6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu
Sebelum melakukan kajian untuk menganalisis Produktivitas Alat Berat dan Biaya Pada Pekerjaan Tanah Pembangunan Spillway (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan Kabupaten Minahasa Utara). Tinjauan pustaka dilakukan oleh analis merupakan survei atas pemeriksaan masa lalu yang berkaitan dengan eksplorasi yang akan dilakukan oleh ilmuwan tersebut. Berikutnya adalah beberapa pemeriksaan yang sebanding dan terkait yang digunakan analis sebagai semacam perspektif untuk memimpin penelitian.
Peneliti Sahid (2021) dengan topik kajian produktivitas alat berat selama pelaksanaan proyek Bendungan Bendo, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ruang lingkup pelaksanaan dan ruang lingkup produktivitas produksi yang direncanakan. Hasil pemeriksaan menunjukkan nilai volume aktual lebih besar dari volume yang direncanakan dengan nilai berat realisasi 4,08 dibandingkan dengan berat rencana 2,18.
Meskipun produktivitas setiap mesin lebih rendah dari pabrikan, produktivitas bisa tinggi karena lembur, yaitu lebih dari 8 jam sehari.
Peneliti Arsjad (2020) yang bergerak di bidang analisis perhitungan produktivitas alat berat pekerjaan persiapan tanah untuk pembangunan Sutet Likupang Paniki Tower, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas alat berat yang digunakan pada bidang. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas per jam ekskavator menurut data perhitungan literatur adalah 59.616 𝑚3 sebagai patokan waktu belok Type 65 di lapangan, sedangkan data perhitungan lapangan adalah 114.134 𝑚3.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2018) mengenai analisis biaya pembangunan jalan Siak IV Pekanbaru dan produktivitas penggunaan alat berat, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan unit alat berat yang lebih kompleks. peralatan
7
Hasil atau kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan penambahan 1 unit tandem roller, waktu kerja yang kompak lebih efisien dan dapat disinkronkan dengan waktu alat berat lainnya, jumlah alat berat untuk semua lokasi konstruksi adalah 1 unit excavator, 1 unit wheel loader, forklift 1 unit, Grader 1 unit, tandem roller 2 unit, tangki air 1 unit.
Aoliya (2017) dalam penelitian berjudul Analisis Produktivitas Alat Berat Pada Pembangunan Jalan Lingkar Pulau Marsela Provinsi Maluku Barat Daya mencoba mendapatkan hasil perhitungan jumlah alat dan produktivitas biaya tersebut. Alat. . Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya peralatan yang diperlukan meliputi excavator, dump truck dan buldoser di jalan lingkar pulau Marseille. Untuk pekerjaan tanah Rp. 261.886.000,- dan pekerjaan tanah Rp. 64.055.000.
Penelitian Purworin (2016) tentang Analisis Waktu dan Biaya Pengoperasian Alat Berat di Gedung Condotel Proyek Sahid Jogja Lifestyle Yogyakarta bertujuan untuk menghitung total biaya pengoperasian alat berat yang diperlukan dan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaannya. Sahid Jogja Lifestyle Project di Yogyakarta. Hasil atau kesimpulan dari penelitian ini adalah total biaya peralatan untuk setiap workstation di Sahid Jogja Lifestyle Project Condotel Yogyakarta adalah sekitar Rp.
5.888.343.100,- waktu pelaksanaan 361 hari.
Berdasarkan analisis para peneliti sebelumnya, terdapat beberapa kesamaan metode yang digunakan untuk menghitung alat berat dan produktivitas alat berat, waktu dan biaya. Oleh karena itu, metode analisis yang digunakan oleh lima peneliti sebelumnya dapat dijadikan sebagai refleksi dan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
11 2.2. Landasan Teori
2.2.1. Manajemen Proyek
Manajemen proyek ialah ilmu dalam proses merencanakan, pengorganisasian dan pengelolaan suatu proyek pembangunan sehingga proyek bisa dikerjakan tepat waktu dengan menggunakan biaya sesuai anggaran serta dapat tercapai secara efektif dan efisien (Rani, H. A., 2017).
Penggunaan sumber daya, baik kualitas, waktu, biaya dan mutu merupakan aspek penting untuk meningkatkan efektivitas. Untuk efisiensi sendiri diartikan sebagai penerapan sumberdaya dan penentuan perencanaan yang akurat sehingga bisa menghasilkan output yang sesuai serta maksimal merupakan aspek penting dari efisiensi. Manajemen proyek sangat penting, proyek tidak akan berlangsung sesuai dengan perencanaan, kualitas, waktu serta biaya tanpa adanya manajemen proyek.
1. Manajemen Biaya
Rencana anggaran biaya yang telah di tentukan pada pekerjaan konstruksi merupakan manajemen biaya konstruksi. Hal penting yang dibutuhkan pada proyek pembangunan adalah perencanaan sumber daya yang sesuai, dan anggaran biaya yang tepat untuk dapat mengerjakan proyek yaitu :
a. Perencanaan Sumber Daya
Merupakan pengaturan dalam bentuk sumber daya manusia, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan agar dapat menyelesaikan suatu proyek konstruksi.
b. Estimasi Biaya
Biaya perkiraan yang dibutuhkan dalam penanganan suatu proyek pembangunan sehingga biaya yang dikeluarkan pada proyek tersebut tidak melebihi estimasi yang direncanakan.
c. Anggaran Biaya
Anggaran biaya merupakan rancangan yang dibuat secara teratur untuk biaya yang dibutuhkan seperti biaya material, dan biaya tenaga kerja yang berkaitan dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
12 2. Manajemen Waktu
Manajemen waktu yaitu untuk kemampuan merencanakan, pengorganisasian, dan pengawasan produktivitas terhadap waktu untuk mengatur penjadwalan yang diperlukan sehingga bisa dipastikan pekerjaan konstruksi bisa diselesaikan dengan waktu yang sesuai rencana, karena waktu juga merupakan sumber daya yang terbatas. Tujuan dari manajemen waktu yaitu untuk mencapai target dalam waktu yang sudah direncanakan.
2.2.2. Sifat-Sifat Tanah
Sebelum melakukan pekerjaan tanah, yang pertama dilakukan adalah untuk mengetahui msifat tanah. Sifat-sifat tanah berhubungan pada suatu pekerjaan pemindahan, pengurusan dan penggunaanya harus diketahui, karena pada pekerjaan tanah dapat mengalami perubahan isi.(Haryanto Y. W dan Hendra S. D., 2013).
1. Keadaan asli (insitu) merupakan tanah yang tidak mengalami perubahan atau masih alami (dilintasi peralatan, diangkut, dipadatkan, digali dan dipindahkan).
2. Keadaan gembur (loose) merupakan dimana kondisi asli yang sudah digali.
Material tersebut berubah volumenya seiring pertumbuhannya karena perluasan rongga udara udara diantara butir-butir tanah.
3. Keadaan padat (compact) merupakan keadaan ditimbulkan oleh tanah yang melalui pemadatan, maka volume tersebut akan mengalami penyusutan. Volume tanah yang mengalami perubahan disebabkan oleh suatu pemadatan ronggo udara diantara butir-butir tanah
Tabel 2.1.. Sifat-Sifat Beberapa Macam Tanah
No Jenis Tanah Swell (%) Load Factor
1 Lempung alami 38 0,72
2 Lempung berkerikil kering 36 0,73
3 Lempung berkerikil basah 33 0,73
4 Tanah biasa baik kering 24 0,81
5 Tanah biasa baik basah 26 0,79
6 Kerikil 14 0,88
7 Pasir kering 11 0,90
8 Pasir basah 12 0,89
9 Batu 62 0,61
Sumber : Haryanto Y. W dan Hendra S. D., 2013.
Sifat tanah pada tabel ini diakibatkan karena bentuk awal material, disebabkan material
13
tersebut dialihkan dari lokasi asalnya akan mengalami perubahan volume dan tanah asli akan mengalmi kepadatan. lokasi aslinya akan mengalami perubahan isi dan pada tanah asli akan mengalami kepadatan. Dengan hal tersebut data tanah pada tabel di atas diubah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Konversi Tanah
Jenis Tanah Kondisi Tanah Kondisi Tanah yang Akan Dikerjakan
Semula Asli Lepas Padat
Pasir
(A) 1,00 1,11 0,95
(B) 0,90 1,00 0,86
(C) 1,05 1,17 1,00
Tanah biasa
(A) 1,00 1,25 0,90
(B) 0,80 1,00 0,72
(C) 1,11 1,39 1,00
Tanah liat
(A) 1,00 1,25 0,90
(B) 0,70 1,00 0,63
(C) 1,11 1,59 1,00
Tanah campur kerikil
(A) 1,00 1,18 1,08
(B) 0,85 1,00 0,91
(C) 0,93 1,09 1,00
Kerikil
(A) 1,00 1,13 1,03
(B) 0,88 1,00 0,91
(C) 0,97 1,10 1,00
Kerikil kasar
(A) 1,00 1,42 1,29
(B) 0,70 1,00 0,91
(C) 0,77 1,10 1,00
Pecahan cadas/batuan keras
(A) 1,00 1,65 1,22
(B) 0,61 1,00 0,74
(C) 0,82 1,10 1,00
Pecahan granit
(A) 1 1,70 1,31
(B) 0,59 1,00 0,77
(C) 0,76 1,30 1,00
Pecahan batu
(A) 1,00 1,75 1,40
(B) 0,57 1,00 0,80
(C) 0,71 1,24 1,00
Batuan hasil peledakan
(A) 1,00 1,80 1,30
(B) 0,56 1,00 0,72
(C) 0,77 1,38 1,00
Sumber : Haryanto Y. W dan Hendra S. D., 2013.
Dimana : Tanah Asli (A), Tanah Lepas (B), Tanah Padat (C).
2.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah Pada Bangunan Pelimpah (Spillway) Tujuan dari pekerjan galian ini merupakan pengangkutan semua bahan yang dapat didaur ulang dan tidak terpakai, termasuk penindakan, dengan melakukan pengangkutan ke timbunan/dump truck, penataan galian sesuai alur, ketinggian, kemiringan dan dimensi dimana ditetapkan dari gambar. Penggalian ini dilaksankan
14
oleh operator dan dikontrol oleh surveyor yang udah berpengalaman. Untuk memastikan bahwa hasil penggalian sesuai dengan alur, tinggi, kemiringan dan ukuran yang diinginkan, surveyor memasang papan pelengkung pada interval tertentu sebagai acuan. Berikut adalah metode pelaksanaan galian tanah :
1. Pekerjaan galian menurut elevasi titik koordinat telah ditentukan melalui survey lapangan dengan total station, tiang pancang, papan ukur dan kayu pancang.
2. Dinding lembaran baja digunakan untuk memudahkan pekerjaan penggalian, mencegah tanah bergerak dan mencegah air masuk ke lubang galian.
3. Drainase berfungsi untuk mencegah masuknya air. Drainase adalah pengaliran genangan air atau air dari area konstruksi dengan tujuan untuk mengatur (air tanah/air permukaan) agar proses konstruksi tidak terhambat.
Gambar 2.1. Bangunan Pelimpah atau Spillway
Sumber : PT.Nindya Karya, 2022
Dalam pekerjaan galian harus diperhatikan bahwa setiap bagian galian harus selesai seluruhnya, karena sangat sulit bila alat harus dipanjat lagi. Jika ruangnya cukup luas, penggalian dapat dilakukan dari dua tempat, yaitu dari atas dan dari samping ke hilir.
2.2.4. Alat Berat
Alat berat merupakan mesin besar dimana alat tersebut direncanakan bertujuan menyelesaikan kemajuan batas misalnya pekerjaan tanah dan memindahkan material dasar. Pekerjaan yang akan sangat terbantu oleh alat tersebut adalah proyek kontruksi atau pembangunan. Pada penggunaan alat berat mempunyai keuntungan, misalnya
15
mempersingkat waktu pekerjaan, kapasitas tenaga yang lebih besar dan lebih ekonomis. Alat berat dalam kapasitasnya untuk suatu tugas mengambil bagian penting, setiap kegiatan kebutuhan biaya operasional yang sangat besar, maka alat berat harus dioptimalkan dengan sebaik mungkin.
Pelakasanaan proyek pembangunan spillway ada beberapa peralatan pada pekerjaan tanah seperti Excavator, Bulldozer dan Dump truck.
1. Excavator
Excavator merupakan peralatan yang dapat disesuaikan dengan pekerjaan seperti mengali, menumpuk dan mengangkat. Alat tersenut melakukan pergantian perlengkapan, menghilangkan tebing dan menghancurkan aspal. Pada alat tersebut pada bagian atasnya berputar 360 derajat maka instrumennya dapat bekerja dan dapat ditempatkan diwilawah yang agak terbatas.
Gambar 2.2.Excavator
Sumber : Katalog Alat Berat 2022, Kementerian Pekerjaan Umum
Ada beberapa macam gerakan backhoe didalam pengoperasiannya:
a. Proses Pengisian bucket b. Proses Pengayunan c. Proses Pembuangan
d. Dan proses Pengangkatan dan swing
Dengan beberapa proses aktivitas di atas akan mendapatkan waktu siklus.
Backhoe kecil memiliki durasi proses yang lebih cepat dan backhoe besar memiliki durasi proses yang lebih lambat.
16
Adapun cara menghitung kapasitas produktivitas excavator menggunakan dengan rumus :
Ts = T1 + T2 + T3 + T4 + T5
𝑄𝑒𝑥𝑐 =𝑉 × 𝐹𝑏 × 𝐹𝑎 × 60 𝑇𝑠 × 𝐹𝑣 Keterangan :
𝑄𝑒𝑥𝑐 : Produktivitas excavator (m3/jam) Fb : Faktor Bucket
V : Kapasitas Bucket (𝑚3) Fa : Faktor efisiensi
Fv : Faktor konversi tanah Ts : Waktu siklus
T1 : Waktu gali T2 : Waktu Swing (isi)
T3 : Waktu membuang material dari bucket T4 : Waktu Swing (kosong)
T5 : Waktu lain-lain
Tabel 2.3. Faktor Bucket Excavator
Kondisi Operasi Kondisi Lapangan Faktor Bucket (Fb) Mudah Tanah biasa, lempung, tanah lembut 1,1 - 1,2
Sedang Tanah biasa berpasir 1,0 - 1,1
Agak Sulit Tanah biasa berbatu 1,0 - 0,9
Sulit Batu pecah 0,9 -0,8
Sumber : Lampiran Standar Pekerjaan Umum, 2022.
2. Bulldozer
Bulldozer merupakan peralatan yang memiliki rantai roda fleksibel dengan batas lintasan yang tinggi. Perlatan ini difokuskan sebagai untuk meringankan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sulit, misalnya pekerjaan pembangunan atau pemindahan tanah.
17
Gambar 2.3.Bulldozer
Sumber : Katalog Alat Berat 2022, Kementerian Pekerjaan Umum
Adapun cara menghitung kapasitas produksi bulldozer ialah:
Ts = T1 + T2 + T3
𝑄𝑏𝑢𝑙𝑙 =𝑞 𝑥 𝐹𝑚 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 𝑡 𝑥 60 𝑇𝑠 𝑥 𝑛 𝑥 𝐹𝑣
Keterangan :
𝑄𝑏𝑢𝑙𝑙: Produktivitas bulldozer (m3/jam) Ts : Waktu siklus
q : Kapasitas penggusuran rata-rata (Lh x b) Fm : Faktor miring blade
Fv : Faktor konversi tanah Fa : Faktor efisiensi alat t : Tebal lapisan hamparan n : Jumlah lintasan
b : Lebar efektif blade Lh : Jarak kerja
𝑉𝑓 : Kecepatan mendorong 𝑉𝑟 : Kecepatan mundur
T1 : Waktu mendorong ( 𝐿ℎ 𝑥 60
𝑉𝑓 𝑥 1000
)
T2 : Waktu mundur ( 𝐿ℎ 𝑥 60
𝑉𝑟 𝑥 1000
)
T3 : Waktu lain-lain
18 3. Dump Truck
Alat ini difungsikan sebagai mengangkut muatan tanah, alat berat ini juga membawa material lain misal batuan yang di muat sebelumnya oleh excavator.
Gambar 2.4..Dump Truck
Sumber : Katalog Alat Berat 2022, Kemenetrian Pekerjaan Umum
Adapun rumus di dalam menghitung produktivitas alat berat dump truck ialah : Ts = 𝑇1+ 𝑇2+ 𝑇3+ 𝑇4
𝑄𝐷𝑇 = V x Fa x 60
D x Ts x Fv
Keterangan :
𝑄𝐷𝑇 : Produktivitas dump truck (m3/jam) V : Kapasitas bak dump truck
D : Berat isi material galian Fa : Efisiensi alat kerja Fv : Faktor konversi tanah
𝑣1 : Kecepatan rata-rata bermuatan 𝑣2 : Kecepatan rata-rata kosong
L : Jarak antara lokasi bahan dengan dump truck
𝑄𝑒𝑥𝑐 : Kapasitas produksi alat excavator yang mengisi material ke dump truck.
Ts : Waktu siklus T1 : Waktu muat ( 𝑉 𝑥 60
𝐷 𝑥 𝑄𝑒𝑥𝑐 )
19 T2 : Waktu tempuh isi (𝐿 𝑥60
𝑣1 ) T3 : Waktu tempuh kosong (𝐿 𝑥 60
𝑣2 ) T4 : Waktu lain-lain.
Tabel 2.4. Kecepatan Dump Truck dan Kondisi Lapangan
Kondisi Lapangan Kondisi Beban Kecepatan
Datar Isi 40
Kosong 60
Menanjak Isi 20
Kosong 40
Menurun Isi 20
Kosong 40
Sumber : Lampiran Standar Pekerjaan Umum, 2022.
2.2.5. Manajemen Alat Berat
Ada beberapa dalam penyusunan rencana kerja alat yang harus diperhatikan yaitu : 1. Volume suatu kegiatan harus diselesaikan dalam jangka waktu yang ditetapkan, 2. Volume dan waktu pekerjaan yang ditunjukkan menyimpulkan bahwa benar-benar
ingin menyelesaikan jumlah alat atau sejenisnya bertujuan untuk menyelesaikan tugas.
3. Jumlah peralatan dan jenis yang sudah ada, dapat menentukan volume dan rentang waktu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Alat berat disebutkan berdaya guna dan layak jika dapat menghasilkan produksi tinggi dan rendah. Oleh karena itu pencapaian dengan kesiapan yang cermat dan tinjauan yang cermat, serta pemamfaatan pertimbangan yang baik.
2.2.6. Produktivitas
Produktivitas adalah suatu bentuk pekerjaan kontruksi yang harus dicapai setiap unit dalam input tenaga kerja. Definisi ini mencakup tidak terlalu pentinya teknologi dan investasi terhadap produktivitas. Industri konstruksi sudah membuktikan bahwa pemakaian peralatan yang sangat berguna dan dapat mengembangkan produktivitas dan mengurangi biaya pembuatan bahkan dengan meningkatkan biaya pekerjaan dan material. Oleh karena itu, pertumbuhan teknologi dan inovasi-inovasi baru pada pembangunan industri sudah meningkat sangat berpengaruh terhadap produktivitas
20
konstruksi dimasa depan. Berhasilnya proyek konstruksi adalah jika proyek tersebut dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat dan biaya yang minimum, sehingga dibutuhkan produktivitas dengan prediksi yang tepat untuk perencanaan dan pengendalian pekerjaan konstruksi. Produktivitas alat berat bergantung pada tiga faktor yaitu :
1. Produktivitas merupakan rasio produksi (output) akan sumber daya yang digunakan (input) atau tingkatan yang menunjukkan efisiensi terhadap suatu produksi.
2. Pada konstruksi produktivitas merupakan satuan produksi (output) dibagi dengan input yaitu sumber daya manusia atau peralatan lain dengan satuan waktu seperti jam, hari atau waktu lainnya.
3. Dalam manajemen produktivitas adalah suatu kegiatan untuk mengukur ke- efektifan melalui pengelolaan sumber daya agar dapat mengatur kegiatan pekerjaan dengan mengeluarkan biaya yang minim.
Pemakaian alat-alat berat merupakan untuk mempercepat dan memudahkan suatu pekerjaan sehingga yang dihasilkan terpenuhi dengan waktu relatif lebih sedikit. Pada umumnya, dengan menghitung produktivitas sangat berbeda tergantung pada kegunaannya setiap pekerjaan.
2.2.7. Efisiensi Kerja
Alat berat yang ada dilokasi tidak sebanding dengan alat yang ideal dengan nilai produktivitas dikarenakan geografi, kemampuan operator, pengoperasian alat . Standar produktivitas peralatan dalam keadaan ideal digandakan oleh variabel yang disebut produktivitas kerja. Menilai produksi kerja tidak mudah menentukan secara tepat, beberapa keahlian penggunaan peralatan dilingkungan DPU (Departemen Pekerjaan Umum), ukuran faktor yang mempengaruhi perkembangan, tidak sepenuhnya diselesaikan antara lain:
21
Tabel 2.5. Efisiensi Kerja Alat
Kondisi operasi alat Pemeliharaan mesin
Baik sekali Baik Sedang Buruk Buruk sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,7 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,6
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,6 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,5 0,47 0,42 0,32
Sumber : Lampiran Standar Pekerjaan Umum, 2022.
Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai efisiensi alat menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun 2022 ialah sebagai berikut:
1. Faktor alat
a. Alat baru = 1,00
b. Alat yang baik (lama) = 0,90 c. Alat rusak ringan = 0,80 2. Faktor administrator (operator)
a. Operator kelas I = 1,00 b. Operator kelas II = 0,80 c. Operator kelas III = 0,70 3. Faktor material
a. Tanah kohesif = 0,75 - 1,00 b. Tanah non-kohesif = 0,60 - 1,00 4. Faktor manajemen dan sifat manusia
a. Sangat baik = 1,00
b. Baik = 0,92
c. Sedang = 0,82
d. Kurang = 0,75
5. Faktor iklim
a. Baik = 1,00
b. Sedang = 0,80
6. Faktor kondisi lapangan
a. Berat = 0,70
b. Sedang = 0,80
c. Ringan = 1,00
22 2.2.8. Biaya Operasional Alat Biaya
Biaya yang harus dikeluarkan pada peralatan yaitu biaya bahan bakar, biaya sewa , dan biaya kerja operator. Alat-alat konstruksi yang ditenagai oleh mesin pembakar membutuhkan solar, termasuk yang harus dipertimbangkan biaya operasi.
Biaya alat berat dihitung dengan mengalikan jumlah setiap pekerjaan, jumlah alat difungsikan, dan biaya satuan tenaga kerja.
1. Volume Pekerjaan
Volume tenaga kerja adalah faktor salah satu perkalian pada harga satuan dalam perhitungan biaya. Dasar dari menghitung volume salah satunya yaitu gambar rencana proyek.
2. Biaya Penyewaan Alat
Alat berat pada pekerjaan konstruksi tidak semua diperoleh pihak kontraktor.
Ketika melakukan pekerjaan tertentu, maka memerlukan peralatan khusus untuk disewakan. Penyewaan alat berat biasanya dikenakan biaya per jam. Batas minimal sewa alat berat biasanya ditetapkan satu bulan. Biaya sewa peralatan bermacam-macam tergantung pda jenis alat-alat tersebut dan dimana penyewa tempat berada.
3. Biaya Operator Alat Berat dan Bahan Bakar
Jumlah besaran upah pengurus alat beraat tergantung pada bidang tugas, perusahaan yang bersangkutan, pedoman yang relevan dalam pelaksanaannya dan kontrak kerja antar dua pihak. Bahan bakar pada biaya alat tersebut, untuk peralatan dimana bahan bakar yang dipakai yaitu solar dan bensin. Penggunaan secara penggunaan normal solar 0,04 galon per horse-power, dan normal bahan bakar besin 0,006 galon per horse. Pada hasil yang keluar kemudian dikali dengan faktor operasional.
4. Biaya Operasional Total
Biaya operasional yang ditimbulkan setiap jenis peralatan adalah besarnya biaya sewa semua peralatan, upah operator, biaya penggunaan solar di lingkungan kerja dan biaya mobilisasi dan demobilisasi peralatan.
23 2.3. Research Gap
Research gap dalam penelitian terdahulu dan penulisan penelitian sebagai berikut:
Tabel 2.6. Research Gap
No. Peneliti Tahun Judul Gap
Studi Kasus Produktivitas Biaya Waktu
1 Dian Ompusunggu 2022
Analisis Produktivitas Dan Biaya Penggunaan Alat Berat Pada
Pembangunan Bangunan Pelimpah (Spillway)
Pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan Kabupaten Minahasa Utara
2 Jefrinfolin Hutasoit 2021 Produktivitas Penggunaan Alat
Berat Pembangunan Jalan Tol
Tebing Tinggi- Indrapura
3 Nauval Rafid
Penyalai 2021
Analisis Produktivitas Alat Berat pada Pekerjaan Galian dan
Timbunan
Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi-Parapat STA 22+000
s/d 22+650 4 Samsul Hadi Azmi 2021 Analisis Produktivitas
Penggunaan Alat Berat Excavator
Penambangan Pasir di Labuhan Haji, Kabupaten
Lombok 5 Brando Gabriel
Kalalo 2020 Manajemen Alat Berat Pembangunan Bendungan
Lolak, Sulawesi Utara
6 Donald Donny Supit 2020
Analisa Produktivitas dan Efisensi Alat Berat Untuk Pekerjaan Tanah, dan Pekerjaan Berbutir
Proyek Rehabilitasi Ring
Road II-Paniki
7 Santoni Bejasekto 2020 Analisis Produktivitas Alat Berat
pada Jalan Impeksi Opas Indah Pembangunan Jalan Impeks
Opas Indah, Bangka Belitung
24
No. Peneliti Tahun Judul
Gap
Studi Kasus Produktivitas Biaya Waktu
8 Miftahur Rohman 2016
Analisa Produktivitas Penggunaan Alat Berat pada Pekerjaan Tanah
dan Pondasi
Pembangunan Gedung Laboratorium Riset Biosains
Universitas Brawijaya Malang 9 Alyoen D.Y Sanam 2014 Analisa Waktu dan Biaya
Penggunaan Alat Berat
Pembangunan Gedung Intensif Terpadu RS. ST.
Yusup 10 Intan Wahyuni 2013 Analisis Produktivitas Alat Berat
Pekerjaan Land Clearing
Proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Naga
Raya
Berdasarkan hasil penelitian yang telah direview sebelumnya, ditemukan adanya perbedaan beberapa kategori dibandingkan pada penelitian penulis antara lain, perhitungan produktivitas, tempat penelitian, dan biaya yang dikeluarkan. Ada beberapa perbedaan dari kategori di atas antara tugas akhir ini dengan penelitian sebelumnya.