• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PROMOSI KESEHATAN TERKAIT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TATANAN RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS

N/A
N/A
Krisna indrayana

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISA PROMOSI KESEHATAN TERKAIT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TATANAN RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENGWI II TAHUN 2022

OLEH :

ISNAINI NUR ULFA SANAH

18120701011

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT, SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DHYANA PURA

2022

(2)

MENGWI II TAHUN 2022

OLEH :

ISNAINI NUR ULFA SANAH

18120701011

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT, SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DHYANA PURA

2022

(3)

iii 2

Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Sains dan Teknologi Universitas Dhyana Pura.

Periode (28 Maret-10 Mei 2022)

Badung, 02 Juni 2022

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Ns. I Dewa Ayu Putu Sriwahyuni, S.Kep NIP : 198207272011012014

Dr.dr. Made Nyandra, SpKJ.,M. Repro.,FIAS NIDN : 0810025801

(4)

iii 3 Jumlah SKS yang telah lulus : 138

Data Institusi Magang

Nama Institusi : UPTD Puskesmas Mengwi II Unit Kerja : Unit Promkes

Alamat : Jl. Tumbak Bayuh, Tumbak Bayuh, Kec. Mengwi Kab. Badung, Bali 80351

Bidang Konsentrasi Magang dan Pembimbing Bidang Konsentrasi : Promkes

Pembimbing Lapangan : Ns. I Dewa Ayu Putu Sriwahyuni, S.Kep Pembimbing Akademis : Dr.dr. Made Nyandra, SpKJ.,M. Repro.,FIAS Badung,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Ns. I Dewa Ayu Putu Sriwahyuni, S.Kep

NIP : 198207272011012014 Dr.dr. Made Nyandra, SpKJ.,M. Repro.,FIAS NIDN : 0810025801

Mengetahui

Ka. Panitia program magang

Ni Made Kurniati, S.KM.,M.KM NIDN : 0814019202

(5)

iii 4

magang dengan judul “Analisa Promosi Kesehatan Terkait PHBS Di Tatanan Rumah Tangga Di Puskesmas Mengwi II Tahun 2022”. Laporan magang ini ditulis sebagai syarat kelulusan pada program Strata-1 di Program Studi Kesehatan Masyarakat.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ns. I Dewa Ayu Putu Sriwahyuni, S.Kep selaku pembimbing lapangan di UPDT Puskesmas Mengwi II.

2. Bapak Dr.dr. Made Nyandra, SpKJ.,M. Repro.,FIAS selaku Dosen Pembimbing Akademik.

3. Ibu Ni Ketut Martini, SKM.,M.Kes selaku dosen Penguji dari Universitas Dhyana Pura.

4. Ibu Ni Made Kurniati, S.KM., M.KM selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan, Sains dan Teknologi Universitas Dhyana Pura.

(6)

Kesehatan dan pembimbing pendamping di Puskesmas Mengwi II.

6. Kedua orang tua yang telah mendukung dan memberikan doa demi kelancaran pembuatan laporan magang ini.

7. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini.

Semoga Tuhan memberikan balasan yang berlimpah kepada semuanya.

Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun penulis terima dengan senang hati. Sehingga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Badung, 02 Juni 2022

Penulis

(7)

... ii KATA

PENGANTAR... ii

DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR...vi BAB I... 1

PENDAHULUAN ... 1 1.1 Gambaran Umum UPTD Puskesmas Mengwi II... 1

1.2 Data Kependudukan... 3

1.3 Data Sarana dan Fasilitas... 4

1.4 Data Sumber Daya... 4

1.5 Rencana Strategi UPTD Puskesmas Mengwi II tahun 2022 ... 11

1.6 Visi dan Misi UPTD Puskesmas Mengwi II... 15

1.7 Tujuan Magang... 16

1.7.1 Tujuan Umum ... 16

1.7.2 Tujuan Khusus ... 17

1.8 Manfaat Magang... 17

1.8.1 Bagi Mahasiswa... 17

1.8.2 Bagi Institusi Tempat Magang... 18

1.8.3 Bagi Program Studi ... 18

BAB II ... 27 ANALISIS SITUASI... 27 2.1 Analisis Situasi Upaya Kesehatan UPTD Puskesmas Mengwi II ... 27

2.2 Program Promosi Kesehatan di UPTD Puskesmas Mengwi II... 27

2.3 Uraian kegiatan Magang di UPTD Puskesmas Mengwi II ... 28

(8)

IDENTIFIKASI MASALAH DAN PRIORITAS MASALAH ... 27

3.1 Identifikasi Masalah ... 27

3.2 Prioritas Masalah... 27

3.3 Tabel Penetapan Prioritas Masalah ... 30

BAB IV... 32

PEMAPARAN MASALAH ... 32

4.1 Pembahasan... 32

BAB V ... 52

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH... 52

BAB VI... 57

PENUTUP... 57

DAFTAR PUSTAKA... 59 LAMPIRAN……….

(9)

Table 3.1 Prioritas Masalah ... 28

(10)

Gambar 4.1 Diagram Fishborn ... 32

(11)

UPTD Puskemas Mnegwi II merupakan salah satu dari 3 Puskesmas yang ada di Wilayah Kecamatan Mengwi. UPTD Puskesmas Mengwi II terletak di wilayah Banjar Gunung Pande Tumbak Bayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Luas wilayah seluruhnya 29,3 KM2 . UPTD Puskesmas Mengwi II memiliki tujuh Puskesmas pembantu (Pustu) yaitu Pustu Kapal, Pustu Buduk, Pustu Tumbak Bayuh, Pustu Munggu, Pustu Pererenan, Pustu Abianbase dan Pustu Cemagi. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Mengwi II meliputi lima desa yaitu desa Buduk, Cemagi, Munggu, Tumbak Bayuh dan Pererenan, kemudian juga memiliki dua kelurahan yaitu kelurahan Kapal dan Abianbase. Batas wilayah kerja Puskesmas Mengwi II yaitu:

a. Utara : Desa Penarungan b. Selatan : Samudera Indonesia c.

d.

Timur Barat

: Kelurahan Sempidi : Kabupaten Tabanan

UPTD Puskesmas Mengwi II ke Ibukota Kabupaten kurang lebih 15 KM yang dapat ditempuh waktu kurang lebih selama 30 menit. Jarak desa terjauh dari

1

(12)

Puskesmas adalah 6 KM dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit yaitu desa Cemagi.

Gambar 1.1 Peta wilayah kerja UPTD Puskesmas Mengwi II

Wilayah UPTD Puskesmas Mengwi II memiliki tujuh buah lagun. Lagun merupakan wilayah pertemuan air sungai dan air laut yang tergenang pada saat musim kemarau. Lagun ini terdapat di desa pererenan dan cemagi yaitu sungai Pangi, sungai Surungan, sungai Bausan dan sungai Tibumedi, sedangkan yang ada di desa Cemagi yaitu sungai Swan, sungai Belan dan sungai Sendang.

(13)

1.2 Data Kependudukan

Jumlah penduduk wilayah kerja UPTD. Puskesmas Mengwi II pada akhir tahun 2021 sebanyak 47.068 jiwa yang terdiri dari 23.111 jiwa (49,10%) laki-laki dan 23.957 jiwa (50,89%) perempuan,. Jumlah Sasaran Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mengwi II adalah 881 orang (1,87%). Jumlah Sasaran Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mengwi II adalah sebanyak 2.012 orang (4,27%).Berdasarkan jumlah penduduk tahun 2020, pada tahun 2021 jumlah penduduk mengalami peningkatan. Rasio penduduk laki-laki dan perempuan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

x100

Berdasarkan rumus diatas diperoleh rasio penduduk laki-laki dan perempuan pada tahun 2019 adalah 100 dengan analisa setiap 99 penduduk perempuan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Mengwi II terdapat 100 orang penduduk laki-laki.

Dilihat dari pekerjaan, sebagian besar penduduk di wilayah UPTD Puskesmas Mengwi II bekerja sebagai Bekerja dalam sektor lain seperti sopir, traveler, karyawan swasta dll dengan jumlah 7316 orang (15,9%). Kemudian yang bekerja petani terdapat 3716 orang (8,11%), Sebagai pedagang/ buruh sebanyak 3313 orang (7,23%), bekerja sebagai PNS sebanyak 1431 orang ( 3,12%) sebagai

(14)

perajin sebanyak 985 orang ( 2,15%) dan bekerja sebagai nelayan sebanyak 125 orang (0,27%).

1.3 Data Sarana dan Fasilitas

Sarana dan fasilitas kesehatan yang menunjang pelayanan kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Mengwi II antara lain RSUD Mangusada di Kelurahan Kapal, Poloklinik Panti Swasti di desa Abianbase dan dokter spesialis praktik swasta. Sedangkan fasilitas pendidikan yang terdapat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Mengwi II yaitu 17 Taman Kanak-kanak (TK), 24 Sekolah Dasar (SD), 6 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 3 Sekolah Menegah Atas (SMA).

1.4 Data Sumber Daya a. Struktur organisasi

Susunan struktur organisasi UPTD Puskesmas Mengwi II terdiri dari:

1. Kepala Puskesmas 2. Unit Tata Usaha

3. UKM Essensial dan keperawatan kesehatan masyarakat 4. UKM pengembangan

5. UKP, Kefarmasian dan laboratorium 6. Upaya pelayanan penunjang

7. Jaringan pelayanan puskesmas 8. Puskesmas pembantu

(15)

UPTD Puskesmas Mengwi II memiliki 4 sub bagian tata usaha meliputi bagian dalam informasi, kepegawaian, keuangan dan bagian umum.

b. Ketenagaan

UPTD Puskesmas Mengwi II dipimpin oleh dokter umum. Pegawai di UPTD Puskesmas Mengwi II terdapat sebanyak 234 orang, dimana di Puskesmas induk terdapat sebanyak 88 orang dan di Puskesmas Pembantu terdapat sebanyak 146 orang. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal suatu instansi harus ditunjang oleh sumber daya manusia yang profesional di bidangnya. Berdasarkan analisa tenaga kesehatan yang terdapat di UPTD Puskesmas Mengwi II, ketenagaan yang terdapat di UPTD Puskesmas Mengwi II belum memadai dari segi kualitas dan kuantitas. Hal ini dapat dilihat masih ada beberapa tenaga yang memegang lebih dari satu program Puskesmas, selain itu terdapat tenaga kesehatan yang memegang program yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka UPTD Puskesmas Mengwi II membutuhkan tambahan tenaga seperti tenaga administrasi dan tenaga kesehatan lain sesuai dengan bidang yang diperlukan oleh UPTD Puskesmas Mengwi II.

(16)

Tabel 1.2 Data Ketenaga Kerjaan di UPTD Puskesmas Mengwi II

No Jenis Tenaga Jumlah Status

Kepegawaian Ket I Puskesmas Induk

A. Tenaga Struktural 1 Daerah Otonom

B. Medis 7

1. DokterUmum 3 Daerah Otonom 3 kontrak

1 tugas belajar

No Jenis Tenaga Jumlah Status Ket

Kepegawaian

2. Dokter Gigi 4 Daerah Otonom

C. Keperawatan

1. Perawat 22

a.SI Keperawatan 3 Daerah Otonom 2 kontrak

b.DIII Keperawatan 13 Daerah Otonom 4 kontrak

c. SPK 0 Daerah Otonom

2. Perawat Gigi 4

a.SPRG/Sederajat 1 THL

b. DIII Prwt Gigi 3 Daerah Otonom a. 3. Bidan 18

b. D IV Kebidanan 1 Daerah Otonom

D I Kebidanan 0 Daerah Otonom

c. D III Kebidanan 12 Daerah Otonom 5 kontrak

D. Kefarmasian 2

1. Apoteker 2 Kontrak

2. AsistenApoteker 0 Daerah Otonom

E. Gizi 1

(17)

1. DIII Gizi/ Sederajat 1 Daerah Otonom F.Kesehatan Masyarakat 1

1. S 1 Kes. Mas. 0

2. S 1 Kep. 1 Kontrak Promkes

G. Analis Kesehatan 1 Kontrak

H. Kesehatan Lingkungan 2

1) D III Kes. Lingk 1 Daerah Otonom 1 Kontrak I. Tenaga Lain-lain 26

1. Sarjana/Sederajat 1 Daerah Otonom 1 kontrak

2. SMA/Sederajat 2 Daerah Otonom 4 Kontrak

3. PPTI 1 Kontrak

4. KTS PUSPA 2 Kontrak

No Jenis Tenaga Jumlah Status

Kepegawaian

Ket

5. Pengelola KBS 1 Kontrak

6. Satpam 3 Kontrak

7. Cleaning Cervice 7 Kontrak

8. Sopir 1 Daerah Otonom 2 kontrak

9. RekamMedis 1 Kontrak

II Puskesmas Pembantu 145

A. Bidan 8

D1 Kebidanan 1

D3/DIVKebidanan 7 Daerah Otonom

1. B. Perawat 0

2. S1 Perawat 0

3. DIII Perawat 0

B.SPK 0

(18)

C. Cleaning Service 7 Kontrak

D. Admin 4 Kontrak

E. Tenaga Kesehatan

Keliling 28 Kontrak

F.Bidan 13 Kontrak

G.Perawat 15 Kontrak

H. Supir 14 Kontrak

I. Jumantik 84 Kontrak

Jumlah 234

Sumber : Data Kepegawaian UPTD. PuskesmasMengwi II (2021) c. Sarana Kesehatan

1. Jumlah Rumah Sakit Umum dan Khusus

Rumah Sakit (RS) yang ada di wilayah kerjaUPTD. Puskesmas Mengwi II yaitu satu buah, “RSUD Mangusadha” yang merupakan Fasilitas Rujukan Tingkat Lanjutan di Wilayah Badung. Sedangkan untuk RS Khusus, belum terdapat di wilayah kerja UPT. Puskesmas Mengwi II.

2. Jumlah Puskesmas dan Jaringannya

Puskesmas yang terdapat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Mengwi II, yaitu satu buah puskesmas induk yang lokasinya di Br. Gunung Pande, Tumbakbayuh. Sedangkan untuk puskesmas Pembantu terdapat tujuh buah yaitu :

 Pustu Kapal yang berlokasi di Lingkungan Peken Delodan, Kapal, Mengwi Badung

(19)

 Pustu Abianbase yang berlokasi di Perumahan Mutiara Abianbase

 Pustu Buduk dengan lokasi di Br Umacandi, Buduk

 Pustu Tumbakbayuh dengan lokasi di Br. Jerowan, Tumbakbayuh

 Pustu Pererenan dengan lokasi di Br. Kangkang, Pererenan

 Pustu Munggu dengan lokasi di Br. Pempatan, Munggu

 Pustu Cemagi dengan lokasi di Br. Pengayehan, Cemagi 3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/ Pengelola.

Di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Mengwi II juga terdapat pelayanan kesehatan swasta seperti :

1. Klinik Panti Swasti di Lingkungan Br Tengah, Keluraha Abianbase 2. Apotik Setia di Lingkungan Kapal

3. Apotik Mita Farma di Lingkungan Kapal 4. Bidan Praktek Swasta sebanyak 14 orang 5. Perawat Praktek Swasta sebanyak 1 orang 6. Praktek Dokter umum di 19 lokasi

7. Praktek Dokter Gigi 9 orang 8. Praktek Fisioterafi 1 orang

(20)

d. Data pendidikan

Jumlah sekolah di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Mengwi II yaitu TK dan Paud sebanyak 19 , SD sebanyak 24 , SMP sebanyak 6, SMA 3 . Di masing-masing sekolah terdapat pelayanan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) kecuali di tingkat TK. Dilihat dari Kriteria Klasifikasi (Strata) sekolah yang melaksanakan UKS yang dibagi dalam 4 kriteria yaitu Minimal Standar, Optimal dan Paripurna. Yang dimaksud dengan kriteria minimal meliputi kegiatan : penyuluhan (UKGS Tahap 1), imunisasi, dan lingkungan sehat, kriteria standar meliputi : kriteria minimal ditambah mempunyai ruang UKS, mempunyai prasarana UKS, Guru Pembina yang sudah dilatih, kader kesehatan sekolah, P3K dan P3P, pemeriksaan kesehatan secara periodik, penjaringan kesehatan, pengawasan warung sekolah, UKGS tahap 2, Kriteria Optimal meliputi : kriteria standar ditambah Konseling kesehatan reproduksi remaja, kebun sekolah, dana sehat, UKGS Tahap 3, ada guru BK (BP), ada guru penjas, kriteria paripurna meliputi : kriteria optimal ditambah pemantauan kesegaran jasmani dan guru penjas terlatih.

Berdasarkan kriteria sekolah yang melaksanakan UKS maka: untuk tingkat SD terdapat 7 UKS dengan kategori standart dan 17 optimal, di tingkat SMP terdapat 2 buah UKS standart, 3 optimal dan di tingkat SLTA terdapat 1 UKS standart, 1 optimal dan 1 paripurna (SMA 2 Mengwi).

(21)

e. Data sarana prasarana listrik dan air

Sarana dan prasarana seperti listrik dan air di UPTD Puskesmas Mengwi II saat ini menggunakan listrik dengan daya 57.000 Watt dan Genzet, jumlah tersebut sudah sepadan dengan pemakaian di Puskesmas Induk dengan penggunaan AC, komputer dan lain-lain. Sehingga, sistem informasi bisa berjalan dengan baik. fasilitas air saat ini sudah menggunakan dua sumber air yaitu PAM dan sumur bor.

1.5 Rencana Strategi UPTD Puskesmas Mengwi II tahun 2022 1. Tujuan

a. Menjadi acuan dalam pelaksanaan program di bidang kesehatan dan evaluasinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi puskesmas, sehingga pencapaian taeget puskesmas dibidang kesehatan lebih optimal.

b. Diperoleh indikator yang jelas untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan atau program puskesmas dalam periode waktu tertentu, sehingga dapat menjadi titik tolak untuk melangkah pada kegiatan yang lebih baik pada periode berikutnya.

2. Program Pokok

Beberapa program pokok yang telah di yang ditetapkan dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat UPTD Puskesmas Mengwi II yang berada di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, saat ini menyelenggarakan upaya kesehatan yang terdiri

(22)

dari Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial, Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan, serta Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian, dan Laboratorium adalah sebagai berikut:

1. Upaya kesehatan masyarakat essensial a. Promosi kesehatan

b. Kesehatan lingkungan

c. Kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana (KIA-KB) d. Perbaikan gizi masrarakat

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P) f. Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas)

2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan a. Upaya kesehatan jiwa

b. UKGM/UKGS

c. Upaya kesehatan yankestradkom d. Upaya kesehatan olahraga e. Upaya kesehatan usia lanjut f. Upaya kesehatan indera

g. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja 3. Upaya kesehatan perorangan

a. Upaya pemeriksaan umum b. Upaya kesehatan gigi dan mulut

c. Upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB

(23)

d. Upaya pelayanan MTBS e. Kefarmasian

f. Laboratorium g. Loket

4. Upaya Kesehatan Puskesmas

Berdasarkan Permenkes No.43 tahun 2019, UPTD Puskesmas Mengwi II sudah melaksanakan upaya Kesehatan Masyarakat Essensial dan keperawatan kesehatan masyarakat serta upaya kesehatan masyarakat (UKM) pengembangan. UKM Essensial dan keperawatan kesehatan masyarakat meliputi:

a. Promosi kesehatan b. UKS

c. Kesehatan Lingkungan d. Kesehatan ibu dan anak

 Pelayanan kesehatan ibu

 Pelayanan kesehatan anak

 Pelayanan kesehatan remaja

 Pelayanan keluarga berencana

e. Pelayanan gizi

f. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit (P2)

 P2 TB

 Demam berdarah

(24)

 Malaria

 Diare

 ISPA

 IMS dan HIV/AIDS

 Kusta

 Imunisasi

 Kecacingan

 Penyakit tidak menular (PTM)

 Hepatitis

g. Keperawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) h. Upaya rabies

i. Upaya surveilans penyakit berpotensi wabah

Sedangkan upaya kesehatan masyarakat (UKM) pengembangan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemui di masyarakat, dilaksanakan sesuai dengan kemampuan puskesmas dan situasi kondisi serta kebutuhan wilayah kerja Puskesmas antara lain:

a. Upaya kesehatan jiwa

b. Upaya kesehatan gigi masyarakat c. Yankestradkom

d. Upaya kesehatan olahraga e. Upaya kesehatan indera

(25)

 Upaya kesehatan mata

 Upaya kesehatan telingga

f. Upaya kesehatan usia lanjut

g. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja 1.6 Visi dan Misi UPTD Puskesmas Mengwi II

Dalam hal ini, UPTD Puskesmas Mengwi II sudah merumuskan suatu visi dan misi untuk menunjang terwujudnya tujuan pembangunan kesehatan secara nasional serta untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat.

Adapun visi dan misi UPTD Puskesmas Mengwi II adalah : 1. Visi

Visi UPTD Puskesmas Mengwi II adalah “Terwujudnya Masyarakat Sehat Yang Mandiri Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Mengwi II”.

2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut, UPTD Puskesmas Mengwi II mempunyai Misi yaitu:

a. Memberikan pelayanan yang merata dan bermutu.

b. Menjalin koordinasi atau kerjasama dengan lintas sektor terkait.

c. Mengoptimalkan potensi yang ada di masyarakat.

3. Motto UPTD Puskesmas Mengwi II

Motto UPTD Puskesmas Mengwi II adalah “sehat bersama, kebanggaan kita”.

(26)

4. Strategi UPTD Puskesmas Mengwi II a. Pemberdayaan masyarakat.

b. Kerjasama sektoral dan lintas sektoral.

c. Peningkatan mutu pelayanan.

Dengan ditetapkannya visi, misi dan strategi UPTD Puskesmas Mengwi II, diharapkan pembangunan kesehatan yang pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangka Indonesia untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dapat terwujud.

Profil kesehatan pada intinya berisi berbagai data atau informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian program dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Profil kesehatan UPTD Puskesmas Mengwi II disusun untuk memperoleh gambaran tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah UPTD Puskesmas Mengwi II, tentang keadaan wilayah, tenaga, sarana dan prasarana yang ada sebagai kekuatan, hambatan, tantangan dan peluang dalam mewujudkan visi dan misi UPTD Puskesmas Mengwi II.

1.7 Tujuan Magang 1.7.1 Tujuan Umum

Memberikan kemampuan mahasiswa melalui kesepadaan pengetahuan yang diperoleh dengan fenomena yang ada di institusi yang relevan dengan bidang kesehatan.

(27)

1.7.2 Tujuan Khusus

a. Untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan keterampilan mahasiswa sesuai dengan bidang ilmunya.

b. Untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mengumpulkan data.

c. Untuk mengidentifikasi permasalahan dalam menentukan prioritas masalah di bidang promosi kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas Mengwi II.

d. Untuk menyusun alternatif masalah dari prioritas masalah yang diambil di bidang mutu pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Mengwi II.

e. Mendapat masukan untuk umpan balik dalam usaha penyempurnaan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan kerja.

1.8 Manfaat Magang 1.8.1 Bagi Mahasiswa

a. Melatih keterampilan mahasiswa sesuai bidang ilmu masing-masing dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari selama proses perkuliahan.

b. Mengenal praktek dunia kerja mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi program pada unit-unit kerja dengan mengembangkan wawasan berfikir keilmuan kreatif dan inovatif.

(28)

pengamatan yang selanjutnya dapat dikembangkan oleh mahasiswa.

1.8.2 Bagi Institusi Tempat Magang

a. Memperoleh tenega kerja yang diharapkan dapat berperan serta dalam pelaksanaan pekerjaan dan pemecahan permasalahan yang ada di Instansi.

b. Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan, dinamis dan bermanfaat antara institusi tempat magang dengan Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Sains dan Teknologi, Universitas Dhyana Pura.

c. UPTD Puskesmas Mengwi II dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu penyelesaian tugas-tugas kantor untuk kebutuhan di unit kerja masing-masing.

d. Mendapatkan masukan baru dari pengembangan keilmuan diperguruan tinggi.

1.8.3 Bagi Program Studi

a. Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal kualitas pengajar, memperkenalkan program kepada instansi yang bergerak di bidang kesehatan.

b. Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

c. Terbentuknya jaringan kerjasama dengan Puskesmas.

(29)

Dalam menyelenggarakan fungsi Puskesmas berwenang untuk melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah, melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan, melaksanakan komunikasi informasi edukasi dan pemberdayaan masyarakat, menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan, melaksanakan pembinaan teknis terhadap akses mutu dan cakupan pelayanan kesehatan.

Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal, dengan demikian puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehata essensial dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan

19

(30)

essensial merupakan upaya kesehatan yang harus dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di seluruh Indonesia, yang termasuk dalam upaya kesehatan essensial adalah sebagai berikut :

a. Promosi kesehatan b. UKS

c. Kesehatan lingkungan d. Kesehatan ibu dan anak e. Perbaikan gizi masyarakat

f. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P) g. Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas)

h. Upaya rabies

i. Upaya surveilans penyakit berpotensi wabah

Sedangkan upaya kesehatan pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemui di wilayah kerja Puskesmas, serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan antara lain terdiri sebagai berikut :

a. Upaya kesehatan jiwa

b. Upaya kesehatan gigi masyarakat c. Upaya kesehatan yankestradkom d. Upaya kesehatan olahraga

(31)

e. Upaya kesehatan indera f. Upaya kesehatan usia lanjut

g. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja

Dengan menyelenggarakan upaya kesehatan essensial dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan azas pertanggung jawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.

2.2 Program Promosi Kesehatan di UPTD Puskesmas Mengwi II

promosi kesehatan Puskesmas adalah upaya Puskesmas melaksanakan pemberdayaan masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat (keputusan menteri kesehatan nomor 585/Menkes/SK/V/2007).

Promosi kesehatan di UPTD Puskesmas Mengwi II, memiliki 1 sumber daya manusia (SDM) dan menjadi koordinator pada bidang promosi kesehatan.

Upaya promosi kesehatan di UPTD Puskesmas Mengwi II memiliki tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Kegiatan yang dilakukan dalam bidang promkes adalah melakukan penyuluhan secara berkala kepada perorangan, kelompok, potensial dengan metode ceramah, demonstrasi dengan menggunakan media. Adapun kegiatan promosi kesehatan di UPTD Puskesmas Mengwi II sebagai berikut:

(32)

1. Promosi kesehatan dalam gedung

a. Melakukan komunikasi interpersonal dan konseling b. Penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam gedung c. Pembinaan PHBS instansi kesehatan

d. Dilakukan penyebaran brosur 2. Promosi kesehatan di luar gedung

a. Pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat umum dan tempat kerja

b. Pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan kelompok oleh petugas di masyarakat

c. Pembinaan UKBM ( posyandu posbindu, UKS dan kelompok UKBM lainnya)

d. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat melalui desa siaga e. Pemberdayaan dan bimbingan individu/keluarga melalui

kunjungan rumah

f. Dilakukan penyebaran brosur

2.3 Uraian kegiatan Magang di UPTD Puskesmas Mengwi II

Pelaksanaan magang yang dilaksanakan selama 6 minggu, yaitu mulai tanggal 28 Maret 2022 sampai 10 Mei 2022 di UPTD Puskesmas Mengwi II, penulis di tempatkan di Upaya Promosi Kesehatan, yang dilakukan penulis selama magang adalah sebagai berikut:

(33)

a) Penyuluhan di dalam gedung Puskesmas

Melakukan germas di dalam gedung yang dilaksanakan setiap hari setelah melakukan pelayanan, sekitar jam 12.00 yang dilakukan oleh seluruh karyawan yang ada di UPTD Puskesmas Mengwi II dengan waktu sekitar 15 menit.

b) Penyuluhan di luar gedung Puskesmas

1) Penyuluhan tentang gizi seimbang yang dilakukan pada tanggal 07 April 2022 di Br. Dukuh Pandean, Munggu. Yang menjadi sasaran dari penyuluhan tersebut adalah orang tua dari balita yang datang ke Posyandu, metode yang digunakan adalah metode ceramah dengan menggunakan leaflet.

2) Peyuluhan tentang KIA yang dilakukan di Br. Bernasi, Buduk pada tanggal 08 April 2022, sasarannya adalah orang tua dari balita yang datang ke posyandu.

3) Penyuluhan tentang tumbuh kembang yang dilakukan pada tanggal 11 April 2022 di Br. Mengening, Cemagi. Yang menjadi sasaran dari penyuluhan tersebut adalah orang tua dari balita yang datang ke Posyandu, metode yang digunakan adalah metode ceramah.

4) Melakukan penyuluhan tentang PHBS dan Trias UKS pada tanggal 14 April 2022 di SD 1 Cemagi yang menjadi sasaran adalah kelas 4.

(34)

5) Penyuluhan tentang KMS yang dilakukan pada tanggal 18 April 2022 di Br. Gunung Pande, Tumbak Bayuh. Sasaran dari penyuluhan tersebut adalah orang tua dari balita yang datang ke Posyandu, metode yang digunakan adalah metode ceramah dengan menggunakan leaflet.

6) Melakukan kegiatan posyandu balita seperti mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan di Br. Semate, Abianbase pada tanggal 19 April 2022.

7) Penyuluhan tentang hipertensi pada lansia di Br. Adat Cica, Abianbase pada tanggal 20 April 2022 dengan metode ceramah dan pembagian leaflet, serta melakukan pengecekan tekanan darah dan melakukan tanya jawab terhadap lansia seputar hipertensi.

8) Melakukan kegiatan posyandu balita seperti mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan di Br. Kangkang, Pererenan pada tanggal 22 April 2022.

9) Melakukan kegiatan posyandu balita seperti mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan di Br. Kelepekan, Tumbak Bayuh pada tanggal 23 April 2022.

10) Penyuluhan tentang pencegahan covid-19 pada ibu hamil yang dilaksanakan di Pustu kelurahan Abianbase dengan sasaran 6

(35)

11) ibu hamil yang mengikuti kelas, dilaksanakan pada tanggal 26 April 2022.

12) Melakukan penyuluhan tentang Protokol kesehatan dan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di SMPN 3 Mengwi yang dilaksanakan pada tanggal 09 Mei 2022 pada kelas VIII A.

13) Melakukan kegiatan posyandu balita seperti mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan di Br. Tambak Sari, Kapal pada tanggal 09 Mei 2022.

14) Melakukan penyuluhan tentang Hepatitis pada kader dan melakukan pengukuran tensi darah pada lansia di Br. Bale Agung, Cemagi pada tanggal 10 Mei 2022.

(36)

Tatanan Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Mengwi II Tahun 2021 Pada UKM Esensial Bagian Promosi Kesehatan

Tabel 2.1 data laporan survei PHBS di UPTD Puskesmas Mengwi II tahun 2022

No Indikator Target Cakupan Keterangan

1 Rumah tangga 100% 81,36% Belum tercapai

2 Institusi pendidikan 100% 79,16% Belum tercapai

3 Institusi kesehatan 100% 100% Sudah tercapai

4 Tempat kerja 100% 100% Sudah tercapai

5 Tempat umum 100% 71,42% Belum tercapai

(37)

Berdasarkan laporan PHBS di lima tatanan di UPTD Puskesmas Mengwi II tahun 2021 diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga (cakupan 81,36% dari target 100%)

2. Perilaku hidup bersih dan sehat di institusi pendidikan(cakupan 79,16%

dari target 100%)

3. Perilaku hisup bersih dan sehat di tempat umum (cakupan 71,42 dari target 100%)

3.2 Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Tingkat Urgensinya, yaitu apakah masalah tersebut penting untuk segera diatasi.

2. Keseriusannya, yaitu apakah masalah tersebut cukup parah

3. Potensi perkembangannya, yaitu apakah masalah tersebut akan menjadi besar.

27

(38)

Cara menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan potensi perkembangan dengan memberikan nilai 1-5. Kemudian dilakukan rekapitulasi dengan menjumlahkan masing-masing hasil dari tingkat Urgency, seriousness, dan growth (Kemenkes RI, 2016). Untuk urgensy, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Urgensy adalah seberapa mendesaknya isu tersebut harus dibahas dikaitakan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk menyebabkan masalah yang menyebabkan isu tadi.

2. Seriousness adalah seberapa serius isu tersebut dibahas dikaitan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.

Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan suatu masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.

3. Growth adalah seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.

(39)

Kriteria penilaian:

Urgency: Seriousness:

1. Tidak mendesak 1. Tidak serius 2. Kurang mendesak 2. Kurang serius 3. Kurang cukup mendesak 3. Cukup serius

4. Mendesak 4. Serius

5. Sangat mendesak 5. Sangat serius Growth:

1. Tidak menimbulkan berkembangnya masalah 2. Kurang menimbulkan berkembangnya masalah 3. Cukup menimbulkan berkembangnya msalah 4. Sangat menimbulkan berkembangnya masalah 5. Sangat menimbulkan berkembangnya masalah

Untuk menentukan masalah prioritas, kita mengambil masalah yang mempunyai total skor paling tinggi. Dengan demikian, yang menjadi priotitas permasalahan adalah masih tingginya angka perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga yang tidak tercapai.

(40)

3.3 Tabel Penetapan Prioritas Masalah

Tabel 3.1 penerapan prioritas masalah di UPTD Puskesmas Mengwi II

No Permasalahan Kriteria Penilaian Total Skor Rangking

U S G

1 PHBS di tatanan rumah tangga

5 4 5 14 I

2 PHBS di tempat umum

4 5 4 13 II

3 PHBS di institusi pendidikan

4 3 4 11 III

Untuk menentukan masalah prioritas dari akumulasi nilai dapat diambil masalah yang mempunyai total skor paling tinggi yaitu “Masih tingginya angka jumlah anggota keluarga yang tidak melakukan PHBS di Rumah tangga”.

Dengan demikian, urutan prioritas permasalahan pada program promosi kesehatan di UPTD Puskesmas Mengwi II adalah sebagai berikut:

1) Masih tingginya jumlah anggota keluarga yang belum melakukan PHBS di tatanan rumah tangga

2) Masih tingginya jumlah masyarakat yang belum melakukan PHBS di tempat umum

(41)

di institusi pendidikan

Setelah mendapatkan prioritas masalah, maka angkah selanjutya adalah menentukan analisis masalah menggunakan Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan). Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dari masalah yang ada.

(42)

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan.

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).

Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat

32

(43)

menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) semua prilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Sudayasa dalam Nurjanah, 2013 ). Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan prilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat (Proverawati, 2012).

Menurut Sudayasa (2009), rumah tangga ber-prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu: Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah (Nurjanah, 2013).

(44)

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan proses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis. Dalam implementasi kebijakan jaminan persalinan maka semua persalinan dilakukan di sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik pemerintah maupun swasta.

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2021 di UPTD.

Puskesmas Mengwi II yaitu 92,8 % dari 100% target yang yang ditentukan.

Karena ibu hamil yang ditemukan masih di Triwulan 1 dan belum optimalnya pendataan sasaran riil ibu hamil dengan melibatkan pihak swasta. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan yaitu dengan perbaikan system pencatatan atau dengan validasi data ibu hamil dengan data proyeksi, pembuatan kantong persalinan, dan pembentukan jejaring kerjasama antara puskesmas dengan pihak swasta maupun rumah sakit tentang pelayanan persalinan.

b. Rendahnya cakupan bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif

ASI Ekslusif mempunyai banyak manfaat yang baik bagi bayi juga ibunya.

Manfaat ASI Eksklusif pada bayi yaitu berguna memberikan kekebalan tubuh bagi bayi dan penting untuk tumbuh kembang bayi,karena mengandung kolostrum yang sedangkan manfaat ASI E bagi ibu mampu mempercepat

(45)

pemulihan setelah melahirkan, mencegah kanker payudara dan lain-lain. Pada bidang promosi kesehatan di UPT Puskesmas Mengwi II, pemberian ASI ekslusif merupakan salah satu indikator dari program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dapat mempengaruhi pencapaian target pada program PHBS tatanan rumah tangga. Hasil data yang diperoleh dari pendataan dan pembinaan PHBS rumah tangga pada tahun 2021 yang dilakukan oleh program promosi kesehatan dengan target yang ditentukan adalah 86,7%

dengan cakupan 70%. Dari cakupan 2021 tersebut indikator ini masih tergolong rendah yaitu masih dibawah target yang ditentukan. Berdasarkan data tersebut bahwa belum seluruh bayi 0-6 bulan di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Mengwi II mendapatkan ASI eksklusif karena masih mengalami kesenjangan sebesar 16,7%.

c. Menimbang balita setiap bulan

Penimbangan bayi dan balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita tersebut setiap bulan.Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Layanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat).

Balita yang ada ditimbang ke Posyandu 857 KK yang di survey 100 % dari target yang telah ditentukan 100% maka untuk menimbang balita setiap bulan sudah mencapai target yang telat ditentukan.

(46)

d. Menggunakan air bersih

Cakupan Sarana Air Bersih untuk wilayah UPTD. Puskesmas Mengwi II dari 1154 KK yang ada yang diperiksa 864 KK, semuanya sudah mendapatkan akses air bersih cakupannya SAB 100%, berarti semua kepala keluarga dan masyarakat sudah memiliki atau mendapatkan sarana air bersih, ada yang menggunakan sumur gali, sumur bor, perlindungan mata air dan PDAM. Dari target 84% cakupan air bersih, sudah tercapai 75 %.

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi. Dari target 100% yang telah ditentukan pencapaian sudah 100% dimana target untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sudah tercapai.

f. Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok, atau tempat duduk dengan leher

(47)

angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air yang membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yaitu tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun dan alat pembersih. Cakupan Jamban Sehat di Puskesmas Mengwi II tahun 2020 sudah mencapai 100%, berarti Cakupan Jamban Sehat Puskesmas Mengwi II sudah mencapai target.

g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi,WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, yang dilakukan secara tertentu setiap minggu. Selain itu, Juga lakukan Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M (Menguras, Mengubur, Menutup). Dimana di Puskesmas Mengwi II dari 1148 rumah yang sudah diperiksa 1025 Dilihat dari target yang ditetapkan 84 %, pengawasan rumah sehat salah satunya bebas jentik sudah mencapai target 89

%..

(48)

h. Makan buah dan sayur setiap hari

Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.

Cakupan makan buah dan sayur di Puskesmas Mengwi II tahun 2021 sudah mencapai 100%, berarti untuk cakupan makan buah dan sayur Puskesmas Mengwi II sudah mencapai target.

i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktivitas fisik, baik berupa olah raga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.

Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari di Puskesmas Mengwi II tahun 2021 sudah mencapai 100%, berarti Cakupan aktivitas fisik di Puskesmas Mengwi II sudah mencapai target.

j. Tidak merokok di dalam rumah

Tingginya angka jumlah anggota keluarga yang masih merokok didalam rumah Merokok merupakan suatu kebiasaan yang sering kita lihat di dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kita sadari merokok dapat menjadi suatu masalah

(49)

kesehatan yang dianggap sebagai suatu faktor resiko dari berbagai macam penyakit termasuk infeksi saluran pernafasan. Perokok pasif mempunyai resiko lebih tinggi terhadap kanker paru, jantung dan pernafasan, namun di dalam masyarakat masih banyak yang belum menyadari akan bahaya merokok dan bahaya asap rokok yang terhirup oleh bukan perokok aktif sehingga masih banyak rumah masyarakat yang belum bebas dari asap rokok yang dapat mengancam anggota keluarganya yang tidak merokok.

Hasil data yang diperoleh dari pendataan dan pembinaan PHBS rumah tangga pada tahun

2021 yang dilakukan oleh program promosi kesehatan dengan target yang ditentukan adalah 70% dengan cakupan 55,61%. Dari pencapaian tahun 2021 tersebut artinya sebanyak 14,39% anggota keluarga yang masih merokok di dalam rumah padahal perilaku tidak merokok di dalam merupakan perwujudan untuk menciptakan rumah tangga sehat yang bebas asap rokok.

Tabel 4.1 pencapaian target 10 indikator PHBS di tatanan rumah tangga

No Indikator Target Capaian Keterangan 1. Tidak merokok di dalam

rumah

100% 55,61% Tidak tercapai

2. Melakukan aktifitas fisik setiap hari

100% 100% Tercapai

(50)

3. Makan buah dan sayur 100% 100% Tercapai setiap hari

4. Memberantas jentik di 89% 84% Tidak tercapai rumah sekali seminggu

5. Mencuci tangan dengan air 100% 100% Tercapai bersih dan sabun.

6. Menggunakan jamban 100% 100% Tercapai

sehat

7. Menimbang balita setiap 100% 100% Tercapai bulan

8. Menggunakan air bersih 84% 75% Tidak tercapai 9. Persalinan ditolong oleh 100% 92% Tidak tercapai

tenaga kesehatan

10. Pemberian ASI Eksklusif 86,7% 70% Tidak tercapai Dari hasil tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat ditatanan rumah tangga capaian target yang paling rendah yaitu merokok didalam rumah. Adapun permasalahan sebagai berikut ini:

4.2 Pemaparan Masalah

Berdasarkan hasil perangkingan dari prioritas masalah melalui pengisian angket oleh staff promosi kesehatan, yang menjadi prioritas masalah pada bidang

(51)

promosi kesehatan UPT. Puskesmas Mengwi II adalah “Masih tingginya angka jumlah anggota keluarga yang merokok di dalam rumah”. Untuk menentukan kemungkinan penyebab masalah maka penulis menggunakan diagram tulang ikan (fishbone) untuk menentukan penyebab masalah.

Diagram fishbone merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Diagram fishbone sering disebut dengan istilah diagram Ishikawa karena yang mengembangkan model diagram ini adalah Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943. Diagram ini disebut diagram fishbone karena diagram ini bentuknya menyerupai kerangka tulang ikan yang bagian-bagiannya meliputi kepala, sirip, dan duri (Asmoko, 2013). Fishbone diagram sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram.

Penyebutan rangka analisis diagram Fishbone karena bentuknya ada kemiripan dengan ikan, dimana ada bagian kepala (sebagai effect) dan bagian tubuh ikan berupa rangka serta duri-durinya digambarkan sebagai penyebab (cause) suatu permasalahan yang timbul. Diagram sebab-akibat (cause and effect diagram atau fishbone diagram) adalah sebuah teknik grafis yang digunakan untuk mengurutkan dan menghubungkan interaksi antara faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu proses. Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh atau efek secara signifikan di dalam menentukan karakteristik kualitas output kerja. Efek ini bisa bernilai "baik" dan

(52)

bisa bernilai "buruk"(Slameto, 2015). Jadi, dengan diketahui sebab dari efek yang terjadi , diharapkan hasil dari proses produksi bisa diperbaiki dengan mengubah faktor terkontrol dari suatu proses. Diagram ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi akar penyebab potensi dari suatu masalah. Diagram sebab akibat menekankan pada masalah atau gejala yang merupakan akar penyebab masalah. Diagram sebab akibat juga menampilkan penyebab-penyebab masalah dengan cara menghubungkan penyebab-penyebab menjadi satu (Scarvada, 2004).

Menurut Scarvada (2004), konsep dasar dari diagram fishbone adalah permasalahan mendasar diletakkan pada bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya. Kategori penyebab permasalahan yang sering digunakan sebagai start awal meliputi Material (bahan baku), Machines and Equipment (mesindan peralatan), Man power (sumber daya manusia), Method (metode), Mother nature/Environment (lingkungan), dan Measurement (pengukuran). Keenam penyebab munculnya masalah ini sering disingkat dengan 6M. Penyebab lain dari masalah selain 6M tersebut dapat dipilih jika diperlukan.

Untuk mencari penyebab dari permasalahan, baik yang berasal dari 6M seperti dijelaskan di atas maupun penyebab yang mungkin lainnya dapat digunakan teknik brainstorming (Asmoko, 2013). Berdasarkan Diagram fishbone bahwa indikator penyebab masalah tersebut diukur dari :

(53)

dari manusia atau sumber daya (SDM) baik dari segi jumlah maupun proses kerja selama melakukan kegiatan.

2) Money, yaitu penyebab dimana permasalah muncul dikarenakan oleh faktor pembiayaan.

3) Material, yaitu penyebab masalah yang berasal dari sarana penunjang atau fasilitas-fasilitas yang digunakan pada unit terkait yang dapat menimbulkan masalah

4) Method, yaitu penyebab munculnya suatu masalah yang dikarenakan adanya kesalahan pada manajemen atau pada system yang mengatur kebijakan prosedural atau peraturan selama melakukan kegiatan

5) Mother Nature/Environment, yaitu penyebab munculnya suatu masalah yang disebabkan oleh kondisi lingkungan sekitar baik kondisi di luar atau di dalam tempat tinggal dan kondisi yang dialami oleh individu sendiri.

(54)

Man (SDM)

kurangnya tenaga penyuluhan terutama tentang

bahaya rokok

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang

bahaya merokok

Tingginya kesibukan sosial masyarakat menyebabkan kesulitan mengumpulkan masyarakat saat penyuluhan

Mother Nature

Banyaknya orang sekelilingnya juga

merokok

Faktor lingkungan, merebahnya pabrik kretek

dan iklan yang menyediakan akses

terhadap rokok

PHBS di tatanan rumah tangga yang belum tercapai terutama tingginya kebiasaan merokok Konseling di puskesmas

belum optimal terutama tentang rokok

Belum adanya SK engenai KTR dan larangan merokok di desa,

banjar ataupun kelurahan

penggunaan papan informasi sebagai media promosi kesehatan di banjar belum

optimal

Methode Materials

44

(55)

Berdasarkan laporan tahunan UPTD Puskesmas Mengwi II Program PHBS di tatanan rumah tangga pertahun 2021 dengan target 100% dan capaian 81,36% dari 10 indikator PHBS ditatanan rumah tangga Masih tingginya angka jumlah anggota keluarga yang merokok di dalam rumah.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya anggota yang merokok di wilayah kerja Puskesmas Mengwi II yang tidak terlaksana sebagai berikut:

1. Mother nature

a. Merebaknya industri kretek,harga rokok yang terjangkau, dan kegiatan kegiatan yang memebrikan akses masyarakat untuk merokok.

Kegiatan-kegiatan rutin yang biasanya dilaksanakan di balai banjar masih menyediakan rokok sebagai pendamping makanan ringan. Sehingga masyarakat yang berkeinginan untuk berhenti merokok akan pudar, karena lingkungan di rumah, teman dan tetangga menyediakan atau mempermudah akses untuk tetap merokok. Masyarakat akan berdalih merasa sungkan untuk menolak ajakan merokok karena telah disediakan disana.

b. Banyak orang disekeliling yang merokok

Masa sekarang merokok sudah menjadi sebuah rutinitas bagi perokok.

Tanpa perduli dimana dan ada siapa disekitar saat sedang merokok.

Merokok sendiri meninggalkan bau serta racun pada baju, ruangan dan benda disekitar perokok. Rokok yang dibakar akan meninggalkan nikotin di ruangan, tentu hal ini merupakan bahaya. Padahal nikotin sendiri dapat

(56)

berada pada permukaan benda selama berhari-hari. Permukaan yang ditempeli zat-zat beracun ini tentu akan sangat berbahaya kalau sampai disentuh oleh jari-jari balita. Apalagi remaja jika salah satu dari teman atau sekelilingnya merokok maka remaja tersebut akan ikut terpengaruh untuk mencobanya sehingga saat ini lebih banyak ditemukan remaja merokok dikarenakan oleh lingkungan sekitar baik dari anggota dalam rumah maupun dari teman sebaya.

2. Man (sumber daya manusia)

a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok

Pengetahuan masyarakat kurang disebabkan karena latar belakang pendidikan masyarakat itu sendiri, tidak mengetahui manfaat dan 10 indikator PHBS rumah tangga. Sehingga Sulit masyarakat menerapkan rumah tangga yang ber PHBS. Salah satunya adalah Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya yang dapat timbul akibat merokok dapat dikarenakan pendidikan dan ketidakpedulian masyarakat itu sendiri.

Ada banyak produk rokok yang ditawarkan di masyarakat. Dalam setiap kemasan produk telah dicantumkan akan bahaya merokok seperti “ merokok sebabkan kanker paru-paru dan bronchitis kronis “. Sudah sangat jelas bahwa merokok sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Namun, bagi masyarakat perokok aktif peringatan yang tertera tersebut dikalahkan oleh kenikmatan yang mereka rasakan saat menghisap rokok.

(57)

Padahal, dibalik kenikmatan yang mereka rasakan terdapat banyak bahaya yang akan terjadi karena bahan berbahaya di dalam rokok. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah untuk dapat menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan, termasuk mengenai merokok.

Pengetahuan yang rendah tentang bahaya merokok bisa menjadi penyebab gagalnya masyarakat untuk berhenti merokok.

b. Tingginya kesibukan sosial masyarakat menyebabkan kesulitan mengumpulkan masyarakat saat penyuluhan

Di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini banyak menuntut masyarakat untuk lebih banyak meluangkan waktu bekerja atau kegiatan sosial lainnya. Masyarakat yang memiliki pekerjaan akan sulit untuk meluangkan waktu di hari-hari bekerja untuk sekedar mendengarkan ceramah kesehatan. Adapun setelah bekerja , masyarakat akan disibukkan dengan kegiatan sosial lainnya seperti di lingkungan banjar atau desa setempat dan juga kegiatan-kegiatan rumah tangga. Hal ini menyebabkan petugas puskesmas kesulitan untuk mengumpulkan masyarakat dalam satu waktu dan tempat untuk memberikan ceramah atau penyuluhan kesehatan mengenai PHBS di rumah tangga.

c. Kurangnya tenaga penyuluhan untuk bahaya merokok

(58)

Kurangnya petugas kesehatan dalam memberikan sosialisasi dan penyuluhan di masyarakat, khususnya dalam rumah tangga. Petugas promkes merupakan corong pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk menyampaikan segala macam informasi yang berkaitan dengan kesehatan dengan tujuan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sumber daya yang berkaitan dengan kesehatan. Dimana standart jumlah tenaga promkes dari pemerindah adalah 2 orang.

d. Kebiasaan merokok masyarakat yang sulit dihilangkan

Bahaya merokok sudah diketahui oleh masyarakat secara umum. Namun tetap saja perilaku merokok ini sulit dihilangkan. Beberapa hal yang menyebabkan hal ini adalah faktor sosial budaya, faktor psikis anggapan bahwa rokok dapat menimbulkan inspirasi dan menghilangkan stress, dan kandungan zat nikotin yang menyebabkan kecanduan bagi perokok.

3. Materials

a. Penggunaan papan informasi sebagai media promosi kesehatan di banjar belum optimal

Penggunaan papan informasi yang ada di masing-masing desa / kelurahan /ataupun banjar belum dimanfaatkan dengan optimal. Belum ada informasi terkait kesehatan yang dapat diakses oleh masyarakat yang sedikit tidaknya dapat ditiru dan diaplikasikan oleh masyarakat dikehidupan sehari hari. UPTD Puskesmas Mengwi II belum dapat

(59)

membuat leaflet atau media lain seperti poster mengenai PHBS seperti bahaya merokok, manfaat memberikan asi eksklusif dll, bagi kesehatan yang dapat disebar atau ditempel pada papan informasi yang disediakan di masing-masing banjar/ desa atau kelurahan. Namun sudah ada beberapa media mengenai PHBS oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Badung yang sudah disebar kesetiap puskesmas. Akses informasi mengenai PHBS sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Dalam teori Green , menyebutkan bahwa akses terhadap sebuah informasi merupakan salah satu faktor pemungkin yang memungkinkan terjadinya suatu perilaku. Liviyana dalam penelitiannya menyebutkan bahwa adanya akses terhadap informasi yang baik dan kualitas informasi yang bagus dapat menurunkan perilaku responden.

4. Methode.

a. Konseling di puskesmas belum maksimal

Konseling PHBS contohnya seperti merokok yang ada di UPTD Puskesmas Mengwi II merupakan salah satu bentuk intervensi yang dilakukan untuk mengurangi masyarakat kurang tentang PHBS. Namun, pelaksanaan konseling PHBS di UPTD Puskesmas Mengwi II belum dapat dilaksanakan secara maksimal dikarenakan hanya sedikit masyarakat mau mengkonsultasikan masalah mengenai PHBS ke petugas kesehatan puskesmas. Hal ini dapat dikarenakan masyarakat yang masih belum sadar dengan betul mengenai bahaya yang mengintai diri sendiri

(60)

dan keluarga, masyarakat masih belum termotivasi atau belum mau contohnya berhenti merokok dengan berbagai alasan pribadi. Untuk mengatasi permasalahan merokok terutama pada remaja dan anak usia sekolah yaitu dengan membentuk strategi pendidikan kesehatan yang tepat salah satunya dengan metode konseling. Konseling dinilai sebagai metode yang paling efektif karena antara klien dan petugas kesehatan dapat saling berdialog dan saling merespon dalam waktu yang bersamaan.

b. Belum ada SK dan KTR tentang larangan merokok di desa, kelurahan, dan banjar

Metode adalah suatu tata kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan pertimbanganpertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia. Dalam hal ini peraturan atau larangan merokok termasuk kedalam metode yang masih belum ada di masing-masing banjar, desa dan kelurahan yang ada di wilayah kerja UPT. Puskesmas Mengwi 2, namun telah disampaikan oleh tenaga kesehatan puskesmas terkait Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 8 Tahun 2013 mengenai Kawasan Tanpa Rokok ( KTR ). Namun, masih belum ada peraturan khusus mengenai larangan merokok dan KTR dari kepala kelurahan dan klian banjar agar dapat menekan perilaku merokok masyarakat. Apabila tidak ada peraturan atau larangan merokok maka masyarakat akan merasa tidak

(61)

kebijakan KTR atau Kawasan Tanpa Rokok sangat berpengaruh terhadap penurunan angka proporsi perokok setiap hari. Hal ini terbukti engan jualh angka perokok di provinsi Bali yang mengalami penurunan sebanyak 0,6% pada pria dan 0,2% pada perempuan setiap harinya. Factor yang ikut berperan dalam penurunan perokok ini yaitu pengawasan yang dilakukan secara teratur oleh pihak pemerintah, penegakan hukum yang konsisten, dukungan postif dari stakeholder dan peran aktif organisasi yang ada di masyarakat dalam hal penegakan hukum atau aturan merokok (Ekowati, 2015).

(62)

Berdasarkan pembahasan diatas, maka alternatif pemecahan masalah tentang PHBS ditatanan rumah tangga di Puskesmas Mengwi II adalah sebagai berikut:

1. Mother nature

a. Merebaknya industri kretek,harga rokok yang terjangkau, dan kegiatan kegiatan yang memberikan akses masyarakat untuk merokok.

 Mensosialisasikan kepada masing-masing desa, kelurahan dan banjar yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi II mengenai Peraturan Daerah Kabupaten Badung mengenai Kawasan Tanpa Rokok (KTR),

 Membuat usulan pembuatan KTR dan peraturan mengenai larangan merokok beserta sanksi dimasing-masing desa, keurahan dan banjar di wilayah kerja UPT. Puskesmas Mengwi II, ditujukan agar masyarakat lebih merasa diawasi dan termotivasi untuk berhenti merokok.

52

(63)

2. Man

a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok

 Meningkatkan frekuensi penyuluhan baik kelompok maupun individu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat serta bahaya merokok.

 Membuat program khusus pencegahan merokok bagi perokok pasif dan remaja serta anak sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Mengwi II, seperti “bumbung rokok” dimana masyarakat wajib menaruh satu batang rokok setiap membukan 1 bungkus rokok, yang nantinya pada malam hari akan dikumpulkan oleh karang taruna banjar untuk dibakar. Puskesmas maupun banjar dapat melaksanakan program “hari jum’at bebas rokok”

yaitu setiap instansi kesehatan, instansi pemeritah dan lingkungan masyarakat dilarang merokok untuk satu hari penuh setiap minggu yaitu pada hari jumat.

 Melakukan pelatihan konselor perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada seluruh kader posyandu, karang taruna dan tenaga kesehatan di Puskesmas yang terkait dengan program Promosi kesehatan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, puskesmas melakukan pengadaan pelatihan bagi karang taruna dan PKK, jadi remaja dan ibu-ibu dibekali informasi tentang bahaya merokok,

(64)

 mengetahui cara mencegah anggota keluarga merokok, bagaimana cara meningkatkan motivasi bagi anggota keluarga yang ingin berhenti merokok, serta melakukan pelatihan seputar Asi Eksklusif baik manfaat bagi ibu maupun si anak itu sendiri dan cara memberika asi eksklusif yang benar kepada ibu yang baru memiliki anak pertama dimana pengetahuannya masih kurang dibanding ibu yang sudah memilki anak lebih dari satu.

b. Kurangnya tenaga kesehatan

Petugas promosi kesehatan yang ada di puskesmas sangatlah kurang.

Dimana standart dari pemerintah setiap puskesmas setidaknya memiliki dua tenaga promkes. Sehingga seharusnya puskesmas mengajukan kepada Dinas kesehatan kabupaten Badung agar ditambah lagi untuk tenaga promkes, sehingga penyuluhan kepada masyarakat lebih optimal karena tenaga penyuluhan tercukupi.

3. Materials

a. Penggunaan papan informasi sebagai media promosi kesehatan di banjar dan media promosi kesehatan mengenai bahaya merokok belum optimal

 Membuat dan memperbanyak media promosi kesehatan mengenai

bahaya rokok bisa dalam bentuk leaflet, flipchart, majalah atau poster yang dapat disebar dan ditempel di mading sekolah, instansi-instansi, dan masing-masing banjar.

(65)

 Melaksanakan promosi kesehatan mengenai PHBS contohnya seperti bahaya merokok dengan cara pemutaran film, animasi, demonstrasi agar materi yang disampaikan oleh petugas dapat terpatri kuat di pikiran masyarakat dan dapat diimplementasikan dirumah.

 Membuat dan memperluas kemitraan program promosi kesehatan

dengan beberapa pihak seperti media percetakan agar membuat poster, banner untuk dipasang ditempat-tempat umum, dengan pihak iklan masyarakat membuat iklan di plasma LED yang ada dijalan, TV pemerintah ataupun radio.

4. Methode

a. Konseling di Puskesmas tentang bahaya merokok belum maksimal

 Mengaktifkan ruang dan konselor konseling terutama tentang bahaya merokok yang ada di UPTD Puskesmas Mengwi II.

 Melaksanakan kunjungan rumah untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya agar lebih efektif juga dapat melakukan monitoring dan evaluasi.

 Menambah petugas promosi kesehatan agar mendapatkan jangkauan sasaran penyuluhan mengenai PHBS yang lebih banyak di masyarakat

(66)

banjar

 Mensosialisasikan kepada masing-masing desa, kelurahan dan banjar

yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi II mengenai Peraturan Daerah Kabupaten Badung mengenai Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

 Membuat usulan pembuatan KTR dan peraturan mengenai larangan

merokok beserta sanksi dimasing-masing desa, keurahan dan banjar di wilayah kerja UPT. Puskesmas Mengwi II, ditujukan agar masyarakat lebih merasa diawasi dan termotivasi untuk berhenti merokok.

(67)

57

perubahan menjadi UPTD Puskesmas Mengwi II setelah perubahan struktur organisasi pada tahun 2008. UPTD Puskesmas Mengwi II terletak di wilayah Banjar Gunung Pande, Tumbak Bayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Terdapat 5 desa yang masuk kedalam wilayah kerja UPT. Puskesmas Mengwi II yaitu Desa Buduk, Desa Pererenan, Desa Cemagi dan Desa Munggu, dimana didalamnya terdapat 77 banjar yang masuk kedalam wilayah kerjanya. UPT. Puskesmas Mengwi II juga membawahi dua kelurahan yaitu Kelurahan Kapal dan Kelurahan Abianbase.

2. Kegiatan pokok yang dilakukan pada bidang Promkes adalah melakukan penyuluhan terintegrasi, secara berkala kepada perorangan dengan target sasaran 1470 orang KK, setiap Desa/Kelurahan terdapat 210 KK yang menjadi sasaran. Penyuluhan kelompok dengan target sasaran 76 banjar.

Penyuluhan di institusi dengan target sasaran 24 Sekolah Dasar (SD), 17 Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 6 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 3 Sekolah Menengah Atas (SMA), institusi tempat-tempat umum, institusi tempat kerja, institusi sarana kesehatan. Penyuluhan posyandu dengan target sasaran 77 posyandu.

Referensi

Dokumen terkait

Another study conducted by Chen (2021) discovered that student could work out knowledge, solve problems, and develop cognition by doing online peer assessment in a blended

2a-b: Antibacterial activity of a Phosphoric acid and b pH 4 buffer solution in Staphylococcus epidermidis ATCC 35984 Antibacterial activity test Antibacterial activity test in