• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM PEMIKIRAN SAYYID QUT{B (Metodologi Penafsiran Ayat-Ayat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan " DALAM PEMIKIRAN SAYYID QUT{B (Metodologi Penafsiran Ayat-Ayat "

Copied!
79
0
0

Teks penuh

Jihad dalam Pemikiran Sayyid Qut{b (Metodologi Penafsiran Ayat-Ayat Jihad dalam Tafsir Fi Z{Ila<L Al-Qur‟an). Al-Qur‟an merupakan sebuah kitab suci yang diturunkan untuk memberikan petunjuk kejalan yang benar. Pengertian ini, diperkuat dengan adanya perintah dalam al-Qur‟an untuk berjihad tanpa menyebutkan lafal nafs.9.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang singkat yang penulis sampaikan, penulis merasa perlu untuk mengkaji lagi lebih mendalam tentang jihad di dalam al-Qur‟an menurut pandangan Sayyid Qut}b. Adapun yang menjadi alasan kenapa penulis memilih pemikiran Sayyid Qut}b tentang jihad adalah karena beliau merupakan sosok ulama dan pemimpin kaum muslimin terkemuka yang mampu membangkitkan kembali pemikiran tentang terwujudnya kembali h}ilafah Isla>miyyah yang bisa menyatukan umat manusia Islam yang terpecah sejak runtuhnya h}ilafah Isla>miyyah di Turki.14 Salah satu karyanya yang membuat dirinya shahid di tiang gantungan dan membuat gentar para musuh- musuhnya adalah Tafsi>r fi>Z{ila>l al-Qur‟an.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pandangan Syyid Qut}b tentang permasalahan jihad melalui Tafsi>r fi>Z{ila>l al-Qur‟an. Untuk mengetahui Metodologi Sayyid Qut}b untuk menafsirkan ayat-ayat jihad dalam Tafsi>r fi>Z{ila>l al-Qur‟an.

Manfaat Penelitian 1. Akademisi

Telaah Pustaka

Penelitian ini berusaha melihat tindakan apa saja yang termasuk kategori amar makruf nahi munkar dengan melihat pemikiran tokoh, Ibn Taimiyah. Temuan penelitian ini mengungkapkan beberapa kategori amar ma‟ruf nahi munkar yang dipahami oleh Ibn Taimiyah, yaitu momentum yang tepat dalam melakukan amar ma‟ruf dan nahi munkar ialah ketika melihat kez}aliman penguasa (pemerintah) terhadap rakyatnya. Arsam (2005) menulis penelitian “Perang Badar Sebagai Metode dan Strategi Dakwah Nabi Muhammad S.A.W.” Penelitian ini berangkat dari usaha untuk meluruskan wacana yang berkembang bahwa jihad bukanlah peperangan.

Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Karena topik pembahasan pada penelitian ini adalah konsep jihad dalam Fi>Z{ila>l al-Qur‟an, maka yang menjadi sumber data primer penulis dalam penelitian ini adalah kitab Fi>Z{ila>l al-Qur‟an itu sendiri. Adapun yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku ataupun tulisan-tulisan orang lain yang memiliki keterkaitan dengan pembahasan yang akan dikaji oleh penulis. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan sosio-historis, yaitu suatu pendekatan yang penulis gunakan untuk mengetahui latar belakang sosio-kultural dan sosio-politik seorang tokoh.

Sistematika Pembahasan

Jihad al- Shait}a>n

Jihad melawan orang-orang kafir termasuk jihad yang paling banyak disebutkan dalam nas}-nas} al-Qur‟an dan as-sunnah. Sayyid Qut}b adalah seorang kritikus sastra, novelis, pujangga, pemikiran Islam dan aktivis Islam Mesir paling terkenal pada abad ke-20 Ayahnya bernama al-Hajj Qut}b Ibrahim. Sayyid Qut}b terkenal sebagai anak yang cerdas, beliau mampu menghafal seluruh al-Qur‟an diusia sepuluh tahunnya.54.

Pada tahun 1929 Sayyid Qut}b melanjutkan pendidikannya ke Universitas Darul Ulum dan lulus dengan gelar Lisance (Lc) di bidang sastra pada tahun 1933. Setelah Sayyid Qut}b lulus dari Universitas Darul Ulum, dia bekerja di Departemen Pendidikan dengan tugas sebagai tenaga pengajar di sekolah-sekolah milik Departemen Pendidikan selama enam. Di daerah pinggiran kota Halwan, yang kemudian menjadi tempat tinggal Sayyid Qut}b bersama saudara-saudaranya.55.

Setelah menjadi tenaga pengajar, Sayyid Qut}b kemudian berpindah kerja sebagai pegawai kantor Departemen Pendidikan, sebagai penilik untuk beberapa waktu lamanya. Ketika berada di Departemen pendidikan, Sayyid Qut}b adalah seorang pegawai yang tekun, pemikir yang berani, serta seorang yang. Sifat-sifat ini akhirnya banyak menyebabkan Sayyid Qut}b mendapat berbagai kesulitan dan sesudah itu akhirnya Sayyid Qut}b pun melepaskan pekerjaannya.

Sayyid Qut}b mengajukan surat pengunduran diri dari pekerjaannya sekembalinya dari Amerika, karena pada tahap ini beliau lebih memfokuskan pikiran beliau untuk dakwah dan pergerakan serta untuk studi dan mengarang.57.

Perkembangan Pemikiran Sayyid Qut}b

Qut}b merangka khittah perjuangan yang jelas, bagi meluaskan pengaruh Ih}wan dan menegakkan agenda perubahan yang besar. Beliau melancarkan gerakan untuk menghukum kezaliman pemerintah, menolak kebobrokan budaya dan cengkaman politik yang rakus, menyingkirkan faham jahi>liyah, membungkam sistem kapitalis, nasionalis, dan feudalis dan melantarkan dasar-dasar perjuangan dan dakwah berteraskan kalimah La>-ila>ha- illalla>h.59. Al- Qur`an dalam tataran umat Islam dianggap sebagai acuan pertama dalam pengambilan hukum maupun mengatur pola hidup masyarakat karena telah dianggap sebagai prinsip utama dalam agama Islam, maka sudah menjadi sebuah keharusan jika al-Qur`an dapat mengatasi permasalahan- permasalahan yang ada.

Berdasar atas asumsi itulah, Sayyid Qut}b mencoba melakukan pendekatan baru dalam menafsirkan ayat-ayat al-. Pada awal mulanya hingga akhir tahun 40-an, Sayyid Qut}b memberi banyak perhatian tentang al-Qur‟an dari segi sastra. Oleh karena itu, kajiannya terhadap al-Qur‟an masih terbatas pada fase seni dan keindahan.

Pada masa ini Sayyid Qut}b mempublikasikan sebuah buku “At-Tas}wi>rul Fanni Fi> al-Qur’an” tahun 1945 yang menceritakan tentang keindahan seni al-Qur‟an dan pada tahun 1947 ia mempublikasikan buku “Mashahid al-Qiyamah Fi> al-Qur’an”. Dan ia mempublikasikan buku-buku yang lain juga seperti “Al- Qis}as} Bayna at-Taurat wa al-Qur’an” dan lainnya. Pada akhir tahun 40-an dan awal tahun 50-an, yaitu ketika gerakan Ih}wan al-Muslimi>n mendorongnya untuk memberi perhatian terhadap masalah-masalah pemikiran dan reformasi berdasarkan manhaj Islami.

Manha>j pemikiran seperti ini terus ia pegang hingga terjadinya peristiwa al-Mansyiah pada tahun 1954 M.

Karya-Karya Sayyid Qut}b

T{ifl Min Al-Qaryah, berisi gambaran desanya serta catatan masa kecilnya di desa, terbit tahun 1946. Al-Madi>nah Al-Manshurah, sebuah kisah khayalan semisal kisah seribu satu malam, terbit pada tahun 1946. Mashahid Al-Qiyamah Fi> al-Qur‟an, bagian kedua dari serial pustaka baru Al-Qur‟an, terbit pada bulan April 147.

Raud}atu at}-T{ifl, ditulis bersama Aminah As-Sa‟id dan Yusuf Murad, terbit dua episode. Al-„Adalah Al-Ijtima‟iyah Fi> Al-Islam, buku pertama Sayyid dalam hal pemikiran Islam, terbit pada bulan April 1949. Dirasat Islamiyah, kumpulan dari berbagai macam artikel yang dihimpun oleh Muhibuddin al-Khatib terbit tahun 1953.

Khas}a>’ish At-Tasawur Al-Islami Wa Al Muqawwimatuhu, buku beliau yang mendalam yang beliau khuskan untuk membicarakan tentang karakteristik akidah dan unsur-unsur dasarnya. Ma’allim Fi> At-T{ariq, berisi ringkasan pemikiran beliau dan juga menyebabkan penulisnya dijatuhi hukuman eksekusi.

Ayat-Ayat Jihad dalam al- Qur’an

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada -Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang- orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung- melindungi. Artinya:dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman.

Artinya: dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu Maka orang-orang itu Termasuk golonganmu (juga). Artinya: orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Artinya: orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka.

Artinya: orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". Artinya: dan apabila diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu): "Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya", niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata: "Biarkanlah Kami berada ber sama orang-orang yang duduk". Artinya: tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama Dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. dan mereka Itulah orang- orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.

Contoh Penafsiran Ayat-Ayat Jihad Dalam Tafsir Fi> Z{ilal al-Quran

Dalam menafsirkan ayat di atas, Sayyid Qut}b menerangkan, al- Qur‟an menetapkan kaidah kesatuan iman dan kesatuan akidah. Pandangan Sayyid Quthb dalam Tafsîr Fi}Z{ila>l al-Qur’an terhadap jihadAwal hijrah ke Madinah, kaum muslimin tidak diperintahkan untuk Awal hijrah ke Madinah, kaum muslimin tidak diperintahkan untuk berperang. Misalnya surat an-Nahl: 110, al-ankabut : 6 dan at-tahrim: 9 ini mengisyaratkan bahwa sarana jihad adalah apa yang disebutkan dalam al-qur‟an, yakni harta benda dan nyawa.

Banyak cara pendekatan apabila kita bermaksud menelusurinya satu demi satu ayat-ayat Al-Qur‟an. Tafsir ijmali adalah penafsiran al-Qur‟an yang dialakukan dengan cara mengemukakan isi kandungan al-Qur‟an melalui pembahasan yang bersifat umum (global), tampa uraian apalagi pembahasan yang panjang dan luas, juga tidak dilakukan secara rinci. Dengan metode ini, mufasir berupaya menjelaskan makna-makna al-Qur‟an dengan uraian singkat dan yang mudah.

Dengan metode ini, mufassir berupaya pula menafsirkan kosa kata al-Qur‟an dengan kosa kata yang berada didalam al-Quran sendiri, sehingga para pembaca melihat uraian tafsirnya tidak jauh dari konteks al- Qur‟an, tidak keluar dari muatan makna yang terkandung dalam al-Qur‟an. Kata tahlili berasal dari bahasa arab halalla-yuhalillu-tahlilan yang berarti mengurai atau menganalisa.94 Tafsir rahlili ialah menafsirkan al- Qur‟an berbasarkan susunan ayat dan surah yang terdapat dalam mushaf. Dan dari aspek makna meliputi sasaran yang dituju oleh ayat, hukum, aqidah, moral, perintah, larangan, relevansi ayat sebelum dan sesudahnya, hikmah dan lain sebagainya.95 Selanjutnya metode Tahlily merupakan metode tafsir al-Qur‟an yang dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran dilakukan dengan cara urut dan tertib ayat dan surah sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf, yakni dimulai dari surat al-Fatihah, al-Baqarah, Al Imran dan seterusnya hingga surat.

Bermula dari kosakata yang terdapat pada setiap ayat yang akan ditafsirkan sebagaimana urutan dalam al-Qur‟an, mulai dari surah al-Fatihah hingga surah an-Nass. Berdasarkan pemetaan tersebut, tafsir fi> Z}ila>l al-Qur’a>n masuk dalam kategori tafsir yang menggunakan metode tahlili, karena Sayyid Qut}b menafsirkan ayat al-Qur’a>n sesuai dengan urutan mushaf uthmani yang dimulai dengan al-Fatihah sampai surat an-Nass. Sayyid Qut}b dalam karya tafsir fi> Z}ila>l al-Qur’a>n bahwa Al-Qur‟an juga menggunakan riwayat hadits dalam tafirnya.102 Dalam Tafsirnya, tidak pernah luput dari pembahasan isi dan keserasian penutup surah dengan uraian awal/mukadimah surah sesudahnya; dan keserasian tema surah dengan nama surat.

Referensi

Dokumen terkait