PENDAHULUAN
URAIAN TEORITIS
METODE PENELITIAN
Identitas Etnik
Kerjasama
Kategorisasi
Dalam komunikasi antarbudaya, kita harus bisa membiarkan orang lain mempunyai pendapat berbeda, melakukan hal-hal yang tidak sejalan dengan kita, tanpa mengganggu atau menindas kita. Guru yang berbeda etnis merupakan anggota dari satu atau lebih suku bangsa, mempunyai sistem interaksi yang terjalin karena adanya kesinambungan dan rasa identitas yang mempersatukan seluruh anggotanya, serta mempunyai sistem kepemimpinan tersendiri. Segregasi merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang berujung pada perpecahan dan melemahkan rasa solidaritas kelompok yang bersaing.
Narasumber
Teknik Pengumpulan Data
Bogdan menyatakan bahwa hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih reliabel/dapat diandalkan apabila didukung dengan riwayat hidup pribadi pada masa kecil, sekolah, pekerjaan, masyarakat dan otobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih dapat diandalkan apabila didukung oleh foto-foto atau tulisan akademis dan seni yang ada (Sugiyono.
Teknik Analisis Data
Penyajian data berupa pencatatan, pemasukan, penyuntingan dan penyusunan ke dalam bentuk teks diperpanjang. Cara penyajian data yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif. Pada tahap ini peneliti akan menginterpretasikan data sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
Pada fase ini semua data, fakta dan informasi yang ditemukan dihubungkan dengan alasan peneliti. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti pendukung yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiono.
Verifikasi Data
- Lokasi dan Waktu Penelitian
Triangulasi merupakan suatu proses pengumpulan data yang memadukan berbagai sumber dan teknik pengumpulan data yang ada. Triangulasi adalah teknik pengumpulan berbagai sumber data dengan cara memeriksa bukti-bukti dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi yang koheren terhadap tema-tema (Creswell. Proses ini dapat dilakukan dengan mengembalikan laporan akhir atau deskripsi kepada partisipan untuk diperiksa apakah data tersebut benar atau tidak. laporan/deskripsi/topik sudah benar.
Proses ini dimaksudkan untuk memberikan arahan dan masukan kepada peneliti agar data yang dihasilkan valid. Data-data tersebut kemudian dapat dilengkapi dalam bentuk penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Deskripsi Lokasi Penelitian
- Komposisi Guru
Lembaga pendidikan seperti SMK Negeri 3 Medan terdiri dari guru-guru yang berasal dari berbagai etnis, termasuk Jawa dan Batak Toba. Hal ini sangat menarik karena hubungan sosial yang terjadi antar guru yang berbeda etnis merupakan representasi hubungan antar etnis. Interaksi antar guru yang berbeda etnis tidak menjadi kendala dalam bekerja masing-masing.
Dimana di lingkungan sekolah SMK Negeri 3 Medan semua guru yang ada selalu beradaptasi dengan baik. Biasanya guru non-Muslim lebih memilih hari raya Islam karena dianggap lebih istimewa dan unik. Biasanya, ketika guru sakit di sekolah, guru lain bersedia hadir.
Biasanya setiap guru mempunyai biaya yang disebut dengan STM (Serikat Gotong Royong), biaya ini dipungut oleh salah satu guru yang dipilih oleh kepala sekolah untuk menggalang dana. Peragaan busana di sekolah hanya diadakan untuk menghormati pertunjukan seni, saat hari libur dirayakan, seperti yang dikatakan Ibu Farikha, seorang guru etnis Jawa. Beberapa siswa laki-laki dan guru laki-laki bekerja sama mengecat gerbang sekolah.
Untuk bagian tanaman di taman, biasanya guru perempuanlah yang membersihkan dan menanami taman. Dimana kerjasama yang terjadi di sekolah bersifat kerjasama asosiatif, misalnya kerjasama antar guru dan kerjasama antara guru dan siswa, yaitu dalam kegiatan dimana guru yang berbeda suku dapat berkomunikasi dengan baik, dalam struktur kepanitiaan dan pembagian tugas yang menunjukkan keterlibatan guru. dari kebangsaan yang berbeda. Dari hasil penelitian yang penulis peroleh, kerjasama antara guru suku jawa dan batak berjalan dengan baik, dengan adanya kerjasama guru yang berbeda suku maka kerjasama tersebut semakin kuat dan seluruh kegiatan yang ada di sekolah berjalan dengan baik, karena semua pekerjaan tersebut dilakukan atas kerjasama antar guru. , kegiatan ini dibuat oleh kepala sekolah.
Adanya perbedaan suku antar guru tidak menjadi kendala dalam proses pembelajaran seluruh siswa di SMK Negeri 3 Medan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Daftar Informan
- Komunikasi Antar Guru Etnik Jawad an Batak Toba
- Representasi Identitas dalam Aktivitas di Sekolah…
- Kerjasama Antar Guru Etnik Jawad an Batak Toba
Dalam suatu lembaga pendidikan seperti sekolah, interaksi yang berlangsung melibatkan komunitas sekolah, antara lain sesama guru, siswa, dan staf pengajar sekolah. Meskipun guru di sekolah diharuskan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam berinteraksi dengan warga sekolah, namun tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi antar sesama guru yang berasal dari suku Batak terkadang menggunakan bahasa Batak dan bahasa Jawa. Dalam hal ini pemahaman akan adanya perbedaan sudah tertanam dalam diri setiap guru agar tidak timbul prasangka atau stereotipe dalam hubungan sosial yang berlangsung di sekolah.
Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan suku tidak menjadi kendala dalam menjalin hubungan sosial antar sesama guru di SMK Negeri 3 Medan. Salah satu bentuk adaptasi yang terjadi di lingkungan SMK Negeri 3 adalah ketika ada guru baru yang menjadi bagian dari komunitas sekolah. Sebagai guru baru dalam lingkungan sekolah di SMK Negeri 3 Medan, penyesuaian atau penyesuaian diri berupa mengenal lingkungan fisik sekolah, mengenal warga sekolah khususnya para guru.
Orang-orang baru yang bergabung di sekolah ini disambut dengan keterbukaan dan kegembiraan. Jika ada guru baru yang datang ke sekolah kita, guru lama selalu menerimanya dengan baik, tentunya jika guru baru itu memperkenalkan diri, maka dia diterima dengan baik, dan kita merasakannya. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa pola adaptasi yang terjadi di sekolah dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: adaptasi terhadap tata tertib atau peraturan sekolah dan penyesuaian sikap dengan selalu menunjukkan sikap ramah disertai senyuman kepada setiap warga sekolah. . , serta menghindari sikap stereotip (prasangka) yang ada berdasarkan perbedaan etnis, dengan selalu berpikir positif.
Pensi merupakan tempat untuk memperagakan keterampilan berbagai jenis tindakan yang dilakukan oleh siswa di sekolah bahkan oleh siswa antar sekolah. Dan setelah dana terkumpul, beberapa guru akan mengunjungi mereka untuk mewakili mereka dan menyampaikan semangat serta dana yang terkumpul. Kebijakan/peraturan yang ramah keberagaman, seperti disampaikan oleh Bapak. Usman selaku kepala SMK Negeri 3 Medan, adalah:
Kalau guru beda etnis, baik komunikasinya baik maupun tidak, menurut saya komunikasinya baik, hanya saja setiap guru melakukannya. Menurut pandangan Sulis sebagai siswa SMK Negeri 3 Medan, terdapat perbedaan metode mengajar antara guru etnis Jawa dan Batak. Menurut saya ada perbedaan metode, seperti guru etnis jawa, cara mengajarnya seperti yang saya katakan tadi, lebih santai, sehingga salah satu guru seperti Buk Tuti yang etnis jawa biasanya membuat Susana lebih santai. Di kelas kami lebih santai dibandingkan Ibuk. Beliau dikenal humoris, jadi menurut kami cara mengajarnya lebih santai dan untuk guru yang bersuku batak menurut saya tipe yang mengajari kami lebih tegas dan sebagainya gan, untuk saat ini kami bisa mengambil pelajaran dari guru dari Jawa dan mengikuti kelompok etnis lain secara dekat. Batak.”
Pembahasan
- Komunikasi Antar Guru Etnik Jawad an Batak Karo
- Representasi Identitas dalam Aktivitas di sekolah
- Kerjasama Antar Guru Etnik Jawad an Batak Toba
Budaya yang berbeda memiliki sistem nilai yang berbeda dan oleh karena itu dapat menentukan tujuan hidup yang berbeda. Saat itu saya miskomunikasi dengan pak. Sugi dari suku jawa, aku juga emosi, tapi namanya sudah tua, temanku yang sudah lama sabar menghadapiku, dan teman-teman guru yang lain, jadi lama kelamaan aku membaik, karena masalahnya sudah selesai." Dari hasil penelitian yang penulis peroleh, identitas etnis guru SMK Negeri 3 Medan mempunyai interaksi simbolik yaitu suatu sistem simbol dan kata-kata merupakan simbol karena digunakan untuk memberi makna pada berbagai hal.
Yang terpenting dalam berinteraksi adalah bagaimana kita bisa terus berkomunikasi dengan baik dan bagaimana kita bisa menyampaikan pesan meski ada perbedaan identitas etnis. Dan pada dasarnya komunikasi antara guru suku Jawa dan Batak tetap berjalan, hanya saja sedikit berbeda. “Kami berharap sebagai perekat persatuan dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang berbeda latar belakangnya, dengan mengikutsertakan berbagai komponen guru, dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam membimbing siswa sesuai dengan karakteristik budayanya.”
Berdasarkan data, observasi lapangan dan hasil wawancara yang diperoleh dari 12 (dua belas) narasumber mengenai komunikasi antar budaya guru etnis batak dan jawa dalam meningkatkan kerjasama di SMK Negeri 3 Medan, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: Penelitian ini tidak hanya berfokus pada pentingnya komunikasi antar budaya, tetapi juga gaya komunikasi termasuk diskusi yang terfokus pada pembentukan interaksi simbolik dalam kerjasama di SMK Negeri 3 Medan. Komunikasi antar budaya tidak menjadi kendala dalam kerjasama yang dilakukan oleh semua orang di SMK Negeri 3 Medan.
Proses pembelajaran, maupun proses mengikuti perayaan hari raya, pertunjukan seni atau acara lainnya selalu berjalan dengan baik. Kepala sekolah bangga dengan terjalinnya kerjasama yang baik, meskipun terdapat perbedaan suku antar guru di SMK Negeri 3 Medan. Penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi peneliti saja namun juga bermanfaat bagi para pemangku kepentingan dalam hal ini di SMK Negeri 3 Medan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh informasi yang berguna bagi kepala sekolah, guru dan siswa SMK Negeri 3 Medan mengenai komunikasi antar budaya dalam meningkatkan kerjasama antar suku yang berbeda, yaitu: 1.
PENUTUP
Simpulan
Saran
Diharapkan setiap orang di lingkungan sekolah dapat tetap menghormati atasannya, seperti siswa dan guru, guru dan kepala sekolah, serta siswa dan kepala sekolah, sehingga setiap orang dapat saling menghargai. Jika ada hari raya yang berkaitan dengan agama dan budaya, apa yang dilakukan guru untuk merayakannya? Apakah acara atau kegiatan sekolah bertema atau terfokus pada tema budaya lokal atau nasional?