6 September 2023
RANCANGAN PERMEN ESDM TENTANG
TATA CARA PENYUSUNAN, PENYAMPAIAN, DAN PERSETUJUAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA SERTA TATA CARA
PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA
KONSULTASI PUBLIK
URGENSI PENGATURAN
1
Dalam rangka perbaikan tata Kelola dan efisiensi dalam pelayanan Perizinan pertambangan mineral atau batubara perlu dilakukan pengaturan kembali konsep penyusunan, evaluasi dan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB), Mengingat Persetujuan RKAB merupakan dasar bagi pemegang IUP, pemegang IUPK, dan pemegang IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian untuk melakukan kegiatan usaha Pertambangan
2
Dengan mempertimbangkan prinsip kecermatan, efisiensi, kemudahan dan percepatan dalam pemberian pelayanan perizinan RKAB perlu mengatur antara lain:
a. Konsep besar penyusunan dan persetujuan RKAB yang dibagi menjadi RKAB Tahap Kegiatan Eksplorasi yang disusun untuk jangka waktu kegiatan 1 tahun dan RKAB Tahap Kegiatan Operasi Produksi yang disusun untuk jangka waktu kegiatan 3 tahun.
b. Sanksi Administratif tegas bagi pemegang izin berupa pencabutan izin tanpa pengenaan sanksi peringatan tertulis dan sanksi penghentian sementara kegiatan apabila melakukan kegiatan usaha pertambangan tanpa memiliki persetujuan RKAB
c. Penentuan pemenuhan aspek esensial dalam penyusunan, evaluasi dan persetujuan RKAB d. Efisiensi tata waktu dalam penyusunan, evaluasi dan persetujuan RKAB
3
Sebagai peraturan pelaksanaan untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Pasal 177 ayat (3) dan Pasal 178 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
Dasar Hukum RKAB
RKAB
UU Nomor 4 Tahun 2009 jo. UU Nomor 3
Tahun 2020
PP Nomor 96 Tahun 2021
Permen ESDM Nomor 7 Tahun
2020
Pasal 111 ayat (1): Pemegang IUP dan IUPK wajib memberikan laporan tertulis secara berkala atas rencana kerja dan pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara kepada Menteri.
Pasal 1 angka 39: RKAB Tahunan adalah rencana kerja dan anggaran biaya tahun berjalan pada kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara yang meliputi aspek pengusahaan, aspek teknik, dan aspek lingkungan.
Pasal 177 ayat (1): Pemegang IUP dan IUPK wajib menyusun dan menyampaikan RKAB Tahunan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Usaha Pertambangan kepada Menteri
Pasal 78: Pemegang IUP atau IUPK wajib:
a. menyusun dan menyampaikan RKAB Tahunan kepada Menteri sesuai dengan kewenangannya untuk mendapatkan persetujuan; dan
b. menyampaikan laporan tertulis secara berkala atas RKAB Tahunan serta pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan.
Pasal 177 ayat (3): Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan, penyampaian, dan persetujuan RKAB Tahunan diatur dalam Peraturan Menteri.
Pasal 111 ayat (2): Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, jenis, waktu, dan tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
SISTEMATIKA RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
Bab I Ketentuan Umum Bab II RKAB
Bagian Kesatu Umum
Bagian Kedua Tata Cara Penyusunan RKAB Bagian Ketiga Tata Cara Penyampaian RKAB
Bagian Keempat Tata Cara Evaluasi dan Persetujuan RKAB Bagian Kelima Pelaksanaan RKAB
Bagian Keenam Perubahan RKAB Bab III Laporan
Bagian Kesatu Umum
Bagian Kedua Tata Cara Penyampaian Laporan Berkala Bagian Ketiga Tata Cara Penyampaian laporan Khusus Bagian Keempat Tata Cara Evaluasi Laporan
Bab IV Sanksi Administratif Bab V Ketentuan Lain-Lain Bab VI Ketentuan Peralihan Bab VII Ketentuan Penutup
SUBSTANSI POKOK RPERMEN ESDM TENTANG RKAB DAN PELAPORAN
1
PENYUSUNAN RKAB• RKAB Tahap Kegiatan Eksplorasi disusun untuk rencana kegiatan selama 1 (satu) tahun
• RKAB Tahap Kegiatan Operasi Produksi disusun untuk rencana kegiatan selama 3 (tiga) tahun
2
PENYAMPAIAN RKAB• RKAB Tahap Kegiatan Eksplorasi disampaikan:
a. paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak terbitnya IUP tahap kegiatan Eksplorasi atau IUPK tahap kegiatan Eksplorasi pada tahun berjalan; dan
b. paling cepat 90 (sembilan puluh) hari kalender dan paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender sebelum berakhirnya tahun takwim
• RKAB Tahap Kegiatan Operasi Produksi disampaikan:
a. paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak terbitnya IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian termasuk perpanjangannya; dan
b. paling cepat setelah menyampaikan laporan triwulan dua pada tahun berjalan dan paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender sebelum berakhirnya tahun takwim untuk RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi pada periode berikutnya.
3
EVALUASI DAN PERSETUJUAN RKAB• Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja atas RKAB yang disampaikan untuk memberikan persetujuan atau penolakan.
• Dalam jangka waktu evaluasi RKAB, Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat menyampaikan tanggapan atas RKAB dan pemegang IUP/IUPK/IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dapat menyampaikan perbaikan berdasarkan tanggapan.
• Dalam hal Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya menolak RKAB, pemegang IUP/IUPK/IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dapat mengajukan kembali permohonan RKAB paling banyak 1 (satu) kali.
Keterangan:
Substansi Lama Substansi Baru
A. PENGATURAN TERKAIT RKAB
4
KRITERIA PERSETUJUAN RKAB5
LARANGAN TERKAIT RKAB• Pemegang IUP/IUPK/IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dilarang melakukan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara dalam hal:
1. tidak menyampaikan RKAB;
2. belum mendapatkan persetujuan RKAB; atau
3. Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya menolak permohonan persetujuan atas RKAB
• Larangan melakukan kegiatan:
a. bagi pemegang IUP/IUPK tahap kegiatan Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan
b.bagi pemegang IUP/IUPK tahap kegiatn Operasi Produksi dan IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian, pengembangan dan/atau pemanfaatan, serta pengangkutan dan penjualan, termasuk kegiatan Eksplorasi lanjutan dan perubahan studi kelayakan.
• RKAB Tahap Kegiatan Eksplorasi memenuhi kriteria paling sedikit:
1. Eksplorasi; dan 2. Keuangan
• RKAB Tahap Kegiatan Operasi Produksi memenuhi kriteria paling sedikit:
1. Administratif;
2. Eksplorasi, sumber daya dan cadangan 3. produksi dan penambangan
4. pengolahan dan pemurnian 5. pemasaran
6. program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat;
7. keselamatan pertambangan; dan 8. keuangan
Keterangan:
Substansi Lama Substansi Baru
SUBSTANSI POKOK RPERMEN ESDM TENTANG RKAB DAN PELAPORAN
6
PELAKSANAAN RKAB• Pemegang IUP/IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi atau IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian, wajib melaksanakan kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi yang telah disetujui.
• Pemegang IUP/IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi atau IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dilarang melakukan produksi mineral atau batubara melebihi dari besaran rencana produksi setiap tahunnya yang telah disetujui dalam RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi.
7
PERUBAHAN RKAB• Pemegang IUP/IUPK/IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dapat mengajukan 1 (satu) kali perubahan RKAB pada setiap tahun berjalan.
• Perubahan RKAB dapat diajukan setelah pemegang IUP/IUPK/IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian menyampaikan laporan triwulan pertama atau paling lambat pada tanggal 31 Juli tahun berjalan.
• Perubahan RKAB dapat diajukan pemegang IUP/IUPK/IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian lebih dari 1 (satu) kali pada tahun berjalan dalam hal:
1. terjadi keadaan kahar;
2. terjadi keadaan yang menghalangi
3. kondisi daya dukung lingkungan tidak dapat menanggung beban kegiatan operasi produksi
4. perubahan kebijakan pemerintah terkait jumlah produksi mineral dan batubara nasional
5. tidak terpenuhinya jumlah produksi mineral dan batubara nasional;
dan/atau
6. tidak terpenuhinya kebutuhan mineral dan batubara nasional untuk kepentingan dalam negeri
Keterangan:
Substansi Lama Substansi Baru
SUBSTANSI POKOK RPERMEN ESDM TENTANG RKAB DAN PELAPORAN
SUBSTANSI POKOK RPERMEN ESDM TENTANG RKAB DAN PELAPORAN
Pada prinsipnya pengaturan terkait Pelaporan dalam RPermen ESDM tentang RKAB dan Pelaporan sama dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2020.
B. PENGATURAN TERKAIT PELAPORAN
Adapun beberapa pengaturan baru meliputi:
1. Pemegang IPR wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala kepada Gubernur yang meliputi:
a. laporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan; dan b. laporan pelaksanaan operasi produksi.
2. Pemegang SIPB wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala kepada Gubernur yang meliputi:
a. laporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan; dan b. laporan pelaksanaan kegiatan penambangan.
3. Pemegang IUJP wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya yang berupa laporan pelaksanaan kegiatan usaha jasa pertambangan (semula laporan pemegang IUJP melalui pemegang IUP).
4. Penyampaian laporan berkala dalam bentuk laporan bulanan kepada Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya oleh pemegang izin dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender setelah berakhirnya tiap bulan kecuali untuk laporan kualitas air limbah pertambangan paling lambat 15 (lima belas) hari kalender setelah berakhirnya tiap bulan (semula 5 hari kalender untuk laporan bulanan).
5. Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan tanggapan atas laporan yang disampaikan pemegang izin (tidak ada persetujuan atas laporan).
SUBSTANSI POKOK RPERMEN ESDM TENTANG RKAB DAN PELAPORAN
SANKSI ADMINISTRATIF
• Pemegang IUP, IUPK, IUPK sebagai kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian, IPR, SIPB, IUJP, atau Izin Pengangkutan dan Penjualan yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan dalam Peraturan Menteri dapat dikenakan sanksi adminsitratif berupa peringatan tertulis, penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha, dan pencabutan izin (secara berjenjang).
• Sanksi peringatan tertulis diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya paling banyak 3 (tiga) kali dengan jangka waktu peringatan masing-masing 30 (tiga puluh) hari kalender.
• Sanksi penghentian sementara sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kalender dalam hal pemegang izin belum melaksanakan kewajibannya setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis
• Sanksi pencabutan izin diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya dalam hal pemegang izin belum melaksanakan kewajibannya setelah berakhirnya jangka waktu penghentian sementara Sebagian atau seluruh kegiatan usaha.
2
SANKSI ADMINISTRATIF KHUSUSC. PENGATURAN SANKSI ADMINISTRATIF
1
• Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan sanksi administratif berupa pencabutan izin tanpa melalui pemberian sanksi berupa peringatan tertulis atau penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha terhadap pemegang perizinan yang:
a. melaksanakan kegiatan penambangan dan/atau penjualan mineral atau batubara tanpa memiliki persetujuan RKAB b. tidak menyampaikan permohonan persetujuan RKAB
selama 2 tahun berturut-turut.
• Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan sanksi administratif berupa penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha tanpa melalui pemberian sanksi berupa peringatan tertulis terhadap pemegang perizinan yang berproduksi melebihi besaran rencana produksi setiap tahunnya yang telah disetujui dalam RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi.
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun 2020
1 Pemegang IUP Tahap Kegiatan Eksplorasi, IUPK Tahap Kegiatan Eksplorasi, IUP Tahap Kegiatan Operasi Produksi, IUPK Tahap Kegiatan Operasi Produksi, atau IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian wajib:
a. menyusun dan menyampaikan RKAB tahap kegiatan Eksplorasi atau RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi kepada Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya untuk mendapatkan persetujuan; dan
b. menyampaikan laporan tertulis atas RKAB tahap kegiatan Eksplorasi atau RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi serta pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan
Prinsipnya sama
2 Pemegang IUP, IUPK, dan IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian wajib menyusun dan menyampaikan:
a. RKAB tahap kegiatan Eksplorasi untuk rencana kegiatan selama 1 (satu) tahun pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara; atau
b. RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi untuk rencana kegiatan selama 3 (tiga) tahun pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara,
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Usaha Pertambangan kepada Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya.
Masih menganut Konsep RKAB Tahunan yang persetujuannya tiap setahun dan tidak
memisahkan nomenklatur RKAB Tahap Kegiatan
Eksplorasi/Operasi Produksi A. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA (1/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun
2020 3 Penyampaian RKAB Tahap Kegiatan Eksplorasi oleh Pemegang Izin dalam jangka waktu:
a. paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak terbitnya IUP tahap kegiatan Eksplorasi atau IUPK tahap kegiatan Eksplorasi pada tahun berjalan; dan
b. paling cepat 90 (sembilan puluh) hari kalender dan paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender sebelum berakhirnya tahun takwim untuk RKAB tahap kegiatan Eksplorasi pada tahun berikutnya,
untuk mendapatkan persetujuan.
Prinsipnya sama
4 Penyampaian RKAB Tahap Kegiatan Operasi Produksi oleh Pemegang Izin dalam jangka waktu:
a. paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak terbitnya IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, IUPK sebagai Kelanjutan Operasi
Kontrak/Perjanjian termasuk perpanjangannya; atau
b. paling cepat setelah menyampaikan laporan triwulan dua pada tahun berjalan dan paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender sebelum berakhirnya tahun takwim untuk RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi pada periode berikutnya,
untuk mendapatkan persetujuan.
Jangka waktu paling lambat prinsipnya sama, namun terdapat
pengaturan baru pada jangka waktu
penyampauan paling cepat
A. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA (2/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun 2020
5 Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja atas RKAB yang disampaikan oleh pemegang IUP tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUPK tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, atau pemegang IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
1. Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai kewenangannya melakukan evaluasi dalam jangka waktu 14 hari
2. apabila terdapat
perbaikan pemegang izin menyampaikan
perbaikan dalam jangka waktu 5 hari
3. Atas perbaikan RKAB dimaksud evaluasi dan Persetujuan RKAB
diberikan dalam jangka waktu 14 hari
6 Dalam jangka waktu evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 5 di atas:
a. Direktur Jenderal atas nama Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat menyampaikan tanggapan atas RKAB; dan
b. pemegang IUP tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUPK tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, atau pemegang IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dapat menyampaikan perbaikan berdasarkan tanggapan sebagaimana dimaksud pada huruf a.
7 Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 5 dan 6 di atas, Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan atau penolakan atas RKAB.
A. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA (3/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun 2020
8 Pemegang Izin dilarang melakukan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara dalam hal:
a. tidak menyampaikan RKAB tahap kegiatan Eksplorasi atau RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi;
b. belum mendapatkan persetujuan RKAB tahap kegiatan Eksplorasi atau RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi; atau
c. Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya menolak permohonan persetujuan atas RKAB tahap kegiatan Eksplorasi atau RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi.
Belum ada Pengaturan ini, namun diatur Pemegang Izin dapat berkegiatan sesuai RKAB yang disampaikan jika Pemerintah terlambat
mengeluarkan persetujuan atas RKAB yang telah
diajukan 9 Larangan melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1):
a. untuk pemegang IUP Tahap Kegiatan Eksplorasi atau IUPK Tahap Kegiatan Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan; atau
b. untuk pemegang IUP Tahap Kegiatan Operasi Produksi, IUPK Tahap Kegiatan Operasi Produksi, IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian meliputi kegiatan
konstruksi, penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian, pengembangan dan/atau pemanfaatan serta pengangkutan dan penjualan, termasuk kegiatan Eksplorasi lanjutan dan perubahan studi kelayakan.
A. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA (3/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun 2020
10 Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan RKAB dengan ketentuan:
a. RKAB Tahap Kegiatan Eksplorasi, setelah memenuhi aspek paling sedikit:
1) Eksplorasi; dan 2) Keuangan.
b. RKAB Tahap Kegiatan Operasi Produksi setelah memenuhi aspek paling sedikit:
1) Administratif;
2) Eksplorasi, Sumber Daya dan Cadangan;
3) Produksi Penambangan;
4) Pengolahan dan Pemurnian;
5) Pemasaran;
6) Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat;
7) Jaminan Reklamasi dan/atau Jaminan Pascatambang;
8) Keselamatan Pertambangan; dan 9) Keuangan.
Belum ada Pengaturan ini
11 Direktur Jenderal atas nama Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan persetujuan aspek lainnya selain yang dimaksud pada angka 8 di atas yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari persetujuan RKAB.
Belum ada Pengaturan ini A. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA (3/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun 2020
12 Pemegang IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, atau pemegang IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian wajib
melaksanakan kegiatan usaha pertambangan setiap tahunnya sesuai dengan RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi yang telah disetujui.
Belum ada Pengaturan ini
13 Pemegang IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, atau pemegang IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dilarang melakukan produksi mineral atau batubara melebihi dari besaran rencana produksi setiap tahunnya yang telah disetujui dalam RKAB Tahap Kegiatan Operasi Produksi.
Belum ada Pengaturan ini A. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA (3/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun
2020 14 Pemegang IUP tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUPK tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang
IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, atau pemegang IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dapat mengajukan 1 (satu) kali perubahan RKAB tahap kegiatan Eksplorasi atau RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi pada setiap tahun berjalan.
Pada prinsipnya sama
15 Perubahan RKAB diajukan setelah pemegang Izin menyampaikan laporan triwulan pertama. Pada prinsipnya sama namun diatur paling lambat tanggal 31 Juli tiap tahun
16 Perubahan RKAB dapat diajukan pemegang Izin lebih dari 1 (satu) kali pada tahun berjalan dalam hal:
a. terjadi keadaan kahar;
b. terjadi keadaan yang menghalangi;
c. kondisi daya dukung lingkungan tidak dapat menanggung beban kegiatan operasi produksi;
d. perubahan kebijakan pemerintah terkait jumlah produksi mineral dan batubara nasional;
e. tidak terpenuhinya jumlah produksi mineral dan batubara nasional; dan/atau
f. tidak terpenuhinya kebutuhan mineral dan batubara nasional untuk kepentingan dalam
Perubahan RKAB dapat diajukan lebih dari 1 kali apabila terjadi keadaan kahar, keadaan yang menghalangi, kondisi daya dukung lingkungan tidak dapat menanggung beban kegiatan operasi A. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA (4/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun 2020
17 Jangka waktu Tata Cara Evaluasi Perubahan RKAB sama dengan Jangka waktu Tata Cara Evaluasi Persetujuan RKAB pada angka 5, 6 dan 7
Persetujuan atau Tanggapan atas RKAB perubahan yang disampaikan oleh Pemegang Izin dalam jangka waktu 14 hari 18 Dalam hal IUP, IUPK, atau IUPK sebagai kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian
berakhir, persetujuan RKAB yang telah diberikan dinyatakan berakhir.
Tidak diatur 19 Pedoman pelaksanaan penyusunan, penyampaian, evaluasi, dan/atau persetujuan
RKAB tahap kegiatan Eksplorasi dan RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi termasuk perubahannya ditetapkan dalam Keputusan Menteri.
Prinsipnya sama A. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA (5/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun 2020
1 Pemegang IUP tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUPK tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian, pemegang IPR, pemegang SIPB, pemegang Izin
Pengangkutan dan Penjualan, dan pemegang IUJP wajib menyusun dan menyampaikan laporan yang meliputi:
a. Laporan Berkala;
b. Laporan Akhir; dan/atau c. Laporan Khusus.
Prinsipnya sama
2 Laporan Berkala terdiri atas laporan bulanan dan/atau laporan triwulanan. Prinsipnya sama 3 Pemegang IUP tahap kegiatan Eksplorasi atau pemegang IUPK tahap kegiatan Eksplorasi wajib
menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya yang meliputi:
a. laporan atas RKAB;
b. laporan kualitas air limbah pertambangan;
c. laporan statistik kecelakaan tambang dan kejadian berbahaya;
d. laporan statistik penyakit tenaga kerja;
e. laporan pelaksanaan reklamasi dalam rangka pelepasan atau pencairan jaminan reklamasi; dan f. laporan audit internal penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Prinsipnya sama
B. PELAPORAN (1/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun
2020
4 Pemegang IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, atau
pemegang IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya yang meliputi:
a. laporan atas RKAB;
b. laporan kualitas air limbah pertambangan;
c. laporan konservasi;
d. laporan statistik kecelakaan tambang dan kejadian berbahaya;
e. laporan statistik penyakit tenaga kerja;
f. laporan pelaksanaan reklamasi dalam rangka pelepasan atau pencairan jaminan reklamasi;
g. laporan pelaksanaan pascatambang dalam rangka pencairan jaminan pascatambang; dan
h. laporan audit internal penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara
Prinsipnya sama
5 Pemegang IUP tahap kegiatan Eksplorasi atau pemegang IUPK tahap kegiatan Eksplorasi wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Akhir kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan
kewenangannya yang meliputi:
a. laporan lengkap Eksplorasi; dan b. laporan Studi Kelayakan.
Prinsipnya sama
6 Pemegang IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi atau IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Akhir kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya yang meliputi:
a. laporan pelaksanaan pemasangan tanda batas; dan b. laporan akhir kegiatan operasi produksi.
Prinsipnya sama
B. PELAPORAN (2/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun
2020
7 Pemegang IPR wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala kepada Gubernur yang meliputi:
a. laporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan; dan b. laporan pelaksanaan operasi produksi
Belum diatur
8 Pemegang SIPB wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala kepada Gubernur yang meliputi:
a. laporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan; dan b. laporan pelaksanaan kegiatan penambangan
Belum diatur
9 Pemegang Izin Pengangkutan dan Penjualan wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala berupa Laporan Triwulan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya yang meliputi:
a. laporan realisasi pembelian mineral atau batubara; dan b. laporan realisasi penjualan mineral atau batubara
Prinsipnya sama
10 Pemegang IUJP wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya yang berupa laporan pelaksanaan kegiatan usaha jasa pertambangan.
diatur penyampaian laporan melalui pemegang IUP/IUPK
B. PELAPORAN (3/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun 2020
11 Pemegang IUP tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUPK tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, atau pemegang IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Khusus kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya yang meliputi:
a. laporan pemberitahuan awal kecelakaan;
b. laporan pemberitahuan awal kejadian berbahaya;
c. laporan pemberitahuan awal kejadian akibat penyakit tenaga kerja;
d. laporan penyakit akibat kerja;
e. laporan kasus lingkungan;
f. laporan kajian teknis pertambangan; dan/atau
g. laporan audit eksternal penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara.
Prinsipnya sama
12 Penyampaian Laporan berkala dalam bentuk laporan bulanan kepada Dirjen a.n Menteri atau Gubernur sesuai kewenangannya oleh Pemegang Izin dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender setelah berakhirnya tiap bulan kecuali untuk laporan kualitas air limbah pertambangan paling lambat 15 (lima belas) hari kalender setelah berakhirnya tiap bulan.
Penyampaian Laporan berkala dalam bentuk laporan bulanan kepada Dirjen a.n Menteri atau Gubernur sesuai kewenangannya oleh Pemegang Izin dalam jangka waktu paling lambat 5 hari
kalender setelah berakhirnya tiap bulan
B. PELAPORAN (4/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun 2020
13 Penyampaian Laporan Berkala dalam bentuk laporan triwulan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya oleh Pemegang Izin dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah berakhirnya tiap triwulan.
Prinsipnya sama
14 Penyampaian Laporan Khusus prinsipnya masi Sama dengan Permen 7 Tahun 2020 Prinsipnya sama 15 Dalam Tata Cara Evaluasi Pelaporan, prinsipnya menghilangkan ketentuan evaluasi pada penyampaian
pelaporan. Namun demikian Dirjen a.n Menteri dapat memberikan tanggapan atas penyampaian laporan
Terdapat ketentuan Dirjen a.n Menteri untuk melakukan evaluasi atas tiap laporan yang disampaikan
16 Pemegang IUP tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUPK tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, pemegang IUPK sebagai kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian wajib melaporkan rencana perubahan penggunaan usaha jasa pertambangan pada tahun berjalan untuk mendapatkan persetujuan Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya.
Prinsipnya sama
17 Pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, atau IUPK sebagai kelanjutan Operasi
Kontrak/Perjanjian wajib menyampaikan perubahan laporan Studi Kelayakan jika terdapat perubahan variabel teknis, ekonomis, dan lingkungan untuk mendapatkan persetujuan Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya.
Prinsipnya sama
18 Pedoman pelaksanaan penyusunan, penyampaian, dan/atau evaluasi laporan ditetapkan dalam Keputusan Menteri.
Prinsipnya sama
B. PELAPORAN (5/5)
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun 2020
1 Pemegang IUP, IUPK, IUPK sebagai kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian, IPR, SIPB, IUJP, atau Izin Pengangkutan dan Penjualan yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan dapat
dikenakan sanksi adminsitratif berupa Peringatan tertulis, Penghentian Sementara Kegiatan, dan Pencabutan (Pengenaan sanksi dikenakan secara berjenjang)
Prinsipnya sama
2 Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan sanksi administratif berupa pencabutan izin tanpa melalui tahapan pemberian sanksi administratif berupa
peringatan tertulis dan penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha terhadap pemegang IUP, IUPK, atau IUPK sebagai kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian yang:
a. melaksanakan kegiatan penambangan dan/atau penjualan mineral atau batubara tanpa memiliki persetujuan RKAB; atau
b. tidak menyampaikan permohonan persetujuan RKAB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) selama 2 (dua) tahun berturut-turut.
Belum diatur
3 Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan sanksi administratif berupa penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan selama tahun berjalan tanpa melalui tahapan pemberian sanksi administratif berupa peringatan tertulis apabila pemegang IUP, IUPK, atau IUPK sebagai kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian yang melakukan produksi mineral atau batubara melebihi dari besaran rencana produksi setiap tahunnya yang telah disetujui dalam RKAB Tahap Kegiatan Operasi Produksi
Belum diatur B. SANKSI ADMINISTRATIF
POKOK PENGATURAN RPERMEN RKAB DAN PELAPORAN
No RPermen RKAB dan Pelaporan Permen ESDM 7 Tahun 2020
1 Ketentuan terkait pelaksanaan penyusunan, penyampaian, evaluasi, dan/atau
persetujuan RKAB tahap kegiatan Eksplorasi dan RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi termasuk perubahannya, penyampaian laporan serta pengenaan sanksi administratif sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini berlaku secara mutatis mutandis terhadap KK dan PKP2B.
Prinsipnya sama
2 RKAB yang telah disetujui oleh Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya sebelum diundangkannya Peraturan Menteri ini tetap diakui sebagai dasar pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara
Belum diatur
3 Permohonan persetujuan RKAB termasuk perubahannya yang telah disampaikan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya sebelum diundangkannya Peraturan Menteri ini tetap dapat diproses sesuai dengan ketentuan dan mekanisme yang berlaku sebelum Peraturan Menteri ini diundangkan.
Belum diatur D. KETENTUAN LAIN-LAIN DAN KETENTUAN PERALIHAN