PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK
DALAM ORGANISASI
1. Mampu menjelaskan konsep pengambilan keputusan dalam organisasi
2. Membedakan tipe-tipe pengambilan keputusan dalam hierarki organisasi.
3. Mampu menjelaskan teori rasionalitas terbatas (bounded rationality) dari Simon.
4. Mengenal dan mampu menjelaskan berbagai proses pengambilan keputusan dalam organisasi.
5. Mampu menjelaskan dengan bahasa sendiri peran intuisi dalam pengambilan keputusan.
6. Mampu merumuskan dan menjelaskan hakekat kekuasaan dan pengertian politik dalam organisasi.
7. Mampu mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan antara kekuasaan dan kepemimpinan.
8. Mampu menjelaskan berbagai jenis proses politik dalam organisasi, dan taktik-taktik politik yang digunakan dalam organisasi
BATASAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif terbaik dari berbagai alternatif yg tersedia. Pengambilan
keputusan mencakup:
pembuatan pilihan (choice making)
pemecahan masalah (problem solving)
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer).
DEFINISI
TIPE-TIPE KEPUTUSAN
1. Dari segi masalah dan prosedur keputusan dibedakan:
1. Keputusan yang Diprogram (programmed decisions)
Adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur.
Keputusan ini rutin dan berulang.
2. Keputusan yang tidak Diprogram (non-programmed decisions)
Keputusan yang berhubungan dengan masalah khusus, baru, yang tidak cukup diatur dalam aturan dan prosedur yang ada.
2. Dari segi subyeknya dibedakan
1. Keputusan individual, Pengambilnya adalah individu-individu dalam organisasi baik manajer maupun karyawan nonmanajerial.
2. Keputusan kelompok Pengambilnya adalah kelompok
pimpinan, pimpinan dan kelompok orang, kelompok orang (tim)
3. Menurut Bobot dan Nilainya.
1. Keputusan Strategis,
2. Keputusan Operasional
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Reksohadiprodjo dan Handoko (1992:148) proses pengambilan keputusan dalam organisasi mencakup:
1) Identifikasi dan diagnosis masalah
2) Pengumpulan dan analisis data yang relevan
3) Pemilihan alternatif yang terbaik
4) Implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil.
Pengambilan keputusan mencakup 3 dimensi waktu sekaligus yaitu:
1) Waktu yang lalu (the past), pada saat mana berbagai masalah berkembang, informasi dikumpulkan dan kebutuhan akan keputusan dirasakan
2) Waktu sekarang (the present), pada saat mana alternatif-alternatif ditemukan, dan pilihan diambil
3) Waktu yang akan datang (the future), pada saat mana keputusan dilaksanakan dan dievaluasi
George R. Terry, menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku,
Intuisi
Pengalaman
Fakta
Wewenang
Rasional
RASIONALITAS KEPUTUSAN
Keputusan dikatakan rasional jika keputusan
tersebut sebuah alternatif (sarana) dipilih secara tepat untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan
Kusdi (2009:106) Rasionalitas keputusan sering dibatasi oleh hal-hal yang berikut;
Informasi yang tidak lengkap
Kompleksitas permasalahan yang dihadapi
Keterbatasan kapasitas pengolahan informasi manusia
Keterbatasan waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan.
Poltik internal organisasi yang menimbulkan preferensi- preferensi yang saling berlawanan tentang tujuan-tujuan organisasi
Proses Keputusan
Koalisi
Proses Keputusan
Tong Sampah Proses
Keputusan Rasiona
lProses Keputusan Coba-Coba
Cara
Disepakati Tidak Disepakati
Tujuan DisepakatiTidak Disepakati
Gambar 7.1. Model Proses Pengambilan Keputusan Kelompok
Sumber: diadopsi dari Hatch dalam Kusdi (2006 :108)
KEKUASAAN DAN POLITIK
Luthans (2006:482) kekuasaan adalah
ke m a m p u a n mempengaruhi perilaku, mengubah peristiwa, mengatasi perlawanan, dan meminta orang melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka
lakukan.
Robbins & Judge (2008:147) politik berfokus
pada penggunaan kekuasaan utk mempengaruhi peng-ambilan keputusan dalam organisasi.
Gibson et.al (1996:512) politik adalah aktivitas yang digunakan untuk memperoleh,
mengembangkan dan menggunakan kekuasaan, dan sumberdaya lain,...
DARIMANA DATANGNYA KEKUASAAN?
1. Kekuasaan posisi (position power), yaitu
kekuasaan yang bersumber dari posisi seseorang dalam hierarki organisasi. Kekuasaan posisi
mencakup:
1) Kekuasaan Koersif (Coercive power),
2) Kekuasaan Imbalan (Reward power),
3) Kekuasaan Legitimasi (Legitimate power).
2. Kekuasaan pribadi (personal power), yaitu
kekuasaan yang berasal dari karakteristik individual yang unik, penting dan langka. Dua basis
kekuasaan pribadi yaitu;
1) Kekuasaan Keahlian (Expert power),
2) Kekuasaan Rujukan (Referent power), .
KEKUASAAN VS KEWENANGAN (OTORITAS)
Wewenang adalah hak untuk bertindak atau
melaku-kan sesuatu, sedang kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut.
Wewenang diperoleh dari jabatan/posisi dalam organisasi, sedang kekuasaan didapatkan selain dari posisi dalam organisasi (position power) juga dari ciri pribadi (personal power).
Wewenang dalam organisasi bersifat hierarkis dari atas ke bawah, sedang kekuasaan sifatnya multi-direksional, bisa dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau bisa pula menyamping.
OTORITAS DALAM ORGANISASI
Menurut Weber, jenis otoritas, yang berpengaruh
terhadap pola kepemimpinan dan kegiatan pengambilan keputusan dalam organisasi, ada tiga, yaitu;
1. Otoritas Rasional – Legal. Otoritas yang muncul karena kepercayaan karyawan terhadap legalitas aturan dan hak pemimpin untuk memberikan perintah.
2. Otoritas Tradisional. Otoritas yang muncul karena keperca- yaan orang kepada tradisi, termasuk status seseorang yang karena tradisi mempunyai hak untuk memerintah.
3. Otoritas Karismatis. Otoritas yang muncul pada diri seseo- rang yang mempunyai karakteristik pribadi yang luar
biasa, yang menyebabkan orang tersebut dianggap mempunyai hak untuk memerintah orang lain.
Kegiatan internal organisasi biasanya tetap didasarkan pada otoritas rasional-legal, tetapi alasan eksistensi organisasi bisa saja berupa otoritas tradisional
maupun otoritas karismatis.
PROSES POLITIK DALAM ORGANISASI
Kusdi (2009:115) Lima proses politik
(membangun dan menggunakan kekuasaan) yang biasa dilaku-kan dalam organisasi.
1. Cara bersaing, yaitu memaksa lawan berada pada posisi kalah menang
2. Cara akomodasi, yaitu bersikap kooperatif dalam mengakomodasikan kepentingan lawan.
3. Cara kolabolasi, yaitu berusaha mengubah lawan menjadi sekutu sehingga tercapai win win
solution.
4. Cara menghindar, yaitu mengurangi atau tidak menonjolkan adanya perbedaan kepentingan.
5. Cara kompromi yaitu berbagi kepentingan atau manfaat dengan lawan.
SUMBER KESALAHAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Keengganan mengambil resiko
2. Keterbatasan waktu
3. Gagal dalam mendefinisikan kondisi, kriteria, dan tujuan
4. Sumber-sumber informasi yang tidal reliabel
dan valid, tetapi di dasarkan pada rasa like and dislike
5. Tidak menggunakan metode yang sistematis
6. Tidak bisa melepaskan subyektivitas dan emosi dalam mengambil keputusan
7. Gagal dalam mengimplementasikan, karena tidak ada rencana yang matang.