Cerita Manis di Hari Raya Idul Fitri
Penulis : Leguty Family
Editor : Teguh Indriawan dan S. Sholekah. S.
ISBN : 978-623-5948-22-5
Cetakan Pertama : April 2022
Penerbit : Leguty Media (Tangerang Selatan) Anggota IKAPI : (No.056/BANTEN/2021)
Website : https://legutykids.com Program Menulis Buku : 0821-1260-0268
2 23
Berpuasa Syawal
Elyusra
Aku bernama Khairani dan adikku bernama Haurizah. Tadi pagi kami sekeluarga melaksanakan Salat Hari Raya Idul Fitri di lapangan masjid dekat rumah. Teman-teman yang bertetangga dengan kami juga ikut. Kami semua tetap memakai masker dan menjaga jarak.
Pulang dari masjid, kami menikmati makanan yang sudah disiapkan oleh Ibu dan Nenek. Ada ketupat, sate ayam, serta kue-kue yang aromanya harum. Kami menikmatinya dengan rasa syukur kepada Allah. Perut kami menjadi sangat kenyang.
Pada malam hari setelah melaksanakan salat Isya, Ayah menyampaikan kepada kami bahwa esok hari kami melaksanakan puasa Syawal bersama-sama. Kata ayah, puasa Syawal sangat baik dilaksanakan oleh umat muslim untuk menyempurnakan puasa Ramadan dan dapat menjadikan pencernaan beristirahat dari rasa kekenyangan. Puasa Syawal dilaksanakan selama enam hari.
Kakek dan Nenek mengatakan bahwa Allah sangat sayang kepada umatnya yang melaksanakan puasa Syawal. Aku dan adikku setuju dengan ajakan Ayah dan Kakek. Kami percaya perkataan Ayah dan Kakek adalah baik. ***
Daftar Isi
1. Serunya Makan Bersama Keluarga Endang Fatmawati 3
22 3
Serunya Makan Bersama Keluarga
Endang Fatmawa
Adik-adik semua yang saleh dan salihah. Tahukah kalian bahwa ada momen spesial saat hari raya tiba? Pernahkah adik-adik menyadari bahwa makan bersama itu dapat menjaga silaturahmi?
Makan bersama dengan keluarga di hari raya merupakan tradisi turun-temurun. Semua keluarga besar berkumpul di hari kemenangan. Lengkap, dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek, nenek, sanak saudara, maupun kerabat lainnya.
Biasanya setelah salat idul tri, kami melakukan sungkeman, ziarah ke makam leluhur, dan makan bersama. Menu istimewa yang dihidangkan adalah opor ayam, sambel goreng, ketupat, kerupuk udang, dan ubo rampe lainnya. Tak ketinggalan, aneka buah segar juga terhidang di meja makan.
Agenda makan bersama dengan keluarga sungguh selalu dinanti. Makan bersama menjadi salah satu cara untuk bersilaturahmi antara seluruh anggota keluarga. Saat berkumpul bersama, kita bisa saling bertukar cerita dan saling bercengkerama sembari menikmati makanan yang disajikan.
Marilah kita jaga tradisi makan bersama dengan keluarga di hari raya! Semoga semakin membawa keberkahan, amin .... ***
Ziarah ke Makam atau Nyekar
Mustopa
Tradisi di desaku setelah, salat Id biasanya ada yang langsung ziarah kubur atau nyekar ke kuburan keluarga. Ada pula yang pulang dahulu ke rumah untuk sungkeman dengan keluarga lalu makan ketupat dan opor, baru nyekar ke makam.
“Hadi, Aisyah, Amin, makan ketupatnya sudah belum? Kalau sudah, ayo kita siap-siap berangkat ziarah kubur bersama-sama!” kata Pak Rijal memanggil anak-anaknya.
“Amin masih mainan kembang api dengan teman-temannya, Yah,” kata Hadi.
“Tolong panggilkan Nak, Ayah sudah siap-siap mau berangkat ke makam keluarga,” kata Bu Aminah, menyuruh Hadi.
“Baik, Bu. Hadi cari,” sahut Hadi.
Setelah lengkap, keluarga Pak Hadi berangkat ke makam yang tidak jauh dari rumah.
Sepanjang jalan menuju makam, setiap ketemu dengan orang, pasti salam-salaman dan maaf- maafan.
Sampai di lokasi pemakaman masih ramai, banyak orang yang masih nyekar dan mengirimkan doa untuk para orang tua atau kerabat yang sudah
meninggal.
Pulang dari makam, Hadi, Aisyah, dan Amin merasa sangat gembira di hari raya. ***