• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of A COMPARATIVE STUDY OF MAQASID SHARI'AH TEORY ACCORDING TO AHMAD AL-RAYSUNI AND JASSER AUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of A COMPARATIVE STUDY OF MAQASID SHARI'AH TEORY ACCORDING TO AHMAD AL-RAYSUNI AND JASSER AUDA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Secara akademis, perbedaan di atas menunjukkan perbedaan metode dalam memahami dan menerapkan teori maqasid al-syari'ah. Dari kegelisahan tersebut peneliti ingin membandingkan pandangan Ahmad al-Rasysuni dan Jasser Auda mengenai maqasid al-Syari'ah. Maka dalam hal ini kajian maqasid al-syari'ah kontemporer lahir sebagai upaya menjawab tantangan zaman, seperti upaya yang dilakukan Ibnu.

Ahmad al-Raysuni dan Jasser Auda adalah intelektual Muslim kontemporari yang sama-sama mempelajari maqasid al-shari'ah. Maka tidak keterlaluan jika dikatakan mereka berdua adalah pakar dan berpengalaman dalam pengajian maqasid al-shari'ah. Dari segi akademik, perbezaan di atas menunjukkan terdapat perbezaan kaedah memahami dan mengaplikasikan teori maqasid al-syariah.

Karya kedua bertajuk Maqasid al-Shari'ah dalam tinjauan pemikiran Ibnu 'Ashur dan Jasser Auda, karangan Moh. Artikel ini menjelaskan bagaimana al-Raysuni berijtihad dengan maqasid al-Shari'ah dan menjelaskan sedikit geneologi pemikiran beliau yang berasal daripada al-Syatibi (Zionis, 2012). Penyelidikan ini akan menghadkan perbincangannya kepada kajian perbandingan teori maqasid al-shari'ah antara Ahmad al-Raysuni dan Jasser Auda.

Pendekatan yang digunakan ialah perbandingan; merangka pendapat kedua-dua tokoh dari segi kaedah penentuan maqasid al-syariah. Al-Ghazali sendiri turut memberi sumbangan penting dengan menggunakan maqasid al-shari'ah sebagai 'ilat hukum (sebab hukum). Bagi model kontemporari pula menunjukkan konsep maqasid al-syari'ah yang telah dibangunkan dan berkembang sesuai dengan semangat zaman moden.

Maqasid al-Syari’ah Menurut Jasser Auda

Profesor Auda telah memberi kuliah tentang Islam dan hukum Islam di 20 negara, menulis 25 judul buku dalam bahasa Arab dan Inggris, beberapa di antaranya telah diterjemahkan ke dalam 25 bahasa (Biografi, n.d.). a) Kecemasan Jasser Auda. Menurutnya, syariah didasarkan pada hikmah yang menginginkan kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat. Menurut Auda, hukum Islam sejatinya merupakan penggerak keadilan, produktivitas, pembangunan, kemanusiaan, persatuan, spiritualitas, kebersihan, kebaikan dan masyarakat madani.

Menurut Audi, meletakkan "undang-undang Islam" dalam erti kata yang betul adalah usaha penting untuk menjawab persoalan, adakah sesuatu yang salah dengan undang-undang Islam?. Dalam pengertian ini, syariat Islam adalah pedoman hidup yang mengandungi keadilan, kasih sayang, hikmah dan kebaikan. 38 menjaga keselamatan masyarakat, nilai dan tujuan utama syariat Islam (maqasid al-shari'ah) (Auda, 2015). c) Pendekatan sistemik dalam pengajian hukum Islam.

Di antara ulama yang menaruh perhatian pada reformasi filsafat hukum Islam (Usul al-Fiqh) adalah Profesor Jasser Auda. Di tangan Jaser Auda, maqasid as-syari'ah direkonstruksi sebagai pendekatan dalam melakukan ijtihad. Maqasid al-syari'ah dalam pemikiran Auda lebih merupakan pendekatan baru dalam kajian hukum Islam.

Ciri ini merupakan tanggapan dan kritik Auda terhadap kecenderungan sebagian ahli hukum Islam yang membatasi pendekatannya pada kecenderungan reduksionis dan atomistik, yang lazim digunakan dalam dalil-dalil fiqh. Penggabungan pola pikir yang holistik dan sistematis dalam pemahaman hukum Islam akan sangat bermanfaat bagi filsafat hukum Islam sehingga dapat memperluas cakrawala pemikiran dari pemikiran awal tentang sebab akibat (‘illah) ke cakrawala yang lebih utuh. pemikiran (holistik), yaitu dengan pola pikir yang mampu mempertimbangkan, menjangkau hal-hal lain yang belum terpikirkan di luar proses berpikir sebab-akibat (Abdullah Keterbukaan dan Pembaharuan Diri). Oleh karena itu, mekanisme dan tingkatan ini keterbukaan keilmuan merupakan ciri penting dan berguna bagi pengembangan dan analisis pola pikir para fiqih Islam secara kritis (hierarki Abdullah saling mempengaruhi (Interrelated Hierarchy).

Analisis sistemik menunjukkan bahwa pemikiran mazhab tradisional hukum Islam seringkali terjebak dalam pemikiran satu dimensi dan pemikiran oposisi biner. Maka Auda mengajak para pembacanya untuk secara serius mulai mempertimbangkan dan menggunakan pendekatan kritis dan multidimensi terhadap hukum Islam di masa sekarang untuk menghindari pandangan reduksionis dan biner (Abdullah Purposefulness atau pendekatan berbasis Maqasid (selalu mengacu pada tujuan utama) teori maqasid adalah sebuah proyek kontemporer untuk pengembangan dan reformasi hukum Islam. Teori maqasid memenuhi standar metodologi yang penting, yaitu prinsip rasionalitas, prinsip kemaslahatan, prinsip keadilan dan prinsip moralitas (Abdullah, 2012) d) Maqasid modern sebagai intinya menolak reformasi agama.

Maqasid al-Shari'ah merupakan alat dan kaedah yang sangat penting dalam pembaharuan agama umat Islam masa kini. Kemudian agenda keenam ialah memperkenalkan maqasid al-shari'ah sebagai asas bersama bagi aliran dalam Islam.

Analisis Perbandingan Kedua Tokoh

Al-Raysuni menyimpang dari penelitiannya tentang gagasan maqasid al-shari'ah Imam al-Syatibi dalam karyanya al-Muwafaqot. Walaupun beliau menulis banyak tajuk pada maqasid, tetapi kebanyakan tulisan beliau merujuk kepada kitab tersebut. Maka tidak keterlaluan jika dikatakan bahawa pemikiran al-Raysuni adalah kesinambungan dari maqasid al-Syatibi.

Al-Raysuni melanjutkan proyek besar al-Syatibi dan mengembangkannya sesuai konteks dunia kontemporer. Perkembangannya terlihat pada karya-karyanya yang bertema maqasid, yang paling menonjol menurut penulis adalah al-Fikr al-Makashidi dan al-Madkhal ila Mekasid al-Syari'ah. Jasser Auda mengambil pelajaran dari studinya tentang filsafat hukum Islam dan analisis sistem, serta kegelisahannya mengenai penderitaan umat Islam di dunia kontemporer.

Bukan itu sahaja, beliau juga mengusulkan idea falsafah sistem Islam berdasarkan maqasid al-shari'ah. Menurut penulis, maqasid dalam pemikiran Auda lebih kepada pendekatan baru ushul al-fiqh yang digunakannya untuk menghasilkan ijtihad baru dalam syariat Islam. Pembinaan semula maqasid al-shari'ah Auda dengan pendekatan sistem menunjukkan anjakan paradigma dalam cara Auda melihat pengajian hukum Islam.

Dalam melakukan kajiannya, pendekatan yang digunakan oleh Ahmad al-Raysuni lebih kurang sama dengan ulama klasik dalam penulisan karya mereka. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan hukum Islam secara umum seperti pendekatan tafsir ayat dan hadis, kaedah fiqhiyyah, kaedah ushuliyyah dan teori hukum Islam secara umum. Ini dapat dilihat dalam kitabnya Nadhariyyatul Maqasid 'inda al-Imam as-Syatibi, Madkhal ila Maqasid al-Syari'ah, al-Ijtihad: an-Nash, al-Maslahah, al-waqi'.

Pemikirannya juga melanjutkan pemikiran para 'ulama' klasik, namun ia terbuka terhadap wacana kontemporer. Maka jika mengikuti tipologi yang diperkenalkan Ebrahim Moosa dalam artikelnya The Poetics and Politics after Empire (Moosa, 2002), al-Raysuni dapat digolongkan sebagai kelompok neo-tradisionalis. Sedangkan dalam mengkaji maqasid al-syari'ah, Jasser Auda menggunakan pendekatan interdisipliner, yaitu pendekatan hukum Islam, sejarah, sosial, dan filosofis.

Kesimpulan

Nussery (Ed.), Objectives of Islamic Law The Promises and Challenges of Maqāṣid al-Shar'a. The Poetics and Politics of Law After Empire: Reading Women's Rights in Law Contestations.

Referensi

Dokumen terkait

2 Farming situation: Rainfed medium land/medium low land Sandy loam to clay loam Potato/ turnip/beetroot/tomato/carrot/cauliflower /onion/peas/lettuce/ cabbage/ brocolli No change

• To develop an audit plan based on robust risk assessment, including inputs from the Board of Directors, Audit Committee and senior management and ensure that such plan is