• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cut Nyak Dhien Meulaboh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Cut Nyak Dhien Meulaboh "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

372

Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Stres Hospitalisasi pada Anak Usia Toddler di Ruang Rawat Anak Rumah Sakit Umum Daerah

Cut Nyak Dhien Meulaboh

Sri Gustini1, Tri Mulyono2, Maryono3

1,2,3

Staf Pengajar Prodi Keperawatan Meulaboh Poltekkes Kemenkes Aceh Jln. Keperawatan No 25. Suak Ribee, Meulaboh

Email: sri.caring74@gmail.com, maryonoakpermbo@gmail.com ABSTRAK

Nursing and caring are inseparable and at the same time indicate that some practical activities must be based on caring behaviour. Children who undergo treatment in the hospital will experience anxiety and stress. Emotional responses to illness vary greatly depending on age and achievement of child development tasks. The cause of stress and anxiety in children is influenced by many factors, including the behavior exhibited by health workers (doctors, nurses and other health workers), the experience of hospitalization of children, support systems or family support that accompany during treatment. The purpose of this study was to determine the relationship of nurses caring behavior with stress hospitalization in toddler-age children in the Children's Care Room of Cut Nyak Dhien Meulaboh Hospital. This type of research is an analytic survey with a cross-sectional approach. The number of samples was 44 people, with the sampling method was accidental sampling.

Analysis of the data used is bivariate using chi square test. The results showed that there was a significant relationship between caring nurses with stress hospitalization in toddler children at the Cut Nyak Dhien Meulaboh Regional General Hospital with a value of p = 0.033 (p <0.05). To the health workers who handle child toddler patients at the Cut Nyak Regional General Hospital, Dhien Meulaboh, it is recommended to apply caring behavior perfectly, through 4 aspects namely, presence, touch, listening and understanding

Keywords: Caring, Nurse, Stress, Hospitalization

PENDAHULUAN

Perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang dalam menjalankan fungsi dan perannya. Keperawatan dan caring merupakan suatu hal yang tak terpisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas praktik harus didasarkan pada perilaku caring (Morrison, 2009).

Keperawatan anak merupakan salah satu ruang lingkup pelayanan keperawatan, dimana perawat menjalankan fungsi dan perannya untuk memberikan asuhan keperawatan secara holistic kepada pasien anak yang juga perlu didasarkan pada perilaku caring (Dwidiyanti, M. 2007).

(2)

373 Pasien akan mengeluh apabila perilaku caring yang dirasakan tidak memberikan nilai kepuasan. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan, oleh karenanya perilaku caring perawat sangat dibutuhkan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien dalam hal ini anak (Nursalam .2011).

Anak yang menjalani perawatan di rumah sakit akan mengalami kecemasan dan stres. Respon emosi terhadap penyakit sangat bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian tugas perkembangan anak (Hidayat, 2012). Penyebab stress dan kecemasan pada anak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya perilaku yang ditunjukkan petugas kesehatan (dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya), pengalaman hospitalisasi anak, support system atau dukungan keluarga yang mendampingi selama perawatan. Faktor- faktor tersebut dapat menyebabkan anak menjadi semakin stress dan hal ini dapat berpengaruh terhadap proses penyembuhan (Nursalam, 2008).

Robert Ardor (1958) dalam Ambarwati & Nasution (2012), membuktikan bahwa pasien yang mengalami kegoncangan jiwa akan mudah terserang penyakit, karena pada kondisi stress akan terjadi penekanan system imun. Data yang diperoleh DepKes RI tahun 2008 dari beberapa rumah sakit ditemukan bahwa masih ada pasien yang tidak puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan, salah satu penyebabnya yaitu perilaku caring perawat yang masih kurang memuaskan.

Hasil penelitian Pribadi tahun 2010 di RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang menunjukkan bahwa hampir separuh perawat yang bertugas dinilai tidak caring (48,5%) Hasil penelitian Purwandari tahun 2011 di RSUD Margono Soekardjo Purwokerto menunjukkan 25% anak usia prasekolah yang dirawat mengalami cemas tingkat berat, 50% tingkat sedang dan 20% tingkat ringan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Rahmitahun 2008 pada 10 pasien anak umur 3-4 tahun di Irna D RSUP Dr. M. Djamil Padang didapatkan data bahwa dari 10 anak yang diobservasi semuanya tidak kooperatif terhadap tindakan keperawatan yang diberikan seperti saat diinjeksi, dipasang termometer, saat perawat dating dengan membawa obat, saat diambil darah, semua anak menunjukkan respon seperti menangis, meronta-ronta, memeluk ibu, mengajak pulang, dan berteriak. Berdasarkan hasil penelitian Ardiana pada tahun 2010 di RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso dari jumlah sampel sebanyak 92 pasien, diperoleh hasil sebanyak 54 % perawat berperilaku caring menurut persepsi pasien.

Jumlah Pasien yang di Rawat di Ruang Rawat Anak Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh bulan Januari sampai Desember 2018 sebanyak 396 orang, sedangkan jumlah perawat yang bertugas sebanyak 20 orang dengan tingkat pendidikan, D-III, D-IV, S-1 dan Ners. Selain petugas kesehatan dan pasien ada keluarga yang mendampingi klien di Ruang Rawat Anak Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang tua yang menjaga anaknya di rumah sakit, sebagian mengatakan bahwa anaknya menangis ketika disuntik, dipasang infuse dan diambil darah untuk pemeriksaan laboratorium, apabila keesokan harinya

(3)

374

perawat, anak akan kembali beraktivitas saat perawat tersebut keluar dari ruang perawatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat survey analitik dengan tujuan untuk menganalisis hubungan perilaku caring perawat dengan stres hospitalisasi pada anak usia toddler di Ruang Rawat Anak Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh

Teknik dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Acidental sampling.

Dengan jumlah sampel sebanyak 44 orang

Data dikumpulkan dari responden melalui pengisian kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup sebanyak 10 pernyataan tentang perilaku caring perawat, dan responden hanya perlu memberikan jawaban, adapun pilihan jawaban terdiri dari 2 katagori yaitu “Ya” dan “Tidak”. Selanjutnya untuk mengukur stres hospitaliasi pada anak dengana cara mengajukan pertanyaan kepada orang tua tentang gejala fisiologis dan perilaku sebanyak 15 pertanyaan dan responden hanya perlu memberikan jawaban ya atau tidak.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Karakteristik responden terdiri dari umur, jenis kelamin, dan pendidikan di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh ditunjukkan dalam Tabel 1

.

Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh 2018

No Kategori Jumlah (%)

1 2

Umur Dewasa Muda Dewasa Menengah

17 27

38,6 61,4

Total 44 100

1 2

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

6 38

13,6 86,4

Total 44 100

1 2 3

Pendidikan PT

SMA SMP

8 25 11

18,2 56,8 25,0

Total 44 100

(Sumber : data diolah)

Dari Hasil analisis data pada Tabel 1 di atas diketahui bahwa mayoritas responden berumur dewasa menengah yaitu 27 orang (61,4%), pendidikan terbanyak adalah SMA

(4)

375 yaitu 25 orang (56,8%), dan sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 38 orang (86,4%).

Caring Perawat

Data Caring Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menurut responden ditunjukkan dalam Tabel 2.

Tabel 2 : Caring Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2018

No Kategori Jumlah (%)

1 2

Baik Kurang

23 21

52,3 47,7

Total 44 100

(Sumber : data diolah)

Caring perawat yang dirasakan dan di alami oleh responden dibagi menjadi dua kategori yaitu baik dan kurang. Hasil analisis terhadap caring perawat menunjukkan bahwa kebanyakan responden menyatakan caring perawat yang dirasakan berada dalam kategori baik, yaitu 23 orang (52,3%).

Stres Hospitalisasi

Stres Hospitalisasi yang Dialami Anak Toddler di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh ditunjukkan dalam Tabel 3.

Tabel 3 : Stres Hospitalisasi yang Dialami Anak Toddler di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2018

No Kategori Jumlah (%)

1 2

Ringan Sedang

21 23

47,7 52,3

Total 44 100

(Sumber : data diolah)

Berdasarkan Tabel 3 ditunjukkan bahwa Stres hospitalisasi di alami oleh anak toddler dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan dan sedang. Hasil Analisis menunjukkan bahwa kebanyakan responden menyatakan bahwa stres hospitalisasi yang dialami anak toddler berada dalam kategori sedang, yaitu 23 orang (52,3%).

Hubungan Caring Perawat dengan Stres Hospitalisasi

Hubungan Caring Perawat dengan Stres Hospitalisasi di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh ditunjukkan dalam Tabel 4.

(5)

376

Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2018

Caring Perawat

Stres Hospitalisasi

Jumlah

x2 p

Ringan Sedang

n % n % n %

Baik 15 65,2 8 34,8 23 100,0

Kurang 6 28,6 15 71,4 21 100,0

Jumlah 21 23 44 4,531 0,033

(Sumber : data diolah)

Hasil uji analisis menunjukkan bahawa terdapat hubungan antara caring perawat dengan stres hospitalisasi dimana dari 23 responden yang menyatakan caring perawat baik, 65,2% memiliki stres pada kategori ringan. Sedangkan dari 21 responden yang menyatakan caring perawat kurang, 71,4% merasakan stres pada kategori sedang. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,033 (p<0,05). Artinya ada hubungan yang signifikan antara caring perawat dengan stres hospitalisasi.

Hospitalisasi merupakan salah satu stresor terbesar bagi anak-anak yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Hal ini dikarenakan anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stresor terhadap anak (Wong, 2012). Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasan anak akibat hospitalisasi dalam kategori sedang.

Kecemasan sedang yang dialami responden disebabkan karena lingkungan rumah sakit (ruang perawatan), keberadaan orang asing termasuk perawat dan penyakit yang dialami.

Pada ruang perawatan anak, peran perawat sangat diperlukan karena tingkat ketergantungan yang tinggi dan kecemasan yang meningkat. Perawatan anak dirumah sakit memaksa anak untuk berpisah dengan lingkungan yang dicintainya, yaitu keluarga dan terutama kelompok sosialnya. Wong (2012) menjelaskan, bagi anak sakit merupakan masa-masa sulit dimana anak harus meninggalkan lingkungan yang sudah dikenal, pindah ke rumah sakit yang masih asing. Perawat harus menciptakan ruang perawatan yang tenang dan nyaman untuk anak selama dirawat di rumah sakit.

Pasien anak yang merasa nyaman selama perawatan, dan sikap perawat yang penuh dengan perhatian akan mempercepat proses penyembuhan. Kecemasan yang dialami responden dapat disebabkan karena nyeri yang dirasakan responden. Perawat harus memberikan privasi dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri anak dan mengurangi ketakutan anak terhadap nyeri dan tindakan invasif (Papalia, 2009). Menurut Koutoukidis, Stainton & Hughson (2013) perawat yang empati dan penuh perhatian secara signifikan dapat mengurangi kecemasan.

Perawat dapat membantu mengurangi kecemasan ini dengan memberikan informasi yang lengkap dan tepat waktu. Melalui penerapan perilaku caring maka pasien anak akan merasakan nyaman selama perawatan dengan adanya lingkungan perawatan yang terapeutik dan sikap perawat yang penuh dengan perhatian sehingga akan mempercepat proses penyembuhan (Koutoukidis, Stainton & Hughson, 2013).

(6)

377 Hal pertama yang harus dilakukan perawat dalam bersikap caring adalah dengan mengidentifikasi masalah dan penyebabnya bersama klien setelah itu baru menjelaskan tujuan berbagai tindakan, dan bertanggung jawab atas asuhan klien. Penerapan perilaku caring dapat diterapkan melalui 4 aspek yaitu, kehadiran, sentuhan, mendengarkan dan memahami. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan perilaku caring perawat sebagian besar dalam kategori baik.

Pada aspek kehadiran yaitu perawat tidak sepenuhnya sigap dalam menanggapi permintaan pasien, perawat tidak memperkenalkan diri, pemberian informasi mengenai tindakan masih kurang dan perawat tidak selalu ada saat dibutuhkan klien. Menurut Potter dan Perry (2009), menjelaskan melalui kehadiran klien dapat merasakan dan akan membentuk suatu suasana keterbukaan dan saling mengerti. Kehadiran perawat dalam proses perawatan pasien pada akhirnya akan menimbulkan adanya persahabatan dan persaudaraan, hal ini merupakan salah satu cara untuk menurunkan kecemasan pasien.

Keadaan sakit membuat klien tergantung pada perawat untuk melakukan kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindari sentuhan Dwidiyanti (2008). Perawat belum menggunakan sentuhan berorientai tugas berdasarkan prosedur perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan asuhan keperawatan sehingga belum memberikan rasa aman bagi pasien. Sentuhan merupakan salah satu cara pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan.

Dengan menggunakan sentuhan caring perawat membuat hubungan dengan klien dan menunjukkan penerimaan (Tommasini, 1990 dalam Potter dan Perry, 2009).

Penerapan perilaku caring yang baik diharapkan kecemasan pasien dapat diminimalisir.

Perawat harus sensitif terhadap kebutuhan maupun respon emosional pasien terhadap sakit maupun terhadap treatment (tindakan) yang dilakukan. Perawat dapat membantu mengurangi tingkat stres dengan memberikan informasi yang lengkap dan tepat waktu (Koutoukidis, Stainton & Hughson, 2013).

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian terdahulu oleh Seftiani (2008) tentang hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan akibat hospitalisasi pada klien anak di ruang perawatan anak Rumah Sakit Sentra Medika Cimanggis Kodya Depok bahwa terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan kecemasan akibat hospitalisasi pada klien anak. Penerapan perilaku caring perawat memberikan dampak pada tingkat kecemasan responden selama dirawat di rumah sakit. Menurut Koutoukidis, Stainton & Hughson (2013) perawat yang empati dan penuh perhatian secara signifikan dapat mengurangi kecemasan.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa :

(7)

378

yang diteliti.

2. Stres hospitalisasi yang dialami anak kebanyakan berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 52,3% dari 44 responden yang diteliti.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara caring perawat dengan stres hospitalisasi pada anak todler di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dengan nilai p=0,033 (p<0,05).

Saran

Kepada petugas kesehatan yang menangani pasien anak todler di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh disarankan untuk menerapkan perilaku caring dengan sempurna, melalui 4 aspek yaitu, kehadiran, sentuhan, mendengarkan dan memahami.

DAFTAR PUSTAKA

A.Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi . Surabaya : Health Books Publishing Ambarwati, F.R.,Nasution, N. 2012. Buku pintar asuhan keperawatan kesehatan jiwa.

Yogyakarta: Cakrawala Ilmu

Andriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :Selemba Medika

Arikunto, 2006, Prosedur penelitian. Edisi revisi V, Rineka Cipta, Jakarta.

Aziz, Alimul Hidayat.2007. Metode Penelitian Keperaawatan dan Teknik Analisa Data.Selemba Medika. Jakarta

Aziz, Alimuh Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Kesehtan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Selemba Medika.

Dwidiyanti, M. 2007. Caring. Semarang : Hapsari.

Fitri, 2012. Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita. Cakrawala. Randubelang Yogyakarta.

Morrison, Paul dan Burnard, Philip. 2009. Caring & Communicating: Hubungan Interpersonal Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

Nursalam .2011. Manajemen Keperawatan. edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam, ddk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan ).

Jakarta: Selemba Medika.

Nursalam., Susilaningrum, Rekawati., & Sri Utami. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta, Salemba Medika

Ririn W’shemamorera, 2012 dalam http: //konsep dalam keperawatan. blogspot.com/“

Konsep dasar perawatan caring”(diunduh tanggal 03 Februari 2017, pukul 17:00) Wong. 2009. Buku Asuhan Keperawatan Anak dan Infant EGC. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait