BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi industri online di Indonesia sedang berkembang sangat pesat, terutama perkembangan e-commerce nya. Bahkan menurut survei yang dilakukan oleh eMarket menyatakan bahwa e-commerce di Indonesia mengalami perkembangan yang paling cepat di asia pasifik (solutech.id, 2019). Di Indonesia sendiri banyak sekali perusahaan- perusahaan e-commerce yang berkembang akibat dampak dari pertumbuhan teknologi, sehingga dengan munculnya perusahaan e-commerce memberikan pengaruh negatif terhadap perusahaan atau usaha tradisional yang belum menggunakan teknologi sebagai alat perantara penjualannya. Menurut data BPS selama tahun 2018 ada 13.485 usaha e-commerce melakukan transaksi sebanyak 24.821.916 dengan total nominal transaksi mencapai 17,21 triliun rupiah (BPS, 2019). Sehingga, hal ini membuat para pelaku bisnis dituntut untuk menggunakan teknologi dalam proses pemasarannya agar tidak mengalami kalah persaingan dengan perusahaan yang lain.
E-Commerce merupakan sebuah tempat jual beli barang secara online melalui sebuah perangkat elektronik sehingga dapat menghubungkan antara konsumen dan produsen untuk melakukan transaksi pembelian barang atau jasa melalui teknologi internet (Markey.id, 2020).
Berikut beberapa situs e-commerce yang terkenal di Indonesia menurut data dari iPrice.co.id, 2020.
Tabel 1.1. 8 situs e-commerce teratas di Indonesia pada kuartal ke-I dan Kuartal ke-II 2020, berdasarkan lalu lintas bulanan
Daftar
E-Commerce Jumlah Pengunjung Web Bulanan No. Toko Online Kuartal-I Kuartal-II
1 Shopee 71.533.300 93.440.300
2 Tokopedia 69.800.000 86.103.300
3 Bukalapak 37.633.300 35.288.100
4 Lazada 24.400.000 22.021.800
5 Blibli 17.600.000 18.307.500
6 jD.ID 6.066.700 9.301.000
7 Orami 5.642.500 4.176.300
8 Bhinneka 4.450.000 3.804.800
Sumber : iPrice.co.id
Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan data dari situs e-commerce teratas di Indonesia pada kuartal ke-I dan kuartal ke-II 2020, dimana Shopee berada pada urutan pertama dengan jumlah pengunjung website untuk kuartal ke-I mencapai 71,533 juta per bulan, dan untuk kuartal ke-II yaitu sebesar 93,440 juta per bulan. Sementara untuk Tokopedia jumlah pengunjung website bulanannya pada kuartal ke-I yaitu sebesar 69,800 juta per bulan, dan kuartal ke-II sebesar 86,103 juta per bulan, hal ini menunjukkan bahwa Tokopedia masih berada pada urutan kedua yaitu dibawah Shopee, sehingga dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2020 kuartal ke-I dan ke-II
Shopee sukses menggeser Tokopedia sebagai jawara e-commerce Indonesia.
Peringkat ketiga pada kuartal ke-II ada Bukalapak dengan total pengunjung website 35,288 juta per bulan, kemudian di ikuti oleh Lazada dengan total pengunjung 22,021 juta per bulan, dan disusul Blibli dengan jumlah pengunjung website bulanannya yaitu sebesar 18,307 juta pelanggan setiap bulan.
Berikut merupakan daftar e-commerce menurut data dari iPrice.co.id pada kuartal ke-III dan Kuartal ke-IV :
Tabel 1.2. 10 situs e-commerce teratas di Indonesia pada kuartal ke-III dan Kuartal ke-IV 2020, berdasarkan lalu lintas bulanan
Daftar E-Commerce
Pengunjung Web Bulanan
Daftar E-Commerce
Pengunjung Web Bulanan No. Toko Online Kuartal-III Toko Online Kuartal-IV
1 Shopee 96.532.300 Shopee 129.320.800
2 Tokopedia 84.997.100 Tokopedia 114.655.600 3 Bukalapak 31.409.200 Bukalapak 38.583.100
4 Lazada 22.674.700 Lazada 36.260.600
5 Blibli 18.695.000 Blibli 22.413.100
6 jD.ID 4.785.800 Orami 6.186.200
7 Orami 3.071.900 Bhinneka 4.442.600
8 Bhinneka 2.803.800 Ralali 4.331.400
9 Sociolla 1.986.700 jD.ID 4.163.100
10 Zalora 1.828.500 Sociolla 3.086.500
Sumber : iPrice.co.id
Berdasarkan Tabel 1.2 pada kuartal ke-III dan kuartal ke-IV 2020, menunjukkan bahwa Shopee masih menempati urutan pertama dengan total
pengunjung website pada kuartal ke-III sebesar 96,532 juta per bulan, dan pada kuartal ke-IV sebesar 129,320 juta per bulan, kemudian di ikuti oleh Tokopedia di peringkat kedua dengan total pengunjung website bulanannya untuk kuartal ke-III sebesar 84,997 juta dan kuartal ke-IV yaitu sebesar 114.655 juta per bulan. Pada urutan ketiga ada Bukalapak dengan jumlah pengunjung website untuk kuartal ke-III sebesar 31,409 juta dan kuartal ke-IV sebesar 38.583 juta per bulan.
Data tersebut menunjukkan bahwa, Shopee menempati posisi pertama pada rangking Appstore dan rangking di Playstore terbaik di Indonesia pada kuartal ke-III dan kuartal ke-IV di tahun 2020 ini. Tidak hanya menempati posisi pertama di Appstore dan Playstore Shopee juga memiliki jumlah karyawan paling banyak yaitu sebesar 7.000 orang dibandingkan dengan e- commerce lainnya, shopee juga dinilai sukses dan dikenal sangat baik dalam media promosi periklanannya di Instagram dan Facebook, namun untuk periklanan di Twitter, Tokopedia masih unggul di bandingkan Shopee.
Shopee merupakan salah satu e-commerce asal Singapura yang didirikan di Indonesia oleh Forrest Li pada tahun 2015. E-commerce ini mengalami kenaikan di tahun 2020 dari kuartal ke-I sampai kuartal ke-IV dengan total pengunjung website mencapai 129.320.800 pengunjung di tiap bulannya.
Sehingga akibat lonjakan total pengunjung bulanan tersebut membuat shopee menjadi e-commerce dengan peringkat ke 1 (iPrice.co.id, 2020).
Menurut Angela dan Paramita (2020) saat ini konsumen yang akan melakukan pembelian produk tidak lagi datang langsung ke pusat
perbelanjaan, namun kini hanya perlu melihat gambar atau foto yang disajikan pada situs belanja online, seperti Mobile- platform yaitu shopee indonesia dimana e-commerce ini menjual produk yang menarik kepada konsumen yang bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, dengan menjual produk seperti pakaian, makanan, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.
Studi Nielsen (2017) dari hasil penelitiannya menjelaskan bahwa sebesar 60% konsumen di rentang umur 21 sampai 49 tahun terkadang memutuskan untuk membeli produk setelah mereka melihat sebuah iklan online dari produk tersebut, dan sebesar 30% konsumen memutuskan untuk membeli produk melalui situs belanja online, namun sebagian konsumen juga membenarkan bahwa mereka kadang melakukan pembelian setelah melihat sebuah iklan online, kemudian mereka baru memutuskan untuk datang langsung ke toko, dan kemungkinan terjadinya peluang pembelian adalah sekitar 28% pada rentang umur 30 sampai 39 tahun. Konsumen yang sering melakukan pembelanjaan secara online, terkadang lebih aktif dalam mencari informasi terkait produk melalui browsing di internet, sehingga strategi promosi dengan menggunakan iklan biasanya paling banyak digunakan oleh perusahaan yang bertujuan merangsang seorang konsumen untuk dapat melirik produk yang ditawarkan perusahaan sehingga mereka melakukan pembelian impulsif. Rook dan Fisher (1995) menjelaskan bahwa pembelian secara impulsif biasanya timbul akibat suatu dorongan dari
sebuah promosi penjualan, biasanya bertujuan untuk merangsang konsumen dalam melakukan pembelian.
Solomon (2011) memberikan pernyataan terkait pembelian impulsif atau pembelian tanpa direncanakan itu dapat diklasifikasikan dalam empat faktor yaitu Product samples (Contoh produk), Elaborate package displays (Kemasan/tampilan produk), Place based media (Lokasi toko), dan Store promotional material (Materi promosi dalam toko).
Menurut Kurnia et al. (2016) menjelaskan bahwa kualitas produk dari sebuah toko online dapat dinilai melalui sebuah deskripsi atau katalog, biasanya terletak dibawah gambar produk, katalog ini berisi tentang penjelasan terkait produk yang sedang ditawarkan, mulai dari warna, ukuran, bahan, dan sebagainya, bertujuan agar konsumen dapat melihat sendiri keunggulan dari produk tersebut, namun banyak juga toko yang menjual produknya tidak sesuai dengan deskripsi produk, sehingga banyak konsumen yang mengeluhkan hal ini karena barang yang mereka beli tidak sesuai dengan keinginan mereka, hal ini lah yang membuat masih banyaknya konsumen yang melakukan perbelanjaan langsung ke tokonya karena konsumen ingin melihat kondisi dari produknya. Karena jika konsumen membeli melalui aplikasi online seperti shopee, konsumen tidak dapat merasakan secara langsung kualitas yang diberikan pada produk tersebut, melainkan hanya melihat gambar saja. Berdasarkan hasil penelitian Felita dan Oktivera (2019) dilihat dari variabel independennya yaitu promosi penjualan, dimana didalam variabel tersebut terdapat indikator potongan harga/diskon yang
memiliki pengaruh positif pada penelitiannya. Sehingga dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa responden akan melakukan pembelian impulsif ketika perusahaan tersebut memberikan diskon pada produknya.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ittaqullah et al. (2020) menjelaskan bahwa variabel diskon di dalam penelitiannya tidak berpengaruh positif pada impulse buying, karena dilihat dari hasil penelitian menjelaskan nilai dari thitung itu lebih kecil dari ttabel. Angela dan Paramita (2020) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa variabel kualitas produk memiliki pengaruh positif dan signifikan pada impulse buying.
Menurut pernyataan diatas, dari perbedaan hasil penelitian tersebut, peneliti memutuskan untuk menggunakan Price Discount sebagai variabel yang akan diteliti karena peneliti ingin menguji seberapa pengaruh price discount terhadap keputusan dalam impulse buying. Hal ini dikarenakan pada penelitian terdahulu yang menyatakan variabel Price Discount tidak berpengaruh positif pada impulse buying akibat faktor usia dan pendapatan responden, sehingga upaya strategi pemasaran pada penelitian ini tidak berpengaruh pada impulse buying (Ittaqullah et al., 2020). Namun peneliti ingin menguji kembali variabel price discount dengan didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Felita dan Oktivera (2019) yang menyatakan bahwa indikator potongan/harga diskon di dalam penelitiannya berpengaruh positif pada pembelian impulsif, dimana penyebabnya antara lain iklan, pemasaran langsung, pemasaran digital, publisitas, dan komunikasi langsung (tatap muka).
Peneliti juga menambahkan salah satu variabel untuk diuji diantaranya
variabel kualitas produk pada impulse buying. Kualitas produk dipilih oleh peneliti karena menurut penelitian terdahulu menjelaskan bahwa pada beberapa toko di aplikasi shopee menjual produk tidak sesuai dengan kualitas di deskripsinya, sehingga tidak sedikit konsumen yang merasa kecewa karena kualitas produknya tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan (Kurnia et al., 2016). Namun peneliti ingin menguji kembali variabel kualitas produk karena didukung oleh penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh yang bersifat positif, artinya variabel kualitas produk ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pada impulse buying (Angela dan Paramita, 2020).
Hal ini juga didukung oleh Tinne (2010) menyatakan bahwa, faktor lain yang dapat mendorong pembelian impulsif adalah melalui rangsangan pemasaran berupa kegiatan promosi, salah satu bentuk promosi penjualan pada penelitian ini adalah dengan memberikan potongan harga (discount).
Serta menurut Youn dan Faber (2000) menyatakan bahwa terdapat penyebab dari luar yang dapat memicu terjadinya pembelian impulsif, pemicu ini melibatkan rangsangan lingkungan, sensorik, dan produk yang dikendalikan oleh pemasar (seperti iklan, hadiah promosi, elemen visual, dan pakaian serta penampilan). Dimana penyebab eksternal pada penelitian ini yaitu variabel price discount dan kualitas produk. Sehingga peneliti memutuskan untuk menguji apakah terdapat pengaruh Price Discount dan Kualitas Produk pada Impulse Buying yang dilakukan oleh situs belanja online yaitu Shopee Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan oleh peneliti sebelumnya, sehingga permasalahan didalam penelitian ini meliputi :
1. Apakah faktor Price Discount berpengaruh pada Impulse Buying?
2. Apakah faktor Kualitas Produk berpengaruh pada Impulse Buying?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, sehingga penelitian ini memiliki tujuan diantaranya adalah :
1. Menguji pengaruh Price Discount pada Impulse Buying.
2. Menguji pengaruh Kualitas Produk pada Impulse Buying.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan di atas, maka penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak diantaranya :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah Price Discount dan Kualitas Produk berpengaruh pada Impulse Buying di situs belanja online yaitu shopee Indonesia.
2. Secara Praktis
Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya sebagai pedoman dasar bagi mereka yang ingin menguji variabel yang sama, yaitu variabel price discount dan variabel kualitas produk pada pembelian impulsif, yang terjadi pada perusahaan yang bergerak secara online di bidang pemenuhan kebutuhan masyarakat.
3. Secara Manajerial
Penelitian ini diharapkan dapat membantu organisasi atau perusahaan agar dapat melakukan identifikasi terhadap kekuatan dan kelemahan ekonomi yang bisa mempengaruhi perusahaan. Selain itu perusahaan juga akan mengetahui bahwa Price Discount dan Kualitas Produk akan sangat mempengaruhi seorang konsumen dalam melakukan pembelian secara impulsif.
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Terdapat batasan-batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Penelitian ini hanya berfokus pada konsumen yang telah melakukan perbelanjaan di situs belanja online Shopee Indonesia.
2. Penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh price discount dan kualitas produk pada impulse buying.