• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Problem Kejiwaan Terhadap Kesehatan Mental Karakter Utama Novel "I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki" Karya Baek Se Hee - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Dampak Problem Kejiwaan Terhadap Kesehatan Mental Karakter Utama Novel "I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki" Karya Baek Se Hee - IAIN Syekh Nurjati Cirebon"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu mungkin pernah mendengar kata "depresi" bahkan realitanya, beberapa dari kita mungkin sudah merasakan depresi, sementara beberapa yang lain telah didiagnosis menderita depresi. Depresi adalah kata yang umum, tetapi tidak banyak orang yang memahaminya. Depresi adalah gangguan mood yang mengarah ke suasana hati yang rendah dan kehilangan keinginan atau kesenangan secara terus- menerus. Gangguan psikologis ini dapat berdampak pada pikiran dan emosi individu selain itu juga dapat mencakup penurunan berat badan, penurunan aktivitas atau pikiran, kehilangan energi, perasaan tidak berharga atau bersalah, pikiran kematian yang berulang, atau pikiran tentang akhir kehidupan yang akan datang.

Didalam Al-qur‟an sendiripun telah diterangkan dalam firman Allah mengenai konsep kesehatan mental itu sendiri yang dijelaskan pada Q.S. Al- Baqarah (2) : 155 (dalam Sumain & Budihardjo, 2020) yakni :

َْلٱ َنِّم ٍصْقَن َو ِعوُجْلٱ َو ِف ْوَخْلٱ َنِّم ٍءْىَشِب مُكَّن َوُلْبَنَل َو ِرِّشَب َو و ِ َِرَرََّلٱ َو ِ ُسنَ ْلٱ َو ِ َِوْم

ني ِرِب َِّصلٱ

ََ

Artinya: “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,”(Al-Baqarah/2:15).

M. Quraish Shihab (dalam Sumain & Budihardjo, 2020) menafsirkan ayat tersebut, penggunakan lafadz walanabluwannakum adalah menyatakan kesungguhan, Allah dengan tegas menyatakan bahwa Allah pasti akan menguji manusia. Ujian bagi manusia seringkali terasa dalam bentuk kesempitan, kesulitan, keberatan sebagaimana yang tersurat dalam ayat di atas; bahwa ujian yang akan diberikan Allah adalah ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa serta buah-buahan. Semua yang

(2)

diujikan kepada manusia adalah kebutuhan manusia yang bisa membuat manusia merasa dalam keadaan sulit dan putus asa.

Akhir-akhir ini banyak sekali kita jumpai di media sosial maupun media cetak yang membahas mengenai depresi, dimana hal tersebut menunjukkan bahwa setiap orang memiliki berbagai masalah yang berkaitan dengan depresi. Misalnya, kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia, contohnya dari kasus yang belum lama terjadi yaitu pada tanggal 8 Agustus 2022 seorang mahasiswa UGM di Sleman, DI Yogyakarta yang meninggal karena melompat dari lantai 11 Hotel Porta ,Bulaksumur, Sleman, DI Yogyakarta, yang diduga karena mengalami depresi (CNN Indonesia,2022).

Pikiran bunuh diri pada remaja sering dihubungkan dengan depresi pada remaja.

Chaplin mendefinisikan depresi pada dua keadaan, yaitu pada orang normal dan pada kasus patologis. Pada orang normal, depresi merupakan keadaan kemurungan (kesedihan, kepatahan semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang . Sedangkan pada kasus patologis, depresi merupakan ketidakmauan ekstrim untuk mereaksi terhadap perangsang, disertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpasan, tidak mampu dan putus asa (Dirgayunita, 2016).

Sayangnya permasalahan psikologis masih dianggap tidak biasa di beberapa bagian masyarakat dimana pengetahuan kesehatan mental masih sangat sedikit dipahami oleh masyrakat di Indonesia, salah satu faktornya adalah kurangnya literasi di Indonesia seperti yang dikemukakan oleh data statistik dari UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangatlah memprihatinkan yaitu hanya 0,001% saja. Itu berarti, dari 1.000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang yang rajin membaca.

Dalam riset dengan tajuk World‟s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dengan tingkat literasi yang rendah.

Sedangkan tingkat literasi pada peringkat yang pertama ditempati oleh Negara Finlandia (hampir 100%). Data ini menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal

(3)

jauh dari Singapura maupun Malaysia dalam hal minat baca. Selanjutnya, dari data penelitian yang dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di tingkat pendidikan yang ada di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu 14,6%. Jauh lebih rendah daripada Malaysia yang memiliki persentase hingga 28% (Anisa, dkk, 2021).

Berdasarkan hasil penelitian diatas, minat baca di Indonesia tergolong cukup rendah oleh karena itu penting dengan adanya penelitian dampak problem kejiwaan terhadap kesehatan mental karakter utama novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokppoki Karya Baek Se Hee terkhusus dalam literasi kesehatan mental dimana penelitian ini memiliki tujuan mengajak para pembaca untuk lebih aware dalam hal kesehatan mental pada diri sendiri dan orang-orang sekitarnya . Menurut peneliti novel tersebut merupakan suatu karya yang masuk kedalam karya sastra fiksi yang mana dibuat dengan unik dan menarik karena novel tersebut menampilkan isi yang dibalut dengan penyampaian yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca awam sekalipun.

Baek Se Hee dalam novelnya yang berjudul "I Want To Die But I want To Eat Tteokpokki " menunjukkan bagaimana konseling psikologis yang konsisten dapat memecahkan masalah psikologis. Buku ini menceritakan catatan konsultasi karakter utama novel I Want To Die But I want To Eat Tteokpokki , di mana Dysthymia (depresi jangka panjang) didiagnosis. Buku self improvement ini mengajarkan kita untuk menghargai dan mencintai diri kita sendiri dalam konteks penyakit mental yang dialami karakter utamanya.

Menurut Ratna (dalam Hidayah, 2015) Karya sastra dipandang sebagai karya pengarang dan sering dihubungkan dengan gejala psikologis seperti keraguan, kontemplasi, kompensasi, sublimasi, dan bahkan neurosis. Sastra menghadirkan gambaran kehidupan manusia. Dimana memiliki artian, kehidupan mencakup sikap dan hubungan antarindividu satu dengan individu lainnya, antarmasyarakat, dan antarperistiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia.

(4)

Setiap individu mempunyai karakter yang berbeda dengan individu lainnya.

Interaksi antarkarakter tersebutlah yang sering menimbulkan permasalahan dalam kehidupan manusia. Salah satu permasalahan yang sering dialami manusia dalam kehidupan bermasyarakat adalah perilaku individu yang terlihat berbeda dari masyarakat pada umumnya. Perilaku aneh ini dapat disebabkan karena individu tersebut mengalami gangguan pada kehidupan psikisnya. Individu yang mengalami gangguan psikis, kemudian tampak berperilaku menyimpang dari masyarakat, sikap ini dapat dikatakan sebagai perilaku abnormal.

Permasalahan perilaku abnormal dapat ditemukan dalam beberapa karya sastra yang berbentuk novel salah satunya novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki Karya Baek Se Hee. Dalam novel tersebut ditunjukan melalui Baek Se Hee yang dimana karakter utama tersebut memiliki pemikiran yang ektrem terhadap dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya. Dalam novel tersebut Baek Se Hee memberi tahu kepada pembaca di setiap bab mengenai fase konsultasi kondisi mentalnya dengan menggambarkan bagaimana kondisi mentalnya berkembang dilingkungan ia tinggal terhadap mekanisme pertahanan dirinya untuk menghadapi masalah. Baik itu masalah dalam dirinya sendiri, masalah dirinya dengan keluarga, masyarakat dan lain sebagainya.

Berbagai masalah psikologis yang dihadapi Baek Se Hee banyak dianggap sederhana bagi mereka yang tidak menderita gangguan mental, tetapi sebagai orang dengan dysthymia, Baek Se Hee memiliki dunia emosional yang berbeda yang menunjukkan bagaimana masalah sederhana bisa menjadi masalah yang kompleks jika memiliki pemikiran yang sempit. Baek Se Hee mencoba meyakinkan pembaca bahwa tekanan tidak selalu datang dari luar, tetapi juga bisa datang dari dalam, dan jika seseorang mengenal dirinya sendiri dengan baik, maka seseorang tersebut dapat mengatasi tekanan ini secara efektif.

Selaras dengan pernyataan Jiemi Ardian dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokppoki Karya Baek Se Hee mengungkapkan bahwa pola pikir orang yang sedang mengalami depresi dan dysthymia seringkali unik sepereti pemikiran

(5)

Disqualifying the Positive dimana segala peristiwa yang masuk akan dipersepsikan dengan sudut pandang yang negatif (Hee, 2021).

Novel karya Baek Se Hee ini dimaksudkan untuk mendorong pembaca agar lebih sadar akan pikiran negatif yang muncul dari emosi yang dapat mengganggu kesehatan mental, seperti yang ditunjukkan di setiap bab. Dialog antara karakter utama dan seorang psikiater menunjukkan bahwa berbagai gangguan kejiwaan yang dialaminya sebenarnya adalah hal yang lumrah dan gangguan kejiwaan itu sendiri merupakan hal yang masih berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Novel “I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki ” secara tersirat menginspirasi pembaca untuk menghargai dan mencintai diri sendiri. Melihat melalui sudut pandang Baek Se Hee seluruh tekanan yang dia rasakan , dia tahu bahwa seluruh tekanan yang dia rasakan berasal dari dirinya sendiri. Untuk mulai mencintai apa pun selain diri sendiri, pertama-tama seseorang harus mencintai dan menghormati diri sendiri. "Hanya ada satu „aku‟ di dunia” kata Baek Se Hee. Dengan begitu aku adalah sesuatu yang amat spesial. Diriku adalah sesuatu yang harus aku jaga selamanya”

Novel “I Want To Die But I Want To Eat Tteokkpokki ” cukup menarik dalam kategori buku self improvement , berdasarkan kondisi psikologis karakter utama yang dapat dijadikan referensi. Selain karena menjadi buku yang best seller di Korea Selatan, peneliti juga pernah merasakan apa yang dirasakan oleh karakter utama pada novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Heed dan pesan yang disampaikan penulis sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang kesehatan mental (Maulidina, 2021).

Berdasarkan latar belakang tersebut, analisis novel "I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki" akan diteliti dan berfokus pada masalah psikologis karakter utama menggunakan teori psikologi sastra dengan pendekatan ilmu psikologi abnormal.

Dalam penelitian ini, diharapkan dapat menunjukkan kepada pembaca bahwa dalam masyarakat selalu ada individu atau kelompok yang mengalami gangguan mental

(6)

sedangkan bagi pembaca yang mengalami gangguan mental seperti tokoh dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki diharapkan bisa memberi rasa percaya pada pembaca, rasa percaya bahwa meskipun hari ini bukanlah hari yang cukup dan baik-baik saja, rasa percaya bahwa walaupun hari ini bukan hari yang baik.

Keyakinan sangat penting dalam hidup untuk membuat hal-hal kecil menjadi tawa, bahkan jika sedang merasa sedih sepanjang hari.

B. Permasalahan Penelitian 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu adanya pengidentifikasian masalah untuk memunculkan persoalan-persoalan yang ada untuk diteliti dan dikaji, adapun analisis ini mengidentifikasi beberapa masalah, antara lain sebagai berikut.

1. Karakter utama mengalami depresi ringan jangka panjang (dystymia). Hal demikian membuat karakter utama mempunyai pemikiran yang ekstrem.

2. Karakter utama mengalami gangguan kecemasan. Hal demikian berpengaruh terhadap interaksi sosialnya.

3. Kesehatan mental masih awam dipahami oleh masyarakat di Indonesia. Hal demikian membuat stigma negatif melekat pada kesehatan mental di Indonesia.

2. Pembatasan Masalah

Dilakukan pembatasan masalah agar peneliti menjadi terfokuskan pada judul dan saling terkait dengan teori yang digunakan, adapun permasalahan yang dikaji sebagai berikut :

1. Gambaran karakter utama dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokppoki

2. Problem kejiwaan karakter utama dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokppoki Karya Baek Se Hee.

(7)

3. Pertanyaan Penelitian

Masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana karakter utama dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee digambarkan ?

2. Problem kejiwaan apa saja yang dialami oleh karakter utama dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee ?

3. Faktor apa saja yang menyebabkan karakter utama mengalami problem kejiwaan serta cara mengatasi problem kejiwaan dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee ?

4. Bagaimana dampak problem kejiwaan terhadap kesehatan mental karakter utama dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Mendeskripsikan karakter utama dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee.

2. Mendeskripsikan problem kejiwaan yang dialami oleh karakter utama dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee.

3. Mendeskripsikan faktor penyebabkan karakter utama mengalami problem kejiwaan serta cara mengatasi problem kejiwaan dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee.

4. Mendeskripsikan dampak problem kejiwaan terhadap kesehatan mental karakter utama dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee.

(8)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat memberi kontribusi terhadap perkembangan penelitian psikologi, khususnya dalam menggunakan teori psikologi sastra dan psikologi abnormal.

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini dapat membantu pembaca memahami masalah kejiwaan seperti depresi ataupun distimia dalam esai yang berbentuk buku non fiksi ini melalui percakapan antara seorang psikiater dan pasiennya yaitu karakter utama pada novel I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki dan mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

E. Landasan Teori 1. Psikologi Sastra

Psikologi sastra merupakan ilmu lintas disiplin yang menggabungkan psikologi dan sastra. Psikologi sastra digunakan sebagai pendekatan untuk menganalisis karya sastra dengan membahas aspek psikologis para tokoh dalam karya tersebut.

Pendekatan sastra berdasarkan psikologi dimulai ketika sarjana sastra mengadopsi teori Freudian (Wiyatmi,2011).

Psikologi adalah ilmu yang dapat dikaitkan dengan karya sastra karena merupakan studi dan penyelidikan pola dan aktivitas perilaku, dimana tingkah laku dan aktivitas ini merupakan manifestasi dari kehidupan mental (Walginto,2002).

Menurut Hardjana (dalam Astuti, dkk, 2016) Psikologi sastra adalah pendekatan yang memperhatikan aspek psikologis dan memperhatikan jiwa manusia.

Dari sudut pandang psikologis, jelas bahwa manfaat dan peran sastra adalah untuk menyampaikan citra manusia yang seakurat dan senyata mungkin, atau setidaknya menyiarkan karya sastra ini. Karya tersebut dimaksudkan untuk merepresentasikan kehidupan manusia secara utuh.

(9)

menurut Wellek dan Warren (1990) istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. Pertama, adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Kedua, studi proses kreatif, Ketiga, studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan dalam karya sastra, dan keempat, mempelajari dampak sastra pada pembaca (psikologi pembaca).

Berdasarkan konsep-konsep di atas, penelitian pada novel I Want to Die but I Want to Eat Ttokpoki ini mengarah pada pengertian penerapan hukum-hukum teori psikologi yang diterapkan untuk menginterpretasi, menganalisi dan mengevaluasi karya sastra. Secara khusus dapat dijelaskan bahwa penelitian yang akan dilakukan terutama diarahkan pada kondisi kejiwaan tokoh utama yang berperan aktif dalam cerita, untuk mengungkap karakternya secara menyeluruh.

2. Keterkaitan Psikologi dan Sastra

Menurut Terry Eagleton (1996) sastra merupakan media bagi pengarang untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan keyakinannya, yang dipengaruhi oleh penggambaran tokoh yang menyerupai kehidupan nyata manusia. Karya sastra juga memiliki dimensi psikologis yang sangat kaya, banyak jenis ilmu yang berbeda dapat membantu kita dalam menyelidiki aspek psikologis seseorang, psikologi adalah salah satunya.

Menurut Wellek & Warren (1995) Psilokogi dan sastra berhubungan erat karena sering kali tokoh-tokoh, situasi serta plot yang terbentuk dalam novel atau drama sesuai dengan keberadaan psikologi, karena pengarang kadang-kadang menggunakan teori psikologi dalam melukiskan tokoh serta lingkungan.

Menurut Ratna (2002), tujuan psikologi sastra adalah untuk memahami aspek psikologis yang terdapat dalam karya sastra daripada untuk memecahkan masalah psikologis praktis. Secara tidak langsung, karya sastra memberikan pengertian kepada masyarakat atau kepada pembacanya. Memahami karakteristik manusia, misalnya, dapat membantu dalam memahami perubahan, kesenjangan, dan kesenjangan lain yang terjadi di masyarakat, terutama di sisi mental.

(10)

Menurut Endraswara (dalam Fadli, 2016) penelitian psikologi sastra mempunyai peran penting dalam memahami sastra karena ada beberapa keunggulan seperti: pertama, pentingnya psikologi sastra guna mempelajari lebih dalam aspek perwatakan; Kedua, pendekatan ini dapat memberikan timbal balik tentang permasalah yang menyangkut kepribadian yang dikembangkan. Ketiga, jenis penelitian ini sangat berguna guna menganalisis karya sastra yang erat dengan permasalahan psikologis.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan psikologi sastra sangatlah membantu dalam mengkaji karya sastra.

Psikologi sastra bertujuan untuk memahami kondisi kejiwaan serta aspek-aspek yang membangun pribadi yang terkandung dalam karya sastra sehingga dapat memberikan pemahaman secara tidak langsung. Selain itu, psikologi sastra dapat juga berguna untuk mengkaji watak dan karakter para tokoh di dalam karya sastra yang mungkin saja memiliki kecemasan atau gangguan tertentu.

3. Novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee

Istilah novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang berarti sebuah barang baru yang kecil. Kosasih (dalam Lubis, 2020) menyatakan bahwa novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Kisah dalam novel berawal dari kemunculan suatu persoalan yang dialami tokoh hingga tahap penyelesaiannya. Selanjutnya Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (dalam Lubis, 2020) menjelaskan bahwa novel merupakan karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Badudu dan Zain (dalam Lubis, 2020) memaparkan bahwa novel merupakan karangan dalam bentuk prosa tentang peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan seperti yang dialami dalam kehidupan sehari – hari, tentang suka duka, kasih dan benci, tentang watak dan jiwanya , dan sebagainya.

(11)

Adapun novel yang mengandung persitiwa yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari tersebut salah satunya novel karya Baek Se Hee berjudul I Want to Die But I Want to Eat Tteokppoki. Novel yang bercerita tentang pergulatan batin yang dialami karakter utamanya, dimana disetiap bab dalam buku tersebut menyajikan catatan percakapan konsultasi antara karakter utamanya dengan psikolognya atau bisa disebut dengan esai catatan yang berisi tentang pertanyaan, penilaian, saran, nasihat, dan evaluasi diri. Kutipan singkat ini dapat menyampaikan kesan kepada pembaca tentang situasi di mana penulis sebagai karakter utama dihadapkan dengan gangguan psikologisnya, novel tersebut juga menggunakan bahasa yang tidak terlalu sulit dan cukup sederhana untuk dipahami oleh orang yang awam dengan topik psikologi.

Novel “I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee

secara tersirat menginspirasi pembaca untuk menghargai dan mencintai diri sendiri.

Melihat melalui sudut pandang Baek Se Hee seluruh tekanan yang dia rasakan , dia tahu bahwa seluruh tekanan yang dia rasakan berasal dari dirinya sendiri. Untuk mulai mencintai apa pun selain diri sendiri, pertama-tama seseorang harus mencintai dan menghormati diri sendiri.

Novel “I Want To Die But I Want To Eat Tteokkpokki karya Baek Se Hee

adalah sebuah buku self improvement yang menyajikan tampilan buku yang menarik dan bahasa yang mudah dipahami. Selain itu, pesan yang disampaikan penulis sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang kesehatan mental (Maulidina, 2021).

F. Signifikasi Penelitian

Signifikansi penelitian ini dapat memperluas dan menambah wawasan ilmiah di bidang psikologi mengenai gangguan kejiwaan dan faktor-faktor penyebab gangguan kejiwaan bagi peneliti, selanjutnya khususnya dibidang Bimbingan dan Konseling Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dalam hal praktis, penelitian ini akan membantu

(12)

pembaca untuk belajar lebih banyak tentang gangguan mental dan menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental bagi diri sendiri dan orang sekitar.

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan memerlukan pencarian literatur. Penelitian kepustakaan berfungsi untuk mendeskripsikan penelitian-penelitian yang dilakukan guna mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian yang sudah ada, yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur penelitian yang sedang berjalan.

Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai literature review dalam penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Nur Wahyu Hidayah (2015) yang berjudul “Problem Kejiwaan Tokoh Utama Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari”. Secara garis besar latar belakang penelitian tersebut membahas tentang kebebasan hak setiap individu yang dimana banyak dilihat dimedia cetak bahwa banyak problem yang terkait kebebasan individu berakhir pada kekerasan, dimana hal itu dapat memunculkan trauma dan gangguan kejiwaan, penulis dan sejarawan budaya menunjukkan ini dan mengabadikannya dalam karya sastra mereka. Oleh karena itu, penelitian tersebut mengangkat isu kebebasan dari sebuah karya sastra.

Karena masalah yang terkait dengan karya sastra tidak terbatas pada masalah sosial, tetapi juga dapat dikaitkan dengan masalah psikologis pengarang (Astuti, 2016). Karya sastra dipandang sebagai hasil karya pengarang, yang sering dihubungkan dengan ciri kejiwaan seperti obsesi, kontemplasi, kompensasi, sublimasi, bahkan neurosis. Pasung Jiwa (2013) oleh Okky Madasari adalah novel yang mencakup semua topik ini. Pasung Jiwa dapat diartikan sebagai jiwa yang terpasung, jiwa yang terkekang dan tanpa kebebasan. Penelitian ini berusaha menjelaskan karakter tokoh utama Sasana, problem psikologis Sasana, penyebab masalah psikologis Sasana, serta cara mengatasi problem kejiwaan yang dialami oleh tokoh utama Sasana dalm novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari.

(13)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan menggunakan teori psikologi sastra, dan temuan penelitian ini adalah (1) menurut fisiologi karakter utama dengan nama Sasana yang mempunyai panggilan Sasa memiliki kepribadian ganda laki-laki dan perempuan; (2) Dalam kasus karakter utama, Sasana, perilaku abnormal didiagnosis, termasuk gangguan kecemasan, gangguan disosiatif, dan bunuh diri; , (3) peneyabab utama masalah psikologis karakter Sasana dikarenakan pola asuh keluarga dan rasa sensitif yang berlebihan, (4) Cara mengatasi masalah kejiwaan karakter utama, Sasana, melalui psikoterapi, pemberian obat penenang, dan pengobatan di rumah sakit jiwa.

Penelitian tersebut hampir sama dengan yang akan diteliti. Keduanya mempelajari masalah psikologis karakter dalam novel, namun objek kajiannya berbeda. Dalam penelitian tersebut objek novel adalah Maryam karya Okky Madasari, dan objek yang akan digunakan peneliti adalah novel I Want to Die but I Want toe Eat Tteokpokki Karya Baek Se Hee.

Manfaat penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu sastra dan manfaat lainnya, serta membantu pembaca dalam memahami masalah psikologis dan nilai-nilai yang terdapat di dalamnya melalui unsur-unsur utama novel tersebut.

Referensi Selanjutnya, penelitian yang diteliti oleh Zakia Liszamah (2020) yang berjudul “Sosok Perempuan Abnormal Dalam Novel Eva Karya Rhy Husaini”.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa sastra memberikan gambaran tentang kehidupan manusia. Dalam definisi tersebut termasuk pengarahan kehidupan dan keterkaitan antara personal, masyarakat, dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia. Setiap menusia memiliki sifat yang unik dimana hal tersebut membedakan atara yang satu dengan yang lainnya. Interaksi antar karakter tersebut seringkali menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat.

Salah satu masalah yang dihadapi seseorang di kehidupan sosialnya adalah tingkah laku individu yang tampak tidak biasa dari masyarakat secara keseluruhan.

Tingkah laku aneh ini bisa jadi menandakan bahwa orang tersebut sedang mengalami

(14)

gangguan dalam kehidupan spiritualnya. Individu yang menderita penyakit mental tampaknya berperilaku berbeda dari masyarakat lainnya, dan perilaku ini dapat diklasifikasikan sebagai abnormal. Novel Eva karya Rhy Husain membahas masalah perilaku abnormal.

Tujuan penelitin tersebut adalah (1) mendeskripsikan perilaku menyimpang karakter utama dalam novel Eva karya Rhy Husaini; (2) menjelaskan faktor yang menyebabkan karakter utama dalam novel Eva berperilaku tidak normal.

Penelitian tersebut menerapkan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut ialah psikologi sastra. Teknik perpustakaan digunakan untuk pengambilan data. Tahap analisis data dilakukan melalui pembacaan secara seksama seluruh novel Eva karya Rhy Husaini dan mencatat bagian-bagian teks yang menunjukkan, mendeskripsikan, dan menjelaskan perilaku abnormal tokoh-tokoh tersebut. Data harus diklasifikasikan, menentukan bagian mana daru teks yang menunjukkan perilaku abnormal tokoh dan penyebab perilaku abnomal tokoh menggunakan teori psikologi abnormal, Beberapa kalimat yang sudah diklasifikasikan sebelumnya, yaitu teks yang menunjukkan bentuk-bentuk perilaku menyimpang pada karakter dan pemicu perilaku abnormal pada karakter, dijelaskan dan diinterpretasikan dengan menggunakan teori psikologi abnormal, dan diikuti temuan penelitian secara keseluruhan. Hasilnya bersifat umum dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lain.

Hasil penelitian tersebut adalah pertama, berupa bentuk-bentuk perilaku abnormal atau perilaku menyimpang pada karakter utama, yaitu perilaku yang berbeda berupa skeptisisme agama dan kemunafikan terhadap sang pencipta, tingkah laku yang ditolak masyarakat dimana tingkah laku tersebut melanggar norma sosial, berupa pergaulan bebas dan mengkonsumsi obat-obat terlarang, berada dalam keadaan stres pribadi yang intens, dan perilaku yang sangat berbahaya. Kedua, adanya faktor penyebab tokoh utama berperilaku abnormal yakni faktor psikologis dan faktor sosial. Faktor psikologis seperti kekecewaan, kesedihan dan konflik batin berkelanjutan. Sedangkan faktor sosial yang berasal dari lingkungan rumah.

(15)

Penelitian yang dilakukan oleh Zakia Liszamah terdapat persamaan dengan penelitian ini. Keduanya meneliti mengenai abnormalitas tokoh utama dalam novel, namun objek penelitiannya berbeda. Penelitian tersebut menggunakan novel Eva Karya Rhy Husaini sebagai objeknya, sementara itu peneliti akan menggunakan novel I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki Karya Baek Se Hee sebagai objek penelitian.

Penelitian tersebut memiliki harapan untuk kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan sastra khususnya kajian psikologi sastra dan juga penelitian tersebut memiliki harapan untuk masyarakat agar bisa mendapatkan pengetahuan tentang perilaku abnormal dan fakto-faktor penyebab perilaku abnormal.

Penelitian Selanjutnya, penelitian yang diteliti oleh Bagus Muhamad Fadli (2016) yang berjudul “Problem Kejiwaan Tokoh Utama dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari”. Latar belakang penelitian tersebut, ialah berisi analisis terhadap novel Maryam karya Okky Madasari, yang menerapkan beberapa kerangka teoritis psikologis untuk berfokus pada masalah psikologis tokoh utama Maryam.

Penelitian tersebut diharapkan akan membantu pembaca memahami bahwa ada individu dan segerombolan orang yang dipersepsikan berbeda dalam masyarakat.

Dimana perbedaan yang dihasilkan tidak menjadi penghalang untuk menjalani kehidupan yang manusiawi sebagai pribadi yang dapat berpikir dan merasakan segala emosi serta memiliki keinginan bahagia akan kebebasan hidup.

Dalam penelitian tersebut, membahas tentang perilaku yang tidak biasa atau perilaku abnormal dari Maryam seorang karakter utama dalam novel tersebut, dengan usia 24 tahun dan memiliki wajah yang cantik. Secara psikologis, Maryam memiliki jiwa yang tidak stabil, sulit mengendalikan emosionalnya, memiliki keinginan persamaan iman dan merasakan jatuh cinta. Secara sosiologis karakter Maryam berasal dari keluarga yang tidak miskin dan hidup di lingkungan yang menyimpang.

Kepribadian Maryam diprognosis memiliki gangguan mood, anxiety disorder, stres pasca trauma, gangguan disosiatif dan somatoform, serta gangguan kepribadian.

(16)

Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk (1) Mengidentifikasi protagonis Okky Madasari dalam novel, (2) Mengidentifikasi permasalahan psikologis protagonis Maryam karya Okky Madasari dalam novel, (3) menentukan pemicu apa saja yang menyebabkan masalah kejiwaan protagonis dalam novel Maryam karya Okky Madasari, dan (4) bagaimana menangani masalah psikologis yang dialami protagonis dalam novel Maryam karya Okky Madasari.

Penelitian tersebut ialah penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif. Topik penelitian adalah novel Maryam karya Okky Madasari. Penelitian difokuskan pada perilaku menyimpang protagonis dan melakukan studi dalam kerangka teori psikologi abnormal. Data diperoleh melalui penggunaan teknologi membaca dan mencatat. Keabsahan semantik merupakan dasar dari metode reliabilitas intra-penilai dan reliabilitas antar-penilai yang digunakan untuk mendukung validitas data yang dipakai dalam penelitian tersebut.

Hasil penelitian tersebut menampilkan Bahwa; (1) Protagonis Maryam jika dilihat dari fisik adalah seorang wanita, yang memiliki usia 24 tahun, dan memiliki wajah yang cantik. Namun, jika dilihat dari sudut psikologis, dia tidak seimbang secara mental, berjuang untuk mengendalikan amarahnya dan memiliki keinginan persamaan iman dan merasakan jatuh cinta. Jika dilihat dari sudut sosiologis, protagonis Maryam, berasal dari keluarga miskin yang tinggal di lingkungan yang berbeda. (2) Protagonis Maryam diprognosis dengan gangguan mood, Anxiety Disorder, stres pasca-trauma, gangguan disosiatif dan somatoform, dan gangguan kepribadian. (3) Faktor sosial seperti keyakinan agama, pola asuh keluarga, dan pengaruh lingkungan menjadi penyebab utama masalah psikologis Maryam. (4) cara mengatasi masalah psikologis yang dihadapi Maryam yang merupakan protagonist novel dengan manajemen depresi dan terapi keluarga.

Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Muhamad Fadli. Terdapat persamaan dengan penelitian ini. Keduanya meneliti mengenai abnormalitas protagonist dalam novel, namun objek penelitiannya berbeda. Penelitian tersebut menggunakan objek novel Maryam karya Okky Madasari, sementara itu peneliti akan menggunakan

(17)

novel I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki Karya Baek Se Hee sebagai objek penelitian.

Penelitian tersebut memiliki harapan untuk pembaca, baik yang teoritis ataupun secara praktis. Nilai teoritis penelitian tersebut memiliki harapan untuk memberikan kontribusi bagi kajian sastra Indonesia, melalui penggunaan kerrangka teoritis psikologi yang tidak biasa. Penggunaan praktis nya memiliki harapan sebagai referensi penelitian sastra Indonesia dan memperluas pengetahuan pembaca.

H. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, Bogdan dan Taylor (dalam Gunawan, 2015) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara utuh.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif,deskriptif kualitatif digunakan karena data-data dalam penelitian ini berupa kata, kalimat, atau paragraf yang berada di dalam cerita, sehingga bentuk data kualitatif. Penjelasan dalam paragraf ini dilakukan secara deskriptif, dalam hal ini peneliti menampilkan penjelasan mengenai segala sesuatu yang menunjukkan adanya bentuk problem kejiwaan tokoh dalam novel.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah dengan memakai pendekatan deskriptif naratif. Menurut Daiute & Lightfoot (dalam Creswell, 2007) penelitian naratif mempunyai banyak bentuk dan berakar dari disiplin (ilmu) kemanusiaan dan sosial yang berbeda. Naratif bisa berarti tema yang diberikan

(18)

pada teks atau wacana tertentu, atau teks yang digunakan dalam konteks atau bentuk penyelidikan dalam penelitian kualitatif (Chase, 2005).

Narasi Deskriptif oleh James Schreiber & Kimberly Asner-Self (dalam Mawardi, 2018) adalah studi mengenai kehidupan personal yang digambarkan melalui cerita pengalaman, termasuk diskusi tentang apa arti pengalaman bagi individu. Menurut Webster dan Metrova (dalam Mawardi,2018) narasi adalah metode penelitian dalam ilmu-ilmu sosial. Inti dari metode ini terletak pada kemampuan untuk memahami jati diri dan pandangan dunia seseorang dengan berfokus pada cerita yang dia dengar dan ceritakan dalam kehidupan sehari- harinya.

Dari beberapa pendapat ahli diatas teori menurut James dan Kimberly adalah teori yang mendukung dari pendekatan penelitian ini, disebut sebagai penelitian deskriptif naratif karena tujuan dari penelitian ini bukan sekedar menjelasakan problem kejiwaan yang dialami oleh karakter utama novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki Karya Baek Se Hee, tetapi juga mencoba mengartikan kata atau pernyataan dan aksi perilaku yang tertulis didalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki, untuk memahami dan mencari kedalaman kata-kata dan penyebab gangguan mental dalam konteksnya. Pendekatan ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini tidak mengukur apapun, tetapi menjelaskan masalah kejiwaan yang dialami Baek Se He selaku karakter utama novel dan apa yang menjadi latar belakangnya.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian sastra yang berfokus pada novel catatan esai, sehingga tidak terbatas pada lokasi tertentu. Namun terdapat lokasi-lokasi yang mendukung penelitian ini, seperti perpustakaan kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan rumah peneliti, dan waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini berkisar dari bulan Oktober 2022 yaitu penyerahan judul hingga Maret 2023 yaitu sidang skripsi.

(19)

4. Penentuan Sumber Informasi Informan

Penelitian ini menggunakan data dari novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se Hee yang diterbitkan oleh penerbit Haru Media Sejahtera pada Agustus 2019 . Fokus penelitian ini adalah gambaran dari karakter utama yang merupakan penulis buku itu sendiri, gangguan kejiwaan yang dialami oleh karakter utama, penyebab dan cara penanggulanginnya.

5. Unit Analis

Unit analisis adalah unit penelitian yang berfokus pada objek, orang, atau populasi tertentu sebagai subjek penelitian. Unit analisis dapat dijadikan sebagai patokan dalam melakukan kajian. Penentuan unit analisis begitu penting dalam kajian penelitian. Dalam penelitian ini, unit analisis yang digunakan adalah sumber penyebab gangguan kejiwaan yang diderita oleh karakter utama pada novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data yang dipakai adalah teknik dokumenter yang merupakan metode pengumpulan data dengan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto,2006).

Berikut langkah peneliti dalam mengumpulkan data berupa teks-teks atau percakapan yang mengandung penggambaran karakter utama, problem kejiwaan, penyebab problem kejiwaan, dan cara mengatasi masalah problem kejiwaan yang dialami oleh karakter utama novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokppoki :

a. Menyiapkan alat perlengkapan yang diperlukan seperti ; pensil, pulpen, kertas catatan dan Handphone.

b. Menyiapkan bahan sumber utama yang akan dipakai untuk kepentingan penelitian.

c. Membaca dan mencatat bahan penelitian (Zed, 2014)

(20)

7. Teknik Analisis Data

Menurut Patton (Moleong, 2007), analisis data ialah proses pengorganisasian urutan data dan mengkategorikannya ke unit-unit uraian dasar. Kegiatan analisis data merupakan proses penyederhanaan data menjadi bentuk yang mudah dibaca dan selanjutnya diinterpretasikan.

Data-data yang sudah terkumpul dan sudah diinterpretasikan, akan dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada sehingga dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan dalam analisis data meliputi, mengatur, mengurutkan, mengkategorisasikannya, mengelompokkan dan memberi kode (Moleong, 2004).

Teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu teknik analisis konten. Analisis konten adalah strategi untuk menangkap pesan karya sastra. Tujuan analisis konten adalah membuat infersi. Infersi diperoleh melalui identifikasi dan penafsiran.infersi juga berdasarkan konteks yang melingkupi karya sastra. Untuk itu peneliti analisis konten harus mempunyai target tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti mengenai penggambaran karakter utama, gangguan psikologis yang dialami oleh karakter utama, penyebab dan cara mengatasinya dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokppoki karya Baek Se Hee. Konsep ini akan memperjelas langkah selanjutnya, sampai pengumpulan data, inversi, dan analisis.

Analisis konten dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikannya, menganalisa dan menginterpretasikannya (Bungin, 2003).

Analisis konten dapat juga diartikan sebagai pemeriksaan dan pengolahan data secara konseptual agar peneliti memahami dengan jelas yang terkandung dalam pertanyaan- pertanyaansehingga mudah dipahami.

Adapun langkah-langkah menganalisis penggambaran karakter utama, gangguan psikologis yang dialami karakter utama, penyebab dan cara mengatasinya dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokppoki karya Baek Se Hee adalah sebagai berikut.

(21)

1) Mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian berupa buku-buku, jurnal, catatan, artikel dan sebagainya.

2) Menyusun dan mengklasifikasikan sekaligus menganalisis data. Proses analisis semacam ini sudah berlangsung pada saat pencatatan penelitian itu dilakukan (Zed, 2014),adapun urutan untuk menganalisis data sebagai berikut.

a. Mengelompokan topik atau tema-tema kecil tertentu ke dalam headings atau judul-judul kartu catatan.

b. Pengelompokan kartu catatan menurut bentuk isi catatan.

Kedua pengelompokan di atas sebetulnya juga sudah mengandung fungsi analisis, yaitu pemilahan berdasarkan unit-unit masalah tertentu yang pada tahap analisis tinggal disortir atau diverifikasi.

3) Selanjutnya proses interpretasi yakni dengan cara menafsirkan hasil analisis data pada tahap sebelumnya dan menghubungkannya dengan data lainnya.

Dengan menggunakan teknik tersebut peneliti akan menemukan sebuah kesimpulan dari data yang objektif mengenai penggambaran karakter utama, gangguan psikologis yang dialami karakter utama, penyebab dan cara mengatasinya dalam novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokppoki karya Baek Se Hee

I. Sistematika Penelitian

Untuk mengetahui dan memberikan suatu gambaran mengenai skripsi yang peneliti tulis dan untuk pembaca agar memahami proposal ini, maka saya sebagai peneliti akan menggambarkan sistematika penelitian penelitian yang terdiri dari : BAB I` : Pendahuluan, meliputi latar belakang, permasalahan penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, signifikasi penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian, sistematika penelitian.

BAB II : Landasan teori berupa penjelasan tentang karakter tokoh, psikologi abnormal meliputi definisi, kriteria dan klasifikasi perilaku abnormal,

(22)

klasifikasi penyebab gangguan psikologi menurut DSM, cara penanganan gangguan psikologis dan definisi kesehatan mental.

BAB III : Berisi sinopsis, dan biografi pengarang novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokppoki karya Baek Se Hee.

BAB IV : Pembahasan yang merupakan inti dari penelitian berisi analisis data problem kejiwaan yang dialami karakter utama novel I Want to Die but I Want to Eat Tteokppoki karya Baek Se Hee.

BAB V : Bagian akhir berupa penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

(23)

J. Rencana Waktu Penelitian (Time Schedule)

Tabel 1.1 Rencana Waktu Penelitian

No. Kegiatan

Bulan 1 (Oktober)

Bulan 2 (November)

Bulan 3 (Desember)

Bulan 4 (Januari)

Bulan 5 (Februari)

Bulan 6 (Maret)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4

1. Studi

Literatur 2. Persiapan Material 3.

Pelaksanaan Analisis Penelitian 4.

Pengolahan Data Hasil

Penelitian 5.

Penulisan Laporan

Hasil Penelitian 6.

Penyusunan Hasil Laporan

Gambar

Tabel 1.1 Rencana Waktu Penelitian

Referensi

Dokumen terkait