• Tidak ada hasil yang ditemukan

daftar isi - Universitas Jenderal Soedirman

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "daftar isi - Universitas Jenderal Soedirman"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

Pola asuh ibu balita adalah praktik gizi (ASI dan MP-ASI, penyiapan makanan, frekuensi makan), pemeliharaan kesehatan (kebersihan dan sanitasi, perawatan bila balita sakit), rangsangan tumbuh kembang anak (motorik kasar, motorik halus, bahasa, perilaku sosial dan kemandirian). Variabel yang paling mempengaruhi perilaku pengasuhan ibu balita adalah pengetahuan ibu karena memiliki nilai Exp B yang lebih tinggi (9,115). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Irdawati dan Dewati (2010) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan pola pemantauan kesehatan anak. , dan penelitian melalui Taufiqurrahman (2013) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan perilaku pengasuhan balita.

Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa sebagian besar (68,0%) ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang pola asuh ibu dengan balita.

Tabel 2. Karakteristik Ibu Balita
Tabel 2. Karakteristik Ibu Balita

Sikap ibu

Pola asuh yang baik sangat dibutuhkan anak untuk mendapatkan tumbuh kembang anak yang optimal, hal ini dipengaruhi oleh sikap ibu. Sikap ibu terhadap pola asuh yang tepat bagi balita merupakan faktor yang menentukan ibu untuk bertindak sesuai dengan tumbuh kembang balita dalam pola asuh yang benar (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa ibu yang memiliki pengetahuan buruk dengan sikap buruk dua kali lebih besar (74,2%) dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan baik dengan sikap buruk (33,3%).

Tingginya pengetahuan orang tua dan pengasuh tentang gizi akan membentuk sikap positif terhadap masalah pemberian makan, yang selanjutnya akan merangsang sikap positif terhadap gizi.

Umur Ibu

Pendidikan Ibu

Pekerjaan Ibu

Pendapatan Keluarga

Dewati (2010) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan pola asuh pada balita.

Jumlah Anak

Jarak Kelahiran Anak Berdasarkan hasil analisis

Analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri di perkotaan adalah asupan protein dan asupan zat besi. Berdasarkan uji bivariat, secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor status gizi dengan prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri perkotaan (p=0,532) dan pedesaan (p=0,269). Hasil analisis menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara citra diri dengan prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri perkotaan (p=0,798).

Analisis bivariat menunjukkan bahwa hubungan asupan vitamin C dengan kejadian anemia defisiensi besi pada remaja putri tidak memiliki hubungan yang bermakna baik pada analisis remaja putri perkotaan (p=1,000) maupun remaja putri pedesaan (0,562). Artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang anemia dengan prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri di perkotaan dan pedesaan. Hasil analisis tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara jumlah anggota keluarga dengan prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri baik di perkotaan maupun pedesaan.

Tabel 1.Hasil Pengukuran Kekeruhan dalam Air Sampel
Tabel 1.Hasil Pengukuran Kekeruhan dalam Air Sampel

Efektifitas Perlakuan Aerasi sistem tray, Sedimentasi,

PENGARUH POSISI KERJA ERGONOMI TERHADAP LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BATIK DI KAUMAN SOKARAJA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh postur kerja ergonomis terhadap LBP sebelum dan sesudah menggunakan model postur kerja ergonomis pada hari pertama dengan nilai p = 0,001, tidak ada pengaruh postur kerja ergonomis terhadap keluhan LBP sebelum dan sesudah . menggunakan ergonomi yang baik. Hal ini dikarenakan para pekerja menggunakan model postur kerja ergonomis yang disesuaikan dengan pekerjaan para tenaga kerja.

Purwanti (2008), yang membuktikan bahwa terdapat hubungan antara model postur kerja ergonomis dengan gangguan kesehatan akibat kerja. Analisis pertama dilakukan berdasarkan penilaian tingkat keluhan LBP pekerja sebelum dan sesudah menggunakan model postur kerja ergonomis pada hari pertama. Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p = 0,001 < α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan tingkat keluhan LBP sebelum dan sesudah menggunakan model postur kerja ergonomis pada hari pertama.

Analisis kedua dilakukan dari penilaian tingkat keluhan LBP pekerja sebelum dan sesudah menggunakan model posisi kerja ergonomis pada hari kedua. Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p = 0,000 < α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan tingkat keluhan LBP sebelum dan sesudah menggunakan model posisi kerja ergonomis pada hari kedua. Analisis ketiga dilakukan dari penilaian tingkat keluhan LBP pekerja sebelum dan sesudah menggunakan model posisi kerja ergonomis pada hari ketiga.

Menurut Sanjaya (2013), model posisi kerja yang tidak ergonomis menyebabkan penggunaan tenaga yang berlebihan dan postur tubuh yang salah serta berisiko LBP. Penelitian Sumardiono dan Rente (2014) menemukan penurunan tingkat risiko keluhan LBP pada pekerja batik yang menggunakan posisi kerja ergonomis. Terdapat pengaruh pemberian posisi kerja ergonomis pada LBP sebelum dan sesudah menggunakan model posisi kerja ergonomis pada hari pertama.

Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian posisi kerja ergonomis terhadap keluhan LBP sebelum dan sesudah menggunakan posisi kerja ergonomis baik pada hari ke-2 maupun ke-3.

Tabel 1. Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden

Perilaku Ibu Hamil

Perkataan pitu juga boleh membawa maksud bantuan untuk memohon restu daripada Tuhan untuk keselamatan ibu bapa dan anak-anak mereka. Selain melaksanakan upacara ngupati dan mitoni, 3 informan utama mengamalkan pantang makan iaitu tidak makan udang, ikan bersisik, daun melinjo, dan nanas. Pemberi maklumat utama juga mempercayai beberapa mitos kehamilan, antaranya: anda tidak boleh membunuh haiwan, anda tidak boleh tidur siang, wanita hamil memakai sambetan berupa herba yang dibungkus dengan kain dan kemudian dilekatkan pada pakaian mereka, menggunakan gunting dan gunting kuku, anda dibenarkan. jangan benci orang, jangan keluar waktu maghrib dan bila keluar rambut jangan diikat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Devy (2011), pengaruh budaya di lingkungan responden cukup kuat seperti adanya mitos seputar kehamilan dan persalinan. Hal ini disebabkan rendahnya pendidikan dan budaya generasi sebelumnya serta ketaatan pada nasehat orang tua. Kuatnya pengaruh budaya (mitos) seputar kehamilan menyebabkan para informan lebih mempercayai budaya tersebut dibandingkan dengan anjuran tenaga kesehatan (dokter dan bidan).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryawati (2007). Pengaruh budaya masih terlihat dalam praktek selama kehamilan. Praktek ini terutama dilakukan oleh ibu hamil yang masih tinggal bersama orang tua atau kerabatnya yang memiliki kepercayaan dan tradisi Jawa yang kuat. Dalam budaya Jawa ada pantangan yang harus dipenuhi oleh bapak atau ibu, misalnya tidak boleh menyiksa atau.

Niat Ibu Hamil

Sikap Ibu Hamil

Informan utama (2 orang) menyatakan bahwa sikap ibu dalam menanggapi nasehat suami dan mertua adalah wajar dan sensitif, hal ini dikarenakan emosi ibu hamil yang tidak stabil sehingga mudah marah. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau kegiatan, melainkan suatu kesiapan menanggapi objek lingkungan tertentu sebagai apresiasi terhadap objek tersebut (Notoatmodjo, 2007).

Norma Subjektif Ibu Hamil Norma subjektif dalam teori

Ya, saya senang keluarga semuanya berjaga-jaga, beri tahu saya ibu yang mana. Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa ibu hamil yang masih tinggal bersama orang tua atau mertuanya yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah suami dan mertuanya. Berbeda dengan ibu hamil yang tinggal sendiri, suami merupakan orang yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan.

Man, ada apa, setidaknya ketika kamu menelepon orang tuamu, orang tuamu memberimu keberanian" (SM). Dukungan yang diberikan berupa penyuluhan terkait perawatan kehamilan, pendampingan ibu hamil saat pemeriksaan kehamilan ke bidan atau dokter. Semuanya support, terutama suami, selain itu keluarga support semua” (NR). "Iya mas, kalau dicek ya dibawa kerja, diantar" AN).

Gambar 2. Bagan Orang yang Berpengaruh dalam Pengambilan Keputusan
Gambar 2. Bagan Orang yang Berpengaruh dalam Pengambilan Keputusan

Kontrol Perilaku Ibu Hamil Berdasarkan hasil

Ibu hamil di Desa Kaliori yang masih tinggal bersama orang tuanya memiliki keinginan tersendiri untuk melakukan praktik perawatan kehamilan dalam perspektif budaya Jawa. Ibu hamil di desa Kaliori melakukan perilaku perawatan kehamilan dalam perspektif budaya Jawa karena dianggap penting. Orang yang mempengaruhi dan memotivasi ibu hamil di desa Kaliori adalah keluarga, orang tua, mertua dan suami yang masih tinggal bersama orang tuanya.

Namun bagi ibu hamil yang tinggal sendiri, suami adalah orang yang sangat berpengaruh dan selalu memotivasi ibu hamil. RESPON ORANG HIDUP DENGAN HIV AIDS (OHIDHA) DALAM UPAYA PENANGGULANGAN HIV AIDS DI KABUPATEN SUKOHARJO. RESPON ODHA DALAM PENANGGULANGAN HIV-AIDS DI KABUPATEN SUKOHARJO DAN GROBOGAN.

Saran kepada pemerintah adalah memastikan sosialisasi HIV AIDS secara menyeluruh kepada seluruh masyarakat dengan melibatkan dinas kesehatan, LSM, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Dewan menasihati pemerintah untuk memastikan informasi masyarakat yang komprehensif tentang HIV/AIDS dengan melibatkan lembaga kesehatan, LSM, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Pencegahan HIV/AIDS dan koordinasi multipihak perlu diperkuat karena upaya pencegahan masih lebih baik dan hemat biaya dibandingkan upaya lainnya.

Kemarahan yang dirasakan oleh ODHA akan mengakibatkan upaya menularkan kembali virus HIV dengan orang lain dengan sengaja, jika hal ini terjadi akan menambah masalah HIV AIDS di masyarakat (Narodin, 2007). Kemudian salah satu petugas kesehatan menghubungi LSM yang bergerak di bidang HIV-AIDS untuk mengurus jenazah.

Analisis Bivariat

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square dapat diketahui bahwa terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan respon terhadap OHIDHA yaitu hubungan dengan ODHA, lama hidup dengan ODHA, waktu mengetahui status orang dengan HIV dan sikap OHIDHA.

Analisis Multivariat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi menurut indeks IMT/U dan TB/U pada anak sekolah dasar di perkotaan dan pedesaan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis status gizi berdasarkan indeks IMT/A dan TB/A pada anak baru masuk sekolah dasar di perkotaan dan pedesaan. Analisis IMT/U (Indeks Massa Tubuh/Usia) adalah untuk menemukan masalah kurus dan kegemukan pada anak, sedangkan analisis TB/U (Tinggi/Usia) adalah untuk menemukan masalah pendek pada anak yang baru masuk sekolah di pedesaan dan perkotaan.

Artinya terdapat perbedaan antara siswa yang masuk dalam kategori kurus dan gemuk antara anak yang baru mulai sekolah di perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Oninla et al (2007) pada anak sekolah di Nigeria. Dalam penelitian Oninla juga terdapat perbedaan kejadian sampah antara anak sekolah di perkotaan dan pedesaan (p-value <0,001).

Penelitian yang dilakukan oleh Saadah et al (2014) menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi kategori kurus dengan prestasi akademik anak sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joens-Matre et al (2008) pada anak sekolah di Iowa, Amerika. Pada penelitian Matra et al, kejadian obesitas pada anak sekolah di perkotaan adalah 25% dibandingkan dengan 19% di pedesaan (p<0,001).

Penelitian Gilliand et al (2003) menemukan adanya hubungan antara obesitas pada anak sekolah dengan kejadian asma. Dalam penelitian ini, kejadian stunting pada anak usia sekolah tidak berbeda nyata di Banyumas perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Reyes et al (2003), yang tidak menemukan perbedaan kerangka tubuh anak sekolah pedesaan dan perkotaan di Meksiko.

Terdapat perbedaan status gizi anak baru masuk sekolah berdasarkan indeks IMT/A (kurus dan gemuk) di perkotaan dan perdesaan, namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna status gizi berdasarkan indeks tinggi/umur (pendek) untuk anak-anak yang baru masuk sekolah di perkotaan dan pedesaan.

Tabel 1. Status Gizi Sampel Berdasar Indeks IMT/U dan TB/U
Tabel 1. Status Gizi Sampel Berdasar Indeks IMT/U dan TB/U

Gambar

Tabel 2. Karakteristik Ibu Balita
Tabel 3. Hasil Bivariat
Tabel 4. Hasil Multivariat
Tabel 1.Hasil Pengukuran Kekeruhan dalam Air Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

The study also recommended that the current women empowerment policy be reviewed to reflect the actual situation and that government should also establish a