• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAMPUR KODE PADA TUTURAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH SMP MUHAMMADIYAH 57 KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "CAMPUR KODE PADA TUTURAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH SMP MUHAMMADIYAH 57 KAJIAN SOSIOLINGUISTIK"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Terjadinya kontak bahasa akan mempengaruhi bahasa yang bersentuhan, dan pengaruh kontak bahasa adalah terjadinya campur kode. Campur kode terjadi ketika seorang penutur suatu bahasa, misalnya bahasa Indonesia, memasukkan unsur-unsur bahasa daerahnya ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, seorang penutur kode induk bahasa Indonesia mempunyai fungsi yang otonom, sedangkan kode bahasa daerah yang tercakup dalam kode induk hanyalah penggalan-penggalan belaka tanpa fungsi atau otonomi sebagai kode.

Kridalaksana dan Djoko Kencono (dalam Chaer, 2007, p. 32) menyatakan bahwa “bahasa adalah suatu sistem simbol bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk berkolaborasi, berkomunikasi, dan mengidentifikasi dirinya.” Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti terkait melakukan penelitian dengan judul “Code Mixing dalam Pidato dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 57: Kajian Sosiolinguistik”. Penulis memilih judul ini karena semakin banyaknya siswa yang menggunakan codemix dalam pembelajaran bahasa Indonesia itu sendiri dan keberadaannya merupakan suatu realitas sosial yang tidak dapat disangkal.

Menurut Rahim (2002:2), beliau mengatakan “bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia fasih dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerahnya. Oleh karena itu, situasi sosiolinguistik penggunaan bahasa di Indonesia dapat digolongkan ke dalam kelompok bilingual, seperti penggunaan bahasa Indonesia dan Jawa dalam komunikasi lisan dan tulisan.

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Chaer dan Agustina menjelaskan, campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih atau dua ragam bahasa. Kachru (dalam Suandi mengartikan campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih dengan cara menyisipkan unsur suatu bahasa ke dalam bahasa lain secara konsisten. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk campur kode dapat berupa (1) ) kata, (2) kalimat, dan (3) kalimat.

Penutur terkadang mengkodekan satu bahasa ke bahasa lain karena kebiasaan dan kebetulan. Dalil penelitian ini adalah terdapat “bentuk dan faktor penyebab terjadinya campur kode dalam pembelajaran bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah 57: Kajian Sosiolinguistik”. Selain itu, tujuan penelitian yang dilakukan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami permasalahan campur kode dalam pengajaran bahasa Indonesia di SMA Muhammadiyah 57.

Dalam tuturan bahasa Jawa terdapat campur kode pada tingkat klausa yaitu “matur nunuwn ya” yang artinya “terima kasih banyak” dalam bahasa Indonesia. Pembahasan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi campur kode dalam tuturan bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 57.

Manfaat Masalah

LANDASAN TEORI

Kerangka Teori

  • Hakikat Sosiolinguistik
  • Peritiwa Tutur / Peristiwa Bahasa
  • Bahasa
  • Kedwibahasaan/ Bilingualisme
  • Kode
  • Campur Kode
  • Bentuk Campur Kode

Teori dalam penelitian ada enam teori yaitu kajian sosiolinguistik, peristiwa tutur, bahasa, bilingualisme, campur kode dan campur kode. Kridalaksana (dalam Swandi berpendapat bahwa campur kode adalah campur tangan penggunaan satuan kebahasaan suatu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam kebahasaan; meliputi penggunaan kata, klausa, idiom, sapaan, dsb. Demikianlah penjelasan singkatnya. pembahasan mengenai penggunaan campur kode dalam komunikasi di kalangan masyarakat Indonesia saat ini.

Meskipun penggunaannya sangat umum, namun campur kode lebih cocok digunakan dalam situasi informal, bukan dalam situasi formal, sehingga penutur sebaiknya menghindari penggunaan campur kode dalam situasi tersebut. Campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih dalam suatu tuturan pada saat penutur sedang berkomunikasi. Dalam campur kode ini penutur menyisipkan banyak penggalan bahasa daerah, bahasa Inggris atau bahasa lainnya. Menurut Kridalaksana, campur kode adalah penggunaan satuan kebahasaan dari satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa, termasuk penggunaan kata, klausa, idiom, dan sapaan.

Menurut Saddhono (2011), bentuk komponen campur kode tidak pernah berupa kalimat, melainkan hanya berupa kata, frasa, idiom, bentuk hibrid, pengulangan kata, dan klausa. Berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode, campur kode terjadi bukan karena tuntutan situasi, namun ada hal lain yang menjadi penyebab terjadinya campur kode. Termasuk dalam faktor ini terlihat pada peristiwa campur kode yang menunjukkan sikap dan hubungan penutur terhadap orang lain, serta hubungan orang lain terhadap dirinya.

Dalam judul penelitian ini terdapat tiga konsep yang dianggap paling penting, yaitu: kedwibahasaan atau bilingualisme (kajian sosiolinguistik, campur kode, bentuk-bentuk campur kode dan faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode dan. Penelitian ini menggunakan instrumen wawancara dan observasi untuk mengambil data. Pengumpulan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kepustakaan tentang bentuk-bentuk campur kode dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode. Instrumen berupa wawancara dan angket digunakan penulis untuk mencatat data-data yang terdapat dalam percakapan guru dan siswa. data yang terekam dalam proposal diberikan dalam bentuk kalimat, paragraf atau dialog yang berkaitan dengan tuturan dalam penelitian.Teknik analisis data adalah tindakan yang dilakukan untuk memungkinkan terselesaikannya solusi terhadap tantangan penelitian.Langkah ini dilakukan dengan cara: Penelitian diawali dengan deskripsi data berupa rekaman percakapan lapangan tentang pencampuran bahan ajar code-to-speech untuk pembelajaran bahasa Indonesia secara cermat, evaluasi dan pemahaman bahasa yang digunakan siswa atau guru.

Analisis Campur Kode pada Pidato dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Muhammadiyah 57 Kajian sosiolinguistik memperoleh data percakapan yang seharusnya menggunakan bahasa formal dan kami memberikan uang atas data yang ditemukan tersebut. Dalam tuturan ini terjadi campur kode pada tingkat klausa yaitu “gais teke wis mangan” yang artinya menanyakan “teman-temannya sudah makan atau belum”. Analisis ini menggunakan tinjauan sosiolinguistik pada bagian campur kode. Penggabungan dua bahasa atau lebih disebut dengan campur kode dalam kajian sosiolinguistik, yang memerlukan pencampuran tuturan, seperti kesempatan bertutur.

Keterbatasan peneliti adalah keterbatasan pengetahuan dan keterbatasan campur kode di sekolah. Penelitian ini didasarkan pada hasil analisis data untuk memperoleh bentuk-bentuk campur kode dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya campur kode di SMP Muhammadiyah. 57 ujaran dalam percakapan formal mempunyai konteks (Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia) (Bahasa Sunda ke Bahasa Indonesia) dan (Bahasa Jawa) ke Bahasa Indonesia) Hasil data bahasa campur kode di SMP Muhammadiyah 57 berjumlah 18 data campur kode. tentang pidato siswa. Dilihat dari tabel percakapan campur kode yang paling sering digunakan oleh siswa, karena penggunaan bahasa campur kode oleh siswa dalam pembelajaran kelas tutur pada saat proses belajar mengajar membuat interaksi di kelas menjadi lebih aktif.

Saran yang dapat penulis sampaikan dari penelitian ini adalah agar penelitian selanjutnya mengkaji bentuk-bentuk campur kode dan faktor-faktor yang mempengaruhi campur kode secara lebih luas dibandingkan mengkaji bentuk-bentuk campur kode berdasarkan bentuk-bentuk campur kode yaitu kata, frasa, klausa.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Keangka Konseptual

Penelitian pernyataan

PENELITIAN METODE

Lokasi dan Penelitian waktu

Sumber data dan Data penelitian

Metode penelitian

Variabel penelitian

Kata ini ada dalam KBBI dengan arti dan penggunaan yang sama dalam bahasa Indonesia pada umumnya. Pada data di atas disisipkan kata “yowes la sawet ara sawet nyenge” atau bahasa Jawa ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang berarti “yauda kedua kalinya”. Yowes ben dalam bahasa Jawa artinya sudahlah. Kata ini sering diucapkan oleh masyarakat Jawa, khususnya masyarakat Jawa Timur, ketika hendak melepaskan sesuatu yang tidak menyenangkan.

Sami-sami merupakan kata dari bahasa Jawa Ngoko Kasar yang merupakan bahasa yang paling banyak digunakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat pembagian data ke dalam empat bahasa, yaitu bahasa Jawa sebanyak 8 data percakapan, bahasa Minang sebanyak 2 data percakapan, bahasa Inggris sebanyak 4 data percakapan dan bahasa Sunda sebanyak 2 data percakapan. Serta faktor yang mempengaruhi yaitu peran, ragam dan keinginan menjelaskan dan menafsirkan.

Tabel 3.2  Pedoman Analisis Campur Kode pada Tuturan   dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 3.2 Pedoman Analisis Campur Kode pada Tuturan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Definisi operasional

Instrumen penelitian

Teknik anlisis data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data

Analisis data

Guys merupakan kata ganti orang kedua (jamak) sekaligus kata sapaan. Guys berdasarkan KBBI dan berbagai sumber : Dirangkum Jumat 29 Maret 2019) yang mengatakan bahwa kata ini berasal dari bahasa Inggris yang berarti 'kalian', 'kalian semua' atau 'sahabat'. Kata ini juga sangat umum digunakan oleh orang Indonesia sebagai (dieksis persona), yaitu kata ganti orang kedua (jamak) dan juga sebagai kata sapaan (salam). Peristiwa sering terjadi dimana-mana Dari analisa di atas terlihat bahwa peristiwa tutur terjadi di sekolah dan di masyarakat (konteks ucapan terima kasih).

Pencampuran bentuk, fungsi dan kode penukaran httpsJournals.ums.ac.id/index.php/KI S/article/view/598.

Diskusi hasil penelitian

Keterbatasan penelitian

KESIMPULAN dan SARAN

Simpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Rencana Waktu Penelitian  No  Kegiatan
Tabel 3.2  Pedoman Analisis Campur Kode pada Tuturan   dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Endry Martius, MSc IV/a 4 Prof.Dr.Ir... Hasmiandy Hamid, SP, MSi III/d 8

Personal Data: Name Nationality Place of Birth Date of Birth Gender Marital Status Frist Middle Family Egyptian Asyut Male married Modather Farouk Hussein General Specialization