• Tidak ada hasil yang ditemukan

DASAR-DASAR AGRONOMI TEKNIK BUDIDAYA KACANG TANAH PETANI LOKAL

N/A
N/A
Vanessa Milhardi

Academic year: 2024

Membagikan "DASAR-DASAR AGRONOMI TEKNIK BUDIDAYA KACANG TANAH PETANI LOKAL "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DASAR-DASAR AGRONOMI

TEKNIK BUDIDAYA KACANG TANAH PETANI LOKAL

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Aryunis, M.P.

Disusun Oleh : Fajrin Vanessa Milhardi

D1A020107

AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau legum anggota suku fabacea yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawijaya yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dalam usaha pertanian. Kacang tanah tidak hanya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga serta pakan ternak tetapi juga bahan baku industri. Sebagai bahan baku industri, kacang tanah digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Sedangkan sebagai bahan pangan dan pakan ternak, kacang tanah mengandung lemak, protein, karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral.

Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang menguntungkan dan usaha budidaya kacang tanah juga memberikan prospek yang sangat baik, karena pasaran hasil kacang tanah yang cukup luas. Oleh karena itu, tanaman kacang tanah harus dikembangkan sebagai salah satu bahan pangan maupun bahan mentah industri. Meningkatknya permintaan akan kebutuhan kacang tanah tidak sejalan dengan meningkatnya produktivitas produksi. Tidak meningkatnya produktivitas tanaman kacang tanah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu ketidaksesuaian lahan. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik lahan dapat menghambat proses bercocok tanam yang dilakukan dan pada akhirnya dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya gagal panen, evaluasi potensi lahan perlu dilakukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah. Dalam kegiatan budidaya, lahan mempunyai potensi dan kemampuan yang berbeda dalam mendukung pertumbuhan dan

(3)

perkembangan dari suatu tanaman. Jika karakter lahan sesuai dengan kebutuhan tanaman maka produktivitas tanaman akan tinggi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan mengenai laju permintaan kacang tanah yang tidak sejalan dengan laju produktivitas produksi kacang tanah, maka apakah petani lokal sudah menerapkan teknik budidaya kacang tanah yang sesuai dengan SOP Nasional?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Rt.28, Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi pada lahan pertanian milik warga setempat. Dengan melakukan wawancara secara langsung kepada salah satu pemilik lahan pertanian budidaya kacang tanah. Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, 6 November 2021

(4)

B. Data Penelitian

Analisis dilihat dari topografi lahan yang datar, dengan dibuat bedengan berjajar, dengan panjang bedengan kurang lebih 6 meter. Sifat tanah pada lahan, jika dilihat dari warna yang coklat kehitaman dan juga tekstur tanah yang gembur, lahan termasuk ke dalam kelompok lahan yang memiliki tingkat keseburuan yang sesuai. Petani menerangkan bahwa lahan pertanian yang ia miliki tidak selalu ditanami kacang tanah, terkadang ditanami sawi, jagung atau kacang panjang, tergantung musim yang akan dilalui mulai masa penanaman hingga panen.

Petani melakukan semua kegiatan bertani secara tradisional, menggunakan alat-alat sederhana seperti cangkul dan juga melakukan tahapan kegiatan bertani secara manual seperti melakukan penyiraman rutin menggunakan selang dan atau memanfaatkan air hujan yang turun. Dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), petani tidak terlalu memperhatikan dan memberikan perhatian khusus, petani hanya memberikan net/jaring yang memagari memengelilingi lahan pertanian sebagai penghalau hewan-hewan pengganggu seperti kucing, ayam dll. Proses panen kacang tanah amatlah mudah, kata petani jika waktu panen yang pas sudah tiba, waktu yang pas dapat dilihat dari ciri-ciri tanaman seperti batang mulai mengeras, daun mulai menguning dan berguguran, dll. Maka kacang tanah siap dipanen, panen dilakukan dengan cara memegang pangkal bawah dan mencabut nya, waktu panen yang efektif dapat dilakukan ketika setelah hujan turun, karena kondisi tanah yang basah memudahkan kita mencabut batang hingga ke akar tanpa membuat kacang terlepas dari akar-akar. Ketika sudah tercabut sampai ke akar, bersihkan bongkahan-bongkahan tanah yang masih melekat pada akar-akar kacang tanah itu tadi, cukup dengan mengibas-kibas kan nya ke tanah. Setelah semua kacang tanah di panen, pisahkan kacang dengan tangkai/batang nya, dan dijemur untuk mengeringkan kulit terluar kacang tanah tersebut.

(5)

Setelah panen selesai, biasanya petani melakukan penggemburan pada bedengan- bedengan yang sudah terbentuk sebelumnya di lahan tersebut, lalu lahan didiami beberapa hari, petani ini mendiami lahan selama seminggu, lalu ditanami lagi dengan komoditi yang sama yaitu kacang tanah.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan dari pernyataan petani yang melakukan pergiliran tanaman sesuai musim tersebut bertujuan agar komoditi yang ditanam bisa sesuai dengan musim dilalui guna meminimalisir gagal panen dan menghindari kerugian. Proses panen dan pasca panen yang dilakukan sudah benar sesuai prosedur, mulai dari cara pencabutan pokok kacang tanah hingga melakukan pensortiran untuk membedakan kacang tanah yang memiliki kualitas baik dan kurang baik untuk kemudian di jemur agar kulit kacang tanah tidak basah karena habis dicabut dari tanah sebelum dijual ke pasar tradisional, hanya saja waktu panen yang kurang tepat karena petani tidak menggunakan hitungan yang tepat, hanya bergantung pada ciri-ciri tanaman di 1 bedengan yang menjadi patokan untuk penentuan masa panen.

(6)

Pada kegiatan yang dilakukan oleh petani tersebut, dapat dilihat ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh petani, yang berdampak pada produktivitas produksi.

Petani hanya melakukan 1 kali pemupukan pada masa penanaman, padahal menurut SOP yang benar, pemupukan pada kacang tanah guna mendapatkan hasil yang berlimpah dilakukan sebanyak 3 periode setelah tanam. Untuk waktu pemberian pupuk kacang tanah diberlakukan dengan tiga periode setelah tanam, di antaranya adalah:

Periode pertama, di pertumbuhan awal umur mencapai 15 hari setelah tanam;

Periode kedua, di awal berbunga di umur 25 hari setelah tanam;

Periode ketiga, saat pembentukan dan pengisian polong di umur 75 hari setelah tanam.

Berikut ini nama-nama pupuk untuk kacang tanah yang bisa kita gunakan, di antaranya, selain menggunakan pupuk organik, kita juga bisa menggunakan aneka jenis pupuk berikut ini:

 Pupuk Urea

 Pupuk SP36

 Pupuk KCl

Petani juga tidak melakukan pengendalian hama pada tanaman seperti pemberian pestisida dan lainnya. Tampak saat penelitian dilapangan terdapat daun-daun kacang tanah yang menunjukkan adanya penyakit nekrosis pada daun yaitu karat daun dengan ciri terdapat banyak bercak cokelat pada daun, baik daun pada daun yang tua maupun muda. Hama dan penyakit kacang tanah merupakan ancaman yang serius terhadap hasil produksi nantinya.

Bahkan dapat menyebabkanya gagal panen dalam budidaya kacang tanah. Dalam budidaya atau menanam kacang tanah tentunya tidak lepas dari gangguan berupa hama ataupun

(7)

penyakit yang dapat menyebabkan kerugian cukup besar. Oleh sebab itu lah para petani wajib mengetahui terlebih dahulu bagaimana pengendalian dari gangguan hama dan penyakit yang sewaktu-waktu bisa menyerang tanaman. Dengan cara mengenali jenis hama dan penyakit serta melakukan pencegahan sebisa mungkin ataupun pengendalian nya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

jika ingin produktivitas pertanian meningkat dan kualitas terjaga, perlu melaksanakan semua anjuran-anjuran yang diberikan dalam ketentuan SOP penanaman. Menurut sebagian petani lokal (petani skala kecil) hal dalam melaksanakan semua SOP tidak begitu penting, mengingat lahan yang mereka kelola sempit dan target pasar yang tidak begitu besar, serta modal yang terbatas. Tetapi ada baiknya pemerintah turun tangan melakukan sosialisasi dan memberikan bantuan untuk mengelola lahan terhadap petani-petani kecil untuk menjaga kesejahteraan petani kita.

Referensi

Dokumen terkait