• Tidak ada hasil yang ditemukan

Demonstrasi Mahasiswa Indonesia Di Jakarta Tahun 1998

N/A
N/A
Anisa Rizqi Febriana

Academic year: 2023

Membagikan "Demonstrasi Mahasiswa Indonesia Di Jakarta Tahun 1998 "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Demonstrasi Mahasiswa Indonesia Di Jakarta Tahun 1998 Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Arsip

Dosen Pengampu: Fatiyah, S.Hum., M.A.

Disusun oleh:

PROGAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2023

Adiva Wildan P (21101020040) Annisa Rizqi F (21101020084)

Fityan Anisa (21101020011) Rifky Aditya (21101020056) Khoirunnisa (21101020072)

(2)

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan penelitian arsip yang berjudul

“Demonstrasi Mahasiswa Indonesia Di Jakarta Tahun 1998”.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bu Fatiyah, S.Hum., M.A yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa tugas laporan mata kuliah Penelitian Arsip yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga tugas makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 4 Oktober 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I PENDAHULUAN...4

A. Latar Belakang...4

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan ...4

BAB II PEMBAHASAN...5

A. Latar Belakang Demonstrasi Mahasiswa 1998...5

B. Aksi Demonstrasi Mahasiswa 1998...5

C. Dampak Demonstrasi Mahasiswa 1998...7

BAB III PENUTUP...13

KESIMPULAN...13

REFERENSI...14

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kisah perjalanan bangsa Indonesia selama ini meninggalkan luka yang sangat mendalam. Banyak fenomena sejarah masa lalu bangsa yang kelam, bahkan diwarnai aksi berdarah. Kisah masa lalu yang kelam dan penuh darah menggambarkan tindakan yang tidak berperi kemanusiaan. Seperti kita ketahui, pada tahun 1997, Indonesia mengalami dampak dari krisis nilai tukar yang terjadi di Asia. Bersebrangan dengan terpilihnya kembali Soeharto sebagai presiden pada tahun 1998, dengan harapan menyelamatkan negara, dan dapat keluar dari krisis ekonomi. Namun banyak masyarakat Indonesia yang menolak Soeharto sebagai presiden. Bentuk protes populer terhadap Soharto nampaknya diwakili oleh gerakan protes mahasiswa di berbagai universitas. Mereka menentang Soeharto menjadi presiden dan menuntut perbaikan perekonomian yang berada di ambang kehancuran.

Tragedi Trisakti merupakan salah satu simbol yang menggambarkan sebagian sejarah kelam bangsa Indonesia. Pada tanggal 12 Mei 1998, protes yang diselenggarakan oleh civitas Universitas Trisakti berakhir dengan bencana. Aksi protes antara mahasiswa dan aparat keamanan menyebabkan empat mahasiswa Trisakti tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang demonstrasi mahasiswa 1998?

2. Bagaimana aksi demonstrasi mahasiswa 1998?

3. Apa saja dampak demonstrasi mahasiswa 1998?

C. Tujuan

1. Untuk mengidentifikasi latar belakang demonstrasi mahasiswa 1998.

2. Untuk mengidentifikasi aksi demonstrasi mahasiswa 1998.

3. Untuk mengidentifikasi dampak demonstrasi mahasiswa 1998.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Demonstrasi Mahasiswa Tahun 1998

Pada akhir tahun 1997, Indonesia mengalami sebuah kondisi ekonomi yang sangat buruk yang disebut sebagai krisis moneter. Krisis ini berawal dari merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dikarenakan Indonesia menerapkan sistem devisa bebas tanpa pengawasan yang memadai sehingga banyak pihak yang dapat bermain di pasar internasional (Salim, 2022). Kemudian terdapat juga faktor akumulasi hutang swasta luar negeri Indonesia yang sudah membengkak dan sudah jatuh tempo. Pemerintah juga tidak mampu meyakinkan investor ataupun donor untuk memberikan bantuan finansial, seperti IMF (International Monetary Fund) yang menunda bantuan finansial dengan alasan pemerintah Indonesia tidak melaksanakan kesepakatan antara Indonesia dan IMF (Shifa dkk., 2022). Semua faktor tersebut berimbas pada krisis ekonomi yang tidak mampu diatasi oleh pemerintah Indonesia.

Selain itu, situasi politik Indonesia juga sedang tidak dalam kondisi baik. Pada bulan Mei 1997, Indonesia menyelenggarakan pemilu yang hasilnya memenangkan Golkar sebagai partai peraih suara terbanyak. Soeharto kembali diangkat menjadi presiden yang ketujuh kalinya. Hasil ini membuat gejolak gelombang protes di masyarakat terkait pemerintahan semakin tinggi. Selain terkait dengan korupsi, kolusi dan nepotisme yang semakin menggila di tubuh pemerintahan, masyarakat juga memprotes adanya peran ABRI dalam dunia politik (Firdausi, 2019). Ditambah lagi dengan atmosfer kampanye yang sering berujung kerusuhan di beberapa daerah seperti Jakarta, Tangerang, Bengil dan Banjarmasin (Firdausi, 2019).

Oleh karena itu, pada tahun 1998 bersamaan dengan lemahnya ekonomi Indonesia, krisis besar datang melanda Indonesia yang menyebabkan lumpuhnya banyak sektor di Indonesia.

Kondisi ketidakstabilan negara kemudian diperhatikan oleh banyak pihak, termasuk dari kalangan mahasiswa. Pemerintah dianggap gagap dan tidak mampu berbuat apa-apa ketika kondisi negara sedang berada dalam bahaya. Oleh karena itu, Mahasiswa Indonesia mengadakan unjuk rasa besar-besaran menuntut adanya reformasi dalam sistem pemerintahan Indonesia (Adryamarthanino, 2022). Ketidaksetujuan mahasiswa terhadap jabatan Soeharto sebagai presiden yang ketujuh kalinya juga menjadi alasan pendukung demonstrasi mahasiswa. Demonstrasi mahasiswa tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan akibat dari krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia.

B. Demonstrasi Mahasiswa Tahun 1998

Merespon krisis yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, Mahasiswa Indonesia terutama di kalangan aktivis memobilisasi gerakan protes dan demonstrasi terhadap pemerintah. Mulai dari Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) hingga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menggelar aksi-aksi untuk menuntut reformasi seperti aksi mimbar bebas. Gerakan ini kemudian meluas sehingga didukung oleh banyak rektor dan guru besar perguruan tinggi

(6)

seperti mantan Rektor UI Prof. Dr. Mahar Mardjono, Dr. Sri Edi-Swasono, Prof. Dr.

Selo Soemardjan, Prof. Dr. Emil Salim (UI), Prof. Dr. Oetomo (IPB), Prof. Dr.

Ichlasul Amal (UGM), Dr. Pruhito (Unair), dan Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana (ITB) para guru besar ini menandatangani pernyataan bersama yang mengajak seluruh perguruan tinggi, para cendikiawan, kelompok profesional, dan organisasi masyarakat untuk mendukung gerakan reformasi yang dimotori oleh mahasiswa (Supriyanto, 2022).

Terdapat 6 tuntutan yang disuarakan oleh mahasiswa Indonesia terhadap pemerintah.

Pertama, reformasi politik yang mencakup reformasi di bidang pemerintahan dan pembangunan, pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme, perbaikan demokrasi, dan perlindungan hak asasi manusia. Kedua, reformasi ekonomi meliputi keadilan sosial dan ekonomi bagi rakyat, pemberantasan kemiskinan dan penghapusan monopoli ekonomi.

Ketiga, menuntut turunnya Soeharto dari jabatan presiden. Soeharto dianggap sebagai akar dari krisis yang melanda Indonesia pada saat itu. Keempat, tuntutan perlindungan dan keadilan bagi korban kekerasan. Mahasiswa mencatat banyak terjadi kekerasan selama krisis politik dan ekonomi di Indonesia, oleh karena itu, mereka menuntut keadilan bagi korban penghilangan paksa, penahanan tanpa proses hukum yang jelas dan penindasan politik.

Kelima, kebebasan pers dan kebebasan berpendapat. Mahasiswa menuntut untuk dihapuskannya undang-undang yang membatasi kebebasan pers dan berpendapat. Keenam, tuntutan perlindungan dan keadilan hak asasi manusia mencakup hak atas pendidikan, hak atas kesehatan dan hak atas pekerjaan yang layak (Agne, 2023).

Sebelum demonstrasi besar mahasiswa di Jakarta, telah lebih dulu berlangsung di luar Jakarta seperti aksi di Medan yang dimotori oleh mahasiswa Universitas Sumatra Utara pada April 1998. Aksi demonstrasi ini berujung dengan kerusuhan antara massa demonstrasi dengan aparat keamanan. Aksi demonstrasi ini memancing aksi-aksi demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah (Jumaidi, 2023). Selain itu, pada 6 Maret 1998 mahasiswa di Padang juga mengadakan demonstrasi meminta penurunan harga kebutuhan pokok masyarakat dan dilaksanakannya reformasi politik (Madri Gifani dkk., 2022).

Puncaknya terjadi pada 12 Mei 1998 di Jakarta. Mahasiswa berkumpul di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat untuk mengadakan aksi mimbar bebas dan orasi dari Jenderal Besar Abdul Haris Nasution namun beliau tidak jadi datang ke acara tersebut sehingga diganti dengan orasi dari mahasiswa, dosen dan guru besar. Namun aksi mimbar bebas yang rencananya berlangsung dengan aman dan lancar, menjadi memanas ketika adanya pengamanan dari aparat di lokasi mimbar bebas. Setelah adanya pengamanan yang ketat dari aparat keamanan, mahasiswa memutuskan untuk turun ke jalan dan menyampaikan orasinya di depan gedung DPR/MPR RI. Ketika mahasiswa melakukan long march dari Universitas Trisakti menuju Gedung DPR, rombongan massa dihadang oleh aparat keamanan. Para senat mahasiswa kemudian bernegosiasi dengan aparat keamanan meminta untuk tidak menghadang massa karena aksi tersebut merupakan aksi damai. Namun pihak aparat keamanan menolak dengan alasan long march dapat mengganggu arus lalu lintas dan menimbulkan kerusakan. Akhirnya proses negosiasi berujung pada kesepakatan untuk saling mundur antara massa demo dan aparat keamanan (Jubaedah, 2019).

(7)

Setelah massa berputar arah untuk mundur, ada seorang oknum yang mengeluarkan provokasi dan kata-kata kotor ke arah mahasiswa. Ini membuat mahasiswa yang hendak mundur kembali mengejar oknum tersebut yang berlari ke arah aparat keamanan. Setelah diamankan oleh aparat keamanan, massa demo kembali mundur sesuai kesepakatan awal.

Namun pada saat massa demo berjalan mundur, terdapat ledekan dan kata-kata kasar yang berasal dari barisan aparat keamanan. Beberapa mahasiswa sempat terpancing emosi untuk menerobos barisan aparat, namun dapat diredam oleh satgas keamanan massa demonstrasi.

Pada saat yang sama aparat keamanan mengeluarkan tembakan dan menembakkan gas air mata. Hal ini membuat para massa demonstrasi menjadi panik dan berlarian ke arah kampus Trisakti. Kemudian sekelompok aparat keamanan mengejar mahasiswa hingga depan gerbang Universitas Trisakti. Aparat keamanan melakukan tembakan ke arah dalam kampus sehingga banyak yang terkena tembakan tersebut. Esok harinya setelah dikonfirmasi, pangdam jaya melaporkan terdapat 6 mahasiswa meninggal dalam kejadian tersebut (Jubaedah, 2019).

Tanggal 21 Mei 1998 menjadi momentum bersejarah bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia. demonstrasi yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa berhasil menumpaskan rezim orde baru. Selain itu, pada saat yang sama juga menjadi momentum bagi perbaikan dan reformasi sistem pemerintahan Indonesia menuju demokrasi yang lebih sehat. Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada tanggal 21 Mei 1998 di Istana Merdeka.

Habibie kemudian diangkat menjadi presiden menggantikan Soeharto.

C. Dampak Demonstrasi Mahasiswa Tahun 1998 1. Lengsernya Soeharto dari jabatan presiden

Demonstrasi yang dilakukan secara masif di banyak daerah di Indonesia dan mendapatkan momentum puncak di Jakarta memaksa Soeharto untuk mengundurkan diri dari jabatan presiden. Mahasiswa berhasil menjadi motor pergerakan untuk memperjuangkan keadilan dalam semua sektor di Indonesia pada saat itu.

2. Memaksa percepatan reformasi

Demonstrasi yang dimobilisasi oleh mahasiswa bukan hanya menjatuhkan kekuasaan 32 tahun Soeharto, namun juga mempercepat wacana reformasi pada saat itu dengan ditunjuknya Habibie sebagai presiden. Ketika menjadi presiden, Habibie banyak memperbaiki sistem di berbagai sektor terutama sistem pemerintahan yang berantakan akibat krisis yang melanda Indonesia.

3. Membuka kebebasan pers dan berpendapat

Selama masa orde baru yang dipimpin presiden Soeharto, kebebasan pers dan berpendapat sangat dikontrol oleh negara. Media pers tidak bisa leluasa untuk menggiring opini publik karena harus melalui kontrol ketat pemerintah. Selain itu, individu juga tidak bisa bebas memberikan kritik terhadap pemerintah.

4. Perbaikan Demokrasi

(8)

Lengsernya rezim orde baru memberikan nafas segar bagi demokrasi di Indonesia, pasalnya selama orde baru memimpin, demokrasi belum bisa dikatakan sebagai demokrasi yang sehat, karena masih banyaknya kecurangan yang terjadi seperti pada pemilu dan praktek nepotisme.

Arsip demonstrasi yang terjadi pada tahun 1998

 Objek: Menggambarkan suasana demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa

 Tempat: depan Kampus Universitas Trisakti, Jakarta

 Tanggal: 12 Mei 1998

 Sumber: kompas.id

 Kategori: Arsip Statis

 Warna: berwarna cukup jelas

 Kondisi Fisik: baik

 Deskripsi Singkat: seorang mahasiswa tergeletak di tepi jalan saat terjadi kerusuhan demonstarsi mahasiswa di depan Kampus Universitas Trisakti, Jakarta.

(9)

 Objek: Presiden Soeharto

 Tempat: Jalan Cendana

 Tanggal: 15 Januari 1998

 Sumber: kompas.id

 Kategori: Arsip Statis

 Warna: berwarna cukup jelas

 Kondisi Fisik: baik

 Deskripsi Singkat: Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Michel Camdessus menyaksikan Presiden Soeharto menandatangani nota kesepakatan bantuan di Jalan Cendana, 15 Januari 1998.

(10)

 Objek: gambaran aksi demonstrasi mahasiswa

 Tempat: Gedung MPR/DPR

 Tanggal: 18 Mei 1998

 Sumber: kompas.id

 Kategori: Arsip Statis

 Warna: berwana cukup jelas

 Kondisi Fisik: baik

 Deskripsi Singkat: Mahasiswa se Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABODETABEK) mendatangi Gedung MPR/DPR menuntut reformasi dan Presiden Soeharto mundur. Sebagian mahasiswa duduk di atap Gedung.

(11)

 Objek: Surat Kabar tentang Soeharto mundur dari jabatan Presiden

 Nama Surat Kabar: Kompas

 Tanggal: 20 Mei 1998

 Sumber: kompas,id

 Kategori: Arsip Statis

 Warna: Hitam putih

 Kondisi Fisik: baik

 Deskripsi Singkat: Surat Kabar yang isinya Soeharto menyatakan dalam konferensi pers untuk bersedia mundur dan membentuk Komite Reformasi. Sementara itu, puluhan ribu mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR. Dua hari kemudian, Soeharto resmi mundur dari jabatan Presiden, mengakhiri 32 tahun Kekuasaan Orde Baru. Berita terbit di Harian Kompas edisi 20 Mei 1998.

(12)

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Demonstrasi mahasiswa di Jakarta pada tahun 1998 menjadi momentum bagi banyak perbaikan di Indonesia. mulai dari sektor politik, ekonomi, demokrasi, dan sebagainya.

Demonstrasi ini dilatarbelakangi oleh dua krisis besar yang melanda Indonesia pada 1997- 1998 yaitu krisis moneter dan krisis politik. Dua krisis tersebut membuat masyarakat menjerit

(13)

karena perekonomian lumpuh. Demonstrasi mahasiswa mendapatkan momentum setelah berjuang mati-matian hingga menewaskan banyak mahasiswa terutama pada tragedi Trisakti pada 21 April 1998. Pada saat itu, presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden negara republik Indonesia. pada akhirnya demonstrasi yang dimotori oleh mahasiswa tersebut berhasil membuka banyak perbaikan di negeri ini seperti reformasi politik dan pemerintahan, perbaikan demokrasi dan membuka kebebasan pers dan berpendapat.

Referensi

Adryamarthanino, V. (2022). Gerakan Mahasiswa 1998. Kompas.Com.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/27/180000779/gerakan-mahasiswa-1998-?

page=all#:~:text=Pada dasarnya%2C penyebab terjadinya gerakan,reformasi dalam sistem pemerintahan Indonesia.

Agne, Y. (2023). 6 Tuntutan Aksi Mahasiswa Mei 1998, Reformasi Sudah Selesai?

Nasional.Tempo.Co. https://nasional.tempo.co/read/1725000/6-tuntutan-aksi-

(14)

mahasiswa-mei-1998-reformasi-sudah-selesai

Firdausi, F. A. (2019). Sejarah Pemilu 1997: Usaha Gagal Melanggengkan Kuasa Soeharto.

Tirto.Id. https://tirto.id/sejarah-pemilu-1997-usaha-gagal-melanggengkan-kuasa- soeharto-dmZE

Jubaedah, S. (2019). Gerakan Mahasiswa (Kajian Tentang Peranan Mahasiswa Universitas Trisakti Pada Mei 1998 Dalam Proses Pergantian Kekuasaan Orde Baru). Criksetra:

Jurnal Pendidikan Sejarah. https://doi.org/10.36706/jc.v8i2.9245

Jumaidi, S. (2023). Peristiwa Mei 1998: Demonstrasi, Kriminalitas, dan Reformasi.

Kompas.Com. https://www.kompas.com/stori/read/2023/05/07/130000379/peristiwa- mei-1998--demonstrasi-kriminalitas-dan-reformasi?page=all#:~:text=Peristiwa yang paling memicu kericuhan,demonstrasi yang lebih luas lagi.

Madri Gifani, C., Ersi, L., & Kurniawan Junaidi, J. (2022). Padang Pada Masa Reformasi 1998: Analisis Wacana Pada Harian Umum Singgalang. Jurnal Pendidikan Sejarah, 7(2), 275–281.

Salim, M. P. (2022). 5 Penyebab Krisis Moneter di Indonesia 1997-1998, Kesalahan Pemerintah dan Utang Swasta. Liputan6.Com.

https://www.liputan6.com/hot/read/5057363/5-penyebab-krisis-moneter-di-indonesia- 1997-1998-kesalahan-pemerintah-dan-utang-swasta?page=4

Shifa, M., Amalia, A., Abd.Majid, M. S., & Marliyah, M. (2022). PENGGUNAAN MATA UANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI SOLUSI PREDIKSI KRISIS MONETER DI INDONESIA. Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan.

https://doi.org/10.32670/fairvalue.v4i6.992

Supriyanto. (2022). Gerakan Mahasiswa dalam Upaya Kejatuhan Pemerintah Soeharto 1998.

Jurnal Impresi Indonesia. https://doi.org/10.58344/jii.v1i2.15

Referensi

Dokumen terkait

Original Article Tritium radioactivity estimation in cement mortar by heat-extraction and liquid scintillation counting Ki Joon Kang, Jun Woo Bae, Hee Reyoung Kim* Department of

|LEGENDS OF SOUTH AFRICAN SCIENCE II| 67 AWARDS, HONOURS AND ACHIEVEMENTS • Honorary Fellow of the Psychological Society of South Africa • Humanities Book Award, Academy of Science