DAFTAR PUSTAKA

(1)

40

Aditia, L., dan Muthiadini, C. 2015. Uji Kualitas Mikrobiologis Pada Makanan Jajanan di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Makassar:Biogenesis Vol 3, No 2, Desember 2015.

Adriani, Merryana, dan Bambang Wirjatmadi. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat.

Jakarta:Prenada Media Group.

Badan Standardisasi Nasional. 2009. SNI 7388:2009 Batas MaksimumCemaran Mikroba dalam Pangan. Jakarta:Badan Standardisasi Nasional.

Bagus, P. 2013. Laporan analisa mutu pangan dan hasil pertanian.

Jember:Universitas Jember.

Baliwati,Y. F, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya BPOM. 2015. Laporan Tahunan Badan POM Tahun 2015. Jakarta:Kepala Badan

Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia.

BPOM. 2015. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Bulan Keamanan Pangan Nasional. Jakarta:Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia.

BPOM. 2016. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Kriteria Mikrobiologi Dalam Pangan Olahan. Jakarta:Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia.

Djaja, I.M. 2008. Kontaminasi E. Coli Pada Makanan Dari Tiga Jenis Tempat Pengelolaan Makanan (Tpm) di Jakarta Selatan 2003. Depok:Makara, Kesehatan, Vol. 12, No. 1, Juni 2008: 36-41.

Fardiaz, Dedi. 2005. Keamanan Pangan dan Bioterorisme. Prosiding Temu Ilmiah, Kongres XII PERSAGI, 2005:70-74.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Gagan, A. 2010. Kerusakan Pangan Oleh Mikroorganisme.

http://anandagagan.blogspot.co.id/2010/03/kerusakan-pangan-oleh- mikroorganisme.html, diakses pada 22 Mei 2018.

Kristianto, Yohanes. 2010. Panduan Memilih dan Belanja Makanan Sehat.

Yogyakarta:Resist Book.

Mahdi, C. 2008. Mengenal Berbagai Produk Reagen Kit Tester untuk Uji Formalin, Boraks, Zat Pewarna Berbahaya Dan Kandungan Yodium Pada

Garam Beryodium.

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&c ad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjb9fGhuuHYAhVMv48KHYmuB_IQFggoM AA&url=http%3A%2F%2Fchanif.lecture.ub.ac.id%2Ffiles%2F2012%2F04

%2FREAGEN-KIT TESTER.doc&usg=AOvVaw2k6qvxFUeKkjxKnE- VGLXA, diakses pada 11 Desember 2017.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta:Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

(2)

41 Mudzkirah, I. 2016. Skripsi Identifikasi Penggunaan Zat Pengawet Boraks dan Formalin Pada Makanan Jajanan di Kantin UIN Alauddin Makasar Tahun 2016. Makasar:UIN Alauddin Makasar.

Pagiu, H.W., Saifuddin Sirajuddin, dan Amunuddin Syam. 2013. Pengaruh Waktu Pajan Terhadap Total Mikroba dan Jenis Mikroba Patogen dalam Makanan Jajanan Gorengan di Workshop Kampus Universitas Hasanuddin Makassar. Makassar:Universitas Hasanuddin Makassar.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan.

Rofieq A., Dewangga E.P, dan Lubis M.H. 2017. Analisis Bahan Tambahan Pangan Berbahaya dalam Jajanan di Lingkungan Sekolah Menengah Atas Propinsi Jawa Timur Indonesia. Malang:Prosiding Seminar Nasional III Tahun 2017.

Saparinto, C., Hidayati, D. 2006. Bahan Tambahan Pangan.

Yogyakarta:Kanisius.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan.

Widyaningsih, T.D. dan Erni, S.M. 2006. Alternatif Pengganti Formalin.

Surabaya:Trubus Agrisarana.

Winarno, F.G. 2004. Keamanan Pangan Jilid 1. Bogor:M Brio Press.

Windayani, K. 2010. Kandungan Boraks dan Cemaran Mikroba Pada Bakso Daging Sapi di Kabupaten Tangerang. Bogor:Institut Pertanian Bogor.

Yusuf, A.L. 2004. Studi Keamanan Mikrobiologis Makanan Jajanan di Kantin Asrama Putri Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor.

Bogor:Institut Pertanian Bogor.