1 (
The Impact of MSME Assistance Using 7 TOP OK OCE on Increasing Competence and Competitiveness of Creative MSEs
Luluk Nafilatur Rizqi1, Anggraeny Puspaningtyas2 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Corresponding Author: Luluk Nafilatur Rizqi [email protected] A R T I C L E I N F O A B S T R A C T
Keywords: MSME, Assistant, 7 TOP OK OCE,
Competence, Competitiveness
In the last two decades, Indonesia has experienced unstable movements in the economic field due to the Covid-19 pandemic. In rebuilding the Indonesian economy which is less stable, the government provides direction to improve the competence of MSMEs so that they have high competitiveness. MSMEs have a very large role in Indonesia's economic growth because they can contribute to GDP and provide employment.
In the process of increasing the competence of MSMEs, assistance is needed and there are also factors that become obstacles during assistance.
So that in mentoring MSMEs using standard rules or curriculum from the 7 TOP OK OCE to facilitate the process of increasing MSME competency. The formulation of the problem in this study includes:
1. What is the effect of MSME Assistance using the 7 TOP OK OCE on increasing MSME competency?
2. What factors are indicated to hinder the mentoring process?
The problem indicator that leads to this research activity is knowing the impact of the MSME Assistance program using the 7 TOP OK OCE.
This type of research method used is qualitative.
The data collection process used simple and brief interview questionnaires, as well as knowledge from previous researchers. The results in this study stated that the MSME assistance indicators had increased.
2
Dampak Pendampingan UMKM Menggunakan 7 TOP OK OCE terhadap Peningkatan Kompetensi dan Daya Saing UMK Kreatif
Luluk Nafilatur Rizqi, Anggraeny Puspaningtyas2 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Corresponding Author: Luluk Nafilatur Rizqi [email protected] A R T I C L E I N F O ABSTRAK
Keywords: UMKM,
Pendampingan, 7 TOP OK OCE, Kompetensi, Daya Saing
Pada dua dekade terakhir Indonesia mengalami pergerakan yang kurang stabil di sektor perekonomian akibat pandemi Covid-19. Dalam membangun kembali perekonomian Indonesia yang kurang stabil tersebut, pemerintah memberikan arahan untuk melakukan peningkatan Kompetensi UMKM agar memiliki daya saing tinggi. UMKM memiliki peran sangat besar pada pertumbuhan perekonomian Indonesia dikarenakan dapat berkontribusi terhadap PDB dan penyediaan lapangan kerja.
Dalam proses peningkatan Kompetensi UMKM diperlukan adanya pendampingan dan terdapat pula faktor yang menjadi penghambat selama pendampingan. Sehingga dalam pendampingan UMKM menggunakan aturan baku atau kurikulum dari 7 TOP OK OCE guna mempermudah proses peningkatan kompetensi UMKM. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini diantaranya:
1. Bagaimana pengaruh Pendampingan UMKM menggunakan 7 TOP OK OCE terhadap peningkatan kompetensi UMKM?
2. Faktor apa sajakah yang terindikasi dapat menghambat kegiatan proses pendampingan?
Indikator masalah mengarah pada kegiatan penelitian ini adalah agar mengetahui dampak yang ditimbulkan dari program Pendampingan UMKM dengan menggunakan 7 TOP OK OCE. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Proses terkumpulnya data menggunakan angket wawancara sederhana dan singkat, serta pengetahuan dari peneliti terdahulu. Hasil yang dalam penelitian ini menyatakan bahwa indikator pendampingan UMKM mengalami peningkatan.
3 PENDAHULUAN
Masyarakat dan pelaku usaha memiliki peran strategis dalam pergerakan pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah Pusat membantu dengan memberikan kemudahan, dalam kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter, kedua kebijakan tersebut disambut dengan positif kehadirannya oleh masyarakat dan pelaku usaha serta dapat bergerak maju sesuai rancangan Pemerintah guna memulihkan ekonomi Indonesia yang telah mengalami kontraksi. Kebijakan tersebut direalisasikan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat dikarenakan keduanya memiliki peran menjalankan kebijakan dengan lancar untuk memulihkan kondisi perekonomian Indonesia.
Kebijakan fiskal mempunyai 3 (tiga) stimulus sebagai pergerakan perubahan, yaitu:
1. Percepatan belanja Pemerintah
Pemerintah melakukan percepatan pencairan belanja modal, mempercepat penunjukan pejabat perbendaharaan negara, melaksanakan tender, mempercepat pencairan belanja bantuan sosial dan tranfer ke dana daerah dan desa. Tujuan percepatan ini mengarahkan agar dapat adaptasi dengan kebiasaan yang baru secara bertahap, menyelesaikan permasalahan yang terjadi pasca pandemi, dan penguatan reformasi untuk keluar dari middle income trap.
2. Relaksasi pajak penghasilan
Pemerintah meringankan besaran pajak dengan menanggung pajak penghasilan Pasal 21, pembebasan impor pajak penghasilan yang terdapat pada Pasal 22, pengurangan pajak penghasilan Pasal 25, dan pengembalian PPN dipercepat. Selain relaksasi pajak penghasilan, pemerintah melakukan simplifikasi dan percepatan proses ekspor impor. Percepatan ekspor impor di utamakan untuk pedagang terkemuka, penyederhanaan dana pengurangan pembatasan ekspor dan impor (manufaktur, makanan dan dukungan medis), dan layanan ekspor-impor melalui ekosistem logistik nasional.
3. Pemulihan ekonomi nasional dengan melaksanakan kebijakan Keuangan Negara melalui relaksasi APBN.
Relaksasi APBN mempersiapkan defisit yang dapat melampaui 3 persen dengan tujuan tahun 2023 akan kembali seperti semua ke level maksimal 3 persen.
Relaksasi akan berkaitan dengan alokasi belanja antar organisasi, antar fungsi, dan antar program serta mandatory spending. Relaksasi alokasi atau realokasi Belanja Pemerintah Daerah, Pemberian Pinjaman kepada LPS, Penerbitan SUN dan SBSN untuk dapat dibeli oleh Bank Indonesia , BUMN, investor korporasi dan/atau investor ritel. Penggunaan sumber anggaran alternatif antara lain SAL, dana abadi pendidikan, dan dana yang dikelola oleh Badan Layanan Umum.
Sedangkan dalam Kebijakan Moneter yang dilakukan Pemerintah yaitu menjalin kerjasama dengan Bank Indonesia (BI) agar ikut serta dalam
4
pengoptimalan berbagai kebijakan moneter dan makroprudensial akodomatif bertujuan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi.
Pelaksanaan kebijakan moneter Pemerintah, sebagai berikut: melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar, melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter akodomatif, memperkuat kebijakan tranparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan penekanan pada kenaikan suku bunga kredit baru, memperpanjang kebijakan penurunan nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit 1 persen dari outstanding, mempercepat program pendalaman pasar uang melalui penguatan kerangka peraturan pasar uang dan implementasi Electronic Trading Platfom (ETP) Mulitimatching khususnya pasar uang Rupiah dan valas, serta memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi dan melanjutkan sosialisasi pengginaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama dengan instansi terkait. Kebijakan moneter memiliki tujuan memperbaiki kinerja perekonomian dunia terus membaik sesuai prakiraan ditengah ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun.
UMKM adalah sebuah jenis usaha atau bisnis yang didirikan perseorangan, kelompok, badan usaha hingga sektor rumah tangga. Perkembangan UMKM di Indonesia sekarang terus meningkat, dikarenakan adanya dukungan penuh dari pemerintah kepada para pelaku UMKM dalam mempersiapkan diri di kondisi perekonomian di masa mendatang dan salah satu cara memperbaiki serta memperkuat perekonomian Indonesia. Dalam perkembangan UMKM sendiri terlihat adanya peningkatan kompetensi dari berbagai sektor, terutama perolehan pendapatan.
Peningkatan kompetensi dari berbagai sektor sendiri tidak berlangsung secara instan, melainkan melalui sebuah proses, salah satunya yaitu Pendampingan UMKM. Pendampingan UMKM diartikan sebagai sebuah upaya membantu, mengarahkan, dan mendukung UMKM melalui merumuskan masalah, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dalam mengatasi permasalahan di UMKM agar lebih berkembang maju. Selama melakukan pendampingan UMKM tidak selalu berjalan sesuai rencana, pasti ada faktor- faktor penghambat yang menyebabkan ketidaklancaran sebuah rencana, baik kendala teknis maupun teoritis.
7 TOP (7 Tahapan OK OCE Prima) merupakan sebuah kurikulum atau aturan baku yang dicetuskan oleh sebuah organisasi sosial pencipta lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan berbasis kewirausahaan, organisasi tersebut bernama
“Perkumpulan Gerakan OK OCE”. Komponen 7 TOP tersebut, meliputi 1.
Pendaftaran, 2. Pelatihan, 3. Pendampingan, 4. Perizinan, 5. Pemasaran, 6.
Pelaporan Keuangan, dan 7. Permodalan. Kurikulum 7 TOP tersebut juga biasanya digunakan oleh lembaga manapun yang bekerjasama dengan Perkumpulan Gerakan OK OCE.
5 Peneliti mencari dan memilih UMKM yang berlokasi di sekitar Pasar Minggu Jakarta Selatan, karena UMKM bersedia untuk pendampingan dengan menerapkan 7 TOP OK OCE. Dari penelitian tersebut bahwa terdapat dampak atas pelaksanaan program Pendampingan UMKM menggunakan 7 TOP OK OCE, sehingga peneliti dapat mengetahui secara langsung kendala selama proses pendampingan yang berguna sebagai indikator meningkatkan kompetensi dan daya saing UMKM, khususnya UMKM yang dipilih peneliti. Rumusan masalah dari penelitian ini ialah 1. Bagaimana pengaruh Pendampingan UMKM menggunakan 7 TOP OK OCE terhadap peningkatan kompetensi UMKM?, 2.
Faktor apa sajakah yang terindikasi dapat menghambat kegiatan proses pendampingan? Tujuan dari penelitian ini ialah 1. Mengetahui dampak dari adanya Pendampingan UMKM menggunakan 7 TOP OK OCE dalam meningkatkan kompetensi dan daya saing UMKM, dan 2. Mengetahui kendala selama proses pelaksanaan Pendampingan UMKM dalam meningkatkan kompetensi dan daya saing UMKM.
TINJAUAN PUSTAKA Kajian Teori
Pengertian Pendampingan
Menurut (Wiryasaputra, T. 2006), Pendampingan adalah proses perjumpaan pertolongan antara pendamping dan orang yang didampingi. Perjumpan itu bertujuan untuk menolong orang yang didampingi agar dapat mengahayati keberadaannya dan mengalami pengalamannya secara penuh dan utuh, sehingga dapat menggunakan sumber-sumber yang tersedia untuk berubah, bertumbuh, dan berfungsi penuh secara fisik, mental, spiritual, dan sosial.
Karena pendampingan merupakan perjumpaan, maka ada dinamika yang terus berkembang. Dinamika itu berubah dari waktu ke waktu, ada banyak irama dan warna, serta proses yang dinamis.
Kajian mengenai pendampingan dalam karya tulisan ini berfokus pada penyelesaian segala permasalahan yang para pelaku UMKM hadapi. Beragam jenis pendampingan menurut (Wiryasaputra, T. 2006), antara lain:
a. Pendampingan yang dilakukan oleh semua anggota keluarga secara universal, dimanapun mereka tinggal sebagai perwujudan dari hakikat dasar keberadaan manusia : holistik dan keperjumpaan.
b. Pendampingan yang dilakukan oleh para pelaku profesi non- psikologis yang ingin menggunakan konseling sebagai nilai tambah bagi profesinya sendiri, pendampingan secara fungsional.
c. Pendampingan yang dilakukan oleh kaum profesional secara penuh waktu.
Pelaku pendampingan ini disebut sebagai konselor psikologis profesional.
Penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian yang dilakukan oleh para pelaku kaum profesional, dimana mereka dipersiapkan secara khusus untuk mendampingi para korban gempa terutama mereka yang mengalami kecacatan. Para pendamping adalah mereka yang memiliki latar belakang pendidikan psikologis.
6
Adapun pendampingan yang dimaksud peneliti dalam karyanya ini ialah pendampingan yang bersifat universal dan bisa dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai background di bidang psikologis atau profesi non psikologis.
7 TOP OK OCE
7 TOP (Tahapan OK OCE Prima) merupakan sebuah program besutan organisasi sosial “Perkumpulan Gerakan OK OCE”, juga sebagai aturan dasar atau kurikulum baku yang digunakan lembaga manapun yang bekerjasama dengan OK OCE. Berikut penjelasan lengkap seputar 7 TOP OK OCE tersebut.
1) Pendaftaran
Mendaftar di website OKOCE.NET serta memilih komunitas wirausaha yang akan membina.
2) Pelatihan
Dilatih berdasarkan kurikulum OK OCE dan digabungkan ke kelompok inkubasi melalui komunitas penggerak.
3) Pendampingan
Didampingi oleh pendamping UMKM dan mengikuti program mentoring.
4) Perijinan
Diberikan penjelasan terkait proses perijinan sesuai kebutuhan usaha.
5) Pemasaran
Mengikuti proses kurasi dan diberikan akses pemasaran dan penjualan yang lebih luas, baik melalui online maupun offline.
6) Pelaporan Keuangan
Diajarkan dan didampingi cara membuat laporan keuangan untuk menghitung untung rugi usaha.
7) Permodalan
Didampingi untuk mendapatkan akses permodalan sesuai dengan kebutuhan usahanya.
Tujuan
Identifikasi tujuan pelaksanaan Pendampingan UMKM terbagi menjadi 2, yaitu secara umum dan khusus. Tujuan secara umum ialah membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia, sebab UMKM dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional karena dapat dilakukan dengan modal terbatas bahkan tanpa modal sekalipun. Secara khusus ialah menjadikan UMKM sebagai salah satu opsi dalam penyediaan lapangan kerja baru dengan semakin berkembangnya UMKM yang menjadikan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak untuk membantu para pelaku UMKM dalam mengelola usahanya.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendampingan UMKM di sekitar Pasar Minggu berisi tentang penjelasan pelaksanaan pendampingan menggunakan aturan baku 7 TOP OK OCE, yakni Pendaftaran, Pelatihan, Pendampingan, Perijinan, Pemasaran, Pelaporan Keuangan, dan Permodalan. Ruang lingkup Pendampingan UMKM juga meliputi ketersediaan sarana prasarana, yang didukung oleh kebersediaan pelaku UMKM, masyarakat sekitar lokasi UMKM, dan pemerintah setempat.
7 Sasaran
Sasaran dari program Pendampingan UMKM ditujukan kepada para pelaku UMKM sebagai owner atau pemilik bisnis untuk mengelola keberlanjutan perkembangan usahanya dalam upaya meningkatkan penghasilan.
Penerapan Pendampingan UMKM (7 TOP OK OCE)
Penerapan meliputi 4 tahapan, yaitu melakukan tahap research UMKM yang mau didampingi, tahap coaching para pelaku UMKM untuk mengetahui permasalahan usahanya, tahap pengembangan meliputi koordinasi dengan pelaku UMKM terkait langkah yang dilakukan, dan tahap evaluasi meliputi pengumpulan informasi hal-hal yang berkaitan dengan hasil selama pendampinngan untuk mengetahui perbedaan hasil atau kendala yang dihadapi agar menentukan solusinya.
Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian dari (Ridwan Fachruddin, 2011) dapat disimpulkan bahwa, selain mengetahui pola pendampingan dan peran pendamping dalam pengembangan UMKM, juga untuk mengetahui besarnya pengaruh dari kegiatan pendampingan kepada UMKM tersebut. Hasil dari penelitian Ridwan ialah pendamping memiliki peran penting dan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan atau pendampingan UMKM di daerah penelitiannya.
Kerangka Konseptual
Berikut kerangka konseptual dari Pendampingan UMKM:
METODOLOGI
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa adaaya fenomena dari dampak pendampingan UMKM bagi peningkatan kompetensi dan daya saing UMKM.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
7 TOP OK OCE 1. Pendaftaran 2. Pelatihan 3. Pendampingan 4. Perijinan 5. Pemasaran 6. Pelaporan Keuangan 7. Permodalan
Pendampingan UMKM
1. Tenaga Kerja 2. Pertumbuhan 3. Perekonomian
UMKM NAIK KELAS 1. Kompetensi 2. Daya Saing 3. Kualitas
8
pendekatan yang berfokus pada kualitas yaitu memahami secara mendalam fenomena yang ada selama pendampingan. Menggunakan teknik analisis secara mendalam dengan mendalami rumusan masalah secara rinci. Melakukan observasi untuk mencari kunci dari fenomena selama pendampingan. Selain itu juga melakukan wawancara dan observasi agar lebih memahami faktor-faktor penghambat proses pendampingan UMKM.
HASIL PENELITIAN Hasil
Hasil observasi dari pelaksanaan Pendampingan UMKM menggunakan 7 TOP OK OCE. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada pelaku UMKM, semua UMKM, masing-masing menyampaikan adanya perubahan setelah pendampingan dan hasil output tersebut terangkum dalam tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Pendampingan UMKM menggunakan 7 TOP OK OCE
No. Dampak Keterangan YA TIDAK
1 Pendaftaran UMKM terdaftar di akun website OKOCE.NET dan
memilih grup komunitas 2 0
2 Pelatihan UMKM diberi pelatihan pengelolaan media sosial 2 0
3 Pendampingan Pembuatan company profile 2 0
Pembuatan media social 2 0
Pembuatan SOP, Visi & Misi, dan Struktur
Organisasi 2 0
Pembuatan logo UMKM 2 0
Pembuatan desain kemasan 1 1
Pembuatan banner 1 1
Pembuatan BMC 2 0
Pembuatan e-catalog produk 1 1
Pembuatan seragam karyawan 1 1
4 Perijinan Bersedia didampingi perihal perijinan usaha 0 2 5 Pemasaran Pembuatan konten atau postingan media sosial 2 0
Tips memasarkan produk 2 0
6 Pelaporan Keuangan
Pengelolaan laporan keuangan (Buku Kas)
1 1
7 Permodalan Bersedia didampingi mengurus permodalan 0 2
Total 23 9
Tabel diatas merupakan hasil analisis data yang diperoleh dari keterangan para pelaku UMKM Dampingan sekitar Pasar Minggu Jakarta Selatan. Dari data yang diperoleh dari 7 TOP OK OCE terdapat 16 komponen penelitian yang menggunakan 2 opsi jawaban yaitu “YA” dan “TIDAK”. Hasil analisis data diatas kemudian selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan rumus yaitu P=F/Nx100%.
Perihal keterangan rumus diatas merupakan penentuan hasil besaran presentase, f (banyaknya sample penelitian), dan N (jumlah sample yang dipilih
9 peneliti). Hasil perhitungan presentase yang telah diolah ada di poin Pembahasan berikut ini.
PEMBAHASAN
Keterangan No.
Presentase Ya Tidak
1 100% 0
2 100% 0
3 100% 0
4 100% 0
5 100% 0
6 100% 0
7 50% 50%
8 50% 50%
9 100% 0
10 50% 50%
11 50% 50%
12 0 100%
13 100% 0
14 100% 0
15 50% 50%
16 0 100%
RATA-RATA 72% 28%
Berdasarkan sajian tabel di atas diketahui penjelasannya sebagai berikut.
1. Keterangan “UMKM terdaftar di akun website OKOCE.NET dan memilih grup komunitas”
pada UMKM menunjukkan bahwa 100% menjawab Ya, artinya seluruh UMKM telah terdaftar di website OKOCE.NET.
2. Keterangan “UMKM diberi pelatihan pengelolaan media sosial” pada UMKM menunjukkan bahwa 100% menjawab Ya, artinya seluruh UMKM diberikan pelatihan pengelolaan media sosial.
3. Keterangan “Pembuatan company profile” pada UMKM menunjukkan bahwa 100%
menjawab Ya, artinya seluruh UMKM didampingi dalam pembuatan company profile..
4. Keterangan “Pembuatan media sosial” pada UMKM menunjukkan bahwa 100%
menjawab Ya, artinya seluruh UMKM didampingi dalam pembuatan media sosial.
5. Keterangan “Pembuatan SOP, Visi & Misi, dan Struktur Organisasi” pada UMKM menunjukkan bahwa 100% menjawab Ya, artinya seluruh UMKM diberikan pendampingan dalam pembuatan SOP, Visi & Misi, serta Struktur Organisasi.
6. Keterangan “Pembuatan Logo UMKM” pada UMKM menunjukkan bahwa 100% menjawab Ya, artinya seluruh UMKM dibeirkan pendampingan dalam pembuatan logo UMKM.
7. Keterangan “Pembuatan desain kemasan” pada UMKM menunjukkan bahwa 50% menjawab “Tidak” dan 50% menjawab “Ya”, artinya tidak semua UMKM didampingi dalam hal pembuatan desain kemasan, dikarenakan tidak memerlukan karena sebagian menjawab tidak.
10
8. Keterangan “Pembuatan banner” pada UMKM menunjukkan bahwa 50%
menjawab “Tidak” dan 50% menjawab “Ya”, artinya tidak semua UMKM didampingi dalam hal pembuatan banner , dikarenakan sudah mempunyai banner.
9. Keterangan “Pembuatan BMC” pada UMKM menunjukkan bahwa 100%
menjawab “Ya”, artinya semua UMKM didampingi dalam hal pembuatan BMC terhadap usahanya.
10. Ketrangan “Pembuatan E-Catalog Produk” pada UMKM menunjukkan bahwa 50% menjawab “Tidak” dan 50% menjawab “Ya”, artinya tidak semua UMKM didampingi dalam hal pembuatan e-catalog produk dikarenakan sebagian mereka merasa tidak memerlukan.
11.Keterangan “Pembuatan Seragam Karyawan” pada UMKM menunjukkan bahwa 50% menjawab “Tidak” dan 50% menjawab “Ya”, artinya tidak semua didampingi dalam pembuatan seragam karyawan dikarena sebagian UMKM tidak memiliki karyawan.
12.Keterangan “Bersedia didampingi perihal perijinan usaha” pada UMKM menunjukkan bahwa 100% menjawab “Tidak”, artinya mayoritas mereka tidak bersedia untuk dilakukan pendampingan perihal pembuatan perijinan usaha.
13. Keterangan “Pembuatan konten atau postingan media sosial” pada UMKM menunjukkan bahwa 100% menjawab “Ya”, artinya semua UMKM didampingi dalam hal pembuatan konten atau postingan media sosial dan memilikinya.
14. Keterangan “Tips memasarkan produk” pada UMKM menunjukkan bahwa 100% menjawab “Ya”, artinya semua UMKM mempunyai kemampuan memasarkan produk.
15. Keterangan “Pengelolaan laporan keuangan (Buku Kas)” pada UMKM 50%
menjawab “Tidak” dan 50% menjawab “Ya”, artinya tidak semua UMKM didampingi dan tidak mempunyai kompetensi dalam hal pengelolaan laporan keuangan, dikarenakan sebagian UMKM tidak memerlukan pendampingan dalam hal laporan keuangan.
16. Keterangan “Bersedia didampingi mengurus permodalan” pada UMKM menunjukkan bahwa 100% menjawab “Tidak”, artinya semua UMKM tidak bersedia dan tidak mempunyai kompetensi di bidang permodalan.
Dari sajian tabel dan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor penghambat Pendampingan UMKM adalah sebagai berikut.
1. Kebersediaan pelaku UMKM untuk didampingi
2. Keterbatasan waktu yang disediakan dalam pendampingan
3. Kemampuan tingkat pemahaman dari masing-masing pelaku UMKM 4. Kemampuan pelaku UMKM dalam mengoperasikan teknologi dan media
sosial (Gaptek)
5. Kurang teraturnya jadwal pendampingan dikarenakan menyesuaikan waktu luang masing-masing UMKM
6. Motivasi pelaku UMKM dan karyawannya dalam hal pendampingan
7. Kurangnya inovasi atau variasi kegiatan selama pendampingan disebabkan oleh sebagian UMKM tidak memiliki karyawan
11 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pendampingan UMKM menggunakan 7 TOP OK OCE merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing UMKM agar lebih berkembang, serta berperan dalam membantu perekonomian nasional yang sempat memburuk di kala pandemi 2 dekade kemarin. Tidak semua aturan atau kurikulum 7 TOP OK OCE dapat diterima dan terlaksana dengan baik selama melakukan pendampingan UMKM.
Begitupun juga selama proses pelaksanaan pendampingan terdapat kendala atau faktor penghambat kesuksesan pendampingan. Kondisi UMKM juga menentukan tingkat keberhasilan pendampingan. Meskipun pada akhirnya memberikan dampak positif kepada UMKM guna keberlanjutan usahanya.
Saran peneliti yaitu sebaiknya sebelum melakukan pendampingan diupayakan mencari UMKM yang memang benar-benar butuh dan siap untuk dilakukan pendampingan agar sesuai target.
PENELITIAN LANJUTAN
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah kurangnya penjelasan dari karyawan sebagian UMKM akan program Pendampingan UMKM yang sudah berjalan. Kepada penelitian selanjutnya alangkah baiknya terlengkapi pula hasil observasi maupun wawancara dengan karyawan UMKM tempat dilaksanakannya objek penelitian ini.
UCAPAN TERIMAKASIH
Adapun peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam membantu menyelesaikan berbagai proses selama penelitian Pendampingan UMKM hingga terbentuknya artikel ini, terima kasih juga kepada para pelaku UMKM yang bersedia diadakannya penelitian dan pendampingan serta menjadi objek penelitian yang diberi judul “Dampak Pendampingan UMKM Menggunakan 7 TOP OK OCE terhadap Peningkatan Kompetensi dan Daya Saing UMK Kreatif”.
DAFTAR PUSTAKA
Sendari, A. A. 2021. Pengertian Kewirausahaan Menurut Ahli dan Manfaat Mempelajarinya. https://m.liputan6.com/hot/read/4587108/pengertian- kewirausahaan-menurut-ahli-dan-manfaat-mempelajarinya. Diakses pada tanggal 08 September 2022
Abadi, Husni. 2021. Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli Beserta Jenis dan Tujuannya. https://m.liputan6.com/hot/read/4621531/pengertian- organisasi-menurut-para-ahli-beserta-jenis-dan-tujuannya. Diakses pada tanggal 08 Septemebr 2022
Aprianti. (2016). Pengertian Organisasi. Organisasi, 84, 487–492.
http://repository.unpas.ac.id/9795/5/BAB II.pdf
Poltekkes Malang. (2010). Teori pendampingan yang dipakai. 2004, 8–41.
12
Sihombing, N. L. N. (2018). Model Pendampingan UKM di Kota Tangerang
Selatan. Sembadha, 01(01), 84–90.
https://jurnal.pknstan.ac.id/index.php/sembadha/article/view/352
Badriawan, M. Z. (2016). Peran Pendampingan Dalam Mendorong Perkembangan Usaha Anggota BMT. In Nature Methods (Vol. 7, Issue 6).
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33173/1/MU HAMMAD ZAKY BARIDWAN-FSH