• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Dampak Perubahan Pemikiran Anak Usia Remaja Akibat Ketertarikan Dunia Kerja

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Dampak Perubahan Pemikiran Anak Usia Remaja Akibat Ketertarikan Dunia Kerja"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN: ……-…….; E-ISSN: ……….-………..

Volume 1, Issue Volume: 1, Number: 2 Maret 2023, Page No. 83-89

83 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

Dampak Perubahan Pemikiran Anak Usia Remaja Akibat Ketertarikan Dunia Kerja

1Nasrah*, 2Kaharuddin, 3Fatimah Asiz

1, 2, 3

Universitas Muhammadiyah Makassar

* Email: nasrahnasrah98@gmail.com

Abstract. The research problems in education still have an influence on the thinking of adolescents dropping out of school due to an interest in the world of work due to an unstable economy resulting in ignorance of education in adolescents. The purpose of this research was to determine the impact of changes in children's thinking at a young age due to the interest in the world of education in the economy that occurs in society on children's education. The method of this research used by researchers is a qualitative research with the nature of library research with literature research. The results in this research, the researcher wants to achieve. With this, it can make it easier for researchers to obtain the findings needed to compile literature related to adolescent education due to an interest in the world of work. The results of the research are in the minds of teenagers, both in the field of education and the world of work, they themselves experience changes. So that it has an impact on the surrounding environment and leads to dropping out of school. In the end because of the influence of the surrounding environment such as family members, relatives, friends, etc., it has of impact on himself. The negative impact of dropping out of school, the influence of the surrounding environment, the lack of understanding of education and communication technology. This happens because of family factors, the influence of the environment and friends.

Keywords: The Impact, Changes of Teenagers' Thoughts, the World interest of Work

Abstrak. Masalah penelitian dalam pendidikan masih ada pengaruh dalam pemikiran anak usia remaja putus sekolah akibat ketertarikan dunia kerja dikarenakan perekonomian yang tidak stabil mengakibatkan ketidak pedulian pendidikan pada anak remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak perubahan pemikiran anak pada usia remaja akibat ketertarikan dunia kerja dari pada dunia pendidikan dalam perekonomian yang terjadi pada masyarakat terhadap pendidikan anak.

Metode yang digunakan peneliti merupakan penelitian kualitatif dengan bersifat studi pustaka (library research) yang menggunakan literatur-literatur yang akan membantu untuk mendapatkan hasil dari peneliti yang ingin dicapai. Dengan ini dapat mempermudah peneliti mendapatkan hasil temuan dibutuhkan untuk menyusun literatur yang berkaitan dengan pendidikan anak usia remaja akibat ketertarikan dunia kerja. Hasil penelitian terdapat dalam pikiran pada anak remaja, baik dalam bidang pendidikan maupun dunia kerja, mereka sendiri mengalami perubahan. Sehingga berdampak pada lingkungan sekitar dan berujung pada putus sekolah. Pada akhirnya karena pengaruh lingkungan sekitar seperti anggota keluarga, kerabat, teman, dll, berdampak pada dirinya. Dampak negatif remaja putus sekolah, pengaruh dari lingkungan sekitar, kurangnya pemahaman tentang pendidikan dan teknologi komunikasi. Hal ini terjadi karena faktor keluarga, pengaruh lingkungan dan teman.

Kata Kunci: Dampak, Perubahan Pemikiran Remaja, Ketertarikan Dunia Kerja

(2)

84 | https://etdci.org/journal/ijesd/index PENDAHULUAN

Usia remaja ada fase perubahan bagi setiap anak baik dari cara mereka bersikap dan bertingkah laku dalam ruang lingkup kehidupannya. Dalam perubahan pemikiran anak usia remaja akibat ketertarikan dunia kerja dapat berdampak pada pendidikan. Dengan ini anak remaja masih ada memilih mementingkan pekerjaan buruh dari pada dunia pendidikan. Masa remaja merupakan peralihan dengan perbedaan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya, yang menunjukkan adanya perubahan pada diri seseorang dari yang sebelumnya menuju yang akan datang selanjutnya (Suryana et al., 2022). Kemampuan seorang individu untuk bersikap dan bertindak dari satu tahap ke tahap lainnya dalam menghadapi situasi yang berbeda.

Pertumbuhan terjadi bersamaan dengan perkembangan fisik, sosial, kognitif, bahasa dan kreatif. Namun respon anak pada setiap tahap perkembangan berubah seiring waktu karena kematangan anak, lingkungan, respon orang lain disekitarnya, atau bimbingan orang tua (Diananda, 2018). Selama tahap ini, seorang remaja mencoba mencari tahu siapa dirinya sebenarnya. Mereka terutama dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi di sekitar mereka. Remaja masih tumbuh dan belajar, sehingga mereka terkadang membutuhkan perhatian dan bimbingan ekstra dari orang tua mereka (Jeperson Simanjuntak, 2022).

Kaum muda secara signifikan dipengaruhi oleh kontak sosial mereka dan keluarga, teman, dan komunitas mereka. Namun, teman juga berperan penting karena mereka berperan sebagai teman bermain dan karena anak muda sering pergi bersama teman-temannya. Tekanan teman sebaya di kalangan remaja juga dapat mempengaruhi preferensi mereka. Salah satunya mengembangkan minat yang terus berkembang dan dapat membangun komunitas atau pengikut berdasarkan minat yang sama jika temannya memiliki minat yang sama (Sakinah et al., 2022). Lingkungan merupakan sumber daya yang besar bagi anak-anak yang ingin menumbuhkan kreativitas, inovasi, dan sikap positif. Anak-anak dapat belajar banyak tentang nilai lingkungan dengan mempelajari bagaimana pengaruhnya terhadap sumber daya alam dan komunitas sosial.

Lingkungan sekitar dapat membantu tumbuhnya kreativitas anak, dengan memberi kan dorongan dan teknik-teknik yang membantu. Sangat penting untuk memiliki lingkungan yang sesuai untuk membantu anak-anak maju dan mengembangkan kreativitas mereka dengan cara yang sehat. Mardhiyanaiet al, Lingkungan juga dapat memengaruhi seberapa besar kreativitas yang dimiliki seorang anak, yang berarti penting untuk memiliki lingkungan sosial yang positif di mana anak-anak dihargai atas pekerjaannya (Mayar et al., 2022). Dalam lingkungan anak remaja dapat dipantau dalam pergaulan yang dapat mempengaruhi kenakalan remaja. Anak putus sekolah cukup mendapat perhatian dalam dunia pendidikan. Keluar dari sekolah, SMP dan SMA. Masalah putus sekolah dini dapat menjadi penghambat perkembangan pembangunan manusia karena secara tidak langsung, putus sekolah dini di SMP dan SMA menjadi beban masyarakat dan selanjutnya mempengaruhi kesejahteraan masyarakat (Riswan Assa & Lumintang, 2022). Dunia Pendidikan anak biasa terjadi kepada anak remaja dikarenakan kurang kasih sayang orang tua atau berpisah jauh.

Terjadinya perubahan pemikiran pada anak usia remaja dalam pemikiran dunia kerja dapat mempengaruhi dunia pendidikannya dapat berdampak pada kehidupan masa yang akan datang nantinya. Akibat pemikiran anak remaja dalam dunia kerja dapat mempengaruhi putus sekolah dan sangat minim dalam pemikiran anak remaja sekarang dalam mementingkan pendidikan.Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ketertarikan terhadap dunia kerja telah merangsang pemikiran pada anak remaja. Oleh karena itu, dengan ini penulis melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik “Dampak Perubahan Pemikiran Anak Usia Remaja Akibat Ketertarikan Dunia Kerja”.

(3)

85 | https://etdci.org/journal/ijesd/index METODE

Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan bersifat studi pustaka (library research) yang menggunakan literatur-literatur. Dengan penelitian ini dapat dilakukan analisis deskriptif yang memberikan gambaran pada keterangan yang jelas, objektif, sistematika, analitis, pada krisis mengenai dampak perubahan pemikiran anak usia remaja akibat ketertarikan dunia kerja. Pendekatan kualitatif merupakan langkah awal yang ditempuh dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan pada dilakukan klasifikasi pada deskripsi.

Menurut Prastowo, penelitian kepustakaan merupakan metode penelitian tempat penelitian kualitatif dalam literatur, dokumen, arsip, dan jenis file lainnya seperti bahan penelitian. Penelitian kepustakaan adalah dengan membaca dan menggunakan untuk penelitian Tinjau item yang terkait dengan daftar tugas dipelajari (Syafitri & Nuryono, 2020). mendekati pada subjek penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan pencarian data pada penyusunan data melalui literature atau jurnal yang ada.

HASIL DAN DISKUSI

A. Rendahnya Pemikiran Anak Remaja Pada Pendidikan

Adanya pengaruh perubahan pemikiran pada remaja sehingga mereka lebih tertarik untuk bekerja sehingga hal ini berdampak pada pendidikan mereka yang terbengkalai akhirnya berujung putus sekolah dan mereka lebih mementingkan bekerja di usia remaja.

Masalah putus sekolah merupakan fenomena yang terjadi di negara - negara miskin atau negara berkembang. Fenomena ini terjadi di semua tingkatan pendidikan formal, mulai dari sekolah dasar pendidikan yang lebih tinggi meninggalkan sekolah adalah proses stagnasi siswa dipaksa oleh sebuah institusi di mana dia belajar. Anak-anak yang jatuh disebutkan di sini adalah penolakan anak dari fasilitas tersebut pada pendidikan formal yang dihasilkan dari berbagai faktor. Anak dipengaruhi oleh dua faktor untuk bersekolah, yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa. Aspek internal misalnya Keterampilan, minat, motivasi, nilai dan sikap, harapan dan persepsi siswa sekolah. Dari satu aspek Faktor eksternal meliputi latar belakang keuangan orang tua, persepsi orang tua terhadap anak, jarak sekolah dari rumah, hubungan guru-murid, bisnis dilakukan oleh pemerintah, termasuk pemberian bantuan dan pengadaan sarana dan prasarana (Sofyan, Andi Agustang, 2022). Hal ini berkaitan dengan yang diterapkan Robert K Merton, struktur internal Masyarakat sebagai ekonomi, keluarga, lingkungan dan lain-lain. Perilaku adalah penyimpangan yang dihasilkan disfungsi masyarakat sebagai struktur sosial terdiri dari jaringan hubungan sosial di antara para anggotanya. Hubungan sosial antara dua orang anggota tertentu pada suatu waktu tentu saja, di tempat-tempat tertentu, tidak dilihat sebagai hubungan sendirian tapi bagian dari jaringan antarpribadi sosial yang lebih luas, termasuk seluruh anggota masyarakat (Sugianto, 2017).

Orang tua kurang mengetahui pentingnya pendidikan pada anak sehingga terbengkalai dan terjadi adanya pengaruh dari sekelilingnya yang memanggil dia bekerja. Karena kurangnya pemahaman dan pemikiran dalam dunia pendidikan maka orang lain berpikir kalau anak ini bekerja akan berguna atau dapat penghasilan untuk membantu perekonomiannya. Dengan orang lain berpikir membantu perekonomian, semakin rendah pendidikan anak maka rendah juga pengalaman kerja, jika semakin tinggi pendidikan anak maka pengalaman kerja anak juga tinggi. Dan sangat berdampak pada anak yang memiliki

(4)

86 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

dalam membentuk kepribadian anak-anaknya. Orang tua perlu memiliki pemahaman yang baik tentang ilmu dan perkembangan anak, untuk memastikan mereka mengatur strategi yang tepat untuk anak-anak mereka. Penting bagi orang tua untuk menyediakan waktu yang cukup dengan anak-anak mereka, sehingga anak-anak dapat belajar tentang nilai-nilai dan sikap yang baik melalui perilaku sehari-hari. Namun, beberapa orang tua tidak memiliki pengetahuan yang diperlukan, yang biasanya disebabkan oleh ibu yang tidak banyak mengenyam pendidikan di bidang tumbuh kembang anak. Sehingga anak remaja sekarang dibiarkan saja pada anaknya untuk pergi ke dunia pekerjaan sehingga Pendidikan anak putus dikarenakan adanya juga pengaruh dari orang tua untuk pergi ke dunia kerja dari pada ke dunia jenjang pendidikan. Karena kurangnya pemahaman orang tua anak pada dunia pendidikan dan anak remaja tidak dapat dibatasi dalam memutuskan hal yang ingin dilakukan pada anak dalam dunia kerja.

Minimnya pendapatan keluarga memaksa orang tua bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, dalam hal ini pendidikan anak tidak terkelola dengan baik, bahkan membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan pokok makan sehari-hari, misalnya anak membantu orang tua di ladang, karena mengajak anak-anak bekerja dari jarak jauh dengan orang tuanya dan meninggalkan sekolah lebih lama dipandang sebagai bantuan bagi orang tua (Riswan Assa & Lumintang, 2022). Dan apa jadinya seorang pekerja tanpa tujuan membantu pekerjaan orang tua, padahal enak menghabiskan uang hasil jerih payah sendiri, anak akhirnya tidak mau tamat sekolah, anak perempuan disuruh urus sendiri sementara Ibu sibuk di tempat kerja merawat adik-adik mereka.

Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua mempengaruhi sikap dan perilaku orang tua yang kurang mendukung anaknya dalam bersekolah. Di sisilain, faktor ekonomi dalam keluarga mempengaruhi anak usia sekolah awal. Selain itu, para orang tua sibuk dari pagi hingga malam. Ini merupakan kombinasi berdasarkan faktor pendorong dan penarik yg berkontribusi dalam penggunaan pekerja anak secara terus menerus:

Pertama adalah kemiskinan. Kemiskinan memainkan peran utama dalam pengenalan pekerja anak rumah tangga di kelas bawah lebih cenderung menyekolahkan anaknya bekerja untuk menopang perekonomian keluarga. Kemiskinan rumah tangga tersebut tercermin dari kekayaan rumah tangga yang dapat dilihat dari pengeluaran rumah tangga per penduduk.

Kedua adalah akses pendidikan. Alternatifnya, jika anak tidak bekerja, adalah sekolah.

Namun, jika orang tua tidak mampu membayar biaya pendidikan (termasuk biaya perjalanan sekolah, uang saku, biaya buku, dll), maka anak tidak dapat bersekolah dan harus bekerja untuk keluarga atau orang lain. Selain masalah biaya, orang tua kurang termotivasi menyekolahkan anaknya jika merasa anaknya tidak mengenyam pendidikan di sekolahnya.

Ketiga, norma dan sikap sosial. Stigmatisasi sosial terhadap pekerja anak berbeda-beda di setiap masyarakat. Dalam masyarakat berstigma rendah, tekanan teman sebaya tidak merusak tekanan orang tua untuk tetap menyekolahkan anaknya, tetapi mereka tetap mempekerjakan anaknya.

Keempat adalah permintaan dari rumah tangga, pertanian keluarga atau bisnis keluarga.

Banyak anak bekerja untuk orang tuanya. Ketika anak-anak melakukan pekerjaan rumah tangga, orang tua mereka dapat bekerja di tempat lain untuk menambah penghasilan mereka.

Kelima adalah permintaan dari perusahaan lain. Anak-anak adalah tenaga kerja yang murah dan melimpah, sehingga banyak usaha kecil ingin menggunakan tenaga kerja anak.

Selain itu, pekerja anak juga lebih mudah diatur karena kurang mampu mempertahankan hak dan kepentingannya dibandingkan orang dewasa (Avianti & Sihaloho, 2015). Dengan ini sangat berdampak bagi anak yang putus sekolah karena adanya pengaruh atau akibat lain yang menyebabkan pemikiran anak dalam dunia kerja. Adanya peran anak dalam dunia kerja dapat membantu perekomian keluarga namun pendidikan yang dijalani terbengkalai

(5)

87 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

karena keputusan yang tergesa-gesa mengakibatkan terjadinya putus sekolah. Dalam hal ini pendidikan anak dapat membantu dirinya jika memiliki pendidikan yang tinggi dengan adanya pendidikan yang rendah akan mempersulit dirinya mendapatkan pekerjaan yang akan datang.

B. Dampak Perubahan Pemikiran Anak Usia Remaja Ketertarikan Dunia Kerja Peran orang tua sangat besar dalam membentuk kepribadian remaja. Hal ini dikarenakan remaja lebih sensitif dan mudah dipengaruhi. Strategi dan taktik orang tua sangat diperlukan dalam rangka menumbuhkan kepribadian yang sebaik mungkin pada diri remaja. Dengan adanya peran orang tua pada anak usia remaja dalam pemikiran dunia pendidikan akan mempermudah di masa yang akan datang terhadap dunia kerja.

Cenderungnya anak usia remaja pada kepribadian yang dimiliki dapat membantu dengan adanya peran orang tua di sampingnya untuk memberikan pemahaman mengenai pendidikan terhadap dunia kerja. Namun anak usia remaja masih ada yang memiliki kebebasan terhadap dunia permainan sehingga terjadi putus sekolah dan adanya pengaruh permainan alat komunikasi yang dimiliki.

Hal ini karena memiliki kepribadian yang baik penting untuk kesuksesan di masa depan. Remaja saat ini membutuhkan lebih banyak kebebasan untuk membuat keputusan sendiri. Namun, orang tua perlu ada untuk membimbing dan memotivasi anak-anak mereka (Esli Zuraidah Siregar1, 2022). Dengan cara ini, remaja akan belajar bertanggung jawab atas kehidupan dan tindakan mereka sendiri. Agar berpikir sebelum bertindak ataupun ketika ingin melakukan sesuatu atau memutuskan hal yang dilakukannya.

Penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan anak-anak mereka. Ini termasuk mengajarkan mereka nilai-nilai yang baik dan sifat-sifat kepribadian. Namun, perilaku remaja saat ini mengalami perubahan. Karena orang tua semakin baik dalam membesarkan anak-anak mereka, tetapi ini tidak selalu cukup.

Pada era globalisasi saat ini tidak boleh berpuas diri karena kehadiran globalisasi dapat mempengaruhi perubahan perilaku dan perubahan sistem nilai kehidupan manusia. Saat ini perubahan pemikiran anak remaja pada alat komunikasi sangat mempengaruhi terjadinya perubahan pemikiran pada dunia kerja ke timbang dunia pendidikan.

Pemikiran remaja saat ini tidak dapat dipungkiri lagi dalam berpikir ke hal yang lebih baik. Namun cara berpikir terhadap dunia banyak hal yang mempengaruhi dengan putus sekolah seperti adanya pengaruh-pengaruh dari pihak yang pendidikanya rendah. Seperti adanya ketertarikan dunia kerja sehingga menyebabkan terjadinya putus sekolah pada anak remaja. Adanya pengaruh di sekeliling anak remaja yang sementara bersekolah sehingga memutuskan dunia pendidikan. Biasa terjadi adanya pengaruh pada anak remaja dari keluarga sendiri, kerabat, teman.

Dunia kerja saat pada anak usia remaja banyak dibutuhkan dengan kerja buruh di daera luar. Sehingga banyak anak remaja terpengaruh dengan adanya kerja yang dibutuhkan. Dan adanya juga pengaruh dari keluarga untuk tidak melanjutkan pendidikan pada anak remaja kemudian mengakibatkan terjadinya putus sekolah. Ini terjadi karena kurangnya pemahaman pendidikan orang tua sehingga terjadi tidak kepedulian pada anak di masa yang akan datang nantinya.

Pentingnya pendidikan pada anak usia remaja dalam dunia kerja saat memiliki ilmu dan pengetahuan. Karena jika kita tidak memiliki ilmu dan bahkan tidak mengikuti pendidikan dalam hidup, maka evolusi waktu yang semakin maju akan memakan kita. Oleh karena itu pentingnya pendidikan bagi orang menghadapi tantangan hari ini. Dengan bantuan pendidikan diharapkan seseorang dapat mengembangkan keterampilannya sendiri, seperti mudah mendapatkan pekerjaan, mengembangkan karir dalam dunia kerja, menambah ilmu

(6)

88 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas. menyelesaikan berbagai masalah dengan baik dan benar (Yayan Alpian, dkk., 2019).

Maka adanya Pendidikan pada anak usia remaja yang dimiliki akan mempermudah memasuki dunia kerja yang diinginkan. Pada dunia kerja dapat dibutuhkan ilmu dan pengetahuan pada anak usia remaja untuk mencapai hal-hal dalam mengembangkan karir dan keterampilan yang didapatkan pada pendidikanya. Alpian, bahwa pendidikan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan potensi manusia, pendidikan juga penting bagi kehidupan itu sendiri yaitu pendidikan harus dapat meningkatkan karir dan pekerjaan yang melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan kerja yang dibutuhkan dan dapat memberikan kontribusi terhadap terwujudnya pengembangan karir. Tidak hanya sebatas itu, pendidikan membuat kita manusia berpikir, menganalisa dan memutuskan (Mujiburrahman, dkk, 2021).

Dalam keterampilan anak usia remaja yang dimiliki sangat membantu dengan dunia kerja akan sangat mempengaruhi pendidikannya. Dengan Pendidikan pada dunia kerja tidak dapat dipisahkan lagi, tanpa adanya pendidikan pada diri kita tidak dapat menerapkan apa yang didapat pada saat kita di sekolah. Sehingga dunia Pendidikan sangat penting bagia anak usia remaja dalam dunia kerja nantinya. Perubahan pemikiran anak usia remaja pada dunia pendidikan sangat penting untuk diterapkan dalam mewujudkan perkembangan karirnya yang akan diperoleh didunia kerja. Dalam dunia kerja dapat dibutuhkan ilmu dan keterampilan untuk menjalankan tugas yang diberikan. Dengan tidak adanya ilmu pada diri kita tidak dapat memahami apa yang akan dilakukan saat mulai kerja. Adanya Pendidikan dapat mempermuda di dunia kerja dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki akan mengembangkan karir kita di masa yang akan datang.

KESIMPULAN

Dunia kerja dipengaruhi oleh orang terdekat dan terjauh. Sehingga peran orang tua sangat besar dalam membentuk kepribadian anak-anaknya. Orang tua perlu memiliki pemahaman yang baik tentang tumbuh kembang anak untuk menentukan strategi yang tepat bagi anaknya. Penting bagi orang tua untuk meluangkan waktu yang cukup dengan anak-anak mereka agar anak-anak mempelajari nilai dan sikap yang baik melalui perilaku sehari-hari.

Namun, beberapa orang tua tidak memiliki pengetahuan yang diperlukan, yang biasanya disebabkan oleh ibu yang tidak mengetahui perkembangan anak dengan baik. Sehingga para remaja kini dibiarkan sendiri dalam kehidupan profesional mereka, sehingga pendidikan anak terganggu karena orang tua juga memiliki pengaruh alih-alih beralih ke pendidikan dan kehidupan profesional.

Perubahan pemikiran yang mempengaruhi remaja membuat mereka lebih tertarik pada pekerjaan yang mempengaruhi pendidikan mereka dan akhirnya menyebabkan putus sekolah.

Mereka lebih khawatir tentang pekerjaan sebagai remaja sehingga memutuskan putus sekolah. Hal ini merupakan fenomena yang terjadi di negara-negara miskin atau negara berkembang yang terjadi di semua jenjang pendidikan formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Putus sekolah terjadi karena beberapa faktor baik dari ekonomi, kemalasan, pengaruh lingkungan.

(7)

89 | https://etdci.org/journal/ijesd/index DAFTAR PUSTAKA

Mujiburrahman, Nuraeni, Farida Herna Astuti, Ahmad Muzanni, M. Muhlisin. (2021). Pentingnya Pendidikan Bagi Remaja Sebagai Upaya Pencegahan Pernikahan Dini. 1(1), 36–41.

Avianti, A., & Sihaloho, M. (2015). Peranan Pekerja Anak Di Industri Kecil Sandal Terhadap Pendapatan Rumahtangga Dan Kesejahteraan Dirinya Di Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 1(1), 10–25.

https://doi.org/10.22500/sodality.v1i1.9386

Diananda, A. (2018). Psikologi Remaja Dan Permasalahannya. 1(1), 116–133.

Esli Zuraidah Siregar1, N. M. H. (2022). Peran Orang Tua Dalam Membina Kepribadian Remaja Menurut Islam. 13.

Jeperson Simanjuntak1, I. S. M. W. (2022). Gangguan Emosi Dan Perilaku Remaja Akibat Kecanduan Gadget. Malahayati Nursing Journal, 4(4), 1057–1065.

https://doi.org/10.33024/mnj.v4i4.6221

Mayar, F., Uzlah, U., Nurhamidah, N., Rahmawati, R., & Desmila, D. (2022). Pengaruh Lingkungan Sekitar Untuk Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4794–4802. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.2665

Riswan Assa, E. J. R. K., & Lumintang, J. (2022). Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Di Desa Sonuo Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Journal Ilmiah Society, 2(1), 1–12.

Sakinah, R. N., Hasna, S., & Wayuningsih, Y. (2022). Pengaruh Positif Fenomena K-Pop Terhadap Karakter Generasi Muda di Indonesia. 05(01), 735–745.

Sofyan, Andi Agustang, A. D. M. P. A. (2022). Dinamika Putus Sekolah Di Kalangan Pekerja Anak Di Kota Makassar. April, 1–10.

Sugianto, E. (2017). Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Tingkat Sma Di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Inderagiri Hulu. 4(1), 1–13.

https://media.neliti.com/media/publications/183768-ID-partisipasi-masyarakat-dalam- pelaksanaan.pdf

Suryana, E., Wulandari, S., Sagita, E., & Harto, K. (2022). Perkembangan Masa Remaja Akhir ( Tugas , Fisik , Intelektual , Emosi , Sosial dan Agama ) dan Implikasinya pada Pendidikan. 5, 1956–1963.

Syafitri, E. R., & Nuryono, W. (2020). Studi Kepustakaan Teori Konseling “Dialectical Behavior Therapy.” Jurnal BK Unesa, 53–59. https://core.ac.uk/download/pdf/287304825.pdf

Yayan Alpian, M.Pd., Sri Wulan Anggraeni, M.Pd., Unika Wiharti., N. M. S. (2019). Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia Oleh. 1(1), 66–72.

Referensi

Dokumen terkait

a. For the XA class, the average from the pretest was 33, 60. For the XB class, the average from the pretest was 36, 90. The students’ reading skill achievement after the