PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian ini mengatakan bahwa implementasi pernyataan musyarakah di BMT Al Munawwarah sudah sesuai dengan PSAK No. Bank Syari'ah Mandiri cabang Jember dan untuk mengetahui kesesuaian penerapan investasi musyarakah di PT. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggambarkan dan menjelaskan penerapan sistem akuntansi musyarakat pada bank syariah.
Pelaksanaan pembiayaan musyarakah di Bank Syari'ah Mandiri telah sesuai dengan fatwa Dewan Syari'ah Nasional no: 08/DSN-MUI/IV/2000 dan PSAK 106 tentang akuntansi musyarakah dan PSAK 101 tentang penyajian syariah laporan keuangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi dalam kaitannya dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan laporan keuangan transaksi pembiayaan musyarakah PSAK No. BPRS Bentuk Sleman, sedangkan tujuan penelitian ini adalah pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan laporan keuangan transaksi musyarakah.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) pengakuan akuntansi pembiayaan musyarakah yang terdiri dari pengakuan investasi, pengakuan kerugian, pengakuan piutang dan pengakuan beban, sesuai dengan PSAK 59 dan PSAK 106, namun pengakuan laba tidak sesuai karena dihitung berdasarkan proyeksi ; 2) pengukuran akuntansi pembiayaan musyarakah sesuai dengan PSAK 59 dan PSAK 106; (3) penyajian akuntansi untuk pembiayaan musyarakah tidak sesuai dengan PSAK 59 dan PSAK 106 karena tidak adanya penggabungan unsur-unsur neraca; dan (4) pengungkapan akuntansi untuk pembiayaan musyarakah tidak sepenuhnya sesuai dengan PSAK 59 dan PSAK 106, perbedaannya adalah tidak adanya pengungkapan penyisihan kerugian atas investasi musyarakah dan pengungkapan kerugian akibat penurunan nilai aset musyarakah.
Metode Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret sampai Agustus 2017 dan tempat penelitian dilakukan di PT. Alasan peneliti memilih manajer akuntansi dan personalia sebagai informan karena manajer akuntansi dan personalia mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini, dan manajer akuntansi dan personalia dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari pihak yang berkompeten mengenai penerapan akuntansi syariah, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi berupa data dan dokumen serta sumber tertulis lainnya yang terkait dengan penerapan akuntansi musyarakah di PT ..
BPRS Safir Bengkulu sambil mempelajari dokumentasi dengan mengumpulkan data berdasarkan dokumen yang diperoleh dari PT. BPRS Safir Bengkulu tentang pelaksanaan akuntansi musyarakah dan dokumen lain yang terkait dengan pelaksanaan akuntansi musyarakah yang digunakan oleh PT. BPRS Safir Bengkulu, kemudian dianalisis dan dinilai berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
Sistematika Penulisan
KAJIAN TEORI
Akuntansi Musyarakah
Selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat aset nonkas diakui sebagai kerugian pada saat kontrak. Perbedaan . selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat non kas diakui sebagai kerugian pada saat kontrak. Bentuk kelebihan keuntungan dapat berupa pemberian sebagian dana atau bentuk keuntungan lainnya. f) Bagian dari total bagi hasil untuk mitra ditentukan sebagai rasio yang disepakati dari pendapatan operasi yang diperoleh selama masa kontrak, bukan jumlah investasi yang dibayarkan. g) Pengurus musyarakah menyelenggarakan transaksi bisnis yang berkaitan dengan investasi musyarakah yang dikelola dalam pembukuan tersendiri. h) Pengakuan dan pengukuran.
Untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan usaha dan sebagai dasar penentuan bagi hasil kepada mitra aktif atau pihak pengelola usaha musyarakah, wajib diadakan pembukuan tersendiri untuk usaha musyarakah. Mitra aktif adalah pihak yang mengelola usaha musyarakah, baik yang mengelolanya sendiri maupun menunjuk pihak lain untuk mengelolanya atas namanya. 20 Harahap, Sofyan S, Wiroso, dan Muhammad Yusuf, Akuntansi Perbankan Syari'ah, (Jakarta: LPPE USAKTI, 2010), H. a) Investasi musyarakah diperhitungkan pada saat kas atau non kas dicadangkan untuk usaha musyarakah.
Pengukuran investasi musyarakah: (1) Dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang disisihkan, dan (2) Dalam bentuk aset non kas dinilai sebesar nilai wajar dan nilai buku non kas aset , selisihnya diakui sebagai selisih penilaian aset musyarakah di ekuitas, (3) Selisih kenaikan musyarakah diamortisasi selama akad musyarakah. Nilai tercatat aset musyarakah non tunai pada saat penyisihan untuk usaha musyarakah setelah dikurangi penyusutan dan kerugian (jika ada). Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang tidak dibayarkan kepada mitra pasif diakui sebagai liabilitas.
Nilai buku aset nonmoneter musyarakah pada saat penyerahan kepada perusahaan musyarakah setelah dikurangi penyusutan dan kerugian (jika ada). a) Bagian perusahaan dalam investasi musyarak yang menurun (dengan pengembalian dana kemitraan secara bertahap) diperkirakan. Pada saat akad berakhir, investasi musyarakah yang tidak dikembalikan oleh sekutu aktif diakui sebagai piutang. Mitra aktif menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan usaha musyarakah dengan laporan keuangan sebagai berikut.
Mitra pasif menyajikan bisnis yang terkait dengan bisnis musyarakah dalam laporan keuangan sebagai berikut. Jumlah investasi musyarakah bermasalah dalam remunerasi untuk sektor ekonomi manapun. i) Kebijakan dan metode akuntansi, tunjangan, amortisasi, penanganan investasi musyarakah bermasalah. j) Kebijakan dan metode yang digunakan dalam menghadapi musyarakah bermasalah. k) Laporan amortisasi investasi musyarakah menunjukkan saldo awal, amortisasi selama tahun berjalan, penerimaan amortisasi investasi musyarakah dan amortisasi investasi musyarakah, serta saldo akhir amortisasi investasi. l) Kerugian penurunan nilai investasi musyarakah (jika ada).
Prosedur Akad Musyarakah Dalam Islam
08/DSN-MUI/IV/2000 menegaskan bahwa untuk menghindari penyimpangan dari nasabah penerima pembiayaan, bank syariah dapat meminta penjaminan kepada nasabahnya. PSAK 106 menekankan bahwa karena setiap mitra tidak dapat menjamin dana dari mitra lain, maka setiap mitra dapat meminta mitra lain untuk memberikan jaminan kepada klien. Hal ini karena akad syirkah merupakan akad jaiz ghairu (tidak mengikat) biasa, sehingga dapat diberlakukan oleh salah satu pihak.
Akad Musyarakah Berdasarkan PSAK 106
Setiap mitra harus berkontribusi pada pekerjaan dan mewakili mitra lain dan perwakilan untuk bisnis perusahaan. Jika bisnis menguntungkan, keuntungan dibagi di antara para mitra sesuai dengan nisbah yang disepakati (persentase dan periode harus ditentukan secara tegas dan jelas dalam akad), tetapi jika kerugian dibagi di antara para mitra sesuai dengan bagian modal masing-masing sekutu. Hal ini sesuai dengan prinsip sistem keuangan Islam bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi harus menanggung (share) risiko secara bersama-sama.
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua orang atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak menyumbangkan dana dengan keuntungan dan resiko yang akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. Musyarakah kepemilikan terjadi karena pewarisan dengan wasiat atau keadaan lain yang mengakibatkan pemilikan suatu barang oleh dua orang atau lebih. Sedangkan akad musyarakah dibuat dengan perjanjian dimana dua orang atau lebih sepakat bahwa masing-masing dari mereka memberikan modal musyarakah dan.
Berbeda dengan syirkah al susu, setiap mitra dalam jenis kerjasama ini dapat bertindak sebagai wakil dari pihak lain, syirkah al 'uqud dapat dibagi sebagai berikut:32 a.Syirkah wujuh adalah kerjasama antara dua pihak, dimana masing-masing pihak tidak termasuk modal sama sekali. Syirkah „inan (perundingan) adalah akad kerjasama dimana kedudukan dan komposisi para pihak yang terlibat tidak sama dalam hal modal dan tenaga kerja.
Syirkah mufawwadhah adalah akad kerjasama dimana kedudukan dan komposisi para pihak yang terlibat harus sama. Oleh karena itu, setiap sekutu bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatan hukum dan kewajiban sekutu lainnya dalam segala hal yang berkaitan dengan persekutuan ini. Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bahwa bagian dana untuk masing-masing mitra ditentukan pada saat akad dan jumlahnya tetap sampai akhir akad (pasal 04).
Transaksi musyarakah didasarkan pada keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki bersama. Termasuk dalam kelompok musyarakah adalah bentuk-bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih yang secara bersama-sama menggabungkan segala jenis sumber daya, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.
Landasan Fiqh Dan Fatwa DSN Tentang Transaksi Musyarakah
Setiap pemilik modal disifatkan sebagai menamatkan persatuan apabila dia menarik diri daripada persatuan, meninggal dunia dan menjadi buta huruf. Landasan Fiqh dan Fatwa DSN Mengenai Transaksi Musyarakah Secara umumnya, Landasan Musyarakah mencerminkan saranan untuk. Maksudnya, “Sesungguhnya dia telah menzalimi kamu dengan meminta supaya kambing kamu digabungkan dengan kambingnya.
Dan sesungguhnya kebanyakan orang-orang yang bersatu padu, sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh. dan ini sangat sedikit".
Jurnal Teori Akuntansi Musyarakah
Setelah mengakui laba yang ditangguhkan, bank syariah harus mengamortisasi laba yang ditangguhkan ini selama masa manfaatnya. Investasi musyarakah non tunai yang diukur pada nilai wajar aset yang diserahkan akan dikurangi nilainya dengan jumlah biaya penyusutan aset yang diserahkan dikurangi dengan amortisasi keuntungan yang ditangguhkan. Jika modal investasi diserahkan dalam bentuk aset nonkas dan pada akhir kontrak dibayar kembali secara tunai sebesar nilai wajar aset nonkas yang disepakati pada saat penyerahan aset.
Keuntungan yang dijamin dari selisih penilaian aset nonkas yang diserahkan ke nilai wajar disajikan sebagai akun kontra untuk investasi musyarakah.
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Visi Dan Dan Misi PT. BPRS Safir Bengkulu
Produk Dan Jasa PT. BPRS Safir Bengkulu
Aktifitas PT. BPRS Safir Bengkulu
Lokasi Bank Syariah Safir Bengkulu
Struktur Organisasi PT. BPRS Safir Bengkulu
Diantara transaksi pembiayaan musyarakah yang terjadi di BPRS Safir Bengkulu antara lain adalah dokumen terkait pembiayaan di BPRS Safir Bengkulu. BPRS Safir Bengkulu melalui contoh di atas menganalisis penulis atau aplikasi akuntansi musyarakah yang ada pada PT. BPRS Safir Bengkulu juga mengumumkan transaksi tersebut. musyarakah seperti bagi hasil dan bagi hasil.
BPRS Safir Bengkulu terlampir pada laporan keuangan yang terdapat pada lampiran, format laporan keuangan publikasi tidak sesuai dengan format Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). EVALUASI PSAK 106 TERHADAP PENGGUNAAN PSAK 106 TO. musyarakah diakui pada saat kas dibayarkan atau aktiva non kas dialihkan kepada sekutu aktif. EVALUASI PSAK 106 TERHADAP PENGGUNAAN PSAK 106 TO. timbul sebagai akibat dari akad musyarakah yang tidak dapat diakui sebagai bagian dari investasi kecuali atas persetujuan semua sekutu.
PENILAIAN PSAK 106 TERHADAP PENERAPAN PSAK 106 PADA. pasif atas investasi Musyarakah dengan nilai pengembalian mitra pasif. PENILAIAN PSAK 106 TERHADAP PENERAPAN PSAK 106 PADA. Kegiatan investasi musyarakah diakui sebesar bagian mitra pasif sesuai dengan kesepakatan, sedangkan rugi. PENILAIAN PSAK 106 TERHADAP PENERAPAN PSAK 106 PADA. Musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan sebagai bagian dari dana syirkah temporer.
BPRS Safir Bengkulu dalam penerapan PSAK 106 telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 106, namun format penyajian keuangan yang dipublikasikan belum sesuai dengan PSAK. BPRS Safir Bengkulu sudah sesuai dengan PSAK 106 tentang akuntansi musyarakah, namun format dalam penyajian laporan keuangan yang diterbitkan oleh PT. BPRS Safir Bengkulu telah menerapkan dan mematuhi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 106 tentang transaksi musyarakah.
BPRS Safir Bengkulu harus memenuhi ketentuan PSAK 106 tentang akuntansi musyarakah, baik dalam hal pengakuan, pengukuran, pengungkapan maupun penyajian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN