Dampak yatim piatu terhadap tumbuh kembang anak menurut perspektif Hukum Keluarga Islam (Studi Kasus di Desa Klithik Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi). Dari macam dan macam pola asuh yang sesuai dengan hukum keluarga Islam yaitu pola asuh demokratis karena tetap memperhatikan dan menghormati kebebasan anak serta orang tua memberikan bimbingan pengertian kepada anak agar tidak melakukan perbuatan buruk yang melanggar hukum Islam.
Latar Belakang
Jadi, pola asuh yang baik dan benar itu merupakan nikmat yang Allah titipkan ke dalam hati orang tua. Peneliti kemudian menggunakan perspektif hukum keluarga Islam dengan mengambil beberapa aspek terkait hak anak menurut hukum Islam, hak dan kewajiban orang tua terhadap anak menurut hukum Islam dan peran ayah dalam membesarkan anak menurut hukum Islam.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai implikasi dan dampak orang tua keluarga yatim terhadap tumbuh kembang anak di Desa Klithik Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau masukan bagi setiap orang tua khususnya seorang ayah untuk mengkhawatirkan tumbuh kembang anaknya.
Telaah Pustaka
Mu’ad Hasri dengan penelitiannya adalah penelitian skripsi ini lebih menekankan pada dampak fatherless atau tidak adanya peran ayah terhadap tumbuh kembang anak, sehingga pada akhir penelitian dapat diperoleh kesimpulan mengenai resiko buruk dari tidak adanya peran ayah, padahal jurnal ini menguraikan dan menjelaskan peran ayah berdasarkan Al-Qur'an. 16 Muhammad Mu'ads Hasri, Pandangan Al-Quran Tentang Peran Ayah dalam Proses Tumbuh Kembang Anak (Kajian Tematik), Jurnal Hukum Keluarga Islam dan Kemanusiaan, Vol.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang dijadikan objek penelitian adalah Desa Klithik Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi. Sumber data dalam penelitian ini adalah beberapa keluarga yang peneliti kategorikan sebagai keluarga yatim di Desa Klithik Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi.
Sistematika Pembahasan
Tahap pra lapangan: dimulai dengan peneliti menyiapkan rencana penelitian, memilih wilayah penelitian, mengurus izin, meneliti dan mengevaluasi wilayah, memilih dan menggunakan informan, menyiapkan peralatan penelitian dan masalah etika penelitian.29. Desain penelitian, pemilihan lokasi penelitian, pengurusan izin, penelitian dan evaluasi kondisi lapangan, pemilihan dan penggunaan informasi, penyiapan peralatan penelitian.
Keluarga
- Pengertian Keluarga
- Fungsi keluarga
- Pengertian Fatherless
- Penyebab Fatherless
Orang tua harus mewaspadai perkembangan anaknya dan menyesuaikan gaya pengasuhan yang digunakannya dengan kebutuhan dan tingkat kematangan anak. Karena orang tua seperti itu tidak mengawasi anak dalam kehidupan sehari-hari dan tidak mempunyai waktu untuk berbicara dengan anak.69. Pola asuh situasional merupakan pola asuh dimana orang tua sangat terlibat dan tidak terlalu menuntut dan mengontrol.
Perlindungan Hak Anak dalam Hukum Keluarga Islam
- Pengertian Anak Menurut Hukum Islam
- Hak Anak dalam Hukum Islam
- Hak dan Kewajiban Orang Tua terhadap Anak Menurut Hukum Islam
- Peran Ayah Terhadap Anak
- Tipe-tipe Pola Asuh
- Kenakalan Remaja
Paparan Data Umum
- Sejarah Singkat Desa Klithik, Kecamatan Geneng
- Potret Masyarakat Desa Klithik
- Visi Misi
- Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
- Struktur Organisasi Desa Klithik
Sebelumnya, Desa Klithik banyak ditumbuhi pepohonan besar, lebat, dan bersuhu dingin. Tanaman samba yang menjadi sumber kehidupan masyarakat kemudian diabadikan dan dijadikan penanda penanda desa tersebut, yaitu Desa Samba dan sekarang Desa Klithik. Mata pencaharian di Desa Klithik sebagian besar adalah petani, seperti halnya di Dusun Klithik mata pencahariannya terdiri dari petani, buruh, dan pedagang. Ada juga masyarakat yang merantau ke kota dan luar negeri.
Visi tersebut merupakan pandangan ke depan mengenai kemana dan bagaimana Desa Klithik harus dibawa dan diciptakan agar dapat eksis secara konsisten, partisipatif, inovatif dan produktif. Menuju desa Klithik tahun 2025 yang “beragama, berbudaya dan berwawasan lingkungan”, diharapkan melalui visi tersebut masyarakat akan mendapatkan gambaran keadaan masa depan yang ideal dan potret keadaan yang ingin dicapai dibandingkan dengan keadaan yang ada. satu. situasi. Desa Klithik dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai budaya luhur (saling kasih sayang, asah dan peduli) untuk mewujudkan masyarakat maju dan modern dengan landasan moral keagamaan yang peduli terhadap lingkungan.
Banyak kegiatan ormas yang ada di Desa Klithik seperti karang taruna, karang taruna, Jamaiyah Yasin, Tahlil, PKK, Posyandu dan arisan lainnya yang merupakan aset desa yang bermanfaat sebagai media pengolahan informasi dalam setiap proses pembangunan desa di wilayahnya. masyarakat. Kekayaan sumber daya alam di Desa Klithik nyatanya menunjang pembangunan ekonomi dan sosial budaya, didukung oleh letak geografis desa yang strategis karena menghubungkan kecamatan yaitu Kecamatan Geneng dengan Kecamatan Ngawi, serta Kecamatan Geneng. -Kecamatan dengan Kecamatan Ngawi Geneng. Kecamatan Paron.
Paparan Data Khusus
- Data Pemenuhan Hak-Hak Anak dalam Keluarga Fatherless di Desa Klithik
- Implikasi dan Dampak Pola Asuh Keluarga Fatherless pada Tumbuh Kembang
Makanya perekonomian keluarga saya berantakan setiap saya pulang malam dengan alasan mencari pekerjaan, namun setelah bertanya kepada teman-teman saya, banyak dari mereka yang mengatakan bahwa mantan suami saya adalah seorang penjudi dan suka mabuk-mabukan dan itu merata secara bertahap. hal ini memaksa saya berbuat lebih banyak untuk mendapatkan uang, karena kalau tidak, bagaimana saya bisa melakukannya? untuk menggendong anakku yang saat itu masih kecil73". Anak saya mulai ditinggal bapaknya saat saya cerai, kalau tidak salah usianya baru satu setengah tahun, dia masih adik perempuan, saat itu saya sedang bekerja jadi yang mengasuh dia biasanya nenek dan kakek. Dengan suamiku dia menjadi kakek sedangkan aku harus bekerja. Begitu pula dengan cerita Bu SM yang menitipkan pendidikan anak tersebut kepada tantenya, katanya: “Anak saya kembar berumur 5 tahun, misalnya saya bekerja, saya menitipkan rumah kepada adik tante saya, bahkan jika ada satu. nenek ada di rumah, sore ini nenek pasti berangkat ke sawah, sore hari biasanya anakku diantar seperti ini oleh nona 82."
Seperti halnya sumber lain, mengasuh anak tidak jauh dari pernyataan di atas, Bu SL mengungkapkan: “Saya mempunyai anak berusia 22 tahun, dan anak pertama saya berusia 17 tahun. “Anak saya diasuh oleh almarhum kakek dan neneknya, karena ketika suami saya bekerja, saya juga bekerja di pabrik rokok luar kota, Bu 83.” Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Ibu Tp, katanya, “Karena saya bekerja setiap hari dan pulang sore, maka saya menitipkan anak saya kepada tantenya, karena kami tinggal serumah ya kakak.
Soalnya anak pertama saya di penjara jadi saya tidak kasih uang ke adik saya, hanya sesekali kalau saya punya uang dan waktu saya hanya menjenguk dan anak kedua saya belum sekolah jadi saya cukup memenuhi kebutuhannya saja, waktu saya sekarang adalah kebanyakan bersama anak yang lain ini karena dia masih kecil. Aku menitipkan anak kecilku pada neneknya, dan terkadang kakak dan adikku juga menjaganya, aku hanya mengikuti teladan anaknya yang tidak menuruti keinginannya atau tidak menuruti apa yang aku perintahkan kepadanya, namun dia tidak menurutinya. Aku belum menginginkannya, aku membiarkannya meskipun dia ingin.menangislah biarkan aku menenangkan diri
Tinjauan Hukum Keluarga Islam Terhadap Pemenuhan Hak-hak Anak dalam
Dikatakan kurang tepat disini karena orang tua, khususnya ibu dari keluarga yatim, adalah pihak yang memenuhi kebutuhan anak dalam rangka mencari nafkah. Kebanyakan orang tua dari keluarga yatim memenuhi kebutuhan anaknya melalui pekerjaannya dan kehadiran anggota keluarga lain seperti kakak atau kakek dan nenek yang tinggal bersama mereka. Dalam kompilasi peraturan perundang-undangan Islam juga dijelaskan bahwa apabila seorang anak belum mencapai kedewasaan, maka kedua orang tuanya wajib memberikan nafkah tersebut sesuai dengan pasal 98 ayat (1), yaitu batasan umur bagi seorang anak yang cakap. berdiri sendiri atau menjadi dewasa adalah umur 21 tahun.106.
Jadi sebagian besar kasih sayang dan perhatiannya bukan datang dari orang tua anak itu sendiri, melainkan dari kakek, nenek, atau saudara dari pihak ibu. Dalam hukum positif juga disebutkan bahwa kedua orang tua wajib mengasuh anaknya dengan sebaik-baiknya sebagaimana tercantum dalam pasal 45 ayat (1) undang-undang no. 1 Tahun 1974 yaitu kedua orang tua wajib mengasuh anaknya. 107 Artinya tidak sesuai dengan hukum positif Indonesia. Dalam rangkuman hukum Islam juga dijelaskan bahwa apabila anak belum mencapai usia dewasa, maka kedua orang tua wajib mendampingi anaknya dengan mendidik anak tersebut untuk mempersiapkannya memasuki usia dewasa.
Dalam hukum positif juga dijelaskan bahwa kewajiban orang tua untuk membesarkan anaknya dengan sebaik-baiknya terdapat pada Pasal 45 ayat Dari seluruh data yang dijadikan responden, seluruh orang tua yang berasal dari keluarga yatim telah memberikan hak perlindungan kepada anaknya karena orang tua telah memberikan mandat kepada keluarga dekatnya seperti bibi, kakek atau nenek untuk mengawasi anaknya.
Tinjauan Hukum Keluarga Islam Terhadap Implikasi dan Dampak Pola Asuh
Kesimpulan
Pemenuhan hak anak pada keluarga yatim di Desa Klithik ditinjau dari hukum keluarga Islam terbagi menjadi empat jenis hak anak, yaitu hak anak atas nafkah sebagaimana dijelaskan dalam al-Baqarah ayat 233, pemenuhan hak anak untuk merawatnya. sebagaimana dijelaskan dalam ayat al-Tahrim 6, hak anak untuk mendapat pendidikan dijelaskan dalam ayat al-Lukman 17, hak anak untuk mendapat perlindungan dijelaskan dalam ayat an-Nisa. Dan hak anak untuk hidup, seperti penyediaan makanan dan tempat tinggal, dijelaskan dalam surat al-Isra ayat 31. Implikasi dan dampak pola asuh orang tua Keluarga tanpa ayah dalam perspektif hukum keluarga Islam dibagi menurut kriteria tipe orang tua dan gaya pengasuhan.
Pola asuh situasional mengakibatkan anak menjadi tidak dewasa, manja, kurang sadar akan aturan, dan sulit. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pola asuh demokratis lebih sesuai dengan hukum keluarga Islam karena model pola asuh ini tetap memperhatikan dan menghormati kebebasan anak serta menerima bimbingan yang baik dari orang tua sebagai bentuk kewajiban yang tercermin dalam hukum keluarga Islam.
SARAN
Pola asuh yang digunakan oleh ibu diharapkan dapat optimal terhadap anaknya dan mengutamakan anak agar anak tidak merasa terabaikan dalam pengasuhannya akibat tidak adanya peran ayah dalam dirinya. Melalui penelitian ini, kami berharap pemerintah khususnya BKKBN (Badan Nasional Kependudukan dan Keluarga Berencana) dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran ayah dalam kehidupan anak. Kemudian dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang mengedepankan kesetaraan gender dan memahami pentingnya peran ayah dalam keluarga.
Presentasi Keluarga dalam Konteks Hukum Islam, Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Vol.8, No.1, Juni 2017. Pola Pengasuhan Anak pada Keluarga TKW di Kecamatan Sregat Kabupaten Blitar, Jurnal Paradigma UNESA, Vol. Pandangan Al-Qur'an tentang Peran Ayah dalam Proses Tumbuh Kembang Anak (kajian tematik), Jurnal Hukum Keluarga Islam dan Kemanusiaan, Vol.
Munijat, Maryam Siti, Pengaruh Yatim Terhadap Karakter Anak Dalam Perspektif Islam, Jurnal Pendidikan Islam, Vol, 2 nr. 1 Juni 2017. Nurhayani, “Penalaran Moral Anak Dilihat dari Pola Asuh Orang Tua dan Gender”, Jurnal Penelitian Psikologi en Pengukuran, deel 7, nr. 1 April 2018.