• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAFTAR ISI "

Copied!
94
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Sistematika Penulisan

LANDASAN TEORI

Proses Fungsi Manajemen

Perencanaan adalah suatu proses yang melibatkan upaya mengantisipasi kecenderungan masa depan dan menentukan strategi dan taktik yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi pemantauan dan pengendalian dimaksudkan untuk mengevaluasi keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran usaha sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan, mengambil langkah-langkah untuk memperjelas dan memperbaiki penyimpangan yang ditemukan serta menciptakan alternatif pemecahan apabila terdapat permasalahan kompleks yang berkaitan dengan terhambatnya pencapaian tujuan dan sasaran. . .

Pengertian Proyek

Berupa penentuan tujuan pokok proyek serta penentuan arah dan aturan umum yang akan digunakan dalam operasionalisasi proyek. Persaingan perusahaan di pasar sangat mempengaruhi kelangsungan proyek baru dan masa depan.

Manajemen Proyek

  • Pengertian Manajemen Proyek
  • Macam-macam Proyek

Menurut Chase, Aquilano, Jacobs, manajemen proyek dapat diartikan sebagai perencanaan, pengarahan dan pengaturan sumber daya (manusia, peralatan, bahan mentah) untuk menyelaraskan teknik, biaya dan waktu suatu proyek. Kerzner, manajemen proyek adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditentukan. Selanjutnya manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hierarki (aliran kegiatan) vertikal dan horizontal.

Menurut Olson, manajemen proyek adalah penggunaan sumber daya yang mencakup pengetahuan, alat, dan teknik untuk merencanakan kegiatan proyek dan persyaratan proyek. Budi Santoso mengatakan bahwa manajemen proyek adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu. Di era modern ini, manajemen proyek dapat diterapkan pada semua jenis proyek dan sering digunakan untuk menyelesaikan proyek yang besar dan kompleks.

Fokus utama manajemen proyek adalah pencapaian seluruh tujuan akhir proyek dalam segala kendala yang ada, waktu dan dana yang tersedia.

Gambar 2.1 Part of Management Project
Gambar 2.1 Part of Management Project

Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM)

  • Pengertian Critical Path Mrthod (CPM)
  • Pengertian Jalur Kritis dan Dummy
  • Cara Perhitungan
  • Langkah Metode CPM

Jalur kritis merupakan suatu jalur dalam suatu jaringan kerja yang mempunyai rangkaian komponen kegiatan, dengan total waktu terpanjang dan waktu penyelesaian proyek tercepat. Arti dari jalur kritis adalah jika kegiatan yang berada pada jalur kritis ditunda maka total waktu penyelesaian proyek juga otomatis ikut tertunda. Dengan menggunakan keempat komponen penanda waktu, dapat diperoleh jalur kritis sesuai diagram.

Dan berdasarkan perhitungan dengan metode PERT, waktu penyelesaian proyek adalah 107 hari, dan jalur kritisnya adalah A – B1 – C1 – C5 – B8. Selain itu, pengurangan durasi pekerjaan pada jalur kritis dapat memperpendek durasi pelaksanaan secara keseluruhan. Mengurangi jumlah pekerjaan yang memasuki jalur kritis sehingga jumlah pekerjaan kritis menjadi lebih kecil.

Memastikan pekerjaan tambahan merupakan pekerjaan yang tidak berada pada jalur kritis dan mempunyai durasi pekerjaan yang singkat.

Metode PERT ( Program Evaluation Review Technique )

  • Pengertian PERT
  • Langkah Metode PERT
  • Kekurangan dan Kelebihan PERT

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Waktu Penelitian

Tipe Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis bertempat di proyek pembangunan perumahan Marigold Ciputra Botanical Pangkal Pinang. Penelitian ini dilaksanakan terhadap suatu unit penelitian (subyek, orang, tempat kerja atau unit penelitian lainnya) dalam jangka waktu tertentu secara mendalam untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai variabel yang diperlukan. Namun karena sifat penelitian ini yang sangat mendalam, maka ruang lingkup penelitiannya kurang luas, terbatas pada unit penelitian, sehingga hasil penelitian tidak dapat dan tidak boleh diterapkan pada situasi yang dapat diterapkan secara umum.

Studi kasus intrinsik, yaitu penelitian yang dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian terhadap suatu kasus tertentu guna memahami kasus tersebut secara utuh tanpa harus menghasilkan konsep/teori atau tanpa adanya upaya untuk menggeneralisasi. Studi kasus instrumental, penyelidikan kasus unik tertentu untuk lebih memahami subjek dan untuk mengembangkan serta menyempurnakan teori. Studi kasus kolektif/komposit/komparatif, studi kasus instrumental yang diperluas ke banyak kasus.

Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu data kualitatif (dalam bentuk kata/kalimat) dan data kuantitatif (dalam bentuk angka). Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai teknik pengumpulan data, misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus atau observasi yang dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).

Tergantung pada formatnya, data kuantitatif dapat diproses atau dianalisis menggunakan teknik komputasi matematis atau statistik. Pengumpulan data adalah kegiatan mengumpulkan data-data yang diperlukan dan data-data lain yang secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan penulisan tugas akhir ini. Sumber data penelitian ini adalah data jangka proyek yang diperoleh dari kontraktor yang ada di lapangan.

Dengan menggunakan data proyek nyata, diharapkan hasil penelitian yang diperoleh dapat diandalkan, realistis, dan akurat.

Teknik Pengumpulan Data

Jadwal kerja dengan diagram jaringan kerja biasanya digunakan pada proyek-proyek besar yang mempunyai aktivitas pekerjaan yang cukup banyak dan cukup rumit. Dari hasil analisis penjadwalan menggunakan metode PERT dengan nilai te sebagai durasi yang digunakan dalam perhitungan, diketahui penyelesaian proyek (TE) selama 107 hari dan tercapai jalur kritis pada diagram jaringan kerja untuk kegiatan A-B1 - C1-C5-B8. Perbedaan utama antara CPM dan PERT terletak pada penentuan perkiraan waktu, dimana PERT menggunakan rumus sedangkan CPM menggunakan perhitungan Jalur Kritis.

Dari perhitungan diatas diketahui pekerjaan kritis menurut metode CPM adalah pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi/beton (kualitas K-225), pekerjaan atap baja ringan, pekerjaan pasangan bata/plesteran, pekerjaan pengecatan II. Pekerjaan kritis dengan metode PERT adalah pekerjaan persiapan, pekerjaan penggalian dan tanggul, pekerjaan beton lantai II (Mutu-K225), pekerjaan atap/puing-puing, pengecatan lantai I. 2 Pengelolaan Dalam situasi time crunch, jalur kritis harus dikomunikasikan dan disepakati dengan tim proyek.

Demikian pula pekerjaan yang lebih sedikit sebaiknya merupakan pekerjaan yang berada pada jalur kritis dan mempunyai durasi yang lama dimana aspek fungsi bangunan masih dapat dipertahankan. Dan pekerjaan kritis dengan metode PERT selesai dalam jangka waktu 107 hari dengan jalur kritis pada kegiatan A – B1 – C1 – C5 – B8. Untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan proyek maka pekerjaan pada jalur kritis harus diawasi dan dikendalikan secara ketat agar tidak terjadi penundaan dan juga menimbulkan gangguan pada pekerjaan yang tidak berada pada jalur kritis.

Tabel 4.1 Ketergantungan Item Pekerjaan
Tabel 4.1 Ketergantungan Item Pekerjaan

Tahapan Analisi Data

Flowchart Penelitian

Gambaran Umum Perusahaan

  • Sejarah dan Profil Perusahaan
  • Visi dan Misi Perusahaan

HGT merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dan konstruksi yang berdaya saing nasional. HGT berkomitmen untuk maju dan berkembang sebagai perusahaan terkemuka di dunia infrastruktur dan konstruksi.

Pengumpulan Data

Pada tugas akhir ini penulis ingin memaparkan dua bentuk penjadwalan proyek yang dibuat dengan dua metode berbeda yaitu metode CPM dan PERT. Kemudian dari salah satu jadwal yang dibuat, penulis akan mencari pekerjaan apa saja yang penting untuk proyek pembangunan Perumahan Marigold Ciputra Botanical Pangkal Pinang. Dalam penjadwalan proyek akan diketahui jalur kritis, dimana jalur kritis ini memberikan informasi tentang berbagai kegiatan proyek dari seluruh kegiatan proyek yang pekerjaannya tidak dapat ditunda, karena jika ditunda maka seluruh kegiatan proyek juga akan tertunda.

Pada penelitian ini akan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi lama pengerjaan Proyek Pembangunan Perumahan Marigold Ciputra Botanical Pangkal Pinang. Dalam pengerjaannya penulis akan dibantu dengan menggunakan program Microsoft Excel untuk mempermudah segala macam perhitungan yang akan ditemui nantinya.

Ketergantungan Item Pekerjaan

Pengolahan Data

  • Jaringan Kerja dengan Metode Jalur Kritis (CPM)
    • Hitungan Maju (Forward Pass)
    • Hitungan Mundur (Backward Pass)
  • Jaringan Kerja dengan Metode PERT

Jalur yang tidak mempunyai batas waktu antara berakhirnya suatu tahapan kegiatan dan dimulainya tahapan kegiatan berikutnya. Buat CPM berdasarkan pembaruan yang cukup rinci dan rencana implementasi yang tersisa sehingga item pekerjaan yang masuk dalam kategori pekerjaan kritis dapat diidentifikasi. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang tidak dapat ditunda, karena jika ditunda maka seluruh kegiatan proyek akan tertunda.

Untuk membantu mempercepat proyek, hal ini dapat dilakukan dengan memprioritaskan pekerjaan yang merupakan bagian dari jalur kerja kritis sehingga pekerjaan kritis tidak tertunda dari yang direncanakan. Dengan menggunakan metode CPM, proyek pembangunan Badan Pusat Statistik Kota Medan dapat selesai dalam jangka waktu 89 hari, dan jalur kritis terletak pada kegiatan A – B2 – B6 – C2 – C7.

Tabel 4.3 Perhitungan Kebelakang CPM  NO. KEJADIAN  SIMBOL  EETi  DURASI
Tabel 4.3 Perhitungan Kebelakang CPM NO. KEJADIAN SIMBOL EETi DURASI

ANALISA HASIL

Pembahasan

  • Perbandingan antara Metode CPM dan PERT
  • Perbedaan CPM dan PERT
  • Kekurangan dan Kelebihan CPM dan PERT
  • Faktor-faktor Pengerjaan Proyek

Meskipun PERT dan CPM berbeda dalam beberapa hal dalam hal terminologi dan konstruksi jaringan, namun tujuannya sama. CPM didasarkan pada asumsi waktu kegiatan diketahui secara pasti, sehingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk setiap kegiatan. PERT digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan proyek yang belum terlaksana, dan CPM digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatan yang sudah terlaksana, sehingga diketahui data waktu setiap unsur kegiatan.

PERT menggunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu tercepat, terlama, dan paling layak, sedangkan CPM hanya mempunyai satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan proyek. Dalam PERT, panah menunjukkan urutan (hubungan presidensial), dan dalam CPM, panah aktivitas. CPM dan PERT mempunyai tujuan yang sama dimana analisa yang digunakan sangat mirip yaitu melalui penggunaan diagram panah.

Dari hasil observasi lapangan dan wawancara dengan narasumber yaitu dosen pembimbing lapangan, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi lamanya pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek tersebut.

Usulan Perbaikan

  • Strategi Petcepatan Proyek
    • CPM dan PERT
    • Aspek Percepatan Proyek

Juga mengurangi sebanyak mungkin jumlah pekerjaan kritis yang termasuk dalam rangkaian jalur kerja kritis (CPM). Menyebarkan suatu rangkaian pekerjaan kritis menjadi beberapa jalur pekerjaan kritis atau menjadikan suatu rangkaian pekerjaan kritis yang semula berbentuk rangkaian menjadi beberapa rangkaian yang disusun secara paralel merupakan suatu teknik yang akan mempersingkat total durasi. Membuat catatan harian dan mendokumentasikan hal-hal yang menyebabkan keterlambatan dan menyampaikannya dalam surat kepada pemilik, dimana hal-hal tersebut secara kontrak dapat menjadi dasar perpanjangan waktu pelaksanaan proyek/perpanjangan waktu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lama pengerjaan proyek pembangunan Perumahan Marigold Ciputra Botanical Pangkal Pinang adalah kuantitas, peralatan, material, waktu, biaya, metode, pelaksanaan dan sumber daya tenaga kerja (SDM). Pekerjaan pondasi/beton (mutu K-225), atap baja ringan, pekerjaan pasangan bata/plester, pengecatan lantai II. Yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan penggalian dan penimbunan, pekerjaan beton lantai II (Mutu-K225), pekerjaan atap/truss, pekerjaan pengecatan lantai I.

Dalam mengembangkan suatu proyek konstruksi sebaiknya lebih memperhatikan metode pelaksanaan dan manajemen pelaksanaan proyek, karena peran metode pelaksanaan dan manajemen pelaksanaan sangat penting dari awal hingga akhir pelaksanaan proyek.

Tabel 5.1 Aspek untuk mempercepat pengerjaan proyek
Tabel 5.1 Aspek untuk mempercepat pengerjaan proyek

Gambar

Gambar 2.1 Part of Management Project
Tabel 4.1 Ketergantungan Item Pekerjaan
Tabel 4.2 Perhitungan Kedepan CPM  NO.
Tabel 4.3 Perhitungan Kebelakang CPM  NO. KEJADIAN  SIMBOL  EETi  DURASI
+7

Referensi

Dokumen terkait

simulated severe accident environments Kyungha Ryua, Inyoung Song b, Taehyun Leea, Sanghyuk Leea, Youngjoong Kima, Ji Hyun Kimb,* aResearch Division of Environmental and Energy