- 1 -
DESAIN PENINGKATAN KAPASITAS DERMAGA 1-4 PELABUHAN CIGADING, KECAMATAN CIWANDAN, BANTEN
Fera Dwi Setyani1
Pembimbing : Andojo Wurjanto, Ph.D 2 Program Studi Sarjana Teknik Kelautan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung 40123
1fera.dsetyani@gmail.comdan 2andojowurjanto@gmail.com
Kata Kunci: Beton, Dermaga, Desain, Struktur, Tulangan.
Keywords: Berth, Concrete, Design, Reinforced, Structure.
PENDAHULUAN
Pelabuhan Cigading merupakan salah satu pelabuhan di Indonesia yang sedang berkembang dengan pesat. Pelabuhan Cigading memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan menjadi terminal curah kering terbesar di Indonesia dan di Asia. Potensi-potensi tersebut antara lain fasilitas sandar dan dermaga yang melayani kegiatan bongkar muat, logistic secvices, penyediaan lahan, pergudangan, dan pusat konsolidasi dan distribusi barang; terletak di kawasan industri yang dapat dengan mudah diakses melalui rute kereta api, jalan tol, maupun jalan raya dari Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat serta kedalaman pelabuhan yang dapat dilalui oleh berbagai jenis dan ukuran kapal, hingga kapal dengan kapasitas angkut 150.000 DWT.
Dalam kegiatan pengembangan pelabuhan, terdapat 2 usaha utama yang dapat dilakukan, yaitu peningkatan produktivitas pelabuhan dan peningkatan kualitas infrastruktur eksisting. Untuk kasus Pelabuhan Cigading, usaha yang dilakukan untuk meningkatakan kualitas dan kuantitas pelayanannya ialah dengan cara meningkatkan kapasitas dermaga eksisting agar dapat melayani kapal yang bermuatan lebih besar. Studi kasus yang akan dibahas ialah perencanaan peningkatan kapasitas Dermaga 1-4 Pelabuhan Cigading untuk dapat melayani kapal dengan kapasitas 200,000 DWT. Lokasi struktur dermaga di Pelabuhan Cigading disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi Dermaga 1-4 Pelabuhan Cigading Sumber : http://www.earth.google.com
Dermaga 1-4
- 2 - METODOLOGI
Dermaga 1-4 eksisting terdiri dari loading platform dengan panjang 285 meter dan 2 buah mooring dolphin dengan panjang masing-masing 6.5 meter. Panjang dermaga yang dibutuhkan agar kapal dapat bertambat ialah harus mampu menampung panjang LOA kapal beserta spasi untuk tali mooring kapal (OCDI,2002). Panjang dermaga eksisting masih belum dapat memenuhi persyaratan tersebut sehingga dipilih alternatif memanfaatkan bollard yang ada pada Dermaga 1-3 untuk kebutuhan tambat kapal. Perairan di depan Dermaga 1-4 juga perlu dikeruk sedalam 2 meter agar kapal 200,000 DWT dapat sandar dan tambat di Dermaga 1-4. Selain meninjau komponen dimensi makro struktur dermaga, juga perlu diperhitungkan kondisi pembebanan baru akibat bersandarnya kapal 200,000 DWT pada Dermaga 1-4 eksisting. Hal ini untuk mengetahui apakah Dermaga 1-4 eksisting kuat untuk melayani kapal 200,000 DWT. Desain komponen struktur dermaga mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SKSNI 03 1726-2003 dan SKSNI 03 2847-2002) dan kepada beban-beban yang direncanakan bekerja pada dermaga yang terdiri atas beban vertikal dan beban horizontal. Beban vertikal terdiri atas beban mati struktur, beban fix struktur pendukung seperti bollard dan fender, serta beban hidup seperti beban ship unloader, truk, conveyor belt, serta pejalan kaki. Beban horizontal terdiri atas beban gelombang dan arus, beban gempa, serta beban berthing dan mooring.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan beban-beban yang bekerja pada Dermaga 1-4 menunjukkan bahwa perlu dilakukan pergantian fender dan bollard eksisting. Fender dan bollard baru ini yang akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya dalam desain peningkatan kapasitas Dermaga 1-4. Pengecekan kekuatan struktur Dermaga 1-4 eksisting terhadap beban-beban aktual dilakukan dengan melakukan pemodelan struktur menggunakan metode elemen hingga yaitu software SAP2000. Komponen struktur yang dimodelkan hanya berupa tiang pancang, balok, serta pelat lantai dermaga.
Pendefinisian beban dilakukan dengan dua cara yaitu manual dan otomatis. Kombinasi pembebanan yang digunakan merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SKSNI 03 2847-2002). Dari nilai unity check ratio dari output pemodelan dermaga menggunakan SAP2000 diketahui bahwa struktur Dermaga 1-4 eksisting masih kuat untuk dapat melayani kapal dengan kapasitas lebih besar, yaitu 200,000 DWT. Output pemodelan lain yaitu berupa gaya-gaya dalam pada komponen struktur yang dijadikan acuan dan bahan untuk proses perhitungan penulangan komponen struktur dermaga.
Kebutuhan penulangan pada struktur beton diakibatkan karena sifat beton yang kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah terhadap gaya tarik. Penulangan beton terdiri atas penulangan lentur dan penulangan geser. Pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut disajikan detail penulangan struktur dermaga 1-4.
Tabel 1. Detail penulangan loading platform Dermaga 1-4
Pelat Balok Pile Cap 1 Pile Cap 2-4 Ukuran 450 mm 1200mm x
1200mm
2500 mm x 1800 mm
1500mm x 1200mm Tulangan Atas D25 6 D32 mm 13 D40 mm 5 D40 mm Tulangan Badan - 4 D32 mm 11 D40 mm 3 D40 mm Tulangan Bawah D25 6 D32 mm 13 D32 mm 7 D32 mm
Sengkang D28 Ø25 mm Ø28 mm Ø28 mm
Selimut Beton 75 mm 75 mm 75 mm 75 mm
- 3 - Tabel 2. Detail penulangan mooring dolphin Dermaga 1-4
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam desain peningkatan kapasitas Dermaga 1-4 perlu diperhatikan faktor-faktor berikut ini:
a. Perlu dilakukan pengerukan sedalam 2 meter agar kapal 200,000 DWT dapat bersandar
b. Fender dan bollard eksisting harus diganti dengan yang baru dengan kapasitas yang lebih besar agar dapat menahan beban berthing dan beban mooring yang akan terjadi
c. Kapal 200,000 DWT akan bertambat di Dermaga 1-3 maka bollard eksisting di Dermaga 1-3 juga perlu diganti.
d. Pada operasional tidak memungkinkan untuk bertambatnya dua kapal pada Dermaga 1-3 dan Dermaga 1-4 pada saat yang bersamaan.
Untuk studi lebih lanjut dengan kasus yang sama perlu dilakukan pengecekan kekuatan struktur Dermaga 1-3 dikarenakan Dermaga 1-3 juga ikut menahan beban mooring yang terjadi akibat bersandarnya kapal 200,000 DWT pada Dermaga 1-4.
DAFTAR PUSTAKA
SKSNI 03 1726-2003.,Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional., Jakarta, 2003
SKSNI03 1729-2002., Tata Cara Perencanaan StrukturBajaUntuk Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional.,Jakarta, 2002
SKSNI 03 2847-2002., Tata Cara PerencanaanStruktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional., Jakarta, 2002
The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan (OCDI), Technical Standards For Port And Harbour Facilities in Japan. Daikousha Printing Co. Ltd., Tokyo Japan. 2002
Pelat Ukuran 6500mm x 1500 mm Tulangan Atas 26 D40 Tulangan Badan 6 D32 Tulangan Bawah 26 D40
Sengkang D28
Selimut Beton 75 mm