DAMPAK PENAMBANGAN BATU ALAM TERHADAP MASYARAKAT YANG TINGGAL DISEKITAR KAWASAN TAMBANG
(Studi Kasus : Di Nagari Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan)
Ary Rahmadana1, Dian Kurnia Anggreta2, Ariesta2
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
This research was conducted in Nagari Pasar Baru Bayang Sub-district of Pesisir Selatan Regency. The purpose of this study is to describe the activities of communities around the mine and the impact of natural stone mining on the communities living around the mining area in Nagari Pasar Baru Bayang District Pesisir Selatan Regency. The research method used in this research is Qualitative Approach with descriptive research type to describe the problem under study. Informant retrieval is used by Purposive sampling. There are two kinds of data of this research that is in the form of primary data and secondary data.
Techniques Data collection is done by observation (non Participant), and in-depth interview.
Group analysis unit. Data analysis using interactive model which is analyzed by using technique Miles and Huberman. The results of this study indicate that the permanent workers in the mine there are about 10 people. Of the ten workers the work is fragmented, as if someone broke rocks, took stones, ran an escapator, and some also ran a lumber truck to transport them to buyers. The impact of this mining activity is 1. Positive impact on the social life of the surrounding community, such as reducing the number of unemployed, and 2.
Negative impact on the social life of surrounding communities such as Air Pollution caused by passing stone trucks.
Keywords: Impact, Stone Mining
PENDAHULUAN
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang bersifat alamiah yang dapat berguna bagi kehidupan kita. Kegunaan itu dapat bersifat potensial ataupun faktual.
Walaupun menurut pengertian ini sumberdaya adalah sesuatu yang berguna, pada zaman batu orang tidak mengenali bijih logam sebagai sumber daya. Sumber daya yang terdapat dalam jumlah besar, sering pula kita abaikan, walaupun ia bersifat amat vital, sampai suatu ketika kita merasakan kelangkaannya karena
pemakaiannya yang berlebihan ataupun dengan cara merusaknya. Misalnya, udara adalah sumber daya yang sangat vital. Ia kita perlukan untuk bernafas dan untuk membakar bahan bakar kita ke dapur sumber daya. Baru setelah terjadi pencemaran udara karena penggunaan udara dalam jumlah yang besar dan tercampurnya dalam udara gas dan gejala hasil pembakaran, mulailah kita menginsyafi betapa vitalnya udara itu. Oleh karena itu, karena kita tidak dapat mengetahui
kebutuhan kita di kemudian hari, baik jenisnya ataupun jumlahnya, amatlah bijaksana untuk memelihara dan menggunakan sumber daya alam kita dengan sebaik-baiknya (Sastrawijaya, 2009:5).
Kehidupan manusia tidak bisa di pisahkan dari lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Menurut UU No 32 tahun 2009, pasal 1 menyebutkan bahwa Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi alam itu sendiri baik kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Manusia dengan akal budinya mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi kondisi lingkungan hidupnya dan sebaliknya lingkungan hidup akan memengaruhi manusia.
Kerusakan lingkungan yang terjadi dengan sendirinya seperti kabakaran hutan yang di sebabkan oleh petir yang menyambar, yang menyebabkan menculnya api yang membakar pohon-pohon yang ada di sekitarnya. Akibatnya banyak tanah-tanah yang rusak dan lahan-lahan yang krisis.
Sedangkan kerusakan lingkungan yang terjadi yang di sebabkan oleh manusia yaitu penambangan batu yang dilakukan oleh para penambang untuk kepentingan tertentu (Susilo, 2012:71).
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 1 butir (1) disebutkan pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan,dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Penambangan adalah penggalian dibawah permukaan tanah dengan ujuan pengambilan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis.
Bahan galian itu dapat berupa logam, non logam (belerang garam, gips, fosfat, asbes, dan lain – lain). Minyak dan gas bumi, batu bara, pasir, kerikil dan sebagainya.
Sumber daya alam yang berbentuk penambangan bahan galian batu alam yang berada di Nagari Pasar Baru adalah perusahaan yang berbentuk CV yang bernama CV Riksy IndoKarya yang dipimpin oleh Patra Wijaya. Perusahaan ini termasuk penambangan batu dan tanah yang terdapat di perbukitan. Dimana penambangan bahan galian batu alam adalah salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam. Lokasi penggalian bahan galian ini merupakan tanah ulayat atau tanah kaum yang wariskan secara turun temurun kepada anak kemenakannya Yaitu Dori Chandra (Datuk Rajo Gamoyang), yang mana
sekarang menjadi pemilik tanah tempat penambangan batu tersebut.
Penambangan bahan Galian batu alam ini memiliki luas sekitar 2 hektar yang berdiri sejak tahun 2014 dan telah memiliki izin pendirian dari pemerintah dengan WIUP No. 544-503-2015. Penggalian penambangan bahan galian ini ada yang dilakukan menggunakan alat tradisional seperti cangkul, linggis, palu dan ada juga yang menggunakan alat modern atau alat berat ( escapator).
Dari observasi awal yang dilakukan peneliti adalah ditemukan kendaraan keluar pengangkut batu hasil tambang keluar masuk untuk mengangkut batu yang digali oleh para penambang. Jenis batu yang digali/sumber daya alam yang pakai adalah batuan beku. Batuan ini disebut juga batu Gunung atau batu Jetty. Batuan ini sejenis batuan beku dimana batu tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan benda, barang lain, dan juga bisa digunakan untuk bendungan yang akan dibuat di daerah selayang pandang tersebut. Penambangan batu ini sudah berjalan selama lebih dari tiga tahun yaitu sejak awal January 2014.
Terdapat sekitar 10 orang pekerja di tambang galian batu alam di Nagari Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan tersebut, dikarenakan ini masih tergolong kedalam penambangan yang masih kecil. Pada umumnya para pekerja ini
diambil dari orang–orang yang berdomisili di dekat penambangan tersebut.
Tabel 1
Nama Pekerja Tambang CV Riksy Indo Karya
No Nama Pekerja Umur Status
1 Madri 50 Mandor
2 Anas 55 Buruh
3 Sa’i 65 Buruh
4 Padi 42 Buruh
5 Edi 48 Buruh
6 Saril 55 Buruh
7 Capen 50 Buruh
8 Nopi 25 Buruh
9 Badi 45 Buruh
10 Ed 40 Buruh
Jumlah 10
Sumber: Arsib CV Riksy IndoKarya
Penambangan batu yang dilakukan memiliki dampak negatif dan dampak positif. Dampak secara sederhana dapat dikatakan sebagai pengaruh atau akibat.
Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seseorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Seseorang pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dan dampak yang akan terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil.
Dampak negatifnya adalah terbentuknya lereng-lereng terjal yang sangat membahayakan para penambang, polusi udara, banyak lahan terbuka, tanah yang berdebu dan berpasir, longsor, hiruk
pikuk buruh tambang, udara kotor akibat prosessing serta jalan-jalan yang dilintasi para pengangkut tambang jadi cepat rusak akibat kelebihan beban. Selain dampak negatif ada juga dampak positif dari penambangan batu tersebut, yaitu warga yang ada disekitar penambangan mendapatkan penghasilan dari hasil penambangan tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas masyarakat sekitar pertambangan dan dampak penambangan Batu Alam tersebut terhadap masyarakat yang tinggal disekitar kawasan tambang di Nagari Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Peneliti melakukan pendekatan kepada masyarakat yaitu dengan mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Secara holistik,dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang disertai dengan gambar/foto dari orang- orang yang perilakunya dapat diamati.
Penarikan informan penelitian menggunakan Purposive sampling yaitu penarikan informan yang dipilih secara sengaja oleh peneliti dengan berdasarkan pertimbangan – pertimbangan atau karakteristik tertentu sesuai dengan penelitian dan keberadaan mereka yang diketahui oleh peneliti. Data yang diambil menggunakan data primer dan data sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data mengunakan observasi yaitu oeneliti melakukan observasi lansung ketempat penambangan batu tersebut dan melihat apa saja aktiitas dan dampak yang ditimbulkan, dan wawancara mendalam dengan informan atau para pekerja dan masyarakat yang tinggal disekitar tambang.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok yaitu masyarakat yang bekerja sebagai penambang batu di daerah Selayang Pandang dan masyarakat sekitar penambangan. Teknik analisis data dilakukan secara interaktif dan dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif, maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu dengan melakukan interpretasi terhadap data-data, fakta-fakta, dan informasi- informasi yang diperoleh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu Mengumpulkan Data,
Reduksi data, penyajian data, perkiraan kesimpulan dan verivikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Penambangan Batu Alam
Penambangan ini pertama kali dibangun oleh oleh CV Riksy Indokarya, pertambangan ini dulu awalnya adalah sebuah perbukitan, dan pada tahun 2014 tepatnya pada tanggal 5 januari 2014, CV Riksy IndoKarya mulai membangun sebuah pertambangan di perbukitan tersebut.
Awalnya pertambangan ini adalah sebuah pertambangan yang kecil dengan luas kurang lebih 1 hektar , dan alat-alat yang digunakan pun hanya alat-alat tradisional, dengan seiring berkembangnya waktu pertambangan tersebut mulai berkembang dan menambah luas lahan pertambangan tersebut menjadi 2 hektar, karena banyaknya permintaan-permintaan dari beberapa CV yang telah bekerja sama dengan CV Riksy IndoKarya.
Seiring berjalannya waktu banyak dampak yang ditimbulkan oleh pertambangan tersebut yang membuat masyarakat yang ada di sekitar penambangan menjadi resah dan tidak nyaman dengan pertambangan tersebut, jarak antara rumah-rumah masyarakat dengan pertambangan tersebut tidak terlalu jauh yaitu sekitar 100m, 500m, dan sampai 2km. Sisa-sisa dari hasil tambang dibiarkan
saja terletak di bawah kaki bukit, karena pihak CV belum menemukan kemana sisa- sisa dari tambang tersebut akan dibuang, maka dari itu pihak CV hanya meletakkan sisa-sia dari tambang tersebut di bawah kaki bukit penambangan.
2. Aktifitas Penambangan Batu Alam Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya dituntut melakukan suatu usaha untuk mendatangkan hasil dalam pemenuhan kehidupan hidupnya. Di dalam Islam, bekerja merupakan suatu kewajiban manusia. Di Nagari Pasar Baru salah satu usaha yang dijalankan masyarakat adalah penambangan batu. Penambangan batu alam ini sudah berdiri sejak 5 Januari 2014 sampai sekarang, yang merupakan tanah ulayat/pusako, yang diturunkan secara turun temurun kepada anak kemenakannya yaitu Bapak Dori Candra (Datuk Rajo Gamoyang) sebagai pemilik tanah pertambangan, dan dengan pemilik CV Riksy Indo Karya yang bernama Patra Wijaya. Penambangan batu alam ini mulai beroperasi pada tanggal 20 januari 2014 yang pertama kali dikembangkan oleh CV Riksy Indokarya dengan pemilik yaitu Bapak Patra Wijaya dengan status hukum Legal, dengan surat izin dari Keputusan Gubernur Sumatera Barat WIUP No: 544 – 503 – 2015.
3. Bentuk Aktivitas Penambang
Proses pengambilan batu yang dilakukan sebelumnya oleh CV Riksy Indokarya
adalah sebelum berubah menjadi produk yang siap untuk digunakan adalah dengan menggali batu yang akan di pecahkan dari dalam bukit, setelah digali kemudian batu tersebut di pecah dengan menggunakan palu dan pahat dengan ukuran yang telah di tentukan oleh pihak CV yaitu 20x40cm, 30x30cm dan
30x60cm, dengan ketebalan
standarnya adalah ± 1,5 cm, dan setelah itu batu-batu yang telah di pecah tadi akan di naikkan ke dalam truk yang akan mengangkut batu dengan menggunakan escapator yang telah di siapkan oleh pihak CV.
Dalam penyelesaian masing-masing batu alam, tidak akan sama dengan yang lain, hal ini karena tergantung oleh tingkat kekerasan dan kerapuhan batu alam itu sendiri untuk itu para pekerja menggunakan beberapa alat untuk membantu dalam pekerjaannya yaitu linggis, berfungsi untuk meretakkan batu dengan cara memukul- mukulkan linggis tersebut ke batu sampai batu tersebut mulai retak dan pecah.
Sedangkan palu berfungsi untuk memukul pahat yang digunakan untuk memecahkan batu dengan cara menempelkan ujung pahat pada batu yang ingin di pecahkan kemudian memukul bagian atas pahat dengan palu sampai batu tersebut pecah dan terbelah menjadi dua, setelah semua batu di pecahkan batu-batu tersebut akan di pindahkan ke dalam truk proses pemindahan
batu dilakukan menggunakan eskapator, proses pemindahan batu dilakukan oleh Bapak Capen dan Bapak Nopi, setelah proses pemindahan batu ke dalam truk selanjutnya batu-batu tersebut akan di bawa kepada pembeli/konsumen, dan truk-truk tersebut di kendarai oleh Bapak Badi dan Bapak Ed, dan Tali/tambang berfungsi untuk menyangga dan menjaga keamanan pekerja yang menggali dari bagian atas, kemudian Topi atau caping, berfungsi sebagai penahan panasnya matahari. Namun jika banyak permintaan dan mengharuskan menggali dengan alat berat seperti escapator, pemilik tambang telah menyediakannya agar pekerjaan lebih mudah dan cepat di kerjakan.
Pengambilan batu ini dilakukan setiap harinya oleh para pekerja, para pekerja penambang batu memulai pekerjaan mereka dari jam 09.00 pagi sampai jam 17.00 sore.
Pada jam 12 siang mereka istirahat di warung-warung terdekat untuk minum dan ada juga yang pulang kerumahnya hanya untuk makan karena jarak rumah mereka dari tempat bekerja tidak terlalu jauh, dan itu dilakukan supaya bisa menghemat biaya pengeluaran mereka, dan setelah itu nanti baru di sambung lagi untuk bekerja pada jam 1 siang, namun bila cuaca tidak mendukung terutama pada saat hujan deras maka para penambang akan menghentikan kegiatannya karena khawatir dengan
keadaan bukit yang curam yang dapat mengancam keselamatan mereka.
Tabel 2
Perusahaan / CV Pernah Bekerjasama No Nama CV Banyak
permintaan
Jangka Waktu 1 Mutiara
Indah
20 truk 1 Hari 2 Rembulan
Indah
10 truk 1 Hari 3 Mitra
Karya
10 truk 1 Hari Sumber: Dokumentasi Arsip CV Riksy Indokarya
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa ada beberapa CV yang telah mempercayai dan bekerjasama dengan CV Riksy Indokarya ini. Beberapa dari CV banyak permintaannya berbeda-beda seperti CV Mutiara Indah dengan 20 truk dalam jangka waktu 1 hari, CV Rembulan Indah 10 truk dalam jangka waktu 1 hari, dan CV Mitra Karya dengan 10 truk dengan jangka waktu 1 hari, dar ketiga CV tersebut CV Mutriara Indah yang mengambil batu paling banyak dari CV yang lain.
1. Dampak Ekonomi Pekerja Tambang a. Kondisi Ekonomi Pekerja Sebelum
Tambang
Nagari Pasar baru ini pada umumnya terdiri dari masyarakat yang tingkat ekonominya lemah. Pekerjaan sebelum adanya tambang masyarakat tidak mempunyai pekerjaan tetap.
Pekerjaan masyarakat sebelum adanya tambang.
Tabel 3
Pekerjaan Penambang Sebelum Ada Pertambangan
NO Nama Pekerjaa n Sebelu
m Tamban
g
Pendapatan Masyarakat Sebelum Tambang
1 Madri Tidak Bekerja
Rp.- 2 Anas Membaj
ak Sawah Orang
Rp.70.000/h ari
3 Sa’i Ojek Rp.50.000/h ari
4 Padi Ojek Rp.70.000/h ari
5 Edi Menga
mbil getah karet
Rp.20.000/h ari
6 Saril Nelayan Rp.50.000 s/d Rp.
100.000 7 Capen Tidak
Bekerja
Rp.- 8 Nopi Nelayan Rp.50.000
s/d
Rp.150.000 9 Badi Menga
mbil getah karet
Rp.20.000/h ari
10 Ed Tidak Bekerja
Rp.- Sumber : Data Primer
Seperti terlihat pada tabel adanya variasi pekerjaan masyarakat sebelum adanya tambang di Nagari Pasar Baru, Kecamatan Bayang ini. Ada yang tidak mempunyai pekerjaan tetap hal ini dapat di lihat dari tabel dengan ada beberapa yang tidak bekerja sebelum tambang ini berdiri dengan alasan tertentu. Pekerjaan yang tidak
tetap ini tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup masyarakat sebelum bekerja tambang di karnakan pendapatan msayrakat yang tidak menentu.
b. Kondisi Ekonomi Pekerja Setelah Tambang
Adanya sebuah penambangan di dalam daerah/nagari, tentu akan mempunyai dampak dan pengaruh terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar penambangan. Salah satu Kanagarian Di Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan menjadi tempat untuk penambangan batu alam, karena di Kanagarian tersebut banyak terdapat bebatuan yang bisa digunakan untuk dijual kepada para pembeli yang membutuhkan, babatuan ini di dapat dari sebuah lereng perbukitan yang ada di sekitar daerah Nagari Pasar Baru, yang mana batu tersebut dipecah dan dijadikan sebagai bahan penahan abrasi pantai dan sebagai bahan untuk pembangunan lainnya.
Batu tersebut dijual / kubik ada yang dijual dengan harga Rp. 110.000 atau Rp.
120.000/ kubik. Dalam satu truk batu diisi 5 (lima) kubik dan di jual dengan harga Rp 120.000/ maka pendapatannya Rp.600.000 /truk (Rp.120.000 x 5 = Rp. 600.000).
Pembagian pemilik dan pekerja tambang di hitung dari hasil yang di hasilkan oleh pekerja tambang dan di bagi berdasarkan persen dari keseluruhan pendapatan sehari bekerja, pengajian pekerja tergantung dari ketekunan pekerja, persen yang di tetapkan
CV Riksy IndoKarya sebesar 20% . Dari sinilah nantinya pendapatannya dibagi oleh pemilik CV kepada para pekerja.
Tabel 4
Pendapatan Penambang Sebelum dan Setelah Ada Pertambangan
N o
Nam a
Penghasilan sebelum Tambang
Penghasilan setelah Tambang
1 Mad ri
- Rp.1.200.000/M
inggu 2 Ana
s
Rp.70.000/h ari
Rp.1.200.000/M inggu
3 Sa’i Rp.50.000/h ari
Rp.1.200.000/M inggu
4 Padi Rp.70.000/h ari
Rp.1.500.000/M inggu
5 Edi Rp.50.000/h ari
Rp.1.500.000/M inggu
6 Saril Rp.50.000- Rp.100.000/
hari
Rp.1.300.000/M inggu
7 Cap en
- Rp.1.200.000/M
inggu 8 Nop
i
Rp.50.000- Rp.150.000/
hari
Rp.1.500.000/M inggu
9 Badi Rp.50.000/h ari
Rp.1.300.000/M inggu
1 0
Ed - Rp.1.200.000/M
inggu Sumber : Data Primer
Tabel di atas dapat menjelaskan peningkatan pendapatan masyarakat yang bekerja di tambang yang terdapat di Nagari Pasar Baru, Kecamatan Bayang adanya peningkatan pendapatan yakni dapat di lihat dari tabel adanya beberapa yang sebelum adanya tambang dan tidak mendapatkan penghasilan dan setelah adanya tambang mempunyai penghasilan yang lebih dari
cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka. Setelah adanya penambangan ini penghasilan para pekerja pun bertambah bahkan penghasilan dari para pekerja menjadi 10 (sepuluh) kali lipat lebih besar dari sebelumnya.
KESIMPULAN
Aktivitas pertambangan yang tidak dikelola dengan baik mengakibatkan berbagi kerusakan lingkungan seperti kerusakan tanah, air, hutan, laut, selain itu juga memiliki dampak terhadap manusia seperti antaranya dampak negatifnya adalah kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh proses penambangan dan penggunaannya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Usaha penambangan yang dilakukan di Nagari Pasar Baru Kecamatan Bayang Kab.
Pesisir Selatan ini tidak melalui tahapan perencanaan karena usaha tersebut merupakan usaha turun temurun dan dikelola oleh perorangan. Pemanfaatan penambangan menggunakan peralatan yang
masih sederhana/tadisional, alat-alat yang digunakan seperti linggis, palu dan pahat.
2. Kerusakan Sumber Daya Alam terus mengalami peningkatan, baik dalam jumlah maupun sebaran wilayahnya. Kerusakan tersebut disebabkan baik oleh usaha-usaha komersial yang secara sah mendapat izin maupun oleh individu-individu yang tidak mendapat izin. Penambangan batu alam di Nagari Pasar Baru Kecamatan Bayang disamping mempunyai dampak positif bagi ekonomi juga mempunyai dampak negatif, terutama dampak negatif pada kerusakan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi Dan Suwandi. 2008. Memahami penelitian Kualitatif. Jakarta:
Rineka Cipta
DwiSusilo, Rachmad K. 2012. Sosiologi Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers.
Fatchan,A. 2013. Geografi Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta: Ombak Dua.
Handari Nawawi. 2007, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: gadjah mada University Press.
J. Dwi Narwoko & Bogong Suyanto. 2007 Sosiologi Teks Pengantar &
Terapan. Panduan Pemasyarakatan Undang – Undang Dasar 1945.
Jakarta.
Konsep Marx tentang ketersaingan adalah dimana sesorang terpisahkan secara sistemik dengan kerja dan hasil kerja.Yulia Sugandi. 2002.
Rekonstruksi Sosiologi Humanis Menuju Praksis, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Moleong, Lexy J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nazsir, Nasrullah. 2008. Teori – Teori Sosiologi. Bandung: Widya Padjajaran
Ritzer, George. 2001. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Salim. 2012. Hukum Pertambangan di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, Raharja.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Perundang-Undangan
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan.