• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Koas Kulit dan Kelamin

N/A
N/A
085 Sheryl Ula

Academic year: 2024

Membagikan "Catatan Koas Kulit dan Kelamin"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

DERMATO

VENEREOLOGI

Randy Richter

(2)

Catatan Koas | Kulit dan Kelamin

1. Epidermis 2. Dermis 3. Hipodermis

1. Korneum 2. Lucidum 3. Granulosum 4. Spinosum 5. Basalis

Lesi yang muncul pada kulit normal atau kelainan pertama 1. Makula

2. Patch 3. Papula 2. Plak 3. Urtika 4. Nodul 5. Vesikel 6. Bula 7. Pustula 8. Kista

Makula Papula Nodul

Pustula Plak Vesikel

Bula

(3)

Perubahan warna

Perubahan warna yang lebih luas

Perubahan warna merah

Papul atau vesikel berisi nanah

Kantong berdinding berisi cairan

Peninggian berisi cairan < 0.5 cm Peninggian berisi cairan > 0.5 cm

Penonjolan karena edema setempat

Penonjolan padat diameter < 0.5 cm Penonjolan padat diameter > 0.5 cm Peninggian tersusun mendatar

Papula

Nodul

Plak

Skuama Krusta Skar

Lesi yang muncul setelah lesi primer 1. Skuama 7. Fisura 2. Krusta 8. Atrofi 3. Erosi 9. Skar 4. Ekskoriasi

5. Ulkus 6. Likenifikasi

Atrofi Ulkus Fisura

(4)

Sisik berupa stratum korneum terkelupas Keropeng karena serum atau darah menghilang

Hilangnya lapisan sampai stratum basalis Hilangnya lapisan sampai stratum

basalis titik perdarahan Borok atau hilangnya lapisan

melebihi epidermis

Erosi

Ekskoriasi Ulkus

Likenifikasi

Fisura

Penebalan epidermis dengan relief Hilangnya epidermis dan

dermis berbentuk linear

Penipisan lapisan epidermis atau dermis

Jaringan fibrotik atau sikatriks tempat penyembuhan luka

1. Komedo 2. Burrow 3. Millia

4. Telangiektasis 5. Hiperkeratosis

(5)

Lokasi Daerah tubuh yang terkena lesi Tipe efloresensi

(UKK primer) Makula, papul, plak, pustula, skuama, erosi, ulkus Warna Merah, pink, ungu

Batas Tegas atau tidak tegas Bentuk Regular atau iregular Ukuran Berapa cm x cm Jumlah Tunggal atau multipel

Susunan Berkelompok (herpetiform, arsiniform, annuler) Distribusi Lokal atau generalisata

 Dermatosis basah  digunakan bahan dasar cair/basah, misalnya kompres

 Dermatosis kering  digunakan bagian dasar padat/kering, misalnya salep

(6)

 Efek  mendinginkan, anti inflamasi ringan, anti pruritus lemah, mengurangi pergesekan pada kulit yang berlipat

 Indikasi  dermatosis kering dan superfisial,

mempertahankan vesikel dan bula agar tidak pecah

 Kontraindikasi  dermatitis yang basah dan infeksi sekunder

 Bahan dasar  vaselin, lanolin atau minyak

 Indikasi  dermatosis kering dan kronik, dermatosis dalam dan kronik (daya penetrasi paling kuat)

 Bahan dasar  terdiri dari campuran air dan bedak yang ditambahkan dengan gliserin sebagai bahan perekat

 Indikasi  dermatosis kering, superfisial dan luas

 Bahan dasar  campuran air, minyak dan emulgator

 Indikasi  kosmetik, dermatosis subakut dan luas, bole pada daerah berambut

 Gel  bahan seperti krim, beda bahan perekat

 Bahan dasar  campuran bedak dan vaselin

 Indikasi  dermatitis yang agak basah

 Bahan dasar  campuran cairan, bedak dan salep

 Indikasi  dermatosis subakut

 Kompres terbuka  penguapan cairan kompres disusul oleh penyerapan eksudat atau pus

 Kompres tertutup  bertujuan untuk vasodilatasi

(7)

Tinea flava / panu

T.capitis, T.corporis, T.kruris, T.pedis, T.manum, T.barbae,

T.unguium

Candida cutis, oral, KVV

Malassezia furfur

Trichophyton sp, Microsporum sp, Epidermophyton sp

Candida albicans Bercak berskuama halus

yang berwarna putih sampai coklat hitam, gatal

saat berkeringat, finger nail sign

Lesi central healing (makula eritema

tengah menyembuh/pucat dengan tepian aktif)

Makula patch eritema, membasah, erosi, lesi satelit pada daerah lipatan, korimbiformis

 KOH spaghetti and meatballs (hifa

pendek, spora berkelompok)

 Wood lamp kuning keemasan

 KOH hifa panjang bersepta (hifa sejati)

 Wood lamp hijau (ektotriks)

 KOH ragi, pseudohifa (hifa panjang tanpa septa) dan blastospora

 Wood lamp (-)

1. Topikal (lesi minimal)

 Sampo ketokonazol 2% dioleskan pada daerah yang terinfeksi/seluruh badan, 5 menit sebelum mandi, sekali/sehari selama 3 hari berturut-turut

 Sampo selenium sulfida 2,5% sekali/hari 15-20 menit selama 3 hari dan diulangi seminggu kemudian

 Sampo zinc pyrithione 1% dioleskan di seluruh daerah yang terinfeksi/seluruh badan, 7-10 menit sebelum mandi, sekali/hari atau 3-4 kali/seminggu

 Krim mikonazol 2% 2 kali/hari (daerah wajah dan genital)

 Krim terbinafin 1% dioleskan pada daerah yang terinfeksi, 2 kali/hari selama 7 hari

2. Sistemik (lesi luas)

 Pilihan  ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari

 Alternatif :

- Itrakonazol 200 mg/hari selama 7 hari atau 100 mg/hari selama 2 minggu

- Flukonazol 400 mg dosis tunggal atau 300 mg/minggu selama 2- 3 minggu

(8)

 Microsporum  kulit dan rambut Trichophyton  kulit, rambut dan kuku Epidermophyton  kulit dan kuku

 Tinea kapitis

- Grey patch  ektotriks, papul eritema sekitar batang rambut, rambut abu-abu dan mudah patah, alopesia (+), gatal, wood lamp hijau

- Kerion celci  ektotriks, grey patch + folikulitis, radang dan benjolan lunak, pus basah (+), alopesia (+), sakit dan gatal, demam, limfadenopati, lesi seperti sarang lebah

- Black dot  endotriks, rambut rapuh dan patah terdapat muara folikel, alopesia (+), gatal, wood lamp negatif

- Favus  Tinea schoenleinii, adanya skutula (krusta tebal kekuningan disekitar rambut berbentuk cawan), bau seperti tikus (mousy odor)

 Tinea unguium (onikomikosis) - Kuku rapuh / onikolisis - Berubah warna / diskromia - Hipertrofi kuku (bergelombang) - Lesi central healing (-)

 Tinea imbrikata  varian T. corporis tetapi lebih khas - Disebabkan Tinea concentricum

- Lesi bulat-bulat berbentuk konsentris atau seperti motif atap genteng

- Terapi mengikuti terapi T. corporis

(9)

Terapi Tinea Kapitis

1. Topikal (tidak disarankan bila terapi tunggal)

 Sampo selenium sulfida 1% dan 2,5% 2-4 kali/minggu

 Sampo ketokonazol 2% 2 hari sekali selama 2-4 minggu 2. Sistemik

 Pilihan  Griseofulvin (microsize 20-25 mg/kgBB/hari dan ultramicrosize 10-15 mg/kgBB/hari) selama 8 minggu

 Alternatif :

- Itrakonazol 50-100 mg/hari atau 5 mg/kgBB/hari selama 6 minggu

- Terbinafin 62,5 mg/hari (BB 10-20 kg), 125 mg/hari (BB 20-40 kg) dan 250 mg/hari (BB >40 kg) selama 4 minggu

Terapi semua tinea (kecuali tinea kapitis dan tinea unguium) 1. Topikal

 Pilihan  golongan alilamin (krim terbinafin 1%) sekali sehari, selama 1-2 minggu

 Alternatif  golongan azol (krim mikonazol 2% atau krim klotrimazol 1%) 2 kali sehari selama 4-6 minggu

2. Sistemik

 Pilihan  terbinafin oral 1x250 mg/hari selama 2 minggu

 Alternatif :

- Itrakonazol 2x100 mg/hari selama 2 minggu - Ketokonazol 200 mg/hari

- Griseofulvin 500 mg/hari atau 10-25 mg/kgBB/hari, selama 2- 4 minggu

Tinea Unguium

1. Pilihan  Terbinafin 1x250 mg/hari selama 6 minggu (kuku tangan) dan 12-16 minggu (kuku kaki)

2. Alternatif  Itrakonazol dosis denyut 2x200 mg/hari (dosis denyut = 4 minggu dimana 1 minggu full setiap hari minum obat dan 3 minggu kemudian istirahat / tidak minum obat)

 Kuku tangan  2 dosis denyut (2 bulan)

 Kuku kaki  3-4 dosis denyut (3-4 bulan) Pemeriksaan KOH

 KOH 10%  rambut

 KOH 20%  kulit

 KOH 30%  kuku

(10)

 Lesi satelit  makula eritema yang disekelilingnya terdapat lesi kecil- kecil seperti satelit

 Oral candidiasis (oral thrust)  putih-putih di mulut bisa dikerok atau angkat, gampang berdarah, dan imunitas rendah

Oral hairy leukoplakia  putih-putih di mulut tidak bisa dikerok, lesi hanya di tepi lidah saja, pada infeksi EBV

Leukoplakia  putih-putih di mulut tidak bisa dikerok, lesi pre kanker, perokok kronis

Terapi Candidiasis 1. Topikal

 Krim Imidazol (Mikonazol 2% atau Klotrimazol 1%) selama 2-4 minggu

 Bedak nistatin atau mikonazol selanjutnya dapat untuk pencegahan

2. Sistemik

 Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu

 Itrakonazol 100-200 mg/hari Terapi Oral Candidiasis

 Larutan nistatin (100.000 unit/ml), olesi 1-2 ml di dalam mulut sebanyak 4 kali sehari selama 7 hari

 Larutan gentian violet 1%

(11)

HSV  trigeminal dan

sakralis VZV  replikasi VZV  dorman ganglion posterior

Vesikel bergerombol tipe 1 (labia), tipe 2 (genital)

Vesikel  dew drop on rose petal sentrifugal

(sentral ke perifer)

Vesikel bergerombol unilateral dermatomal Gejala prodromal, ada

riwayat kontak seksual

Gejala prodromal, muncul plenting setelah

demam, lesi polimorf

Gejala prodromal, nyeri di satu sisi (dominan) Tzank Test  Multinucleated Giant Cell, sel datia langhans (berinti banyak)

 HHV 1  herpes simplex 1  herpes orolabial

 HHV 2  herpes simplex 2  herpes genital

 HHV 3  varicella-zoster virus  varicella dan herpes zoster

 HHV 4  ebstein-barr virus  limfoma, limfoma burkitt, karsinoma nasofaring

 HHV 5  cytomegalovirus  kelainan kongenital

 HHV 6 dan 7  Pitriasis rosea

 HHV 8  Sarkoma kaposi

 Infeksi primer (lebih berat)

- Asiklovir 5x200 mg atau 3x400 mg, selama 7-10 hari - Valasiklovir 2x500-1000 mg/hari, selama 7-10 hari - Famciclovir 3x250 mg/hari, selama 7-10 hari

 Infeksi rekuren (lebih ringan)

- Obatnya dan dosisnya sama, hanya lama minum obatnya selama 5 hari

 Tatalaksana

- Asiklovir 5x800 mg/hari, selama 7 hari - Valasiklovir 3x1000 mg/hari, selama 7 hari

- Topikal  bedak mentol 2% (agar vesikel tidak pecah)

(12)

 Herpes zoster ophtalmikus  mengenai nervus V, adanya vesikel di daerah mata + hutchinson sign (blister pada daerah nasal)

 Ramsay-Hunt syndrome  mengenai nervus VII, adanya vesikel di telinga luar, lesi nervus VII perifer, gangguan pengecapan pada 2/3 anterior lidah

 Neuralgia pasca herpes  nyeri neuropatik yang dirasakan > 1 bulan akibat infeksi herpes zoster yang telah mengalami penyembuhan, karakteristik nyeri (panas, tertusuk, tersetrum, alodinia (sensasi yang tidak dirasakan tetapi dirasakan, seperti disentuh kapas dirasakan sakit) dan hiperalgesia (sensasi nyeri yang berlebihan))

Tatalaksana Herpes Zoster

 Asiklovir 5x800 mg/hari, selama 7 hari

 Valasiklovir 3x1000 mg/hari, selama 7 hari

 Famsiclovir 3x250 mg/hari, selama 7 hari Tatalaksana Herpes Zoster Ophtalmikus

 Asiklovir/Valasiklovir diberikan hingga 10 hari, dosis sama seperti herpes zoster

Tatalaksana Ramsay-Hunt Syndrome

 Asiklovir/Valasiklovir diberikan 7-10 hari, dosis sama seperti herpes zoster

 Prednison 40-60 mg/hari, selama 1 minggu Tatalaksana Neuralgia Pasca Herpes

 Nyeri ringan  paracetamol 3x500 mg atau NSAID (terapi adjuvan)

 Antidepresan trisiklik  awal 10 mg/hari, ditingkatkan 20 mg setiap 7 hari 150 mg/hari

 Gabapentin 300 mg/hari, selama 4-6 minggu (antikonvulsan)

 Pregabalin 2x75 mg/hari, selama 2-4 minggu (antikonvulsan)

(13)

Pox virus  kontak langsung HPV tipe 2 dan 4

Papul seperti kubah, umbilicated (+) Papul, nodul hiperkeratotik/plak dengan permukaan seperti kol/sisik Papul berbentuk kubah/delle, apabila

dipencet keluar moluskum bodies (masa seperti nasi)

Plantar  vulgaris, plantaris Plana  rata

Histo PA  Henderson Peterson bodies

Histo PA  akantosis, papilomatosis, hiperkeratosis, parakeratosis, terdapat koilosit

 Tindakan

- Bedah kuretase atau enukleasi - Bedah beku atau nitrogen cair

 Tatalaksana

- Kantaridin 0,7/0,9% dioleskan pada lesi dibiarkan selama 3-4 jam, setelah itu dicuci, diberikan sebulan sekali

- Tingtura Podofilin 10-25% (resin) atau 0,3-0,5% (krim), dioleskan tiap lesi 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut, jika selama 7 hari pertama tidak ada perbaikan maka dilanjutkan selama 3 minggu - Gel asam salisilat 12%

 Veruka vulgaris  papul verukosa, keratotik, kasar dan bersisik

 Veruka filiformis  berbentuk seperti tanduk

 Flat wart  papul yang sedikit meninggi dengan bagian atas datar, skuama sedikit

 Tatalaksana

- Pilihan  krioterapi dengan nitrogen cair

- Alternatif  Asam salisilat 17-40% (tidak boleh di wajah) - Krim tretinoin  pada wajah

(14)

Streptococcus

pyogenes Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus, Streptococcus

pyogenes Bula cepat pecah 

honey colored crust menyebar secara

inokulasi

Bula lambat pecah  bula hipopion, nikolsky (-), lesi

kolaret

Ulkus dangkal ditutupi krusta tebal, apabila

diangkat berwarna kuning keabuan (punched-out lesion) Wajah, sekitar mulut,

hidung

Sporadik (pada bayi 

intertriginosa) Ekstremitas bawah Staphylococcus sp

Pustula/nodul di tengah ada rambut

Radang pada folikel + sekitarnya

Beberapa furunkel menjadi satu, benjolan

diatasnya ada banyak pustula

Nyeri/tidak nyeri Nyeri

SBHGA SBHGA dan

Staphylococcus aureus

SBHGA dan Staphylococcus aureus Eritema, batas tegas

dan merah terang

Eritema, batas tidak tegas, bulla atau erosi

Selulitis + supurasi / pus (fluktuasi +) Epidermis-dermis

superficial Dermis-subkutan

Catatan tambahan folikulitis :

 Furunkulosis  beberapa furunkel yang menyebar

 Folikulitis superfisialis (impetigo Bockhart / impetigo folikular)  pustula kecil dome-shaped, multipel, mudah pecah pada folikel rambut, predileksi skalp (anak-anak)

 Folikulitis profunda (sycosis barbae)  nodus eritematosa dengan perabaan hangat serta nyeri, predileksi dagu dan atas bibir

(15)

Corynebacterium minutissimum Mycobacterium tuberculosis Makula eritematosa, batas tegas,

skuama halus, penurunan BB drastis

Lokasi pada daerah servikal, terdapat jembatan jaringan

Gram  batang pendek gram positif Wood lamp  merah coral

LED meningkat, tuberkulin (+), BTA (+), granuloma tuberkuloid Terapi  eritromisin 4x250 mg,

selama 7-14 hari Terapi  OAT kategori 1

Gangguan kelenjar ekrin Gangguan kelenjar apokrin  infeksi staphylococcus

Gatal, beruntusan karena keringat Gatal, hiperhidrosis lokal, bau badan Vesikel miliar, tipe kristalina

(korneum), tipe rubra dan pustulosa (spinosum)

Nodul, abses, nyeri, sering cukur bulu ketiak atau memakai deodoran Badan, daerah yang tertutup pakaian Axilla, areola mammae Terapi

 Bedak kocok Kalamin / Mentol

 Miliaria rubra + inflamasi berat kortikosteroid topikal

 Miliaria profunda Ianolin anhidrous, jika luas (isotretinoin)

Terapi

 Antibiotik topikal / sistemik

 Abses insisi (jika terdapat fluktuasi)

1. Topikal (pioderma superficial)

 Kompres dengan Permanganas kalikus 1/5000 atau Rivanol 1%

atau Povidone Iodine 1%  bila banyak pus atau krusta

 Salep/krim asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari  bila tidak ada pus

2. Sistemik (jika ada selulitis atau demam / pioderma profunda)

 Kloksasilin/dikloksasilin 4x250-500 mg/hari PO, selama 5-7 hari

 Amoksisilin + asam klavulanat 3x250-500 mg/hari PO, selama 5- 7 hari

 Procaine Peniciliin 600.000 IU/12 jam, selama 5-10 hari IV

 Nama lain  Riters disease

 Biasanya pada anak/neonatus akibat toksin S. aureus

 Lesi ekskoliatif mengelupas seperti tissue  sand-paper like

(16)

Mycobacterium leprae

1. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa

- Kelainan kulit  makula hipopigmentasi atau eritematosa (the great imitator)

- Mati rasa dapat berupa hipestesi atau anestesi didaerah lesi

2. Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf

3. Basil Tahan Asam (BTA) (+) Diagnosis kusta = minimal 1 Cardinal Sign

 Sensibilitas

 Saraf tepi :

 Facialis

 Medianus

 Auricularis magnus

 Radialis

 Ulnaris

 Peroneus communis

 Tibialis posterior

 Sensorik & Motorik

BTA  Pewarnaan Ziehl-Neelsen

Lepromin test  klasifikasi, prognosis, pertahanan Indeks Bateri  kepadatan BTA

Indeks Morfologi  solid/(solid + nonsolid) x 100%

Klasifikasi WHO :

Bercak kusta Jumlah 1-5 Jumlah >5 Penebalan

saraf + gangguan saraf

1 saraf >1 saraf

Sediaan apusan BTA (-) BTA (+)

(17)

Terapi Kusta PB :

 Dapson 1x100 mg/bulan (hari ke-1)

 Rifampicin 2x300 mg/bulan (hari ke-1)

 Dapson 1x100 mg/hari (hari ke-2 sampai ke-28)

 Jumlah pengobatan  6 blister (dosis)

 Jangka waktu  6-9 bulan Terapi Kusta MB :

 Dapson 1x100 mg/bulan (hari ke-1)

 Rifampicin 2x300 mg/bulan (hari ke-1)

 Clofazimine 3x100 mg/bulan (hari ke-1)

 Dapson 1x100 mg/hari (hari ke-2 sampai ke-28)

 Clofazimine 1x50 mg/hari (hari ke-2 sampai ke- 28)

 Jumlah pengobatan  12 blister (dosis)

 Jangka waktu  12-18 bulan

Rifampicin  perubahan warna kencing menjadi merah Clofazimine/Lamprene  rangsangan & obstruksi saluran cerna

Dapson/DDS  reaksi alergi Pausibasiler (BTA negatif) :

 Tuberkuloid / TT (BTA negatif, lepromin test positif kuat)

 Borderline tuberkuloid / BT (tidak terlalu spesifik)

 Intermediet (tidak terlalu spesifik) Multibasiler (BTA positif) :

 Lepromatous / LL (BTA positif, bakterinya sangat banyak  terbentuk globus, lepromin test negatif)

 Borderline lepromatous / BL (tidak terlalu spesifik)

 Mid borderline / BB (bentuk papul umbilicated atau punched-out lesion)

(18)

 Menurut WHO untuk lesi tunggal Pausibasiler : - Rifampicin 600 mg, dosis tunggal

- Ofloxacin 400 mg, dosis tunggal - Minosiklin 100 mg, dosis tunggal

 Istilah lepra :

- Release from treatment  dosis dipenuhi tanpa diperlukan pemeriksaan lab

- Putus obat / default  kusta PB tidak minum obat (> 3 bulan), kusta MB (> 6 bulan)

- Relaps  sudah dinyatakan sembuh kemudian timbul lesi kulit baru ditempat berbeda dan bukan lesi lama, atau terdapat penebalan saraf baru disertai defisit neurologis yang sebelumnya tidak ada

 Reaksi kusta : - Tipe 1 (ringan)

 Dapat terjadi pada kusta tipe PB maupun MB

 Biasanya segera setelah pengobatan (< 6 bulan)

 Bercak kulit lama menjadi lebih meradang - Tipe 2 (ENL)

 Hanya terjadi pada kusta tipe MB

 Biasanya setelah mendapat pengobatan yang lama (> 6 bulan)

 Timbul nodus kemerahan

(19)

Erupsi eksantematosa / erosi makulopapular / erosi

morbiliformis

Lesi makula eritema pada seluruh tubuh Fixed drug eruption /

eksantema fixtum

Lesi vesikobulosa yang selalu fix (muncul di tempat yang sama), patch eritema, vesikel Eritema multiforme Lesi target (iris lesion), ekstensor, dapat

terjadi keterlibatan mukosa namun terbatas Pustular eksantema

generalisata akut

Lesi papulo-pustula dapat disertai eritema, hampir seluruh tubuh

Eritroderma / Pitriasis rubra / dermatitis ekskoliatif / dermatosis eritroskuamosa

Red-man syndrome, lesi >90% luas permukaan tubuh, patch eritema, skuama ekskoliatif

Steven johnson syndrome &

Toxic epidermal necrolysis

Skin detachment, keterlibatan mukosa baik mata,mulut, daerah genital

 Hipersensitivitas tipe 4

 Tatalaksana : 1. Topikal

 Kering  menthol 0,5-1%

 Basah  kompres larutan asam salisilat 1%

 Kortikosteroid topikal ringan sedang  hidrokortison 2,5%

atau mometasone 0,1%

2. Sistemik

 Prednison 3x10 mg

 Antihistamin  loratadin 1x10 mg atau hidroksin 2x10 mg, selama 7 hari

 Tatalaksana

- Kortikosteroid oral  Prednison 3x10 mg - Simptomatik

(20)

 Trias SJS dan TEN

- Kelainan kulit  eritema, vesikel, bula

- Kelainan mukosa orifisium  mulut atau genitalia, berupa vesikobulosa lalu berubah menjadi krusta kehitaman

- Kelainan mata  conjungtivitis

 Grading  body surface area berdasarkan “rule of 9” pada luka bakar - SJS  <10%

- SJS-TEN  10-30%

- TEN  >30%

 Nikolsky sign (+)

 Komplikasi  dehidrasi-syok, bronkopneumonia dan sepsis, AKI prerenal

 Tatalaksana 1. Topikal

 Pelembab  Petroleum 50% dengan 50% cairan parafin 2. Sistemik (kortikosteroid  Dexamethasone IV)

 SJS  Dexamethasone IV setara dengan Prednisone 1-4 mg/kgBB/hari

 SJS-TEN  Prednisone 3-4 mg/kgBB/hari

 TEN  Prednisone 4-6 mg/kgBB/hari

 Misalnya pasien SJS dengan BB 50 kg dan di RS hanya ada sediaan Dexamethasone injeksi  memakain dosis konversi (konstanta tujuan / konstanta asal) x dosis terapi awal

- Konstanta prednison  5, metilprednisolon  4, dan dexamethasone  0,75

- Prednison oral sebagai terapi awal (SJS)  1 mg x 50 kg = 50 mg prednison oral

- Konversi untuk berikan dexamethasone  (0,75 / 5) x 50 mg = 7,5 mg dexamethasone IV (sekitar 1,5 ampul)

(21)

Hipersensitif tipe I & IV (-) Hipersensitif tipe IV Atopi, lesi makula

eritema daerah malar

Bahan iritan (detergen, sabun, dll)

Alergen / non iritan (emas, karet, dll) Kriteria Hanifin Rajka

3 mayor + 3 minor

Ruam eritema (++) Batas tidak tegas Dominan burning

Ruam eritema (+) Batas tegas Dominan gatal IgE, eosinofil, skin prick

test Patch test (-) Patch test (+)

 Pruritus

 Morfologi dan distribusi yang khas

 Fasial dan ekstensor pada bayi dan balita

 Likenifikasi fleksural pada anak-anak atau dewasa

 Kronis atau dermatitis kronis relaps

 Riwayat keluarga atopi (riwayat alergi atau sering bersin)

 Xerosis

 Fisura preaurikular

 Ichtyosis / hiperlinear telapak tangan / keratosis pilaris

 IgE reaktif (meningkatnya serum IgE, RAST, atau prick test (+)

 Dermatitis pada kaki atau tangan

 Scalp dermatitis

 Rentan terhadap infeksi kulit

 Penonjolan periollikular (khususnya pada ras kulit gelap)

 Tipe infantil (2 bulan – 2 tahun)  eritema dengan papul dan vesikel yang halus, eksudatif (basah) menjadi krusta, predileksinya (pipi, leher, ekstremitas ekstensor)

 Tipe anak (2 tahun – 12 tahun)  lesi lebih kering, papuler, ada sedikit likenifikasi, predileksinya (lipat siku, lipat lutut, pergelangan bagian fleksor)

 Tipe remaja dan dewasa (> 12 tahun)  likenifikasi jelas, hiperpigmentasi dan hiperkeratosis, predileksinya (ekstensor ekstremitas, tengkuk, tangan)

 Tatalaksana

- Mengurangi gatal  antihistamin

- Menekan inflamasi  steroid potensi lemah - Menjaga kelembapan kulit  emolien (urea 10%)

 Kriteria Hanifin Rajka :

(22)

Iritasi popok  jarang diganti Gigitan serangga (pederin pada tomcat)

Gatal dan nyeri, riwayat atopi dalam

keluarga Gatal, nyeri dan panas

Makula eritema batas tegas, papulovesikel, erosi, lesi satelit (+/-)

Eritema dengan central necrosis, papula dan punktum, nodus/urtika dengan punktum dan bula, kissing

phenomenon (+) Terapi  ganti popok, zinc ointment

2x/hari selama 1 minggu, jika lesi berat hidrokortison 1-2,5% 2x/hari

selama 3-7 hari

Terapi  kortikosteroid topikal, antihistamin, antibiotik jika ada infeksi

 Dermatitis kontak iritan (DKI)

- Bukan didasari reaksi imun / hipersensitivitas, disebabkan oleh zat iritan

- Bisa dialami semua orang - Dominan nyeri

- Perkembangan lesi cepat

- Bentuk lesi monomorf, batasnya tegas

- Patch test (-)  lesi decrescendo (muncul kemerahan lalu menghilang)

 Dermatitis kontak alergi (DKA)

- Didasari oleh reaksi hipersensitivitas tipe 4 - Bisa dialami orang yang tersensitisasi - Dominan gatal, lalu akhirnya nyeri - Perkembangan lesi lambat

- Bentuk lesi polimorf, batasnya tidak tegas

- Patch test (+)  lesi crescendo (muncul kemerahan lalu bertambah)

 Tatalaksana - Antihistamin

- Kortikosteroid topikal

(23)

Stressor dan bersifat kronis Hidrostatis vena Gatal hilang timbul Sangat gatal

Gatal di predileksi, bengkak, dan nyeri (sering berdiri lama) Likenifikasi (lesi menebal),

akibat garukan berulang di tempat yang lama, leathery induration (garis kulit tampak sangat jelas)

Plak numular (coin lession) dengan oozing,

krusta dan skuama

Makula hiperpigmentasi numular sampai plakat

ditutupi skuama halus (seperti botol terbalik) Terapi  simptomatik (antihistamin) dan

kortikosteroid potensi kuat (salep klobetasol propionate 0,05%)

Terapi  RICE

Kronik residif berkaitan dengan HLA stress,

infeksi

Idiopatik, self limiting disease, non infeksi

Hiperaktivitas kelenjar sebasea, Pityrosporum ovale, stress emosional Sedikit gatal, arthritis

bisa nyeri,kosmetik, nail distrofi

Merah, gatal

Merah, kulit kasar, gatal, berminyak, ketombe

makin banyak Plakat eritema dengan

skuama kasar berlapis, tetesan lilin, Auspitz sign, Koebner fenomena

Herald patch / lesi Medalion / cemara

terbalik

Papul-plak eritema Skuama berminyak

kuningan Batas tidak tegas

Cradle cap Di area yang mudah

terkena trauma

Predileksi badan, lengan atas, paha atas

Kulit kepala, retro ear, alis mata, belakang

kepala Histo PA  akantosis

(penebalan epidermis), hiperkeratosis dan

papilomatosis

Histo PA, KOH Histo PA, KOH, Wood lamp

(24)

 Tetesan lilin  lesi akan menjadi lebih putih seperti lilin ketika digores/digaruk, dan akan ada perbedaan indeks bias (ada yang tebal dan tipis sesuai garukan)

 Auspitz sign  bintik-bintik perdarahan akibat garukan

 Fenomena koebner  lesi yang muncul yang sama dengan lesi psoriasis pada daerah normal kulit psoriasis (seperti di lutut tidak apa- apa, karena ada trauma bisa muncul psoriasis)

 Jenis psoriasis

- Psoriasis tipe plak  plak eritematosa berbatas tegas dengan skuama berwarna keperakan

- Psoriasis gutata  sebelumnya infeksi ISPA, plak bentuk seperti tetesan air (plak lentikular), plak merah muda dengan skuama - Psoriasis pustulosa generalisata / psoriasis von Zumbusch  pustul

steril yang mengenai sebagian besar area tubuh dan ekstremitas, kasus berat membentuk kumpulan pus (lake of pustules)

 Tatalaksana

- Ringan (luas permukaan tubuh terkena psoriasis < 10%)  Topikal

 kortikosteroid topikal potensi kuat

- Sedang (luas permukaan tubuh terkena psoriasis 10-30%)  Fototerapi  UVB atau PUVA (menyebabkan apoptosis keratinosit) - Berat (luas permukaan tubuh terkena psoriasis >30%)  Sistemik 

siklosporin, methotrexate, retinoid (menghambat proliferasi keratinosit)

 Tatalaksana 1. Topikal

- Bedak kocok  asam salisilat 2% atau mentol 1%

- Kortikosteroid topikal bila parah 2. Sistemik

- Antihistamin  klortrime 3x1 mg tab - Vitamin B12 1 gr/hari

 Tatalaksana

1. Bayi  hidrokortison 1% + tetap keramas

2. Dewasa  shampo ketokonazole 2% + steroid ringan-sedang

(25)

Bula tegang Bula hipopion / kendur

Hemidesmosom  profunda Superfisial

Vesikel miliar Gatal, hyperhidrosis lokal, bau badan Jarang melibatkan mukosa Melibatkan mukosa

Nikolsky sign (-) Nikolsky sign (+)

1

Super poten :

 Klobetasol propionate 0,05%

 Halobetasol 0,05%

Kuat 2

Poten :

 Mometasone furoate 0,1% salep

 Desoximethasone 0,25%

3 Upper mid strength :

 Desoximethasone 0,05%

4

Mid strength :

 Mometasone furoate 0,1% cream

 Betametasone valerat 0,1%

 Triamcinolone acetonide 0,1% salep Sedang 5

Lower mid strength :

 Triamcinolone acetonide 0,1% cream

 Fluticasone 0,05%

6

Mild :

 Hidrokortison butirat 0,1%

 Desonide 0,05%

Lemah 7

Least potent :

 Hidrokortison 2%/2,5%

 Hidrokortison 0,5-1%

Catatan tambahan :

 Nikolsky sign (+)  pada penekanan gampang pecah atau melebar ke daerah sekitarnya

 Nikolsky sign (-)  pada penekanan tidak gampang pecah atau tidak melebar ke daerah sekitarnya

 Ciri-ciri pemfigoid dan pemfigus  seperti tanda trias SJS-TEN, tetapi tidak ada riwayat minum obat

(26)

Sarcoptes scabiei var

hominis Pediculus humanus Ancilostoma brazilien / canium

Kebersihan, tinggal berkelompok Pruritus nokturnal

Kebersihan, tinggal berkelompok Gatal tiap saat

Kontak tanah Kontak dengan binatang

Gatal malam hari Papul/pustula/vesikel

pada sela jari (burrow/terowongan) pada stratum korneum tipis, gatal pada malam

hari, kena massal

Abu-abu mengkilat, makula serulae / sky blue spot (papul-papul

nekrosis akibat tancapan kutu), black

dot (bercak pada pakaian dalam)

Serpiginosa (berkelok- kelok)

 Tatalaksana

1. Permetrin 5% cream (membunuh seluruh stadium tungau)  lini pertama

- Dioleskan 8 jam  dicuci bersih (sekali saja  oles malam hari, paginya dicuci)

- Bila belum sembuh, diulang 1 minggu kemudian - Kontraindikasi  anak < 2 bulan

2. Sulfur presipitatum 5-10% (tidak efektif untuk stadium telur) - Dioleskan 3x24 jam

- Harus digunakan >3 hari (3 malam berturut-turut) 3. Emulsi benzil benzoat 10-20%

- Efektif semua stadium

- Diberikan malam hari selama 3 hari, selama 24 jam penuh 4. Gameksan (Lindane) 1%

- Efektif semua stadium

- Oles selama 8 jam, cukup sekali pemakaian - Kontraindikasi  anak < 6 tahun dan ibu hamil

(27)

Neisseria gonorrhea Chlamydia trachomatis, Ureaplasma Cairan duh kuning kental

(mukopurulen) Cairan duh cair keruh (agak mukoid) Pewarnaan Gram  Diplococcus

gram negatif (seperti biji kopi) Kultur  Thayer-martin

Pewarnaan Gram  Inclucion Bodies Kultur  Thayer-martin

 Tatalaksana

1. Permetrin 1% cream, selama 2 jam  lini pertama 2. Alternatif

- Malathion 0,5% lotion semalam - Gameksan 1%, selama 12 jam

 Tatalaksana 1. Topikal

- Salep albendazole 3%, dioleskan 3 kali/hari, selama 7-10 hari 2. Sistemik

- Albendazole 400 mg, selama 3-7 hari

- Tiabendazole 50 mg/kgBB/hari, selama 2-4 hari 3. Kombinasi

- Bedah beku - Klor etil

Tatalaksana Gonore

 Sefiksim 400 mg oral, dosis tunggal

 Kanamisin 2 gr IM, dosis tunggal

 Seftriakson 250 mg IM, dosis tunggal Tatalaksana Non Gonore

 Azitromisin 1 gr oral, dosis tunggal

 Doksisiklin 2x100 mg oral, selama 7 hari

(28)

Trichomonas vaginalis Gardnella vaginalis Candida sp Cairan berbusa kuning

kehijauan (straweberry cervix), dispareunia, tidak

gatal

Berbau ikan amis, abu- abu putih, tidak nyeri,

tidak gatal

Putih kental bergumpal (cottage-cheese), dispareunia, rasa terbakar, sangat gatal

pH 5.0-6.0 pH > 4.5 pH 4.0-4.5

Saline/giemsa smear  trofozoit

Whiff test  (+) Gram  clue cell

KOH  pseudohifa dengan blastospora Tatalaksana Trichomoniasis

 Metronidazole 2 gr dosis tunggal atau 2x500 mg, selama 7 hari

 Tinidazole 2 gr dosis tunggal

 Klindamisin 2x300 mg, selama 7 hari Tatalaksana Bakterial Vaginosis

 Metronidazole 2 gr dosis tunggal atau 2x500 mg, selama 7 hari

 Tinidazole 2 gr dosis tunggal

 Klindamisin 2x300 mg, selama 7 hari Tatalaksana Kandidiasis Vulvovaginalis

 Klotrimazole 200 mg intravaginal 1x, selama 3 hari atau 500 mg intravaginal dosis tunggal (dipertimbangkan pada pasien hamil)

 Nistatin 100.000 IU, intravaginal 7 hari (dipertimbangkan pada pasien hamil)

 Flukonazole 150 mg oral, dosis tunggal

 Itrakonazole 200 mg oral, dosis tunggal

(29)

Treponema palidum Haemophilus ducreyi Ulkus durum :

 Soliter

 Tepi rata

 Tanda radang (-)

 Luka bersih

 Indurasi (+)

 Nyeri (-)

Ulkus mole :

 Multiple

 Tepi tidak rata

 Tanda radang (+)

 Luka kotor

 Indurasi (-)

 Nyeri (+) Bubo (limfadenopati)  tidak nyeri, non

supuratif dan bilateral

Bubo (limfadenopati)  nyeri tekan dan bilateral Mikroskop lapangan gelap

Serologis (VDRL (+) lalu TPHA (+))

Batang Gram  School of Fish

Stadium sifilis :

 Early sifilis  1 tahun pertama + menular

 Sifilis primer  ulkus + bubo

 Sifilis sekunder  ulkus + bubo + keterlibatan mukokutan (kondiloma lata) + cooper peny rash

 Laten awal  gejala klinis (-) + serologis (+)

 Late sifilis  > 1 tahun + tidak menular

 Laten akhir  gejala klinis (-) + serologis (+)

 Sifilis tersier  komorbid ke organ lain (jantung, saraf, dsb), gumma

-

Tatalaksana Ulkus Durum / Sifilis / Chancre

 Penisilin benzatin 2,4 juta IU IM, dosis tunggal

 Penisilin prokain 600.000 IU/hari, selama 10 hari

 Doksisiklin 2x100 mg oral, selama 30 hari

 Eritromisin 4x500 mg oral, selama 30 hari Tatalaksana Ulkus Mole / Chancroid

 Siprofloksasin 2x500 mg/hari, selama 3 hari

 Eritromisin 4x500 mg/hari, selama 7 hari

 Azitromisin 1 gr oral, dosis tunggal

 Seftriakson 250 mg IM, dosis tunggal

(30)

Klebsiella granulomatis Chlamydia trachomatis serovar L1, L2, L3

 Sifat ulkus seperti ulkus durum / sifilis  tidak nyeri

 Ulkus lebih merah (beefy red ulcer)

 Tidak ada bubo / limfadenopati

 Tidak ada ulkus, kalaupun ada ulkus kecil tapi sudah

hilang/sembuh

 Ada bubo yang nyeri (groove sign)

Pemeriksaan penunjang  badan donovani

Pemeriksaan penunjang  badan inklusi

Treponema palidum HPV tipe 6 dan 11

 Bentuk sifilis sekunder

 Bulat-bulat dan mendatar

 Berjonjot/berjengger, kasar, seperti bunga kol (verukosa)

 Acetowhite test (+)  akan menjadi putih

Tatalaksana Donovanosis

 Azitromisin 1 gr/minggu, selama 3 minggu atau 500 mg/hari, selama 3 minggu

 Doksisiklin 2x100 mg/hari, selama 3 minggu Tatalaksana Limfogranuloma Venerum

 Doksisiklin 2x100 mg/hari, selama 2 minggu

 Eritromisin 4x500 mg/hari, selama 2 minggu

 Tetrasiklin 4x500 mg/hari, selama 2 minggu

Tatalaksana Kondiloma Lata

 Sama seperti sifilis / ulkus durum / chancre Tatalaksana Kondiloma Akuminata

 Tingtura podofilin 25% (tidak boleh pada ibu hamil dan menyusui)

 TCA 80-90% (aman pada ibu hamil)

 Podofilotoksin 0,5% (dapat dilakukan sendiri pasien, tidak boleh pada ibu hamil)

 Krioterapi

(31)

Radang kronik folikel pilosebasea karena sebum, keratiniasi, koloni

propinium acne

Hipertrofi kelenjar sebasea

Demodex foliculorum / staphylococcus

Demodex foliculorum

Gatal, merah, nyeri Merah, panas, fotosensitif

Gatal, panas, lesi sekitar mulut, ada riwayat pemakaian steroid /

kosmetik Erupsi kulit polimorfik,

komedo (black/white)

Papulopustula, tanpa komedo, telangiektasis,

flush

Papulopustula, sekitar mulut, tanpa komedo Wajah, bahu, dada,

punggung Wajah Sekitar mulut dan hidung

 Derajat acne vulgaris - Ringan

 Komedo  < 20

 Lesi inflamasi  < 15

 Kista / nodul  (-)

 Total lesi  < 30 - Sedang

 Komedo  20 -100

 Lesi inflamasi  15-50

 Kista / nodul  < 5

 Total lesi  20 – 125 - Berat

 Komedo  > 100

 Lesi inflamasi  > 50

 Kista / nodul  > 5

 Total lesi  > 125

 Tatalaksana

- Ringan  topikal

- Sedang – berat  topikal + oral

(32)

Ringan

 Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoil peroxide

 Asam azelaic 20%

 Benzoil peroxide 2- 5%

Sedang

 Asam retinoat 0,01-0,1% + benzoil peroxide, bila perlu ditambahkan doksisiklin 50-100 mg oral

 Benzoil peroxide 2- 5% + eritromisin 500- 1000 mg/hari

Berat

 Antibiotik topikal (klindamisin 1%

atau eritromisin 2%) + azitromisin pulse dose (hari ke-1 500 mg, hari ke-2 sampai 4 250 mg)

 Benzoil peroxide 2- 5% + eritromisin 500- 1000 mg/hari

Fase telogen memendek, karena kelainan di anagen

Konsentrasi androgen meningkat pada laki-laki,

hormon DHT meningkat

Fase anagen dipercepat

Bercak bulat/lonjong dengan rambut rontok,

exclamation mark (+), pull test (+)

Rambut rontok bertahap, exclamation mark (-), pull

test (-)

Rambut terlalu cepat rontok (> 6 rambut) exclamation mark (-),

pull test (+), akibat stress, hamil Histo PA  banyak fase

anagen (-) Histo PA  folikel

banyak fase anagen Terapi :

 Steroid super potent

 Minoxidil 1-5%

 Prednisone 40 mg/hari (6 minggu tapering off)

Terapi :

 Finasterid 1 mg/hari oral

 Dutasterid 0,5 mg/hari

 Minoxidil 2-5%, 2 kali/hari (1 ml atau 25 tetes)

Terapi :

 Minoxidil 2-5%, 2 kali/hari

 Tatalaksana

- Metronidazole cream

- Sistemik  Doksisiklin 1x100 mg

(33)

Nevus dengan ABCDE (asimetris, border ireguler, color > 1, diameter > 6 mm,

evolusi cepat membesar)

Pearly papul (mengkilat) atau nodul, ulkus roden

Lesi hiperkeratotik, ulkus bowen dan krusta

Etiologi  paparan sinar matahari

Etiologi  paparan sinar matahari, dapat juga

imunokompromise PA  sel melanosit

mengalami displasia

PA  sel palisade / sel pagar

PA  pearl horn atau mutiara tanduk

Depigmentasi kulit, makula putih susu homogen, batas tegas

Hipopigmentasi pada kulit, rambut, dan mata

Predileksi dimana saja Kulit, rambut dan mata

Wood lamp  putih (-)

Terapi  PUVA, kortikosteroid, takrolimus, hidrokuinon (lesi 80%)

Terapi  Tidak ada hanya preparat pencegahan dari sinar matahari

(34)

Makula coklat muda sampai coklat tua

Papul multipel, batas

tegas Makula/patch kecil-kecil Predileksi sentro-fasial,

malar dan mandibular, Paparan matahari, usia tua Simetris dan berpola,

batas tegas (-) Asimetris (fingerprint

like)

 Tatalaksana Medikamentosa

- Hidrokuinon 2-5% (krim, gel, losio) - Asam retinoat 0,05% - 1% (krim dan gel) - Asam azelaik 20% (krim)

- Asam glikolat 8-15% (krim, gel, losio)

 Tatalaksana Non Medikamentosa - Tabir surya SPF 50

Referensi

Dokumen terkait