PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
TujuanPenelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Daun Sirih(Piper betle L.)
- Klasifikasi Tumbuhan
- Nama Daerah Daun Sirih
- Morfologi Daun Sirih
- Manfaat Daun sirih
- Kandungan Kimia Daun Sirih
- Minyak Atsiri
- Eugenol
- Tannin
- Khasiat Daun Sirih
- Aktifitas Antifungi
- Efek Samping Daun Sirih
Daun sirih dimanfaatkan sebagai tanaman obat, peranannya sangat penting dalam kehidupan dan berbagai ritual adat (klasifikasi tumbuhan Winart. Daun sirih mengeluarkan aroma bila ditekan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan tanaman sirih hijau (Sudewo, 2019) Beberapa Jenis minyak atsiri digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan eksternal, sebagai analgesik, hemolitik atau anticymatic, serta sebagai obat penenang dan stimulan untuk pengobatan sakit perut.
Fungsi minyak atsiri yang paling luas dan banyak dicari adalah sebagai pewangi, baik sebagai pewangi tubuh, kosmetik, pengharum ruangan, pewangi sabun, pasta gigi, penyedap makanan atau produk rumah tangga lainnya (Agusta, 2015). Daun sirih dapat digunakan sebagai antijamur karena mengandung minyak atsiri sebesar 4,2% yang sebagian besar terdiri dari betefenol yang merupakan isomer dari eugenol alipyrocatechin, cineol metil eugenol, caryophyllene, tanin, estragole, cavicol, cavibecol dan terpinene (Sastromidjojo, 2010). . . Beberapa sifat umum minyak atsiri antara lain tersusun dari berbagai komponen senyawa, mempunyai bau yang khas, rasa yang pahit dan tajam, tergantung pada jenis penyusunnya, sedangkan minyak atsiri yang segar dan murni umumnya tidak berwarna dan tahan terhadap pengaruh lingkungan. , udara dan udara. , sinar matahari dan panas, tidak dapat bercampur dengan air dan larut dalam pelarut organik (Didik dan Mulyani, 2017).
Minyak atsiri dapat terbentuk langsung dari protoplasma akibat penguraian lapisan resin dinding sel atau dari hidrolisis glikosida tertentu. Sifat-sifat eugenol adalah berbentuk cair berupa minyak, titik didih 253 derajat Celcius, mudah menguap, sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol, eter, kloroform dan diklorometana dapat bereaksi dengan alkali hidroksida membentuk garam fenolik. yang larut dalam air. Tanin merupakan zat, polifenol, mempunyai rasa pahit, dapat mengikat dan mengendapkan protein, serta larut dalam air (terutama air panas).
Senyawa fenolik (carvacrol) dan fenilpropana (eugenol dan cavicol) pada minyak atsiri mempunyai sifat bakterisida dan fungisida. Secara umum penggunaan daun sirih hijau (Piper Betle L.) tidak menimbulkan efek toksik jika digunakan dalam dosis yang tepat. Efek toksik minyak atsiri jika masuk ke dalam tubuh dalam dosis berlebihan dapat menyebabkan depresi sistem saraf yang diikuti dengan kematian (Moeljanto dan Mulyono, 2013).
Candida albicans
- Klasifikas Candida albicans
- Morfologi Candida albicans
- Patogenesis Candida albicans
- Gambaran klinis
- Pengobatan dan Pencegahan Candidiasis
Permukaannya terdiri dari sel-sel oval yang berkecambah dan bagian bawah terdiri dari pseudomycelium yang terdiri dari pseudohifa berupa blastoconidia di ujungnya. Kitin, komponen kecil yang ditemukan di dinding sel Candida albicans, juga berperan dalam aktivitas perekat. Sumber utama infeksi Candida albicans adalah flora normal dalam tubuh penderita yang daya tahan tubuhnya lemah sehingga menyebabkan mikroorganisme ini menjadi patogen (Simatupang, 2009).
Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan Candida albicans dan memfasilitasi invasi jamur pada jaringan tubuh manusia akibat perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh. Faktor predisposisi ini meliputi: obat-obatan (antibotik dan steroid), penggunaan gigi palsu lokal, peralatan ortodontik, perokok berat, radiasi, usia, penyakit sistemik. Akibat perubahan sistem pertahanan tubuh, blastospora berkembang menjadi pseudohifa dan tekanan dari pseudohifa tersebut akan merusak jaringan sehingga memungkinkan terjadinya invasi ke dalam jaringan (Riana, 2016).
Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa patogenisitas tidak berhubungan dengan terdeteksinya Candida albicans dalam bentuk blastopori atau hifa pada jaringan. Penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida disebut kandidiasis, dapat bersifat akut atau subakut dan dapat menyerang mulut, vagina, kulit, kuku, bronkus atau paru-paru, terkadang menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Tanda-tanda infeksi jamur vagina antara lain rasa gatal yang parah di sekitar vagina, area sekitar vagina menjadi merah dan nyeri, serta keputihan yang menggumpal seperti keju.
Ada berbagai jenis obat antijamur yang bisa dibeli bebas di apotek terdekat untuk mengatasi infeksi jamur yang Anda alami. Hal ini dilakukan agar obat yang dipilih benar-benar sesuai dengan jenis infeksi jamur yang Anda derita. Infeksi Candida di sekitar alat kelamin dapat diobati dengan krim antijamur, supositoria, dan tablet.
Cara Kerja Antijamur
- Penghambatan Fungsi Membran Sel
- Penghambatan Terhadap Sintesis
- UjiDaya Hambat atau Sensitivitas
- Metode Pengujian Anti mikroba
- Metode Dilusi
- Metode Difusi Cakram
Kompleks poliena-ergosterol yang dihasilkan dapat membentuk pori dan melalui pori ini komponen penting sel jamur seperti ion K, fosfat anorganik, asam karboksilat, asam amino, dan ester fosfat bocor sehingga menyebabkan kematian sel jamur. Terhambatannya biosintesis ergosterol pada sel jamur, mekanisme ini merupakan mekanisme yang disebabkan oleh senyawa turunan imidazol, karena mampu menyebabkan ketidakteraturan pada membran sitoplasma jamur dengan mengubah permeabilitas membran dan mengubah fungsi membran dalam proses pengangkutan senyawa esensial. , yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme sehingga menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian sel jamur (Sholihah., Zaimatu 2018). Efek antijamur tersebut terjadi karena senyawa turunan pirimidin mampu menjalani metabolisme di dalam sel jamur menjadi antimetabolit.
Penghambatan mitosis jamur, efek antijamur ini terjadi karena adanya senyawa antibiotik griseofulvin yang dapat berikatan dengan protein mikrotubulus dalam sel, kemudian merusak struktur gelendong mitosis dan menghentikan metafase pembelahan sel jamur (Sholihah., Zaimatu 2018 ). Kerentanan menyatakan bahwa uji kerentanan mikroorganisme merupakan suatu metode untuk menentukan derajat paparan jamur terhadap zat antijamur dan untuk penentuan senyawa antijamur murni. Uji sensitivitas jamur merupakan suatu metode yang seragam untuk menentukan tingkat sensitivitas jamur terhadap zat antijamur dan untuk menentukan senyawa antijamur murni.
Secara umum metode yang digunakan untuk menguji sensitivitas mikroorganisme adalah dengan metode difusi agar, yaitu dengan mengamati penghambatan pertumbuhan mikroorganisme dengan diketahui ekstrak atau rebusan dari area sekitar kertas cakram yang tidak tertutup oleh mikroorganisme. Selanjutnya masing-masing tabung diisi dengan bahan antimikroba yang telah diencerkan secara serial, kemudian rangkaian tabung tersebut diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam dan diamati kekeruhannya pada konsentrasi bahan antimikroba terendah dalam tabung sesuai dengan hasil kultur. tampak bening (tidak tumbuh).jamur adalah konsentrasi hambat minimum). Kultur dari semua tabung bening ditumbuhkan pada media agar padat, diinkubasi selama 24 jam dan diamati tumbuh atau tidaknya koloni jamur.
Konsentrasi obat terendah pada media padat kultur yang ditandai dengan tidak adanya pertumbuhan jamur merupakan konsentrasi minimum zat antimikroba yang mematikan terhadap jamur uji (Tortora et al, 2011). Prinsip metode difusi cakram adalah dengan meletakkan kertas cakram yang mengandung senyawa antimikroba tertentu pada media pelat padat yang telah dicampur dengan jamur yang akan diuji. Jamur yang sensitif terhadap agen antimikroba akan ditandai dengan adanya zona hambat di sekitar cakram, sedangkan jamur resisten masih terlihat tumbuh di tepi kertas cakram (Tortora et al, 2011).
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Waktu dan Tempat
- Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
- Persiapan Penelitian
- Persiapan Alat
- Persiapan Bahan
- Prosedur Kerja
- Persiapan Sampel dan Pembuatan Air Rebusan Daun Sirih 21
- Pembuatan Konsentrasi Daun Sirih
- Pembuatan Media SDA
- Isolasi dan Identifikasi Jamur Candida albicans
- Peremajaan Biakan Murni Jamur Uji
- Pembuatan Larutan
- Teknik Pengolahan Dan Analisa Data
Pengujian daya hambat air rebusan daun sirih (Piper battle L.) dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan kertas cakram. Zona bening ini menunjukkan bahwa air rebusan daun sirih mempunyai efek penghambatan terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Hasil penelitian mengetahui daya hambat air rebusan daun sirih (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.
Zona hambat yang terbentuk pada aktivitas antijamur menggunakan metode difusi cakram menunjukkan adanya pengaruh air rebusan daun sirih dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dengan konsentrasi 60%, 80% dan 100%. Efektivitas air rebusan daun sirih hijau (Piper betle L.) ditentukan oleh besar kecilnya zona hambat yang terbentuk. Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa air rebusan daun sirih pada konsentrasi 60%, 80% dan 100% mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans walaupun sangat kecil karena zona hambat yang dihasilkan masih tetap. dalam kategori resisten.
Setelah dilakukan penelitian untuk menguji daya hambat air rebusan daun sirih (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa air rebusan daun sirih mampu menghasilkan efek penghambatan terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. pertumbuhan jamur Candida albicans. Zona hambat yang terbentuk pada setiap konsentrasi air rebusan daun sirih kemungkinan disebabkan oleh adanya zat kimia aktif atau senyawa metabolit sekunder yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 10 – 12 Juni 2020 mengenai Uji Daya Hambat air rebusan daun sirih (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dengan konsentrasi yang digunakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Konsentrasi air rebusan daun sirih yang paling tinggi dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans adalah 100%. Berdasarkan diameter yang dihasilkan pada konsentrasi 60%, 80% dan 100% tergolong tahan atau lemah dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dengan air rebusan daun sirih (Piper betle L.). Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menguji daya hambat ekstrak daun sirih (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HasilPenelitian
- Karakteristik Rebusan Daun Sirih
- Karakteristik jamur Candida albicans
- Uji Daya Hambat Air Rebusan Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan
Daun sirih yang dipilih dalam keadaan bersih, muda dan segar, dipetik langsung dari pohonnya dan ditimbang 500 gram daun sirih. Dari air rebusan daun sirih dibuat larutan daun sirih dengan konsentrasi 60%, 80% dan 100%, yang dilarutkan dalam aquades steril sesuai konsentrasi masing-masing. Berikut ini adalah larutan daun sirih dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Anda dapat melihat perbedaan warna pada masing-masing konsentrasi.
Identifikasi harus dilakukan untuk memastikan apakah jamur yang digunakan adalah Candida albicans atau tidak. Hasil pengamatan makroskopis jamur Candida albicans adalah koloni halus, berbentuk lonjong, berwarna putih dan berbau ragi. Sedangkan hasil pengamatan mikroskopis terhadap jamur Candida albicans dilakukan dengan pewarnaan laktofenol kapas biru dan uji tabung pucuk untuk membuktikan apakah benar itu jamur Candida albicans.
Hasil tersebut diperkuat dengan hasil penelitian (Mizana dkk., 2016) yang menyatakan bahwa Candida albicans berwarna biru dan kuncupnya Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa konsentrasi air rebusan daun sirih mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan Candida albicans sehingga menghasilkan zona hambat pada konsentrasi 60%, 80%, dan 100% masing-masing sebesar 6 mm, 6 mm, dan 7 mm.
Pembahasan
Berdasarkan kandungan zat aktif pada air rebusan daun sirih dan hasil penelitian uji daya hambat, disimpulkan bahwa air rebusan daun sirih dengan media kertas cakram sebagai penempel pada air rebusan mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Semakin tinggi konsentrasi air matang maka semakin tinggi pula kandungan zat aktif di dalamnya, sehingga aktivitas fungisidanya akan menurun. Pada tahun 2017, daun sirih (Piper betle L.) juga menjadi subjek penelitian yang dilakukan oleh Rosma dengan konsentrasi 70%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun sirih yang dimasak memberikan efek penghambatan terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dengan membentuk zona bening pada area paper disk pada konsentrasi 60%, 80% dengan diameter 6 mm dan konsentrasi 6 mm. sebesar 100% dengan diameter 7 mm yang termasuk dalam kategori tahan atau lemah. Hal ini dibuktikan dengan adanya zona bening disekitar kertas cakram pada konsentrasi 60% dan 80% dengan diameter 6 mm, sedangkan pada konsentrasi 100% diameternya 7 mm. Hermawan & Eliyani (2017), Pengaruh ekstrak daun sirih (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aures dan Eschericia coli menggunakan metode difusi cakram.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran