Tidak mudah menulis buku ini karena tidak bisa mendapatkan informasi detail tentang profil Denis, terutama sejak masa kanak-kanak hingga remaja. Kendala lain dalam penulisan buku ini adalah situasi yang kurang menguntungkan, yakni penulisan ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Pada bagian 1, buku ini menceritakan tentang kondisi sosial dan latar belakang keluarga Denis di Cikukulu.
Pada bagian kedua, buku ini menceritakan bagian sejarah kehidupan Denis semasa SMP dan SMA. Perkenalan Denis dengan dunia bisnis pengiriman barang disajikan pada Bagian 4 buku ini. Terakhir, bagian kelima buku ini memaparkan situasi terkini industri logistik yang mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Danny Irman dan keluarga yang menyambut baik ide penulisan buku ini hingga selesai. Penulisan buku ini masih jauh dari sempurna, sehingga terbuka untuk menerima masukan dan saran yang membangun untuk perbaikan.
Saat di CikukuluSaat di Cikukulu
1 Deni Irman belum bisa menjelaskan arti nama yang diberikan oleh orang tuanya karena saat itu ia tidak terlalu penasaran untuk mengetahui arti namanya. Sebagai anak pertama dari dua orang adik perempuan, Deni selalu mengingat nasehat orangtuanya agar selalu mengalah pada adik-adiknya. Hampir setiap acara yang diselenggarakan sekolah ia ikuti karena ingin mendapat banyak pengalaman selama bersekolah di SD Cikukulu.
Sikap Deni dalam memilih teman dekat jelas menunjukkan bahwa orang tuanya berhasil membesarkan dan menanamkan dalam dirinya sifat-sifat baik, terutama nilai-nilai. Terpilihnya Badrudin sebagai sahabat karib yang pandai dan berprestasi di SD Cikukulu tentu saja menunjukkan kuatnya kepribadian Deni sebagai anak yang suka dan menghargai prestasi positif orang lain. Deni pun berharap Badrudin tidak hanya menjadi sahabatnya selama bersekolah di SD Cikukulu, tapi juga menjadi sahabatnya di masa depan.
Sebagai anak yang energik, mudah bergaul dan aktif bersekolah di SD Cikukulu, sosok Denis kecil tak hanya menjadi pusat perhatian teman-temannya, seorang guru bernama Pak. Sutisna memberi perhatian khusus padanya. Bagi Deni Badrudin, ia merupakan sosok yang cukup inspiratif, terutama karena ketaqwaannya terhadap agama dan prestasi sekolahnya di SD Cisande.
Mengenang Masa RemajaMengenang Masa Remaja
Ketika anak berusia antara 11 dan 14 tahun, orang tua dapat mulai mempraktikkan kemandirian, baik dengan memberikan kebebasan atau membiarkan mereka tinggal di rumah dalam jangka waktu yang lebih lama. Jika ia mempunyai adik, orang tua juga dapat menitipkan anak seusia tersebut untuk menjaga adiknya dalam jangka waktu tertentu. Apa yang disampaikan Hadi di atas bisa menjadi referensi bagi para orang tua yang anaknya mulai memasuki usia remaja.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMP Negeri 2 Cibadak, Deni melanjutkan sekolahnya di salah satu SMA swasta di Sukabumi. Semasa duduk di bangku SMA, Deni tetap teguh pada sifat dasar baik yang terus ia pertahankan. Ia juga menjelaskan, saat Taufik dan Deni duduk di bangku SMA, mereka memiliki geng yang cukup disegani di sekolah mulai dari kelas 1 hingga kelas 3.
Menurut Diky, inilah salah satu sifat Danny yang tidak pernah hilang sejak SMA hingga menjadi orang sukses seperti sekarang.” Kang Deni memberikan kesan yang baik dengan mengajak salah satu teman kita, kakak Anton, untuk bekerja di perusahaan Kang Deni...".
Kuliah dan BekerjaKuliah dan Bekerja
Beralih Menjadi Beralih Menjadi Pengusaha
Pengusaha
Tantangan & Kiat Sukses Tantangan & Kiat Sukses Dwiharta Logistindo
Dwiharta Logistindo
Melihat potret kinerja perekonomian dan potensi bisnis sektor logistik Indonesia di atas, situasi ini tentunya dapat menjadi peluang sekaligus tantangan yang akan dihadapi Dwiharto Logistindo. Bahkan, Yan menyebut perusahaan logistik ini telah berkontribusi lebih dari 50% terhadap perkembangan kemajuan bisnis di industri e-commerce. Namun di sisi lain, Dwiharta Logistindo juga akan menghadapi tantangan yang tidak mudah. Selain dampak pandemi Covid-19 terhadap rantai pasokan110, perusahaan juga akan menghadapi pesaing baru yang juga melakukan revitalisasi bisnis di sektor logistik.
Selain Rita, pelaku bisnis logistik lain yang cukup kuat dan memiliki jaringan luas adalah JNE112 yang memiliki label “Connecting Happiness” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Mendistribusikan Kebahagiaan”. Sehingga situasi ini membuat rantai pasok komersial sangat terganggu dan hal ini sangat memberikan tekanan terhadap operasional perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang logistik, termasuk Dwiharta Logistindo. Padahal, bagi Deni, pembentukan budaya organisasi yang baik (good corporate culture practice) juga harus dibangun oleh personel yang bersentuhan langsung dengan pelanggan, yakni seluruh pengemudi yang bekerja di Dwiharta Logistindo.
Deni mengaku secara praktis menerapkan definisi di atas atau hakikat kewirausahaan: “Saya setuju dengan definisi di atas. Ungkapan tersebut diulangi Deni saat ditanya kembali apa kunci keberhasilannya membawa Dwiharta Logistinda hingga seperti sekarang ini. Jadi tipe orang seperti inilah yang Deni dan Madjid anggap sebagai orang yang kurang “mental baja”.
Bagi sebagian pengusaha sukses, baja mental mereka berasal dari kehidupan keras yang mereka jalani sejak kecil. Namun yang pasti memiliki mental baja memerlukan tujuan yang sangat kuat dan kemampuan untuk terus berusaha”133. Sebelum seorang wirausahawan dapat menjalankan kepemimpinannya di hadapan orang lain, ia harus mampu memimpin dirinya sendiri.
Aspek pengendalian diri seorang wirausaha harus tinggi di tengah persaingan dan kompleksnya permasalahan yang dihadapi suatu usaha. Jika seorang wirausaha mempunyai sikap seperti itu, tentu saja ini menjadi modal awal untuk bermental baja. Seorang wirausaha yang mempunyai pola pikir baja dan sukses dalam menjalankan usahanya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat.
Sikap tenang, hati-hati serta keberanian mengambil resiko dalam setiap keputusan yang diambil merupakan modal dasar terbentuknya “mental baja”. Itulah tantangan dan kiat Deni dalam mengelola Dwiharta Logistindo agar bisa mencapai kesuksesan seperti saat ini.
Daftar PustakaDaftar Pustaka
Adversity Quotient @ Work: Make everyday challenges the key to your success - putting the principles of AQ into action.
Profil PenulisProfil Penulis
Aktif sebagai konsultan ekonomi dan politik publik untuk kegiatan di Direktorat Penyelenggaraan Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Direktorat Informasi, Teknologi dan Energi (ETI), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan lain-lain.