• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK VARIABEL EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA SEKTOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAMPAK VARIABEL EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA SEKTOR "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK VARIABEL EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA SEKTOR

PERBANKAN INDONESIA TAHUN 2012-2016

JURNAL ILMIAH

Disusun Oleh :

ANJASMORO ANGKASA PUTRA 135020401111009

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

(2)

1

(3)

1

Dampak Variabel Eksternal dan Internal terhadap Return Saham Pada Sektor Perbankan Indonesia Tahun 2012-2016

Anjasmoro Angkasa Putra

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak variabel eksternal (kurs, suku bunga pinjaman, dan inflasi) dan internal (Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Return On Equity (ROE)) terhadap return saham pada sektor perbankan Indonesia tahun 2012- 2016. Objek dalam penelitian ini adalah 15 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penentuan sampel menggunakan purposive sampling yang dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, adapun metode analisa yang digunakan adalah model regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel eksternal dan internal secara simultan memberikan dampak yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan, secara parsial pengaruhnya berbeda- beda, dimana kurs dan inflasi berdampak negatif signifikan, suku bunga pinjaman, PER, dan ROE berdampak positif signifikan, sementara EPS berdampak negatif tidak signifikan.

Kata Kunci: Return Saham, Kurs, Suku Bunga Pinjaman, Inflasi, EPS, PER, ROE dan Regresi Data

Panel

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of external variables (exchange rate, the loan interest rate, and inflation) and internal variables (Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Return On Equity (ROE)) on the stock return Indonesian banking sector in the years 2012-2016. Object of this study is15 banks listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX).

Determination of the sample in this study using Purposive Sampling selected based on several considerations, as for the method of analysis used is panel regression model. These result indicate that the external and internal variables simultaneously provide a significant impact on the stock return. While partially different effect, where the exchange rate and inflation have a significant negative impact, the loan interest rate, Price Earning Ratio (PER), and Return On Equity (ROE) have a significant positive impact, while Earning Per Share (EPS) impact is negative not significant.

Keywords: Stock Return, Exchange Rate, The Loan Interest Rate, Inflation, EPS, PER, ROE and Panel Regression Model.

A. PENDAHULUAN

Dewasa ini pasar modal telah memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu Negara. Hal ini terkait dari fungsi pasar modal sebagai perantara untuk mempertemukan pemilik modal (investor) dengan pihak-pihak yang berupaya memperoleh tambahan dana melalui penjualan sahamnya di pasar modal kemudian digunakan untuk pengembangan perusahaannya atau kegiatan operasionalnya. Pasar modal dapat menjadi alternatif bagi para investor yang ingin menggunakan danaya untuk berinvestasi dengan membeli instrumen-instrumen yang diperdagangkan di bursa seperti saham, obligasi, reksa dana dan instrumen derivative lainnya (Tandelilin, 2010).

Para investor dapat melakukan investasi di berbagai jenis aset seperti aset rill dan aset keuangan. Salah satunya aset keuangan yang bisa dipilih adalah saham yang dikenal memberikan peluang keuntungan yang tinggi dan juga berpotensi berisiko tinggi atau biasa disebut dalam istilah ilmu investasi high risk, high return. Saham yang memungkinkan pemodal agar mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam jumlah yang besar dengan waktu yang singkat.

Dengan demikian para investor melakukan penilaian terlebih dahulu pada saham-saham yang akan

(4)

2

dipilih untuk berinvestasi nantinya dan juga menentukan apakah saham tersebut akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan.

Pergerakan return saham perbankan Indonesia di gambar 1.2 mengalami fluktuasi pada setiap tahunnya. Pada tahun 2012 ke tahun 2013 terjadi penurunan saham sektor perbankan dikarenakan Bank Indonesia menaikan suku bunga acuan, sehingga menjadi sentiment negatif bagi investor untuk menjual sahamnya (market.bisnis.com). Sedangkan, pada tahun 2015 ke 2016 return saham sektor perbankan yang diperdagangkan di BEI terus merosot dikarenakan ada isu pemangkasan net interest margin (NIM) yang terus menggelinding. Disitulah ada tiga saham bank BUMN yang mengalami penurunan terjadi pada Bank Rakyat Indonesia Tbk (BMRI) turun 5.41%, Bank Mandiri Tbk (BMRI) minus 13.63% dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BMRI) mengalami minus penurunan paling dalam sebesar 15.10%.

Meningkatnya jumlah perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat berbanding terbalik karena masih banyak bank yang return sahamnya stagnan bahkan cenderung turun. Penurunan return saham tidak lepas dari kondisi eksternal perusahaan, dimana pasti kejadian tersebut memiliki penyebab diantara seperti kebijakan di Indonesia berubah, besar kecilnya ekspor-impor yang berakibat pada nilai tukar rupiah, melemahnya perekonomian di Amerika Serikat dan krisis global di kawasan Eropa.

Sebenarnya para investor lebih memilih berinvestasi di dalam sekuritas yang diharapkan agar memberikan tingkat pengembalian (return) yang sesuai dengan risiko yang ditanggung para investor. Dimana tingkat return bagi para investor ini menjadi penentu utama, dikarenakan return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Kinerja perusahaan perbankan yang baik akan mendorong terjadinya peningkatan return yang di peroleh investor. Berdasarkan uraian diatas, sehingga peneliti ini akan mengambil judul penelitian “Dampak Variabel Eksternal dan Internal Terhadap Return Saham Pada Sektor Perbankan Indonesia Tahun 2012-2016.”

B. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal

Pasar modal memiliki peran penting di dalam perekonomian suatu Negara karena pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaters). Pasar modal dapat menghubungkan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.

Disamping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang berkelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang optimal (Tandelilin, 2010). Selanjutnya, tambahan dana yang didapat perusahaan dari menjual sahamnya digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dan meningkatkan aktivitas usahanya.

Investasi

Menurut Tandelilin (2010) investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang akan dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi ada dua jenis yaitu investasi langsung dimana investor secara langsung membeli aktiva keuangan perusahaan dan investasi tidak langsung adalah investor menginvestasikan sejumlah modalnya kepada perusahan investasi yang kemudian perusahaan tersebut mengelola dana investor dalam sebuah portofolio yang dimilikinya. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya.

Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Risiko mempunyai hubungan positif dan linear dengan return yang diharapkan dari suatu investasi, sehingga semakin besar return yang diharapkan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh seseorang investor. Dalam melakukan investasi khususnya pada sekuritas saham, return yang diperoleh berasal dari dua sumber, yaitu dividen dan capital gain, sedangkan risiko investasi tercermin dari variabilitas return saham yang diperoleh.

Return Saham

(5)

3

Return (pengembalian) merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Halim, 2015).

Sedangkan saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (Tandelilin, 2001). Jadi, return saham adalah hasil yang diperoleh oleh seorang investor atas hak kepemilikannya terhadap suatu perusahaan. Biasanya menghitung return saham dengan mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham sebelumnya.

Return saham berbanding positif dengan risiko, artinya semakin besar risiko yang ditanggung oleh pemegang saham, maka return (keuntungan) yang diperoleh akan semakin besar, dan sebaliknya semakin kecil risiko yang ditanggung oleh pemegang saham, maka return yang diperoleh akan semakin kecil. Jadi, return saham merupakan keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena menginvestasikan dananya. Keuntungan tersebut dapat berupa dividen (yield) dan keuntungan dari selisih harga saham sekarang dengan periode sebelumnya (capital gain).

Variabel Eksternal dan Internal

Variabel eksternal merupakan dampak yang disebabkan dari luar perusahaan, akan tetapi mempunyai dampak terhadap penurunan atau kenaikan kinerja perusahaan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dalam penelitian ini, variabel eksternal yang digunakan penulis adalah kurs, suku bunga, inflasi.

a. Kurs atau biasa disebut dengan nilai tukar rupiah (exchange rate) merupakan perbandingan nilai harga antara dua mata uang yang berbeda (Nopirin, 2009). Hubungan kurs terhadap return saham menunjukkan hasil negatif, dimana meningkatnya kurs akan menurunkan return saham pada sektor perbankan (Karim, 2015).

b. Suku bunga pinjaman dipengaruhi oleh permintaan atas harga saham oleh para investor dan penawaran saham oleh rumah tangga akan tetapi pengaruh yang dihasilkan menunjukkan keadaan dimana tingkat suku bunga pinjaman dan investasi memiliki hubungan yang negatif (bertolak belakang). Hubungan suku bunga pinjaman terhadap return saham menunjukkan hasil positif, dimana meningkatnya suku bunga akan menaikkan return saham pada sektor perbankan (Nopirin, 2009).

c. Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus dalam kurun waktu tertentu (Nopirin, 2009). Hubungan inflasi terhadap return saham menunjukkan hasil negatif, dimana meningkatnya inflasi akan menurunkan return saham pada sektor perbankan (Tandelilin, 2010).

Variabel internal merupakan dampak yang berada di dalam perusahaan dan dapat mempengaruhi sebuah kinerja perusahaan. Dari sisi variabel internal yang dapat memberikan dampak pada return saham adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Return On Equity (ROE).

a. Earning Per Share (EPS) laba per saham merupakan laba yang terdapat pada laporan laba-rugi (earning after tax) dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar (Walsh, 2002). Hubungan EPS terhadap return saham menunjukkan hasil negatif, dimana meningkatnya EPS akan menurunkan return saham pada sektor perbankan (Karim, 2015).

b. Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar atau saham (market price) dengan earning per share dari saham yang bersangkutan (Ang, 2007).

Hubungan PER terhadap return saham menunjukkan hasil positif, dimana meningkatnya PER akan menaikkan return saham pada sektor perbankan (Sudana, 2011).

c. Return On Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham yang telah digunakan suatu perusahan (Harahap, 2007). Hubungan ROE terhadap return saham menunjukkan hasil positif, dimana meningkatnya ROE akan menaikkan return saham pada sektor perbankan (Karim, 2015).

Penelitian Terdahulu

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan sebuah acuan yang berupa penelitian terdahulu, sehingga dapat memberikan penjelasan mengenai penelitian selanjutnya. Beberapa penelitian yang digunakan oleh peneliti diantaranya sebagai berikut:

(6)

4

Al-Tamini (2011) melakukan penelitian dengan judul Factors Affecting Stock Prices in the UAE Financial Market. AL-Tamimi membagi dua kelompok sampel. Kelompok pertama terdiri dari sembilan sektor perbankan dan kelompok kedua terdiri dari sektor keuangan non-bank.

Studi ini memaparkan bahwa variable EPS sesuai yang diekspektasikan yaitu berpengaruh positif signifikan pada harga saham. Sejalan dengan penelitian-penelitian terdahulu hasil dari inflation dan interest rate mempunyai pengaruh negative tetapi tidak signifikan pada harga saham, GDP, money supply, dan memiliki pengaruh positif signifikan pada harga saham. Pada penelitian ini, juga disebutkan bahwa EPS adalah variable yang paling mempengaruhi di Pasar Modal UAE.

Karim (2015) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji secara empiris pengaruh EPS, DPS, struktur modal, profitabilitas, inflasi, suku bunga dan kurs terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam periode 2010-2012. Teknik analisis yang menggunakan regresi linear berganda. Hasil perhitungan uji t bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap return saham, DPS berpengaruh positif terhadap return saham, struktur modal tidak berpengaruh terhadap return saham, profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham, inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham, suku bunga berpengaruh positif terhadap return saham dan nilai tukar berpengaruh positif terhadap return saham.

Waskito (2016) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Inflasi, Return, Pasar dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Perusahaan LQ45. Penelitian ini hendak mengkaji lebih lanjut mengenai pengaruh indikator ekonomi makro dan mikro seperti tingkat inflasi, return pasar dan PER terhadap return saham pasa perusahaan LQ45 di BEI. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah regresi inear berganda. Hasilnya dari penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh negative dan signifikan.

Sedangkan PER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.

Kerangka Pikir

Hipotesis

Adapun hipotesis pada penelitian ini telah disesuaikan dengan kerangka pikir yang ada diatas adalah sebagai berikut:

H1 : Terdapat dampak negatif terhadap return saham pada sektor perbankan di Indonesia.

(7)

5

H2 : Terdapat dampak positif terhadap return saham pada sektor perbankan di Indonesia.

H3 : Terdapat dampak negatif terhadap return saham pada sektor perbankan di Indonesia..

H4 : Terdapat dampak negatif terhadap return saham pada sektor perbankan di Indonesia.

H5 : Terdapat dampak positif terhadap return saham pada sektor perbankan di Indonesia.

H6 : Terdapat dampak positif terhadap return saham pada sektor perbankan di Indonesia.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis data yang terdapat pada penelitian ini adalah kurs, suku bunga pinjaman, inflasi, earning per share, price earning ratio, dan return on equity. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data panel. Adapun data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section).

Periode data yang dipergunakan dalam penelitian adalah sekitar tahun 2012-2016. Sedangkan, sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang telah siap untuk dipakai dan dikumpulkan baik dari kantor pemerintahan, badan usaha, ataupun hasil penelitian orang lain. Data ini diambil dengan tujuan untuk melengkapi informasi yang akan disajikan dalam skripsi. Data tersebut diperoleh dari seperti buku, jurnal penelitian yang terkait, website Yahoo Finance, website Bank Indonesia dan laporan keuangan yang diambil dari website masing-masing bank yang terpilih sebagai sampel.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam objek penelitian ini merupakan perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 43 bank, namun setelah melewati teknik purposive sampling yang terpilih sebagai penelitian adalah 15 bank.

2. Intepretasi Hasil Penelitian

Pada sub bab ini menjelaskan analisis ekonomi setelah regresi data panel, menguji model yang tepat melalui uji spesifikasi model dan melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui uji statistik dengan hasil model yang terbaik adalah Random Effects (RE). Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah memberikan bukti bahwa secara keseluruhan menjelaskan bahwa variabel eksternal dan internal berdampak terhadap return saham pada sektor perbankan Indonesia. Pada tabel berikut ini menunjukkan ringkasan mengenai pengaruh masing- masing variabel:

Variabel Hipotesis Hasil Output

Keterangan Eksternal Kurs Negatif Negatif Signifikan

Suku Bunga Pinjaman

Positif Positif Signifikan Inflasi Negatif Negatif Signifikan Internal EPS Negatif Negatif Tidak

Signifikan

PER Positif Positif Signifikan

ROE Positif Positif Signifikan

Sumber : Hasil Uji Stata 14.2

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil regresi menunjukkan satu variabel independen yang tidak signifikan karena dapat dilihat tabel P>|z| pada tingkat probabilitas 0.05.

Semua variabel terdapat kesesuaian antara hipotesis dengan hasil analisis data dimana variabel berslope positif yaitu suku bunga pinjaman, PER, dan ROE. Sedangkan variabel berslope negatif yaitu kurs, inflasi, dan EPS. Kesesuaian antara hipotesis dan hasil regresi menunjukkan kesamaan dengan beberapa penelitian terdahulu.

(8)

6

Penguataan kurs rupiah juga dikarenakan pengaruh dari data fundamental makro ekonomi Indonesia yang membaik. Hal itu terlihat dari inflasi Indonesia dan current account deficit atau CAD yang menuju ke arah lebih baik. Seperti diketahui, pada September 2015 terjadi deflasi sebesar 0.05% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121.67. Menguatnya kurs rupiah sebagai dampak dari paket kebijakan pemerintah bersama dengan bank Indonesia untuk menambah pasokan supply di pasar spot jual. Stabilisasi kurs rupiah diperkuat dengan intervensi di pasar forward, yakni memperkuat pengelolaan supply dan demand valas di pasar forward.

Kebijakan ini bertujuan mendorong transaksi forward jual valas atau rupiah dan memperjelas underlying forward beli valas atau rupiah. Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel dapat disimpulkan bahwa variabel kurs signifikan berdampak negatif terhadap return saham pada sektor perbankan tahun 2012-2016. Dimana ketika terjadi kenaikan pada kurs maka akan menurunkan return saham. Hal ini menunjukkan ketika terjadi apresiasi rupiah terhadap dollar maka investor akan memperoleh keuntungan bila mengkonversi dananya dalam bentuk rupiah akan mendapatkan kerugian dengan menurunkannya nilai return saham sebesar 0.02761%, sedangkan saat rupiah terdepresiasi terhadap dollar maka perusahaan akan mendapat keuntungan karena penerimaan investasi dalam bentuk saham membuat meningkatnya return saham.

Trend nilai suku bunga dari tahun 2012 triwulan I sampai dengan 2016 triwulan IV mengalami sideways. Dimana terjadi kenaikan pata tahun 2013 triwulan IV, hal ini didasarkan bahwa Bank Indonesia memfokuskan pada pengendalian defisit transaksi berjalan. Kenaikan suku bunga ini akan berdampak pada perekonomian sektor rill sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi melambat. Suku bunga ini juga akan mengakibatkan kenaikan suku bunga perbankan, dimana bank juga akan menaikan suku bunga simpanan ataupun pinjaman. Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga pinjaman signifikan berdampak positif terhadap return saham pada sektor perbankan Indonesia tahun 2012-2016. Hal ini menunjukkan ketika terjadi kenaikan 1% pada nilai suku bunga pinjaman akan mendorong naiknya return saham sebesar 8.7282% karena akan merubah peta hasil investasi dan menambah laba atas pinjaman yang diberikan kepada peminjam. Suku bunga tersebut mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lenih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan atau saham.

Tingkat inflasi selama tahun 2012 triwulan I sampai dengan tahun 2016 triwulan IV mengalami kondisi yang fluktuatif. Inflasi terendah ditunjukkan pada tahun 2016 triwulan IV dan inflasi tertinggi pada tahun 2013 triwulan III. Rendahnya tingkat inflasi di dukung adanya faktor musim, harga komoditas pangan global yang sedang turun, dan penundaan kenaikan tariff listrik serta harga BBM bersubsidi. Dan penyebab meroketnya tingkat inflasi pada tahun 2013 adalah kenaikan harga BBM bersubsi dan kebutuhan pokok. Sedangkan di tahun 2016 triwulan IV ini ada tiga faktor yang menyebabkan inflasi rendah. Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi signifikan berdampak negatif terhadap return saham pada sektor perbankan Indonesia tahun 2012-2016. Hal ini menunjukkan ketika terjadi kenaikan 1%

pada nilai inflasi akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 3.34724%. Sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa inflasi berdampak negatif terhadap return saham pada sektor perbankan Indonesia.

EPS mengalami kondisi yang fluktuatif setiap tahunnya. Hal ini dapat dibuktikan bahwa setiap tahun penelitian dari tahun 2012 triwulan I hingga 2016 triwulan IV secara umum memiliki rata-rata EPS dari 15 perusahaan sektor perbankan pertumbuhan sebesar 164. Dengan demikian menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan memberikan keuntungan yang besar bagi para pemegang saham dan investor. Jumlah perusahaan sampel yang memiliki nilai rata-rata EPS di bawah 164 sejumlah 11 perusahaan, yaitu perusahaan BACA, BBNP, BBTN, BJBR, BNBA, BNGA, BVIC, MAYA, MEGA, NISP dan PNBN. Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel dapat disimpulkan bahwa variabel EPS tidak berdampak terhadap return saham pada sektor perbankan Indonesia tahun 2012-2016. Hal ini menunjukkan ketika terjadi kenaikan pada nilai EPS akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 0.00005%. Sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa EPS berdampak negatif terhadap return saham pada sektor perbankan Indonesia.

Nilai PER dari 15 perusahan sampel tahun 2012 triwulan I hingga 2016 triwulan IV mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini karena nilai PER terpengaruh oleh kondisi perekonomian yang setiap tahunnya mengalami gejolak perekonomian yang berbeda-beda sehingga return saham perusahaan perbankan mengalami perubahan naik turun setiap tahunnya.

(9)

7

Nilai rata-rata PER 15 perusahaan sampel tertinggi terjadi pada tahun 2015 triwulan I sebesar 96 kali, dan nilai rata-rata PER perusahaan terendah terjadi di tahun 2013 triwulan IV sebesar 10 kali.

Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel dapat disimpulkan bahwa variabel PER signifikan berdampak positif terhadap return saham pada sektor perbankan Indonesia tahun 2012-2016. Nilai koefisien PER menunjukkan nilai positif sebesar 0.00019, hal ini berarti bahwa jika terjadi kenaikan pada nilai PER akan menyebabkan kenaikan return saham sebesar 0.00019%. Sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa PER berdampak positif terhadap return saham pada sektor perbankan Indonesia.

Rata-rata ROE seluruh perusahaan selama 5 tahun periode penelitian dari tahun 2012 triwulan I sampai dengan 2016 triwulan IV sebesar 16.89%. jumlah perusahaan sampel yang memiliki nilai rata-rata ROE dibawah 16.89% sejumlah 8 perusahaan yaitu perusahaan BACA, BBNP, BBTN, BNBA, BNGA, BVIC, NISN dan PNBN. Sedangkan jumlah perusahaan sampel yang memiliki nilai rata-rata ROE di atas 16.89% sejumlah 7 perusahaan yang terdiri dari perusahaan BBCA, BBNI, BBRI, BJBR, BMRI, MAYA dan MEGA. Perusahaan yang memiliki nilai rata-rata ROE tertinggi selama 5 tahun penelitian adalah Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan nilai sebesar 31.20%. Hal ini menunjukkan bahwa emiten Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memiliki kinerja yang baik sehingga mampu memberikan laba yang besar dari investasi pemegang saham ke perusahaan tersebut yang dibayarkan dalam bentuk deviden. Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel dapat disimpulkan bahwa variabel ROE signifikan berdampak positif terhadap return saham pada sektor perbankan Indonesia tahun 2012- 2016. Hal ini menunjukkan ketika terjadi kenaikan 1% pada nilai ROE akan menyebabkan kenaikan return saham sebesar 0.29574%. Sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ROE berdampak positif terhadap return saham pada sektor perbankan Indonesia.

Adapun pada penelitian ini berfokus pada dua variabel eksternal dan internal. Kedua variabel tersebut benar-benar membuktikan bahwa dapat menjelaskan dampak terhadap return saham sektor perbankan Indonesia. Dengan ini, variabel-variabel tersebut dipergunakan sebagai alat pengontrol dan pengawasan ketika pihak perbankan menaikkan atau menurunkan return saham.

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada variabel eksternal menunjukkan bahwa: (1) Kurs berdampak terhadap return saham dimana naiknya nilai kurs maka akan diikuti dengan menurunnya return saham, hal tersebut akan berpengaruh di pasar modal karena pasar modal menjadi tidak memiliki daya tarik dan menyebabkan investor tidak ingin menanamkan modalnya. (2) Suku bunga pinjaman berdampak terhadap return saham dimana naiknya nilai suku bunga pinjaman maka akan diikuti dengan meningkatnya return saham, hal tersebut berpengaruh karena suku bunga pinjaman memiliki peran dalam meningkatnya kegiatan perekonomian sehingga berdampak pada kinerja suatu perusahan yang berakibat langsung pada meningkatnya return saham. (3) Inflasi berdampak terhadap return saham dimana naiknya tingkat inflasi maka akan diikuti dengan menurunnya return saham, hal tersebut berpengaruh karena laju inflasi yang meningkat mengakibatkan investor akan beralih menanamkan modalnya kedalam mata uang asing daripada menginvestasikan dalam bentuk saham apabila return saham rendah.

2. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada variabel internal menunjukkan bahwa: (1) Earning Per Share (EPS) tidak berdampak terhadap return saham dimana naiknya nilai EPS akan menyebabkan return saham mengalami penurunanan. Hal ini dapat terjadi diduga karena investor tidak terlalu memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham, karena dalam periode ini banyak perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang berbeda-beda sehingga investor lebih memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih pada akhir tahun. (2) Price Earning Ratio (PER) berdampak terhadap return saham dimana naiknya

(10)

8

nilai PER maka akan diikuti dengan meningkatnya return saham. Hal tersebut berpengaruh karena semakin besar nilai PER maka semakin besar pula return yang akan diterima oleh pemegang saham sehingga investor akan tertarik dalam menanamkan modalnya. (3) Return On Equity (ROE) berdampak terhadap return saham dimana nilai ROE pada suatu perusahaan tinggi maka kemampuan manajemen perusahaan mengoptimalkan modalnya yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan semakin tinggi. Hal tersebut berpengaruh karena adanya peningkatan kemampuan bank dalam meningkatkan laba yang diterima oleh para investor dengan return saham yang tinggi.

Sehingga, investor tertarik dalam menanamkan sahamnya.

3. Secara simultan variabel eksternal (kurs, suku bunga dan inflasi) dan internal (Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE)) bersama- sama berdampak pada return saham sektor perbankan Indonesia.

Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas dan menambah variabel ekternal dan internal penelitian variabel internal yang dalam penelitian ini adalah rasio keuangan jumlahnya masih sedikit deibandingkan dengan rasio-rasio keuangan yang sudah diterima secara umum untuk dijadikan variabel bebas. Begtu juga dengan variabel eksternal masih sedikit sebagai variabel dalam penelitian ini, peneliti dapat menambahkan variabel eksternal seperti pertumbuhan ekonomi, jumlah uang beredar dan lain-lainnya. Selain itu, hendaknya jumlah sampel yang digunakan diperluas guna mencakup seluruh populasi yang ada di pasar modal.

2. Bagi investor lebih memperhatikan kriteria keuangan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan masing-masing bank, selain itu sangat penting memperhatikan kondisi modal dan faktor lingkungan yang nantinya berdampak pada faktor internal atau eksternal suatu bank seperti ekonomi, sosial, politik, dan lain sebagainya.

3. Bagi perusahaan dalam hal ini fokus pada sektor perbankan Indonesia agar lebih meningkatkan kinerja perusahaan karena dengan meiliki kinerja yang baik. Dimana, fokus pada variabel eksternal (kurs, suku bunga pinjaman, dan inflasi) dan internal (price earning ratio dan return on equity) yang dipastikan memberikan dampak pada perubahan return saham. Maka dari itu, diharapka untuk lebih mencermati perilaku investor di pasar modal dengan memahami motif investor sehingga pihak manajemen dapat menyusun strategi perusahaan dengan pertimbangan variabel eksternal dan internal untuk menarik para investor dalam menanamkan modalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tamini, Hussein A. Hassan. 2011. Factors Affecting Stock Price In The UEA Financial Markets. Journal of Transnational Management. Vol. 16, No. 1-18.

Ang, Robert. 2007. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide To Indonesian Capital Market). Edisi Pertama. Jakarta: Mediasoft Indonesia.

Bank Bumi Arta. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

http://www.bankbba.co.id/id/laporanpublikasi.php diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank Capital Indonesia. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

http://www.bankcapital.co.id/id/index.php# diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank CIMB Niaga. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

http://www.bankbba.co.id/id/laporanpublikasi.php diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

(11)

9

Bank Central Asia. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

https://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/Hubungan-Investor/Laporan-Keuangan php diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank Indonesia. 2017. Data Nilai Tukar Kurs Terhadap Dollar AS.

http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx diakses pada tanggal 5 April 2017.

Bank Indonesia. 2017. Data Suku Bunga atau BI Rate. http://www.bi.go.id/id/moneter/bi- rate/data/Default.aspx diakses pada tanggal 5 April 2017.

Bank Indonesia. 2017. Data Inflasi. http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx diakses pada tanggal 5 April 2017.

Bank Jabar Banten. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

http://www.bankbjb.co.id/id/corporate-website/...keuangan/laporan-keuangan.html diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank Mandiri. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

http://ir.bankmandiri.co.id/phoenix.zhtml?c=146157&p=irol-reportsOther diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank Mayapada International. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

http://www.bankmayapada.com/en/investor-relations/financial-report diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank Mega. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

https://www.bankmega.com/laporan_keuangan.php diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank Nusantara Parahyangan. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

https://www.bankbnp.com/id/p/laporan-keuangan diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank Negara Indonesia. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan. http://www.bni.co.id/id- id/hubinvestor/kinerjakeuangan/laporantriwulan.aspx diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank OCBC NISP. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

https://www.ocbcnisp.com/Groups/Hubungan-Investor/Kinerja-Keuangan/Kinerja-Per- Kuartal.aspx diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank Pan Indonesia. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

http://www.panin.co.id/pages/1305/laporan-triwulan-2 diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank Rakyat Indonesia. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan. http://www.ir- bri.com/financials.html diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank Tabungan Negara. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

http://www.btn.co.id/Hubungan-Investor/Laporan-Keuangan/Laporan-Triwulanan diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bank Victoria International. 2016. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan.

http://www.victoriabank.co.id/laporan-triwulan/ diakses pada tanggal 6 Juni 2017.

Bursa Efek Indonesia. 2016. Perusahaan Tercatat. http://www.idx.co.id/id- id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx diakses pada tanggal 5 April 2017.

Halim, Abdul. 2015. Analisis Investasi di Aset Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

(12)

10

Harahap, Sofyan Safitri. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Karim, Abdul. 2015. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2012.

Media Ekonomi dan Manajemen. Vol. 30 No. 1.

Nopirin, 2009. Ekonomi Moneter, Buku II, Edisi ke-1, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi, Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama.

Yogyakarta: Kanisius.

Sudana, I. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.

Walsh, Ciaran, 2004. Key Management Ratios: Rasio-rasio Manajemen Penting. Edisi Ketiga.

Jakarta: Erlangga.

Waskito, Bima Satriya. 2016. Pengaruh Inflasi, Return Pasar, dan Price Earing Ratio Terhadap Return Saham. Jurnal ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 5, No. 3.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Kondisi Internal Dan Eksternal Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia BEI Fendy Cuandra1, Merina2

ABSENSI UJIAN S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA UNIVERSITAS HINDU INDONESIA Kelas : AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD A/Pagi Tahun Ajaran : 2019 Pengampu : A.A... Dosen