Design and Build a Covid-19 Health Protocol Tool at a Doctor's Practice Based on the Internet of Things
Siti Nur Sakinah, William Ramdhan, Sumantri * Program Studi Sistem Komputer, STMIK ROYAL, Kisaran, Indonesia
Email: 1[email protected], 2[email protected] 3,*[email protected] Email Penulis Korespondensi: [email protected]
Abstrak−Sejak awal tahun 2020, dunia menghadapi wabah Corona Virus Disease (COVID-19). Seseorang dapat tertular virus Corona saat menyentuh hidung, mulut atau mata setelah menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi virus dari orang yang batuk atau bersin. Untuk mencegah agar tidak tertular COVID-19, salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terutama saat berada di tempat umum. Praktek Dokter Usman merupakan salah satu praktek dokter yang ada di Kota Kisaran. Praktek dokter tersebut menangani penyakit umum, pasien yang datang terdiri dari berbagai macam kalangan. Pada masa pandemi sekarang ini protokol kesehatan yang ada sangat di jaga ketat guna untuk menghentikan penyebaran virus yang ada. Protokol yang digunakan berupa harus selalu pakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sebelum masuk. Cuci tangan yang ada di praktek tersebut masih menggunakan cuci tangan manual yaitu dengan air yang diisi dalam tong cat dan di kasih kran. Sistem kerja alat yang dibuat yaitu ketika tangan pasien mendekat ke kran air maka sensor ultrasonik akan mendeteksi jarak antara sensor ke tangan tersebut. Ketika jarak yang dideteksi kurang dari jarak ketentuan maka relay akan aktif untuk memerintahkan keluar air. Untuk sistem kerja sabun dan pengering tangan juga sama seperti sitem kerja pada air, yaitu mendeteksi dengan sistem ultrasonik. Kemudian ketika sensor air yang terletak di wadah air dan sabun mendeteksi bahwa isinya habis, maka sensor yang ada didalamnya mengirim notifikasi ke petugas atau perawat yang bertanggung jawab pada alat tersebut. Dengan adanya alat cuci tangan otomatis, orang tidak perlu menyentuh kran air untuk mencuci tangan sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya penularan virus
Kata Kunci: Alat Protokol Kesehatan Covid-19; IOT; Sensor Gerak; Sensor Ultrasonik.
Abstract−Since the beginning of 2020, the world has been facing an outbreak of the Corona Virus Disease (COVID-19). A person can catch the Corona virus when touching the nose, mouth or eyes after touching a surface that has been contaminated with the virus from a person who coughs or sneezes. To prevent contracting COVID-19, one way that can be done is to get used to washing hands with soap and running water, especially when in public places. Doctor Usman's practice is one of the medical practices in Kisaran City. The doctor's practice handles common diseases, the patients who come consist of various groups. During the current pandemic, the existing health protocols are strictly guarded in order to stop the spread of the existing virus. The protocol used is to always wear a mask, keep a distance and wash your hands before entering. Hand washing in practice is still using manual hand washing, namely with water filled in a paint barrel and given a faucet. The working system of the tool made is when the patient's hand is close to the water faucet, the ultrasonic sensor will detect the distance between the sensor and the hand. When the detected distance is less than the specified distance, the relay will be active to order th e water out. The working system for soap and hand dryers is also the same as for water systems, namely detecting with an ultrasonic system. Then when the water sensor located in the water and soap container detects that the contents are empty, the sensor in it sends a notification to the officer or nurse who is in charge of the tool. With the automatic hand washing devic e, people don't need to touch the water faucet to wash their hands, thereby minimizing the possibility of transmitting the virus Keywords: Covid-19 Health Protocol Tool; IOT; Motion Sensor; Ultrasonic Sensor.
1. PENDAHULUAN
Praktek Dokter Usman merupakan salah satu praktek dokter yang ada di Kota Kisaran. Praktek dokter tersebut menangani penyakit umum, pasien yang datang terdiri dari berbagai macam kalangan. Pada masa pandemi sekarang ini protokol kesehatan yang ada sangat di jaga ketat guna untuk menghentikan penyebaran virus yang ada. Protokol yang digunakan berupa harus selalu pakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sebelum masuk.
Cuci tangan yang ada di praktek tersebut masih menggunakan cuci tangan manual yaitu dengan air yang diisi dalam tong cat dan di kasih kran. Cuci tangan merupakan suatu aktivitas membersihkan tangan dari kotoran untuk menghilangkan bakteri dan kuman, yang dilakukan dengan membasahi tangan dengan air terlebih dahulu kemudian mencuci tangan menggunakan sabun setelah itu dibilas dengan air yang bersih. Pada saat mencuci tangan harus menggunakan air yang mengalir dengan tujuan untuk mencegah kuman atau bakteri menempel kembali ke tangan. Pada umumnya kran yang digunakan untuk mencuci tangan yaitu kran manual dengan cara memutar atau menekan pada kran air. Hal ini yang membuat kran tidak lagi steril, sehingga dikhawatirkan akan ada kuman atau bakteri yang menempel pada kran air. Selain itu tempat cuci tangan yang kurang efesien karna masih menggunakan tong cat, serta tidak ada petugas yang memberi tahu habisnya air dan sabun. Untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa penelitian yang dijadikan referensi.Adapun beberapa penelitian yang dijadikan referensi diantaranya penelitian yang dilakukan oleh:
Asrul dan kawan-kawan pada tahun 2021 tentang mesin cuci tangan otomatis menggunakan sensor proximity dan dfplayer mini berbasis arduino uno. Sistem kerja yang digunakan yaitu sensor proximity akan menedeteksi keberadaan tangan, jika tangan menedekati kran air, sabun cuci tangan dan hand sanitizer maka air
dan sabun akan keluar dan dfplayer digunakan untuk mengeluarkan suara intruksi yang akan memandu pengguna alat[1].
Penelitian yang dilakukan oleh Dede Naruari dan kawan-kawan pada tahun 2021 tentang penerapan alat cuci tangan otomatis untuk masyrakat Kelurahan Bukit Merapin Kota Pangkal Pinang. Sistem kerja alat cuci tangan yang dibuat terdiri dari kran air yang dapat mengalirkan air secara otomatis saat sensor ultrasonik menangkap keberadaan tangan disekitar mulut kran dan wadah penampungan air yang dapat diisi secara otomatis berdasarkan pembacaan ketinggian air oleh sensor ultrasonik[2].
Penelitian yang dilakukan oleh Winarso Sugeng dan kawan-kawan pada tahun 2020 tentang Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19 di Era New Normal Pada Kampung Tangguh Desa Karangdoro, Terminal Jajag, dan RTH Maron Genteng, Kabupaten Banyuwangi. Penerapan ini dilihat dari beberapa tempat yaitu desa tangguh Karangdoro, Terminal Jajag, dan RTH Maron. Terdapat penanganan di desa tangguh yang dilakukan oleh kepala desa dengan diadakannya desa tangguh sehingga dapat meminimalisir penularan covid-19 dan juga membentuk masyarakat yang berdaya guna baik. Melihat segi sanitasi lingkungan terhadap pembuangan limbah air sisa cuci tangan yang ada di RTH Maron yang tidak di kelola menggunaan IPAL sehingga protocol kesehatan yang ada di RTH Maron masih belum terpenuhi dengan baik. Pada pnerapan diterminal jajag sesuai dengan hasil observasi dihasilan bahwa masyaraat sudah banyak yang tidak memperdulian protokol kesehatan dikarenakan issu di masyarakat yang beredar tentang persebaran covid-19 salah. Solusi dan upaya penerapan protokol Kesehatan di era New Normal adalah dengan Mematuhi dan menerapkan Protokol Kesehatan minimal yang harus di patuhi di era New Normal yaitu 3 M (Menggunakan Masker, selalu Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan) dapat meningkatkan pencegahan persebaran virus COVID-19 sekaligus dapat meningkatkan kebersihan tubuh untuk menghindari berbagai virus yang dapat menyerang tubuh. Semua segmen masyarakat harus bisa bergotong royong dalam kedisplinan penerapan protocol Kesehatan[3].
Penelitian yang dilakukan oleh Gunawan Dewantoro dan kawan- kawan pada tahun 2020 tentang Rancang Bangun Alat Cuci Tangan Nirsentuh sebagai Sarana Edukasi dan Pencegahan Covid-19. Dengan meningkatnya kasus terkonfirmasi Covid-19, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit semakin marak di masyarakat, termasuk kampanye cuci tangan yang benar. Oleh karena itu, mesin cuci tangan nirsentuh dibangun untuk mengedukasi masyarakat tentang cara mencuci tangan yang sesuai dengan standar WHO. Mesin ini mengintegrasikan seluruh tahapan proses cuci tangan yang benar, mulai dari membasahi tangan, mengoleskan sabun, membilas tangan, dan mengeringkan tangan, secara otomatis tanpa perlu kontak fisik. Untuk setiap langkah mencuci tangan, suara instruksional dihasilkan untuk memandu mesin cuci tangan. Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah tersedianya mesin cuci tangan contactless di beberapa titik di Kota Salatiga, yang sekaligus berfungsi sebagai sarana edukasi bagi masyarakat[4].
Maka dibuatlah alat cuci tangan otomatis yang dikendalikan oleh mikrokontroler Arduino Uno menggunakan sensor ultrasonik sebagai pendeteksi adanya tangan kemudian jika sudah mendeteksi tangan, maka sensor ultrasonik ini akan memerintahkan relay untuk bergerak sehingga kran air akan terbuka dan sabun akan keluar secara otomatis. Sehingga dapat membuka kran air dan mengeluarkan sabun tanpa harus melakukan kontak langsung.
Berdasarkan penelitian diatas serta latar belakang masalah pada penelitian maka peneliti ingin meneliti sebuah alat ketika pasien akan masuk kedalam praktek maka pasien akan diwajibkan untuk cuci tangan terlebih dahulu. Sistem kerjanya yaitu ketika tangan pasien mendekat ke kran air maka sensor ultrasonik akan mendeteksi jarak antara sensor ke tangan tersebut. Ketika jarak yang dideteksi kurang dari jarak ketentuan maka relay akan aktif untuk memerintahkan keluar air. Untuk sistem kerja sabun dan pengering tangan juga sama seperti sitem kerja pada air, yaitu mendeteksi dengan sistem ultrasonik. Kemudian ketika sensor air yang terletak di wadah air dan sabun mendeteksi bahwa isinya habis, maka sensor yang ada didalamnya mengirim notifikasi ke petugas atau perawat yang bertanggung jawab pada alat tersebut. Setelah mengirim notifikasi kepetugas atau perawat yang bertanggung jawab pada alat, selanjutnya petugas akan menekan tombol dari handphone yang mana tombol itu bertujuan untuk terisinya kembali air didalam wadah.. Rancangan alat terhubung dengan alur melalui jaringan Internet Of Thing dimana jaringan internet yang digunakan jaringan android.
Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah, jika penelitian sebelumnya menggunakan system cerdas dipenelitian ini menggunakan system IoT. Pada penelitian ini system IoT yang digunakan terdapat pada pengisian air diwadah pencucian, jika penelitian sebelumnya pengisian air masih manual dipenelitian ini pengisian air akan otomatis. Dipenelitian sebelumnya juga pengering tangan dilakukan di peneltian terpisah namun dipenelitian ini digabungkan didalam satu penelitian.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Kerangka Penelitian
Untuk membantu dalam penyusunan penelitian ini, maka perlu adanya susunan kerangka kerja (Frame Work) yang jelas tahapan-tahapannya. Kerangka kerja ini merupakan langkah langkah yang akan dilakukan dalam pembahasan tentang alat protokol kesehatan di Praktek Dokter Usman berbasis IoT . Adapun kerangka kerja penelitian yang akan digunakan, seperti terlihat pada gambar 1.:
Gambar 1. Kerangka Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis dengan pendekatan terstruktur yang lengkap dengan (tools) dan teknik yang dibutuhkan dalam sistem sehingga hasil analisis dari sistem yang dikembangkan menghasilkan sistem yang strukturnya bisa didefinisikan dengan baik dan jelas. Kerangka kerja penelitian merupakan tahapan-tahapan yang jelas untuk melakukan langkah-langkah dalam penelitian serta bisa membantu dan mempermudah peneliti. Kerangka kerja yaitu tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penyelesaian masalah yang dibahas. Berdasarkan kerangka kerja penelitian yang telah digambarkan diatas, maka dapat diuraikan pembahasan masing masing tahap dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pencarian landasan teori yang diperoleh dari berbagai buku dan juga internet untuk melengkapi konsep dan teori, sehingga memiliki landasan dan keilmuan yang baik dan sesuai.
2. Pengumpulan Data
a. Pengamatan (Observation)
Merupakan proses melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. Teknik ini hanya digunakan pada pengamatan awal. Dalam hal ini, pengamatan dilakukan pada tutorial atau video yang membahas tentangsistem kerja modul seperti nodemcu, sensor ultrasonik, sensor hujan, relay, motor pompa dc, hair driyer, adaptor, dan photo dioda. Hasil observasi dilapangan bahwa di Praktek Dokter Usman masih mengguanakan cuci tangan manual, dan belum adanya pemberitahuan atau notifikasi ke perawat atau dokter jika air dalam wadah pencucian tangan tersebut habis.
b. Penelitian Pustaka (Library Reasearch)
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literature dengan maksud untuk mendapatkan teori-teori mengenai masalah pokok yang sedang dibahas.
3. Analisa sistem
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah pada sistem modul yang sedang bekerja. Dengan demikian, diharapkan peneliti dapat menggabungkan prinsip kerja tiap tiap modul, sehingga membentuk pengembangan sistem.
4. Perancangan sistem
Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu system yang baik yang isinya adalah langkah- langkah operasi dalam proses pengolahan data dan proses prosedur-prosedur untuk mendukung operasi sistem.
Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem serta memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada programmer dan ahli-ahli yang terlibat didalam.
5. Pembangunan Sistem
Pembangunan sistem adalah menyusun suatu sistem baru untuk meggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada. Terdapat tiga siklus hidup pengembangan sistem, yaitu:
a. Analisa Sistem
Meliputi pengesahan studi, pengorganisasian tim proyek, mendefinisikan kebutuhan organisasi, mendefinisikan kriteria sistem.
b. Desain Sistem
Meliputi penerapan detil desain sistem.
c. Implementasi Sistem.
Meliputi perencanaan, penerapan dan perumusan sistem baru.
6. Uji Coba Sistem
Hasil uji coba sistem dilakukan untuk mengkroscek kembali semua tahapan yang suda dilakukan dan analisis uji coba sistem bertujuan untuk menarik kesimpulan terhadap semua hasil uji coba yang dikerjakan terhadap sistem. Uji coba dilakukan dalam beberapa tahap uji coba (testing) yang telah disiapkan sebelumnya. Proses
pengujian menggunakan black box testing di mana aplikasi akan diuji dengan melakukan berbagai percobaan untuk membuktikan apakah aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
7. Implementasi
Implementasi adalah penerapan gagasan dengan arti yang cukup luas. Implementasi adalah praktik mendasar untuk menerapkan strategi atau tujuan apa pun. Tujuan dari rencana implementasi adalah untuk menerapkan strategi atau sistem baru.
2.2 Dasar Perancangan 2.2.1 Protokol Kesehatan
Protokol kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang perlu diikuti oleh segala pihak agar dapat beraktivitas secara aman pada saat pandemi COVID-19. Angka kasus COVID-19 hingga saat ini terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan di Indonesia. Masyarakat pun terus dihimbau untuk tetap berada di dalam rumah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Namun, pada kondisi tertentu kita tetap harus keluar rumah untuk melakukan aktivitas tertentu. Agar tetap aman saat harus pergi keluar rumah, Kementerian Kesehatan membuat sebuah protokol kesehatan sebagai solusinya. Protokol kesehatan dibentuk dengan tujuan agar masyarakat tetap dapat beraktivitas secara aman dan tidak membahayakan keamanan atau kesehatan orang lain.
2.2.2 Covid 19
Pandemi Covid-19 telah banyak memberikan dampak kepada seluruh masyarakat di berbagai lapisan dan sektor kehidupan. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat tidak hanya terbatas pada sektor kesehatan masyarakat, tetapi juga meliputi sektor lainnya seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan lainnya. Pandemi yang telah berlangsung sejak akhir Tahun 2019 ini telah membuat masyarakat harus berjuang keras untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Masyarakat kini harus menyesuaikan diri dengan pola kehidupan di era pandemi Covid-19. Salah satunya adalah pola kebiasaan baru tentang disiplin protokol kesehatan Covid-19 yang bertujuan untuk dapat mengurangi penularan wabah virus Covid-19. Tingginya angka penularan kasus Covid-19 di Indonesia masih disebabkan oleh berbagai permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut khususnya banyak ditemukan di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah masih minimnya rasa kepedulian, kesadaran, dan pengetahuan masyarakat tentang ancaman pandemi Covid-19. Hal ini ditunjukkan dengan masih ditemukan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan melindungi diri dari Covid-19. Mayarakat yang belum menggunakan masker ketika di luar rumah masih seringkali ditemukan di berbagai lingkungan publik. Hal ini penting untuk menjadi perhatian guna menekan angka penularan kasus positif Covid-19[5].
2.2.3 IOT
Internet of things merupakan sebuah konsep di mana suatu benda atau objek ditanamkan teknologi-teknologi seperti sensor dan software dengan tujuan untuk berkomunikasi, mengendalikan, menghubungkan, dan bertukar data melalui perangkat lain selama masih terhubung ke internet. IoT memiliki hubungan yang erat dengan istilah machine-to-machine atau M2M. Seluruh alat yang memiliki kemampuan komunikasi M2M ini sering disebut dengan perangkat cerdas atau smart devices. Perangkat cerdas ini diharapkan dapat membantu kerja manusia dalam menyelesaikan berbagai urusan atau tugas yang ada[6].
Metode yang digunakan oleh Internet of Things adalah pengendalian secara otomatis tanpa mengenal jarak.
Implementasian Internet of Things sendiri biasanya mengikuti keinginan seorang pengembang dalam membangun sebuah aplikasi yang ia ciptakan, apabila aplikasinya itu diciptakan berfungsi untuk monitoring sebuah ruangan maka implementasi Internet of Things itu sendiri harus mengikuti alur diagram pemrograman mengenai sensor dalam sebuah rumah, berapa jauh jarak ruangan yang dapat dikontrol dan kecepatan internetnya. Perkembangan teknologi jaringan dan Internet seperti hadirnya IPv6, 4G, dan Wimax, dapat membantu pengimplementasian Internet of Things menjadi lebih optimal, dan memungkinkan jarak yang dapat di lewati menjadi semakin jauh, sehingga semakin memudahkan kita dalam mengontrol sesuatu[7].
2.2.4 Unsur pembentuk ekosistem IoT
Untuk membuat suatu ekosistem IoT, kita tidak hanya memerlukan perangkat- perangkat yang pintar, melainkan juga berbagai unsur pendukung lain di dalamnya. Berikut adalah berbagai unsur pembentuk internet of things
a.
Artificial intelligence (kecerdasan buatan)Yang pertama ada kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) adalah sistem kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang diimplementasikan atau diprogram di dalam mesin agar mesin dapat berpikir dan berlaku layaknya manusia. AI ini sendiri memiliki beberapa cabang, salah satunya adalah machine learning. Kamu dapat mempelajari machine learning ini di Machine Learning Developer Dicoding loT sebagai langkah awal untuk mengembangkan AI. Dalam IoT, hampir semua mesin atau alat dapat menjadi mesin pintar. Itu berarti IoT sangat berdampak pada seluruh aspek kehidupan kita. AI ini bertugas untuk mengumpulkan data, perancangan dan pengembangan algoritma, serta pemasangan jaringan.
b.
SensorBerikutnya ada sensor. Unsur ini merupakan unsur pembeda mesin IoT dengan mesin canggih lainnya. Dengan adanya sensor ini mesin mampu menentukan instrumen yang dapat mengubah mesin IoT dari yang semula bersifat pasif menjadi mesin atau alat yang bersifat aktif dan terintegrasi.
c.
KonektivitasYang terakhir adalah konektivitas. Konektivitas juga biasa disebut sebagai koneksi antar jaringan. Dalam dunia IoT sendiri ada kemungkinan untuk kita membuat jaringan baru, jaringan yang khusus digunakan untuk perangkat IoT.
2.2.5 Manfaat internet of things di berbagai bidang
Setelah mengetahui penjelasan dan unsur-unsur untuk membentuk suatu ekosistem IoT, sekarang kami akan menjelaskan apa saja manfaat internet of things dalam berbagai bidang. Dalam penerapannya sendiri internet of things ini membawa banyak sekali manfaat. Selain manfaat utamanya untuk mempermudah pekerjaan manusia, internet of things juga bermanfaat dalam berbagai bidang. Berikut beberapa diantaranya:
a.
PertanianPertama-tama kita bahas mulai dari sektor pertanian atau agriculture. Penerapan IoT dalam sektor pertanian dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya dalam urusan pengumpulan data. Data-data yang dikumpulkan dapat berupa suhu, kelembapan, curah hujan, kadar air dalam tanah, dan pemantauan hama.
Contohnya, petani dapat mengetahui data-data yang penting seperti kadar air dalam tanah dan suhu sekitar dengan sensor yang ditanamkan. Data-data yang terkumpul dapat digunakan untuk mengambil sebuah keputusan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas, meminimalkan risiko, dan mengurangi usaha yang diperlukan untuk mengelola pertanian.
b.
KesehatanSelanjutnya adalah sektor medis dan kesehatan. Dalam dunia kesehatan, internet of things terus dikembangkan.
Direncanakan ke depannya seluruh hasil pemeriksaan dapat langsung diterima oleh para tenaga medis atau rumah sakit. Data-data yang dikirimkan seperti halnya tekanan darah, riwayat penyakit, penyakit yang sedang dialami, dan lain-lain. Sebenarnya, teknologi IoT saat ini sudah diterapkan dalam sektor kesehatan ini, contohnya seperti robot perawat di sebiah klinik di Moskow yang membantu tugas dari para tenaga kesehatan di masa pandemi sekarang ini.
c.
TransportasiBerikutnya adalah sektor transportasi. IoT dapat membantu manusia dalam mengintegrasikan, mengontrol, dan memproses informasi pada sistem transportasi. Penerapan internet of things ini berkembang sangat pesat dan dapat diimplementasikan pada mesin kendaraan atau pada fungsi kemudinya. Salah satu contoh internet of things dalam bidang transportasi adalah mobil yang dapat memarkir sendiri dan mobil yang dapat berjalan sendiri (autopilot). Diharapkan dengan adanya IoT dalam sektor transportasi ini angka kecelakaan dapat jauh menurun.
d. Otomatisasi rumah
Selanjutnya dalam sektor rumah. Perangkat internet of things juga tidak hanya bisa digunakan dalam sektor- sektor usaha saja, tetapi ia juga bisa digunakan untuk keperluan pribadi. Kamu dapat membuat rumahmu menjadi serba otomatis lho, mulai dari menghidupkan lampu, menghidupkan perangkat elektronik, dan sampai membuka pintu rumah. Perangkat-perangkat itu disebut sebagai smart home peripheral atau perangkat rumah pintar. Jika kamu menerapkan IoT dalam rumah, secara tidak langsung kamu sudah memiliki smart home.
Contoh internet of things dalam rumah adalah lampu yang dapat menyala otomatis pada malam hari, kunci pintu yang dibuka dengan sidik jari atau dengan smartphone, tempat makan otomatis untuk hewan, alat penyiram bunga otomatis, dan masih banyak lagi.
e. Lingkungan
Yang terakhir adalah penerapan IoT dalam sektor lingkungan. Biasanya untuk sektor lingkungan ini menggunakan aplikasi dan perangkat IoT yang menggunakan sensor. Contohnya seperti alat yang dapat memantau kualitas udara, alat yang dapat dipasangkan ke satwa liar dalam penangkaran, pengecekan kondisi air, dan lain-lain. Bahkan internet of things juga dapat dimanfaatkan untuk sistem peringatan dini bencana.
2.2.6 Rancangan Pembentuk Alat a. Node Mcu ESP8266
Node MCU adalah sebuah board elektronik yang berbasis chip ESP8266 dengan kemampuan menjalankan fungsi mikrokontroler dan juga koneksi internet (WiFi). Terdapat beberapa pin I/O sehingga dapat dikembangkan menjadi sebuah aplikasi monitoring maupun controlling pada proyek IOT. NodeMCU ESP8266 dapat diprogram dengan compiler-nya Arduino, menggunakan Arduino IDE. Bentuk fisik dari NodeMCU ESP 8266, terdapat port USB (mini USB) sehingga akan memudahkan dalam pemrogramannya. NodeMCU ESP8266 merupakan modul turunan pengembangan dari modul platform IoT (Internet of Things) keluarga ESP8266 tipe ESP-12. Secara fungsi modul ini hampir menyerupai dengan platform modul arduino, tetapi yang membedakan yaitu dikhususkan untuk
“Connected to Internet“[8].
Gambar 2. Node MCU
Karena jantung dari NodeMCU adalah ESP8266 (khususnya seri ESP-12, termasuk ESP-12E) makafitur – fitur yang dimiliki NodeMCU akankuranglebihsama ESP-12 (juga ESP-12E untukNodeMCU v.2 dan v.3) kecuali NodeMCU telah dibungkus oleh API sendiri yang dibangun berdasarkan bahasa pemrograman eLua, yang kurang lebih cukup mirip dengan javascript.
Gambar 3. Pin Out V.1 dengan ESP-12E Spesifikasi dari Node MCU diatas :
1. Tegangan antar muka komunikasi: 3.3V.
2. Jenis antena: Tersedia antena PCB internal.
3. Standa rnirkabel 802.11 b / g / n
4. WiFi di 2.4GHz, mendukung mode keamanan WPA / WPA2 5. Mendukung tiga mode operasi STA / AP / STA + AP
6. Tumpukan protokol TCP / IP bawaan untuk mendukung beberapa koneksi Klien TCP (5 MAX) 7. D0 ~ D8, SD1 ~ SD3: digunakan sebagai GPIO, PWM, IIC, dll., Kemampuan driver port 15Ma 8. AD0: 1 saluran ADC
9. Input daya: 4.5V ~ 9V (10VMAX), bertenaga USB
10. Saatini: transmisi kontinu: 70mA (200mA MAX), Siaga: 200uA 11. Kecepatan transfer: 110-460800bps
12. Mendukung antar muka komunikasi data UART / GPIO 13. Pembaruan firmware jarak jauh (OTA)
14. Mendukung Smart Link Smart Networking 15. Suhukerja: -40 Deg ~ + 125 Deg
16. Tipe Drive: Driver H-bridge ganda berdaya tinggi 17. ESP8266 memiliki IO Pin
18. Tidak perlu mengunduh pengaturan ulang
19. Seperangkat alat yang bagus untuk mengembangkan ESP8266 20. Ukuran flash: 4Mbyte
Modul ini membutuhkan daya sekitar 3.3v dengan memiliki tiga mode wifiy Station, Access Point dan Both (Keduanya). Modul ini juga dilengkapi dengan prosesor, memoridan GPIO dimana jumlah pin bergantung dengan jenis ESP8266 yang kita gunakan. Sehingga modul ini bisa berdiri sendiri tanpa menggunakan mikrokontroler apapun karena sudah memiliki perlengkapan layaknya mikrokontroler.
b. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis berupa bunyi menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip dari pantulan suatu gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkap kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar pengindra. Perbedaan waktu yang dipancarkan dan diterima kembali adalah berbanding lurus dengan jarak objek yang memantulkannya[9].
Sensor ultrasonik ini umumnya digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek dalam jarak tertentu di depannya. Sensor ultrasonik mempunyai kemampuan mendeteksi objek lebih jauh terutama untuk benda-benda yang keras. Pada benda-benda yang keras yaitu yang mempunyai permukaan kasar gelombang ini akan dipantulkan lebih kuat daripada benda yang permukaannya lunak. Sensor ultrasonik ini terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang disebut transmitter dan rangkaian penerima ultrasonik disebut receiver.
Pada perancangan alat ini digunakan sebuah sensor untuk membantu proses deteksi keberadaan benda dan juga untuk mengetahui jarak benda tersebut yaitu sensor ultrasonik. Adapun jenis sensor ultrasonik yang digunakan pada rancang bangun alat ini adalah sensor ultrasonik HC-SR04[10].
Gambar 4. Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik
Sensor ini secara umum bekerja dengan menggunakan metode pantulan untuk menghitung jarak antara sensor dengan objek. Jarak antara sensor dengan objek dapat dihitung dengan cara mengalikan kecepatan rambat dari gelombang suara ultrasonik pada media rambat berupa suara tersebut dengan setengah waktu yang digunakan sensor ultrasonik untuk memancarkan gelombang suara ultrasonik dari rangkaian pemancar (Tx) menuju objek sampai diterima kembali oleh rangkaian penerima (Rx)[11] Waktu dihitung ketika pemancar aktif dan sampai ada input dari rangkaian penerima dan apabila melebihi batas waktu tertentu rangkaian penerima tidak ada sinyal input maka dianggap tidak ada halangan didepannya. Prinsip pantulan sensor ultrasonik ini dapat dilihat pada Gambar berikut ini :
1. Terdapat potensiometer yang berfungsi untuk mengatur sensitifitas sensor 2. Terdapat 2 Output yaitu digital (0 dan 1) dan analog (tegangan)
3. Dimensi PCB yaitu 3.2 cm x 1.4 cm
Gambar 5. Sensor Hujan c. Relay
Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah armatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-tertutup ke kontak normal-terbuka. Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban dansistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor denganelektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah.Bagian utama relay elektromekanik adalah sebagai berikut.
Kumparan elektromagnet Saklar atau kontaktor Swing Armatur Spring (Pegas)[12]. Sifat ± sifat relay :
1) Impedansi kumparan, biasanya impedansi ditentukan oleh tebal kawat yang digunakan serta banyaknyalilitan.
2) Daya yang diperlukan untuk mengoperasikan relay besarnya sama dengan nilai tegangan dikalikan arus.
3) Banyaknya kontak-kontak jangkar dapat membuka dan menutup lebih dari satu kontak sekaligus tergantung pada kontak dan jenis relaynya. Jarak antara kontak- kontak menentukan besarnya tegangan maksimum yang diizinkan antara kontak tersebut.
Gambar 6. Relay
d. Motor Pompa
Motor DC merupakan perangkat elektromagnetik yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Dimana tenaga mekanik tersebut berupa putaran pada rotor. Motor DC adalah motor yang bekerja apabila diberi sumber arus searah pada terminal masukannya. Teori dasar dari motor DC adalah apabila sebuah kawat berarus diletakkan di antara kutub kutub magnet (utara- selatan), maka pada kawat itu akan bekerja gaya yang menggerakkan kawat.
Pompa Air DC merupakan jenis pompa yang menggunakan motor dc dan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal menentukan arah putaran motor, sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor[13] Pompa Air DC memiliki 3 bagian dasar :
1. Bagian yang tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektro magnet) ataupun magnet permanen.
2. Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir.
3. Gear Box yang dipasang pada pompa. Gear box ini didalamnya terdapat gear yang dipasang pada ujung rotor untuk menghisap air.Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub utara ke kutub selatan.
Gambar 7. Motor Pompa DC e. Hair driyer
Hair dryer adalah perangkat elektromekanis yang dirancang untuk mempercepat penguapan air. Pada Hair dryer terdapat bagaia bagian yaitu:
1. Motor berfungi sebagai memutarkan kipas.
2. Thermostat berfungsi sebagai sebagai pengaman panas ,thermostat ini akan mematikan elem pemanas bila panas pada elemen pemanas berlebihan.dan akan bekerja kembali bila temperatur pada elem pemanas sudah turun hal ini terus berlanjut.
3. Elemen Pemanas berfungsi sebagai penghasil panas.
4. Saklar, saklar ini terdiri dari 2 sakla yaitu saklar on/off yang berfungsi sebagai menjalankan motor dan elemen pemanas.sakalar pengatur panasberfungsi sabagai menghubungkan dan mematikan elemen pemanas.
5. Kipas berfungi sebagai yang mengeluarkan panas pada hair dryer dengan kipas ini maka panas akan keluar[14]
Gambar 8. Hair Dryer f. Adaptor
Adaptor/catu daya/ merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan. Rangkaian inti dari catu daya / Power Supply ini adalah suatu rangkaian penyearah yaitu rangkaian yang mengubah sinyal bolak-balik (AC) menjadi sinyal searah (DC). Pada dasarnya adaptor, power supply dan charger mempunyai konstruksi sirkuit yang hampir sama yaitu terdiri dari trafo, rectifier (penyearah) dan penghalus tegangan. untuk power supply biasanya ada tambahan stabilisator tegangan berupa IC voltage regulator seri LM 78XX atau LM 79XXv[15].
Gambar 9. Adaptor
Proses pengubahan dimulai dari penyearahan oleh diode, penghalusan tegangan kerut (Ripple Voltage Filter) dengan menggunakan condensator dan pengaturan (regulasi) oleh rangkaian regulator. Pengaturan meliputi pengubahan tingkat tegangan atau arus. Pada teknik regulasi pada pembuatan catu daya, kita mengenal teknik regulasi daya linier dan teknik regulasi switching.
Kontruksi dasar adaptor dengan transformator step down Sistem rangkaian penyearah ada 4 fungsi dasar yaitu : 1. Tranformasi (travo) tegangan yang diperlukan untuk menurunkan tegangan yangdiinginkan.
2. Rangkaian penyearah, rangkaian ini untuk mengubah tingkat tegangan arus bolak balik ke arus searah. Filter (Condesator), merupakan rangkaian untuk memproses fluktuasi penyearahanyang menghasilkan keluaran tegangan DC yang lebih rata.
3. Regulasi, adalah parameter yang sangat penting pada catu daya dan regulatortegangan dengan bahan bervariasi.
Pada teknologi modern saat ini catu daya/adaptor/power supply rata-rata sudah tidak lagi menggunakan transformator step down, dimana tegangan AC diturunkan terlebih dahulu melalui sebuah transformator step down lalu keluaran trafo disearahkan dengandioda dan diratakan dengan kapasitor elektrolit (elco).
Catu daya/adaptor/power supply sekarang umumnya menggunakan sistem switching,sinyal AC dari tegangan jala-jala listrik 220V disearahkan lebih dahulu menjadi tegangan DC melalui sebuah rangkaian dioda penyearah dan elco. Tegangan DC hasil penyearahanini kemudian disaklar on-off secara terus menerus dengan frekuensi tertentu sehingga memungkinkan nilai induktor dari trafo menjadi kecil.
g. Photo Dioda
Sebuah photodioda biasanya mempunyai karakteristik yang lebih baik dari pada phototransistor dalam responya terhadap cahaya infra merah. Photodioda mempunyai respon 100 kali lebih cepat dari pada phototransistor. Sebuah photodioda biasanya dikemas dengan plastik transparan yang juga berfungsi sebagai lensa fresnel. Lensa ini merupakan lensa cembung yang mempunyai sifat mengumpulkan cahaya. Lensa tersebut juga merupakan filter cahaya, lebih dikenal sebagai ‘optical filter’, yang hanya melewatkan cahaya infra merah saja. Walaupun demikian cahaya yang nampak pun masih bisa mengganggu kerja dari dioda infra merah karena tidak semua cahaya nampak bisa di filter dengan baik. Faktor lain yang juga berpengaruh pada kemampuan penerima infra merah adalah ‘active area’ dan ‘respond time’[16]
Photodiode atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Dioda Foto adalah komponen Elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Dioda Foto merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan tergolong dalam keluarga Dioda. Seperti Dioda pada umumnya, Photodiode atau Dioda Foto ini memiliki dua kaki terminal yaitu kaki terminal Katoda dan kaki terminal Anoda, namun Dioda Foto memiliki Lensa dan Filter Optik yang terpasang dipermukaannya sebagai pendeteksi cahaya.
Gambar 10. Photo Dioda
2.2.8 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah bagian terpenting dalam penelitian yang harus terjawab sebagai kesimpulan penelitian itu sendiri. Hipotesis bersifat dugaan, karena itu peneliti harus mengumpulkan data yang cukup untuk membuktikan bahwa dugaannya benar. Hipotesis dibedakan atas dua jenis yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol ditandai dengan kata-kata seperti tidak ada pengaruh, tidak ada hubungan, dan sejenisnya. Hipotesis alternatif adalah lawan dari hipotesis nol. Jika hipotesis nol tidak terbukti, maka hipotesis alternatif dapat diterima.
Sebaliknya jika hipotesis nol dapat dibuktikan kebenarannya, maka hipotesis alternatif tidak dapat diterima. Data yang digunakan untuk membuktikan hipotesis tersebut diperoleh dari sampel yang dipilih oleh peneliti. Kesalahan memilih sampel akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan kesimpulan hasil penelitian. Ada dua jenis kesalahan yang dapat terjadi dalam uji hipotesis, yaitu kesalahan jenis I dan kesalahan jenis II[17]. Hipotesis dari penelitian yang dirancang mendapati bahwa alat yang dirancang berupa alat protokol kesehatan yang diimplementasikan di praktek Dr.Usman akan membantu pasien untuk mencuci tangan dan terhindar dari virus dan juga memudahkan petugas dan dokter untuk mengetahui air dan sabun habis. Alat yang dirangkai tidak hanya untuk mencuci tangan saja, tetapi juga untuk mengeringkan tangan setelah cuci tangan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Implementasi
Implementasi dari penelitian yaitu merancang sebuah alat yang difungsikan untuk meminimalisir tertulasnya virus covid-19 pada masa pandemi ini. Rancangan alat yang dibuat, ketika tangan pasien mendekat ke kran air maka sensor ultrasonik akan mendeteksi jarak antara sensor ke tangan tersebut. Ketika jarak yang dideteksi kurang dari jarak ketentuan maka relay akan aktif untuk memerintahkan keluar air. Untuk sistem kerja sabun dan pengering tangan juga sama seperti sitem kerja pada air, yaitu mendeteksi dengan sistem ultrasonik. Kemudian ketika sensor air yang terletak di wadah air dan sabun mendeteksi bahwa isinya habis, maka sensor yang ada didalamnya mengirim notifikasi ke petugas atau perawat yang bertanggung jawab pada alat tersebut. Setelah mengirim notifikasi kepetugas atau perawat yang bertanggung jawab pada alat, selanjutnya petugas akan menekan tombol dari handphone yang mana tombol itu bertujuan untuk terisinya kembali air didalam wadah.. Rancangan alat terhubung dengan alur melalui jaringan Internet Of Thing dimana jaringan internet yang digunakan jaringan android. Adapun system yang dibutuhkan tentang alat prokes saat ini yaitu:
1. Membuat sebuah alat protokol kesehatan covid-19 yang berfungsi untuk meminnimalisir tertularnya virus 2. Sistem yang digunakan juga membantu suster atau dokter untuk mengetahui habis atau tidaknya air dalam
tandon dan memudahkan untuk mengisinya.
3.2 Perancangan Sistem Secara Umum
Perancangan system rancangan alat berupa alat protokol kesehatan covid-19 berbasis iot, ditunjukan dalam bentuk data flow diagram 0, 1 dan 2 seperti gambar dibawah.
Gambar 11. Conteks Diagram Antara Input Dan Outpu
Berdasarkan pada gambar 11 diatas menjelaskan tentang conteks diagram, dimana pengujian antara input dan output dilakukan secara bertahap, dan selanjutnya jika terjadi error atau gagal, maka tidak akan merusak perangkat keras tersebut, seperti controller dan lainnya.
Gambar 12. Data Flow Diagram Penelitian Yang Dirancang
Berdasarkan pada gambar 12 diatas, menampilkan input dan otput dari rancangan alat dimana input dan output akan dibaca dan di beri perintah oleh controller, sehingga pada saat input dan output jika memberikan perintah baru, maka tampilan serial monitor akan tampil dan memberikam informasi berupa data di Serial monitor atau output berupa motor bergerak.
Gambar 13. DFD Level 1 Rancangan Alat
Berdasarkan pada gambar 13 ditunjukan operator atau pasien mengaktifkan alat dan meletakkan tangan di alat, selanjutnya sensor membaca kondisi membaca data, apakah ada data atau tidak, dan jika data terbaca maka sensor akan mengaktifkan relay untk menyalakan pompa dan mengeluarkan air, demikian juga untuk air dan pengering. Jika photodioda mendeteksi data maka relay akan aktif dan mengaktifkan pompa untuk sabun dan haridryer.
3.3 Unified Modeling Language (UML)
Fungsi uml pada penelitian ini untuk mengetahui bagaiman rancangan alat atau penelitian bisa bekerja.
3.3.1 Use Case Diagram Alat Protokol Kesehatan Covid-19
Pada gambar 14 dibawah menjelaskan tentang Use Case dimana ketika tangan pasien mendekat ke kran air maka sensor ultrasonik akan mendeteksi jarak antara sensor ke tangan tersebut. Ketika jarak yang dideteksi kurang dari jarak ketentuan maka relay akan aktif untuk memerintahkan keluar air. Untuk sistem kerja sabun dan pengering tangan juga sama seperti sitem kerja pada air, yaitu mendeteksi dengan sistem ultrasonik. Kemudian ketika sensor air yang terletak di wadah air dan sabun mendeteksi bahwa isinya habis, maka sensor yang ada didalamnya mengirim notifikasi ke petugas atau perawat yang bertanggung jawab pada alat tersebut. Setelah mengirim notifikasi kepetugas atau perawat yang bertanggung jawab pada alat, selanjutnya petugas akan menekan tombol dari handphone yang mana tombol itu bertujuan untuk terisinya kembali air didalam wadah
Gambar 14. Use Case Diagram Alat Protokol Kesehatan Covid-19 3.3.2 Activity Diagram Perintah Alat Protokol Kesehatan Covid-19
Gambar 15. Activity Diagram Sistem Alat Protokol Kesehatan
Pada gambar 15 menampilkan activity diagram pada rancangan alat, dimana data high dan low difungsikan untuk mengaktifkan dan mematikan beban, sementara data yang dikirimkan juga sama, sedangkan untuk modul sensor hujan akan mengirimkan pesan kepada dokter atau perawat sebagai pemberitahuan bahwa air dalam tandon habis melalui aplikasi blynk yang terkoneksi dengan internet.
3.3.3 Squence Diagram
Gambar 16. Squence Diagram
Pada gambar 16 diatas menampilkan squence diagram pada rancangan alat, dimana pasien akan meletakkan tangan di bawah wadah air yang ada sensor ultrasoniknya. Dari sensor ultrasonik tersebut membaca data dan keluar
air sebagai outputmya. Kemudian meletakkan tangan dibawah wadah yang memiliki sensor photodioda dan data terbaca maka keluarlah sabun.Untuk sensor hujan berfungsi sebagai pengirim notifikasi untuk mengetahui air dalam tandon habis atau tidaknya. Jika air dalam tandon habis maka sensor hujan akan memberikan notif ke perawat bhawasanya air dalam tandon habis.
3.4 Pengujian
3.4.1 Pengujian Controller dengan Relay
Berdasarkan Gambar 17 menjelaskan bahwa Relay yang digunakan jenis 4 channel, dengan tegangan kerja 5 VDC yang diambil dari VCC controller nodemcu. Sistem pengujian Relay menggunakan tegangan kerja yang ada di arduino nano, serta menggunakan tegangan dari luar. Sehingga pada saat beban akan ditambah, bisa memanfaatkan tegangan dari luar seperti menggunakan tegangan dari power supply.
Tabel 1. Hasil Pengujian Relay 4 Channel
No Vin Vout Keterangan
1 12 10 Relay disupply oleh adaptor 12v, sehingga jika tegangan diambil dari nodemcu maka akan mengalamai kekurangan tegangan
Gambar 17. Pengujian Relay Dengan Multitaster 3.4.2 Pengujian Controller dengan Sensor Air
Pengujian controller dengan sensor air, mendapati sensor bekerja pada tegangan kerja 5VDC, dengan data hasil pengujian serial monitor ketika tidak mendeteksi air berada pada range 0b dan ketika terkena air berada pada range 1b.
Tabel 2. Hasil Pengujian Sensor Air
No Vin Vout Keterangan
1 5 4,2 Untuk pengukuran pada sensor air mengalami penuruan tegangan dikarenakan beban air yang berada didalamya
Gambar 18. Pengujian Sensor Air Dengan Multitaster
Berdasarkan pada gambar 18 di atas menampilkan hasil pengujian dari sensor kelembaban tanah atau sensor hujan yang dimodifikasi, dimana elemen dari sensor tersebut, ini bertujuan untuk mendeteksi apabila air dalam tangki pencucian habis maka akan memberi notifikasi dan akan mengisi ulang kembali air.
3.4.3 Pengujian Controller dengan Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik berfungsi untuk mengubah besaran fisis menjadi besaran listrik dan sebaliknya, pengukuran yang awalnya 5v menjadi 2,2 dikarenakan adanya data yang terdeteksi sensor ultrasonik, bertujuan untuk mendeteksi nilai jika nilai terbaca maka relay akan aktif dan kran akan mengeluarkan air.
Tabel 3. Hasil Pengujian Sensor Ultrasonik
No Vin Vout Keterangan
1 5 2,2 Sensor ultrasonik berfungsi untuk mengubah besaran fisis menjadi besaran listrik dan sebaliknya, pengukuran yang awalnya 5v menjadi 2,2 dikarenakan adanya data yang terdeteksi
Gambar 19. Pengujian Sensor Ultrasonik Dengan Multitaster
Berdasarkan pada gambar 19 di atas menampilkan hasil pengujian dari sensor ultrasonik, dimana elemen dari sensor tersebut, ini bertujuan untuk mendeteksi apabila jarak tangan kurang dari 100cm maka data akan terbaca dan air akan keluar.
3.4.4 Pengujian Controller dengan Photodioda
Beerdasarkan Gambar 20 menjelaskan bahwa Photodioda merupakan komponen untuk mendeteksi cahaya, namun dalam penelitian ini photodioda digunakan untuk mendeteksi jarak tangan. Ketika diberi data maka tegangan akan menurun controller dengan photodioda, mendapati sensor bekerja pada tegangan kerja 5VDC, dengan data data terbaca maka tegangan akan berubah menjadi 4,2VDC.
Tabel 4. Hasil Photodioda
No Vin Vout Keterangan
1 5 4,2 Photodioda merupakan komponen untuk mendeteksi cahaya, namun dalam penelitian ini photodioda digunakan untuk mendeteksi jarak tangan. Ketika diberi data maka tegangan akan menurun
Gambar 20. Pengujian Photodioda Dengan Multitaster
Hasil pengujian photodioda dengan nodemcu mendapati bahwa tegangan kerja pada photodioda harus berada pada tegangan 5VDC.
3.4.5 Pengujian Controller dengan Motor dc
Brdasarkan Gambar 21 menjelaskan bahwa Pengukuran tegangan pada motor dc tidak bisa dilakukan jika motor dc tidak hidup, dalam motor dc input 12v dan yang keluar 9v dikarenakan beban yang ditanggung motor dc banyak mengakibatkan berkurangnya tegangan motor pompa yang digunakan merk Amara dengan daya 17Watt dengan tekanan hisap 1200 house power dan spesifikasi daya hisap 120 liter per menit, dengan tegangan 220VAC.
Tabel 5. Hasil Pengujian Motor Dc
No Vin Vout Keterangan
1 12 9 Pengukuran tegangan pada motor dc tidak bisa dilakukan jika motor dc tidak hidup, dalam motor dc input 12v dan yang keluar 9v dikarenakan beban yang ditanggung motor dc banyak mengakibatkan berkurangnya tegangan
Gambar 21. Pengujian Motor Dc Dengan Multitaster
3.4.6 Pengujian Keseluruhan
Berdasarkan Gambar 22, 23 merupakan pengujian keseluruhan dari rancangan alat bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi dilapangan sesuai dengan rancangan alat yang akan dibuat serta menyesuaikan dengan keadaan yang ada. Adapun hasil pengujian dari alat ini ditunjukan pada gambar berikut ini.
Gambar 22. Gambar Keseluruhan Alat
Gambar 23. Gambar Keseluruhan Alat 3.4 Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Alat
Adapun kelebihan dan kekurangan dari rancangan alat pada saat dilapangan atau pada saat perancangan, diantaranya:
Kelebihan:
1. Mempermudah pasien dalam mencuci tangan.
2. Meminimalisir tertularnya virus.
3. Mempernudah perawat atau dokter untuk mengetahui air dalam tangki habis atau tidak.
Kekurangan:
1. Tidak adanya alat manual yang bisa digunakan ketika mati lampu.
2. Perlunya ditambahkan alat untuk cek suhu.
4. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada penelitian yang telah dilakukan Sensor ultrasonik akan membaca data dan memerintahkan untuk keluarnya air.Photodioda satu untuk mengeluarkan sabun dan photodioda 2 untuk pengering tangan.Sensor hujan berfungsi sebagain indikator jika air dalam tangki habis maka akan memberi notifikasi ke perawat. Dengan adanya alat cuci tangan otomatis ini mempermudah para pasien ataupun pengunjung dalam mencuci tangan, serta mempersingkat waktu. Jika cuci tangan manual memerlukan waktu lebih banyak maka di alat protokol kesehatan ini delay waktu yang digunakan sangat cepat sehingga jika alat ini diterapkan di rumah sakit atau tempat yang berskala besar akan mengurangi antrian pasien atau pengunjung dalam proses mencuci tangan. Penggunaan sistem IoT dalam alat ini berfungsi untuk mengisi kembali air ketika didalam tangki habis, sehingga meringankan pekerjaan perawat dan dokter.
REFERENCES
[1] S. Sahidin and S. Alam, “MESIN CUCI TANGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR PROXIMITY DAN DFPLAYER MINI BERBASIS ARDUINO UNO,” vol. 1, no. 1, pp. 1–7, 2021.
[2] B. Merapin, “Penerapan Alat Cuci Tangan Otomatis untuk Masyarakat Kelurahan Bukit Merapin Kota Pangkalpinang,”
vol. 2, pp. 54–59, 2021.
[3] H. Sukri, “Perancangan Mesin Cuci Tangan Otomatis dan Higienis Berbasis Kamera,” vol. 12, no. 2, pp. 163–167, 2019.
[4] E. P. Covid- and I. Jody, “Rancang Bangun Alat Cuci Tangan Nirsentuh sebagai Sarana,” vol. 01, no. 2, pp. 203–214, 2020.
[5] L. Farokhah, Y. Ubaidillah, and R. A. Yulianti, “Penyuluhan Disiplin Protokol Kesehatan Covid-19 Di Kelurahan Gandul Kecamatan Cinere Kota Depok,” 2020.
[6] I. Halifatullah and D. H. Sulaksono, “RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DAN KONTROL INFUS DENGAN PENERAPAN INTERNET of THINGS ( IoT ) BERBASIS ANDROID,” vol. 5, no. 2, 2019.
[7] P. Issn, “INTERNET OF THINGS ( IOT ) SISTEM PENGENDALIAN LAMPU,” vol. 4, no. 1, pp. 19–26, 2018.
[8] N. Hidayati et al., “Prototype smart home dengan modul nodemcu esp8266 berbasis internet of things (iot).”
[9] R. Susanto, Y. Kristanto, S. Ridwanto, and D. Hisnuaji, “PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SENSOR PARKIR,” pp. 18–29.
[10] P. Mobil and B. Arduino, “Jurnal einstein,” 2017.
[11] F. Puspasari et al., “Sensor Ultrasonik HCSR04 Berbasis Arduino Due untuk Sistem Monitoring Ketinggian,” pp. 2–5, 2019.
[12] D. A. O. Turang, “Pengembangan Sisrem Relay Pengenadalian Dan Penghematan Pemakaian Lampu,” Semin. Nas.
Inform., vol. 2015, no. November, pp. 75–85, 2015.
[13] “Gluterma Meter.”
[14] G. M. Mocko, J. D. Summers, G. M. Fadel, S. Teegavarapu, J. R. A. Maier, and T. Ezhilan, “A MODELLING SCHEME FOR CAPTURING AND ANALYZING MULTI-DOMAIN DESIGN INFORMATION : A HAIR DRYER DESIGN EXAMPLE,” no. August, 2007.
[15] H. Valderrama-blavi, J. M. Bosque, and S. Member, “Power Adaptor Device for Domestic DC Microgrids Based on Commercial Power Adaptor Device for Domestic DC Microgrids Based on Commercial MPPT Inverters,” no. September 2015, 2013, doi: 10.1109/TIE.2012.2198038.
[16] B. M. Atmega, “RANCANG BANGUN SISTEM ESKALATOR OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA DAN INFRARED ( IR ),” vol. I, no. 1, pp. 71–78, 2015.
[17] E. Lolang, “) yaitu hipotesis yang akan diuji. Biasanya, hipotesis ini merupakan pernyataan yang menunjukkan bahwa suatu parameter populasi memiliki nilai tertentu.,” no. 3, pp. 685–695, 2015.