Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat penerima BLT mengalami peningkatan selama tiga tahun pandemi berlangsung. Selain itu, penerima manfaat BLT di Desa Punung antara lain bekerja sebagai pedagang atau terkena PHK akibat pandemi Covid-19.
Rumusan Masalah
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa tidak ada satu pun keluarga penerima BLT pada tahun 2022 yang terdaftar sebagai keluarga terpisah. Oleh karena itu, penerima BLT yang notabene merupakan keluarga yang pendapatannya di bawah UMK sebenarnya bisa bertahan dan tetap utuh.19.
Tujuan Penelitian
Oleh karena itu, penulis ingin mengkajinya lebih dalam dengan melakukan penelitian mengenai upaya keluarga penerima BLT dalam menjaga keutuhan keluarga dan pemenuhan hak-hak anak di masa krisis akibat pandemi Covid-19. Untuk mengetahui bagaimana upaya keluarga penerima BLT dalam memenuhi hak anaknya di masa krisis akibat pandemi Covid-19 di Desa Punung, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk memberikan pengetahuan global tentang keluarga penerima BLT dalam upaya pemenuhan hak-hak anak.
Kerangka Teori
29 Urip Tri Wijayanti, “Analisis faktor penyebab perceraian pada masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Banyumas,” Jurnal ilm. BLT Desa merupakan pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak mampu di desa untuk mengurangi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Tinjauan Pustaka
Sementara itu, Ulin memfokuskan penelitiannya tentang keharmonisan gender dalam upaya ketahanan keluarga di masa pandemi Covid 19 (Studi pada Keluarga Ojek Online di Provinsi Ponorogo). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Inayatillah adalah penulis memfokuskan penelitiannya pada tinjauan hukum Islam tentang ketahanan keluarga (mengkaji upaya keluarga atas kesejahteraan untuk menjaga keharmonisan di masa krisis pandemi).
Metode yang Digunakan
Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan bentuk penelitian kualitatif dimana penelitian ini fokus menggunakan analisis deskriptif. Caranya dengan mendatangi rumah narasumber terkait dan menanyakan beberapa pertanyaan terkait penelitian yang akan diteliti.
Sistematika Penulisan
Bab IV, Bab ini berisi pembahasan dan analisis upaya keluarga penerima BLT dalam menjaga keutuhan keluarga dan pemenuhan hak-hak anak di masa krisis pandemi Covid-19 di Desa Punung, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan). Bab V, pada penutup bab ini berisi kesimpulan akhir dari pembahasan disertasi dan saran mengenai pokok permasalahan yang dapat dijadikan penelitian selanjutnya.
Pengertian Hak dan Kewajiban Suami Istri
Dalam hubungan rumah tangga, baik suami maupun istri mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. 48 Dwi Suratno, “Hak dan Kewajiban Suami Istri pada Keluarga TKI di Desa Tresnorejo Kebumen Jawa Tengah: Antara Fikih dan Kenyataan”, Jurnal Al-Ahwal, Vol. Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Kompilasi Hukum Islam Hak dan Kewajiban Suami Istri diatur dalam Pasal 77 hingga Pasal 81 KHI.
50 Syaiful Anwar, “Hak dan Kewajiban Suami Istri Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, Jurnal Kajian Islam Al Kamal, Vol. 3) Suami istri wajib mengasuh dan menafkahi anak, baik jasmani, rohani penumbuhan dan pendidikan agama Berdasarkan KHI diatas membahas tentang hak dan kewajiban suami istri yang bersifat timbal balik dan suami istri harus menunaikan kewajibannya.Adanya hak dan kewajiban suami istri dalam agama islam dan perkawinan Hukum di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran suami istri dalam mewujudkan keluarga bahagia.
Basit Misbachul Fitri, “Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Islam dan Hukum Perkawinan di Indonesia”, Jurnal USRATUNA, Vol.
Hak-Hak Anak
Pernyataan mengenai hak-hak anak dalam peraturan perundang-undangan nasional menunjukkan betapa pentingnya anak bagi kehidupan manusia. 66 Noer Indriyati, dkk., “Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak (Studi Tentang Orang Tua Sebagai Pekerja Migran di Kabupaten Banyumas), Mimbar Hukum, Vol. Berbagai program telah dilaksanakan pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan, mulai dari pemberdayaan masyarakat masyarakat dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), pelaksanaan wajib belajar, peningkatan akses kesehatan, pengembangan UMKM, pelaksanaan Keluarga Harapan (PKH) dan Penyaluran Langsung Tunai (BLT) dana desa 71 Langsung Desa Bantuan Tunai yang disingkat BLT Desa adalah pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak mampu di desa-desa untuk mengurangi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Karena BLT diambil dari subsidi dana desa pada tahun 2019, maka ada dasar hukum pedomannya. dan amanahnya adalah sebagai berikut (Pmk 40/Pmk.07/2020 tentang Perubahan Atas PMK 205/Pmk.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa).72.
Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan dalam Rangka Penanganan Pandemi Covid-19 serta dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan.73. PMK 35/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan TKDD TA 2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi Covid-19 atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional.74. 73 Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Covid-19.
77 Heri Susanto og Pancawati Hardiningsih, "Accountability of Village Fund BLT Management Under the Covid-19 Pandemic," InFestasi Journal, Vol.
Gambaran Umum Objek Penelitian
Luas Wilayah Desa Punung
Sumber Anggaran
Kesejahteraan Keluarga
Data Penerima BLT
Data Wawancara Penerima BLT Desa Punung
Supatmi sendiri, sebelum pandemi, bekerja serabutan seperti mencuci pakaian dan mengasuh anak tetangga dengan gaji harian sebesar 30.000. Dengan adanya pandemi tersebut, ia harus merantau ke Jakarta sebagai anggota rumah tangga dengan gaji sebesar 2.500.000 untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari suaminya. . kebutuhan dan biaya pengobatan. Karena kondisi pandemi dan ayahnya tidak bisa bekerja keras, ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai satpam bank dengan gaji 2.800.000 hingga 3.000.000. Misgimin adalah seorang petani dengan penghasilan 1.500.000 hingga 2.000.000 menurut musim dan jika panen tidak gagal.
Anak pertama bernama Andi sudah menikah dan tinggal di Jakarta, bekerja sebagai pekerja kantoran dengan penghasilan 4.500.000 dan anak kedua bernama Nisa masih berstatus pelajar. Di masa pandemi, Mujiatin bekerja serabutan untuk menambah penghasilannya, ia bekerja sebagai kuli angkut di pasar atau sebagai kuli angkut rumah susun dengan penghasilan per angkat 50.000. Sebelum corona Sutanto bekerja di pabrik rokok, namun semenjak corona ia di PHK dan saat ini ia bekerja sebagai kuli bangunan dengan gaji 70.000 per hari, namun tidak setiap hari hanya jika diperlukan saja.
Selain menjadi petani, ia juga bekerja sebagai kuli bangunan untuk menambah penghasilannya di masa pandemi ini, penghasilannya dari menjadi kuli bangunan setiap ada pekerjaan adalah 70.000 hingga 80.000 jika tidak terkirim.
Analisis Upaya Keluarga Penerima BLT Dalam Mempertahahankan Keutuhan Keluarga Pada Masa Krisis Akibat Pandemi Covid-19 di
Analisis upaya keluarga penerima BLT dalam menjaga keutuhan keluarga di masa krisis akibat pandemi Covid-19 di. Akibat pandemi tersebut, keluarga penerima BLT yang notabene berada pada tingkat ekonomi rendah harus mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan, sehingga suami istri sama-sama harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Upaya lain yang dilakukan keluarga penerima BLT di Desa Punung adalah dengan mengendalikan emosi dan menurunkan ego ketika menghadapi permasalahan akibat pandemi.97.
Dari hasil wawancara juga ditemukan bahwa faktor yang mempengaruhi ketahanan fisik keluarga penerima BLT di desa Punung adalah suami istri bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.99. Dari hasil wawancara diketahui bahwa ketahanan keluarga penerima BLT di desa Punung adalah mampu menjaga komunikasi dan silaturahmi dengan baik serta ingat berdoa dan berusaha menjalani kehidupannya. Oleh karena itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa keluarga penerima BLT di desa Punung melakukan upaya menjaga keutuhan keluarga dengan menjaga keharmonisan dan menjaga ketahanan keluarga.
Analisis upaya keluarga penerima BLT dalam mewujudkan hak-hak anak pada masa krisis akibat pandemi Covid-19 di desa Punung.
Analisis Upaya Keluarga Penerima BLT Dalam Memenuhi Hak Pada Anak Di Masa Krisis Akibat Pandemi Covid-19 di Desa Punung
Keluarga penerima BLT juga berupaya memenuhi hak anak-anaknya dengan memberikan mereka tempat tinggal yang layak, meski sederhana namun nyaman untuk mereka tinggali. Dan dari sudut pandang keluarga Sartin, Sartin belum bisa sepenuhnya memenuhi hak-hak anak-anaknya karena ia seorang janda dan bekerja serabutan dengan penghasilan kecil. Oleh karena itu, lingkungan membantu menyelesaikan masalah dengan memberikan kontribusi terhadap penghidupan setiap keluarga. biaya anak Sartin 107. 106 Siskha dan Imahda Khoiri Furqon, “Masalah dan Upaya Orang Tua dalam Memenuhi Hak Anak di Masa Pandemi Covid-19 Studi di Desa Ampelgading Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang,” Jurnal Legitima, Jurnal Hukum Keluarga Islam , Jilid 4, Nomor 1, 2021, hal.
Bagi ibu yang memiliki pekerjaan di luar rumah, waktu yang tersedia untuk anak dan suami sangat sedikit sehingga peran ibu sebagai orang tua yang mempunyai peranan penting dalam keluarga seringkali terabaikan. Hal ini sejalan dengan teori pemenuhan hak-hak anak khususnya dalam bidang pendidikan, karena pendidikan merupakan hal yang penting dan terpenting dalam menghasilkan generasi manusia yang handal, cakap, cerdas dan mampu bersaing di era globalisasi. . Dari hasil wawancara dengan salah satu narasumber, orang tua berusaha memenuhi hak anaknya dengan tidak menggunakan kekerasan ketika mengganggu atau melakukan kesalahan, namun dengan memberikan nasehat.110 Mereka juga memberikan jaminan kesehatan kepada anaknya, seperti imunisasi. dan memeriksanya ketika mereka sakit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai sumber, penulis dapat menyimpulkan bahwa pemenuhan hak-hak anak pada keluarga penerima BLT di Desa Punung adalah: Hak-hak anak terpenuhi dengan baik oleh orang tua dan lingkungan tempat tinggalnya, meskipun ada masih ada beberapa peran yang belum sepenuhnya terlaksana.
PENUTUP
Saran
Anwar, Syaiful, “Hak dan Kewajiban Suami Istri Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974”, Jurnal Kajian Islam Al Kamal, Vol. Indayani, Siti dan Budi Hartono, “Analisis Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19”, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Universitas Bina Sarana Informatika, Vol. Juriana dan Syarifah, “Pemenuhan Hak Anak dalam Keluarga”, Jurnal Kajian Gender dan Anak, Vol.
Kustiawan, Winda dan Kartini, “Media dan Ketahanan Keluarga Muslim di Indonesia”, Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, Vol. Maryandi, Yandi, dkk., “Ketahanan Keluarga di Masa Pandemi Terkait Hukum dan Maqashid Syariah”, Jurnal Peradaban Islam dan Hukum, Vol. Ramadhana, Maulana Rezi, “Mempersiapkan ketahanan keluarga sekaligus beradaptasi dengan kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19”, Jurnal Kependudukan Indonesia.
Susanto, Heri dan Hardiningsih, Pancawati, “Tanggung Jawab Pengelolaan BLT Dana Desa Pada Masa Pandemi Covid-19,” Jurnal InFestasi, Vol. Yanti, Devi dan Aridhona Julia, “Ketahanan Keluarga di Tengah Pandemi Covid-19”, Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol. Zamil, Masruhan dkk., “Upaya Menjaga Keutuhan Keluarga Sakinah pada Kalangan Pekerja Bangunan di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Kelurahan Wates Kota Mojokerto),” Jurnal Ilmiah Hukum Keluarga Islam, Vol.
Keluarga Misman
Keluarga Sartin
Keluarga Poniran
Keluarga Supatmi
Keluarga Misgimin