• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan yang dibiayai melalui pinjaman/hibah luar negeri, dilakukan pemantauan dan penyusunan laporan sesuai dengan ketentuan pasal 77 ayat 2 Peraturan Pemerintah No. Hibah. Laporan Kinerja Pelaksanaan Pinjaman/Hibah Luar Negeri ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan capaian keluaran kegiatan dan realisasi penyerapan anggaran selama triwulan berjalan. Laporan tersebut juga memberikan beberapa contoh pembelajaran yang dapat dijadikan bahan ajar bagi pelaksanaan kegiatan pinjaman/hibah luar negeri lainnya.

Laporan Kinerja Pelaksanaan Pinjaman/Hibah Luar Negeri disusun berdasarkan ketentuan Pasal 77 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Perolehan Pinjaman Luar Negeri. Laporan tersebut mencakup perkembangan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman luar negeri (tidak termasuk pinjaman program) dan rencana kegiatan hibah serta hibah langsung. Nilai kelanjutan pinjaman luar negeri pada akhir triwulan II tahun 2019 (posisi 30 Juni 2019) setara USD 17.703,5 juta, terdiri dari 147 proyek dan dilaksanakan oleh 16 kementerian/lembaga, 3 BUMN, dan 1 pemerintah daerah.

Laporan ini juga menyampaikan pengalaman proyek-proyek yang masih berjalan dan proyek-proyek yang telah selesai, serta gambaran hasil pelaksanaan beberapa proyek hibah luar negeri, khususnya hibah yang direncanakan. Profil pinjaman luar negeri dapat dilihat berdasarkan pengelompokannya berdasarkan sektor pembangunan, berdasarkan lembaga yang bertanggung jawab, dan berdasarkan pemberi pinjaman. Jika dikelompokkan berdasarkan sektor pembangunan, pinjaman luar negeri dibagi menjadi 5 (lima) sektor utama yaitu infrastruktur, energi, pendidikan, pertahanan keamanan dan lain-lain.

Komposisi dan sebaran nilai pinjaman luar negeri lancar sampai dengan triwulan II tahun 2019 berdasarkan sektor dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Komposisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Sektor
Gambar 2.1. Komposisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Sektor

Presentase Share Nilai Pinjaman per K/L (%)

Jika dilihat dari nilai pinjaman, berdasarkan tabel 2.2 terdapat penurunan nilai pinjaman yang tidak cukup signifikan dari Q2 2018 ke Q2 2019 yaitu USD 275,1 juta. Perubahan nilai pinjaman terjadi di Kepolisian Republik Indonesia yang mengalami peningkatan signifikan sebesar USD 135,9 juta, dan Pemprov DKI Jakarta juga mengalami peningkatan nilai pinjaman sebesar USD 29,7 juta. Perubahan nilai pinjaman ini disebabkan oleh proyek yang telah selesai (penutupan) dan proyek baru yang mulai berlaku.

Berdasarkan instansi yang bertanggung jawab, pelaksanaan pinjaman luar negeri dapat dikelompokkan menjadi kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian/Lembaga, pemberian pinjaman lanjutan (Subsidiary Loan Agreement atau SLA), dan transfer. Sumber pinjaman luar negeri saat ini berasal dari 3 (tiga) kelompok yaitu Kreditor Bilateral, Kreditor Multilateral dan Kreditor Swasta Asing (KSA)/Badan Penjaminan Kredit Ekspor (ECGA). Hampir 71,2 persen pinjaman luar negeri yang berjalan berasal dari LPKE, Jepang, dan Bank Dunia.

Dibandingkan tahun sebelumnya (Triwulan II 2018), terjadi perubahan yaitu peningkatan komposisi pinjaman Bank Dunia dari 20,4 persen pada Triwulan II 2018 menjadi 24,1 persen pada triwulan ini. Sedangkan Multilateral lainnya dan IDB memiliki nilai persentase komposisi pinjaman yang sama seperti sebelumnya, yaitu 1,6 persen untuk komposisi pinjaman multilateral lainnya dan 6,1 persen untuk komposisi pinjaman IDB.

Tabel 2.2 Pelaksanaan Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Instansi Penanggung Jawab  (Ekuivalen Juta USD)
Tabel 2.2 Pelaksanaan Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Instansi Penanggung Jawab (Ekuivalen Juta USD)

Presentase Share Pinjaman per Lender (%)

RINGKASAN KINERJA DAN PERMASALAHAN PELAKSANAAN PROYEK PINJAMAN LUAR NEGERI TRIWULAN II TAHUN 2019

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, persentase penarikan aktual meningkat sebesar 5,0 persen pada kuartal ini. Realisasi penarikan proyek kreditur multilateral mengalami peningkatan yang sangat besar, sedangkan realisasi penarikan proyek kreditur bilateral cenderung menurun. Namun capaian kinerja masing-masing proyek sangat berbeda, terdapat 23 proyek yang mempunyai kinerja penyerapan cukup baik yakni mampu mencapai realisasi pemompaan di atas 35,0 persen dari target pemompaan, dan di sisi lain terdapat juga beberapa proyek. yang belum melakukan penyerapan atau tidak mengalami pergerakan sama sekali sejak tanggal efektif sampai dengan triwulan II tahun 2019.

Jika dilihat dari kinerja penyerapannya, secara umum terdapat sekitar 23 proyek yang mempunyai kinerja penyerapan baik yang mampu menyerap lebih dari 35,0 persen target penyerapan tahun 2019. Dari segi nilai pinjaman, 23 proyek tersebut berjumlah 3,259.6 juta USD atau 18.4 persen dari total nilai pinjaman sebesar 17,703,5 juta USD. Diantara proyek-proyek tersebut terdapat proyek-proyek yang mengalami penyerapan nihil (0) atau bahkan belum menunjukkan penyerapan sejak proyek tersebut diumumkan efektif.

Perhatian khusus harus diberikan pada proyek-proyek ini karena nilainya mencapai $5.974,0 juta, atau 33,7 persen dari total nilai pinjaman. Untuk meningkatkan kinerja proyek yang tergolong rendah serapannya, beberapa upaya dapat dilakukan, antara lain dengan mengadakan pertemuan intensif untuk menyelesaikan permasalahan proyek, dan mempercepat proses review terhadap perubahan atau revisi rencana pelaksanaan proyek. Permasalahan pertama terkait dengan project design review (DED) yang dapat menyebabkan tertundanya pelaksanaan proyek karena adanya perubahan ukuran proyek, nilai dan lokasi.

Permasalahan kedua adalah lambatnya proses pengadaan barang/jasa yang antara lain disebabkan oleh lamanya waktu peninjauan dokumen lelang, lamanya waktu penerbitan NOL, dan tidak adanya penawaran yang diterima (kesalahan lelang). Selain itu, masih terdapat permasalahan terkait pengadaan tanah, baik karena proses perizinan maupun terkait permasalahan pemukiman kembali serta kurangnya anggaran untuk pembayaran ganti rugi. Selain permasalahan di atas, permasalahan administrasi seperti tidak diberikannya DIPA, keterlambatan penerbitan Surat Permohonan Penarikan (WA) dan validasi (Surat Persetujuan Pembukuan/SP3) juga sering muncul.

Permasalahan lain yang kini sering dilaporkan adalah rendahnya kinerja kontraktor yang menyebabkan tertundanya penyelesaian proyek, selain permasalahan terkait lainnya seperti kekurangan tenaga kerja, material dan alat berat, serta kendala cuaca ekstrem dan kondisi geologi lokasi proyek.

LESSON LEARNED

Kapolri mengeluarkan teguran terkait bahan tanah dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Bahan Pertambangan. Kondisi saat ini, Polri setempat menganggap semua mineral dan bahan tambang adalah sama. Pada proyek Peningkatan Jalan Nasional Indonesia Bagian Barat (WINRIP) 8043-ID, terdapat permasalahan pemutusan kontrak karena kinerja yang buruk.

Serta terdapat perbedaan pemahaman antara buruh dan Polri tentang pemanfaatan sumber daya mineral dan bahan tambang dalam pembangunan proyek. Alternatif solusi yang ada saat ini adalah melakukan pendekatan kepada Polri untuk merelaksasi ketentuan terkait UU Sumber Daya Mineral dan Bahan Tambang. Alternatif lainnya adalah dengan melakukan pendekatan kepada pihak pemberi pinjaman yaitu Bank Dunia untuk membahas peraturan lelang yang dianggap tidak sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia.

Bendungan Karian juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasokan air baku Jakarta yang saat ini bersumber dari Bendungan Jatiluhur di Timur Jakarta, dan sebagian lagi mengambil air tanah. Untuk mengurangi pengambilan air tanah yang berdampak negatif terhadap penurunan permukaan tanah di Jakarta, maka ketersediaan air perpipaan di Jakarta, salah satunya dari Bendungan Karian, harus ditambah. Master plan tersebut sedang dikaji ulang dan akan disusun studi kelayakannya bersama dengan K-Water dari Korea Selatan yang telah memiliki pengalaman panjang sebagai institusi kelas dunia dalam pengelolaan sumber daya air sehingga dapat dibangun melalui Kerjasama Pemerintah dan Dunia Usaha. Entitas. skema KPBU).

Bendungan Karian juga direncanakan menjadi sarana pengendalian banjir di kawasan hilir yang merupakan kawasan strategis dengan infrastruktur penting seperti tol Jakarta–Merak dan kawasan industri terpadu. Kendala yang dihadapi tim pelaksana teknis adalah kurangnya pasokan dan distribusi batu untuk pembangunan bendungan. Sedangkan kebutuhan batu pada proyek Bendungan Karian cukup besar yakni mencakup 40% dari total nilai kontrak proyek.

Persyaratan pembangunan Bendungan Karian sendiri membutuhkan luas minimal lebih dari 2.500 m2, apalagi dengan adanya instruksi Presiden RI untuk mempercepat progres pekerjaan fisik sehingga dibutuhkan batu minimal 4.000 m2 per hari. Terkait permasalahan pasokan batu dari gunung Geblengan yang dikuasai, saat ini sedang dilakukan upaya untuk mencari sumber pasokan batu dari tempat lain dengan kualitas batu yang sama. Meski demikian, kendala pembebasan lahan tidak menghambat progres pengerjaan Bendungan Karian karena saat ini masih dalam tahap konstruksi.

Tabel 2.5  Data Umum Western Indonesia National Roads Improvement Project
Tabel 2.5 Data Umum Western Indonesia National Roads Improvement Project

HIBAH LUAR NEGERI

Nilai subsidi berdasarkan jenisnya sebagian besar merupakan subsidi langsung berupa barang, jasa, dan surat berharga yakni 83 persen dari total. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Indonesia dan Mitra dalam Pengendalian Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) (OSRO/INS/103/USA). Memperkuat dan Memperluas Program Surveilans dan Respons Penyakit Secara Partisipatif di Indonesia (OSRO/INS/604/USA).

Strengthening national capacity to prevent and control emerging and re-emerging pandemics, including influenza A, in Indonesia. The Public-Private Partnership Project for the Improvement of Agricultural Products Marketing and Distribution System. Reducing disaster risk caused by the changing climate in Nusa Tenggara Timur (NTT) and Nusa Tenggara Barat (NTB) provinces in Indonesia.

Berikutnya Kementerian Keuangan sebesar USD 2.313,1 juta, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas sebesar USD 855,3 juta, Kementerian Pertanian sebesar USD 763,2 juta, Kementerian Dalam Negeri sebesar USD 202,2 juta, Kementerian Kesehatan sebesar USD 201,5 juta, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebesar USD 174,8 juta, Kementerian Sekretariat Negara/Sekretariat Wakil Presiden sebesar USD 144,3 juta, dan beberapa kementerian penerima hibah lainnya. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Sekretariat Negara/Wakil Sekretariat. DAFTAR PROYEK PINJAMAN LUAR NEGERI YANG DILAKUKAN SAMPAI TRIWULAN II TAHUN 2019 BERDASARKAN BADAN PENANGGUNG JAWAB.

Gambar 3.1 Lokasi Kegiatan Hibah Community Focused Investment to Address   Deforestation and Forest Degradation
Gambar 3.1 Lokasi Kegiatan Hibah Community Focused Investment to Address Deforestation and Forest Degradation

DAFTAR PROYEK PINJAMAN LUAR NEGERI YANG DILAKSANAKAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN 2019 BERDASARKAN INSTANSI PENANGGUNG JAWAB

Telp. (021) 3193 6207 FAX (021) 3145 374

Gambar

Gambar 2.1. Komposisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Sektor
Tabel 2.1 Pelaksanaan Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Sektor
Gambar 2.2 Komposisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Instansi Penanggung Jawab
Tabel 2.2 Pelaksanaan Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Instansi Penanggung Jawab  (Ekuivalen Juta USD)
+7

Referensi

Dokumen terkait

รางกาย ซึ่งอาจสงผลกระทบตอภาวะโภชนาการไดทั้ง ปญหาการขาดสารอาหารและภาวะโภชนาการเกิน ซึ่งอาจกอใหเกิดโรคเรื้อรังได เชน โรคอวน โรคเบาหวาน และโรคความดันโลหิตสูง เปนตน