kontrol

Tenaga Kerja

(20)

Pelaku Pembangunan: Stakeholders

Executive Judiciary Legislature Public service

Military Police

organized into:

Community-based organizations Non-governmental organizations

Professional Associations Religious groups Women’s groups

Media

Small / medium / large enterprises Multinational Corporations

Financial institutions Stock exchange

BUSINESS

STATE CITIZENS

(21)

Troika:

Pola Hubungan antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat

VISI

Masyarakat, Bangsa, dan

Negara

Pemerintah

Masyarakat

Dunia Usaha

Good Governance

(22)

Ternyata

Pemerintah Masih Diperlukan

(23)

Permasalahan Pembangunan Daerah (1)

1. Pembangunan Ekonomi

 Meningkatnya pengangguran dan kemiskinan

 Menurunnya fungsi intermediasi perbankan untuk mengembangkan sektor riil

 Pola persebaran investasi untuk PMA dan PMDN secara nasional belum merata dan menunjukkan ketimpangan yang cukup tinggi antarwilayah

2. Pembangunan Sosial

 Menurunnya kemampuan pemerintah dalam pelayanan-

pelayanan sosial dasar (pendidikan, kesehatan dan gizi).

(24)

Permasalahan Pembangunan Daerah (2)

3. Pembangunan Prasarana Wilayah

 Terbatasnya tingkat pelayanan jaringan transportasi antar dan intra wilayah.

 Menurunnya kapasitas pemerintah daerah dalam pengaturan dan pengelolaan infrastruktur.

 Menurunnya kapasitas dan ketersediaan sumberdaya tenaga listrik.

 Meningkatnya masalah kelangkaan air bersih dan air minum.

 Menurunnya kapasitas pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan infrastruktur.

(25)

Permasalahan Pembangunan Daerah (3)

4. Pembangunan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

 Menurunnya kualitas permukiman (kemacetan, kawasan kumuh, pencemaran lingkungan (air, udara, suara,

sampah).

 Berkurangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah perkotaan.

 Alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan

permukiman secara signifikan.

(26)

Permasalahan Pembangunan Daerah (4)

Pembangunan SDA dan LH (lanjutan)

 Meningkatnya urbanisasi dan aglomerasi perkotaan.

 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) belum sepenuhnya menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang dan fokus hanya pada Perencanaan.

 Penurunan luas kawasan Hutan Tropis dan kawasan resapan air, serta meningkatnya DAS kritis.

 Kejadian bencana alam gempa, banjir dan longsor yang

frekuensinya meningkat dan dampaknya semakin meluas,

terutama pada kawasan yang berfungsi lindung.

(27)

Permasalahan Pembangunan Daerah (5)

4. Permasalahan Khusus

 Lemahnya daya saing investasi

 Pembangunan daerah tertinggal belum ditangani secara terpadu antar sektor dan antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha

 Pemekaran daerah yang belum mampu menyejahterakan masyarakat

 Rendahnya proses pembangunan dan penguatan stabilitas

keamanan di daerah perbatasan negara.

(28)

Alur Pikir Penataan

Kelembagaan Kecamatan Untuk Meningkatkan Pelayanan Publik

Bupati/

Walikota Bupati/

Walikota

Delegasi Kewenangan

Kpd Camat Delegasi Kewenangan

Kpd Camat

Susunan Organisasi Yg

Sesuai dgn Kewenangan

Susunan Organisasi Yg

Sesuai dgn Kewenangan

Pemberian Pelayanan Prima kepada

Masyarakat Pemberian

Pelayanan Prima kepada

Masyarakat

Kepuasan Masyarakat

Kepuasan Masyarakat

 

Dukungan politik

Dukungan dengan : Anggaran

Personil yang memadai , sesuai kemampuan

Logistik keuangan Daerah

Model : Sadu Wasistiono

(29)

Pada masa UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004 telah berubah menjadi

“PELAYAN MASYARAKAT”.

Konsekuensi logisnya, unit-unit pemerintahan yang

memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat seperti dinas daerah, kecamatan, kelurahan perlu memperoleh

perhatian yang lebih besar baik dari segi kewenangan, personil, pembiayaan maupun dukungan logistik.

Perlu ada pembagian fungsi yang jelas antara unsur staf, unsur lini, serta unsur penunjang. Tugas pokok unsur staf adalah melayani kedalam dan berpikir. Tugas pokok unsur lini adalah pelayanan langsung dan bersifat operasional.

Tugas pokok unsur penunjang adalah menjalankan fungsi

khusus dan bersifat koordinatif.

(30)

  Pemeri

ntah Pusat

 

Daera h Otono

m

Pemerint ah Daerah

Masyara kat Daerah

DPRD

Badan Semi Otonom

Organisasi Pemerinta

h Daerah

Staf

Lemte kda

Dinas Pelayanan Prima

Kepada Masyarak

at

Kepuasan Masyarak

at

Dukungan politik

Transfer kewenan gan

Hak cipta : Sadu Wasistiono

Keterangan :

 

: Pelayanan langsung kepada masyarakat sangat terbatas (Unsur staf)

 

: Pelayanan langsung kepada masyarakat luas (Unsur lini)

 

: Pelayanan langsung kepada masyarakat relatif terbatas (Auxiliary)

MODEL PELAYANAN UMUM

OLEH PEMERINTAH DAERAH

 

               

(31)

LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS

MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

Membangun budaya melayani di kalangan birokrasi

(lihat semangat yang terkandung di dalam UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004)

Membangun keasadaran bahwa fungsi utama pemerintah daerah adalah memberikan pelayanan pada masyarakat, bukan lagi sebagai promotor pembangunan spt pada era UU Nomor 5 Tahun 1974.

Memperkuat unit-unit organisasi yang berhadapan langsung dengan masyarakat (dinas, kecamatan, kelurahan).

Memperkuat dan meningkatkan kualitas orang-orang yang

memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat (front line officer).

(32)

Mengembangkan unit-unit organisasi pelayanan agar dekat dengan konsumen (konsep “close to the customers”).

Mengembangkan sistem pelayanan “one stop service” dan atau

one roof system” yang sesungguhnya.

Mengadakan survey kepuasan pelanggan secara periodik.

Mengadakan lomba diantara unit-unit pemberian pelayanan yang sejenis dengan penilai dari masyarakat yang dilayani.

Mengembangkan pendekatan “public choice” sehingga

kebutuhan dan keinginan masyarakat yang beraneka ragam dapat terpenuhi dengan tetap mempertimbangkan aspek keadilan.

Mengembangkan sistem insentif yang menarik bagi unit-unit yang berhasil memuaskan pelanggan.

(33)

PERKEMBANGAN MODEL PEMBERIAN PELAYANAN PUBLIK OLEH PEMERINTAH

MODEL I : SISTEM TERPENCAR (SPREAD SYSTEM)

DINAS2

MASYARAKAT

(34)

MODEL II : SISTEM PELAYANAN SATU ATAP (ONE ROOF SYSTEM/ ORS)

DINAS2

MASYARAKAT

Unit di Samsat berfungsi mengumpulkan berkas

Penyelesaian perijinan tetap di tangan dinas masing2

(35)

MODEL IIIA : SISTEM PELAYANAN SATU PINTU (ONE STOP SERVICE/ OSS)

Dinas2

Konsultasi teknis

masuk keluar MASYARAKAT

Ijin diberikan oleh Kepala Unit OSS,

Dinas memberikan konsultasi teknis

(36)

MODEL IIIB : SISTEM PELAYANAN SATU PINTU (ONE STOP SERVICE/ OSS) (ADA CABANG ONLINE)

Dinas2

Konsultasi teknis

ONLINE

masuk keluar KEC/

MASYARAKAT

KELURAHAN

Ijin diberikan oleh Kepala Unit OSS,

Dinas memberikan konsultasi teknis

(37)

APAKAH KECAMATAN DAPAT DIJADIKAN PUSAT PELAYANAN MASYARAKAT

(PUSYANMAS) ?

(38)

Berdasarkan prinsip “close to the customers”, sudah seharusnya

pemerintah memberikan pelayanan yang mudah, murah, terjangkau, dan terutama dekat dengan pelanggan (masyarakat).

Kunci utamanya adalah :

1) Adanya kemauan politik dari Bupati/Walikota;

2) Adanya dukungan politik dari DPRD;

3) Adanya kesadaran masyarakat sebagai pemilik kedaulatan untuk menuntut pelayanan yang prima.

4) Adanya kesungguhan dari aparat birokrasi untuk mengubah cara pandang dalam menjalankan tugas pokok dn fungsinya dari

paradigma penguasa menjadi paradigma pelayan masyarakat.

(39)

IMPLEMENTASI “PATEN”

Permendagri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten).

PATEN adalah penyelenggaraan pelayanan publik di kecamatan dari tahap permohonan sampai terbitnya dokumen dalam satu tempat.

Ruang lingkup PATEN meliputi : a. pelayanan bidang perizinan; dan b. pelayanan bidang non-perizinan.

Maksud PATEN :

a. Menjadikan kecamatan sebagai PUSYANMAS;

b. Menjadikan kecamatan sebagai simpul pelayanan bagi kantor/ badan pelayanan terpadu di kabupaten/kota.

Tujuan PATEN :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat;

b. Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

(40)

Syarat Kecamatan sebagai penyelenggara PATEN :

a. syarat substantif yaitu adanya pendelegasian wewenang bupati/

walikota kepada camat, yang meliputi 1) bidang perizinan, dan 2) bidang non-perizinan, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.

b. syarat administratif meliputi : 1) standar pelayanan; dan 2) uraian tugas personil kecamatan, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.

c. syarat teknis meliputi : 1) sarana dan prasarana, dan 2) pelaksana teknis.

* Bupati/Walikota menetapkan kecamatan yang telah memenuhi

persyaratan sebagai penyelenggara PATEN dengan Keputusan Bupati/

Walikota.

(41)

LANGKAH STRATEGIS UNTUK MELAKSANAKAN “PATEN” UNTUK TINGKAT KABUPATEN/KOTA

1) Membuat peta mengenai kemampuan masing-masing kecamatan dilihat dari kesiapannya dalam melaksanakan Paten.

2) Menyiapkan standar dan prosedur pemberian pelayanan administrasi pada skal kabupaten/kota;

3) Menyiapkan tolok ukur/ parameter untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan Paten.

4) Menyelenggarakan kompetisi antarkecamatan mengenai

pelaksanaan Paten, dengan pendekatan “reward and punishment”

yang atraktif.

(42)

HAL-HAL PENTING BERKAITAN DENGAN UU NO 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

Asas-asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik:

a. Kepentingan umum;

b. Kepastian hukum;

c. Kesamaan hak;

d. Keseimbangan hak dan kewajiban;

e. Keprofesionalan;

f. Partisipatif;

g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;

h. Keterbukaan;

i. Akuntabilitas;

j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;

k. Ketepatan waktu; dan

l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. (Pasal 4).

(43)

Masyarakat dapat menggugat Penyelenggara atau Pelaksana melalui peradilan tata usaha negara apabila pelayanan yang diberikan

menimbulkan kerugian di bidang tata usaha negara. (Pasal 51).

Dalam hal Penyelenggara melakukan perbuatan melawan hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik, sebagaimana diatur dalam UU ini, masyarakat dapat mengajukan gugatan terhadap Penyelenggara ke pengadilan. (Pasal 52 ayat 1)

Pengajuan gugatan terhadap penyelenggara tidak menghapus kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan keputusan ombudsman dan/atau Penyelenggara. (Pasal 52 ayat 2).

(44)

Dalam hal Penyelenggara diduga melakukan tindak pidana dalam penyelenggaraan pelayanan publik, masyarakat dapat melaporkan Penyelenggara kepada pihak berwenang. (Pasal 53 ayat 1).

Laporan tersebut tidak menghapus kewajiban Penyelenggara untuk melaksanakan keputusan ombudsman dan/atau

Penyelenggara. (Pasal 53 ayat 2).

(45)

KETENTUAN SANKSI

Jenis-jenis sanksi bagi Penyelenggara atau Pelaksana : 1. teguran tertulis;

2. teguran tertulis, dan apabila dalam waktu 3 bulan tidak

melaksanakan ketentuan dimaksud dikenai sanksi pembebasan dari jabatan;

3. teguran tertulis, dan apabila dalam waktu 1 tahun tidak

melaksanakan ketentuan dimaksud dikenai sanksi pembebasan dari jabatan;

4. penurunan gaji sebesar 1X kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu tahun.

5. penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama satu tahun.

(46)

6. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri;

7. pemberhentian tidak dengan hormat;

8. pembekuan misi dan/atau izin yang diterbitkan oleh instansi pemerintah.

9. pencabutan izin yang diterbitkan oleh instansi pemerintah.

(Pasal 54 ayat 1 sd ayat 11).

10. sanksi pidana;

11. sanksi pidana dan ganti rugi;

(Pasal 55 ayat 1 sd 3).

(47)

Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami

Amiin.

Hatur Nuhun

Semoga Tuhan Selalu Memberi Yang Terbaik

Hatur Nuhun

Semoga Tuhan Selalu Memberi Yang Terbaik

(48)

TERIMAKASIH

Atas Perhatiannya Mohon Maaf Kalau Kurang

Memuaskan!!!!

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beberapa algoritma yaitu diantaranya algoritma Naïve Bayes Classifier dan Support Vector Machine dengan menggunakan boosting