• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESIGN PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BATANG TEMBESI

N/A
N/A
supriadi irwan

Academic year: 2023

Membagikan "DESIGN PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BATANG TEMBESI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

BIDANG SUMBER DAYA AIR

Jalan H.M. Kamel No. 17 Kel. Pasar Sarolangun

TAHUN ANGGARAN 2023

DISKUSI INTERIM

DETAIL DESIGN PERENCANAAN

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BATANG TEMBESI DESA BARU KEC. SAROLANGUN

1

(2)

1. Latar Belakang Kegiatan

Akibat kurang terkendalinya dalam mempertahankan tutupan lahan di bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Tembesi, berakibat meningkat dan mempercepatnya aliran permukaan (run-off), demikian juga dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat, telah menumbuhkan pemukiman disekitar sepanjang aliran sungai yang berakibat terjarahnya ke lahan-lahan di daerah sempadan sungai oleh permukiman penduduk, bahkan tidak sedikit yang melakukan penggundulan pohon-pohon penyangga tebing sungai .

Dengan kondisi tersebut diatas besar kemungkinan akan terjadinya longsoran-longsoran tebing sungai yang berakibat pengurangan kapasitas daya tampung sungai karena adanya sedimentasi yang dikirim dari bagian hulu, dan mengendap di bagian hilirnya yang pada akhirnya terjadi kelokan-kelokan sungai (meandering) yang berakibat terjadinya abrasi/longsoran di bagian tikungan luar, dan endapan-endapan sedimen di bagian tikungan dalam.

3. Maksud dan Tujuan Kegiatan

Maksud : Untuk mengurangi dan menanggulangi potensi bencana banjir yang akan terjadi akibat kondisi kapasitas tampungan sungai yang sudah sangat kritis dan perlu segera penanganan, menahan laju sedimentasi dan penurunan dasar sungai yang sangat merugikan bangunan permukiman dan pasum lainnya disepanjang alur sungai tersebut dan memberikan rasa nyaman terhadap masyarakat.

Tujuan : a. Menjaga prasarana dan sarana umum serta pemukiman yang berada di sekitar sungai dari daya rusak air saat terjadi debit banjir. Hasil dari perencanaan teknis ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pelaksanaan fisik konstruksi selanjutnya. Selain itu akan didapatkan dokumen perencanaan teknis rinci (gambar desain, daftar volume pekerjaan, kebutuhan biaya, spesifikasi teknis dan metode konstruksi) yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan konstruksi.

b. Pengumpulan data melalui survey teknis dan investigasi menyangkut karakteristik daratan, perairan serta kondisi tanah di wilayah studi.

2

(3)

Sebagaimana telah ditetapkan dalam kontrak pekerjaan, lokasi kegiatan Detail Design Perencanaan Pengendalian Banjir Desa Baru Kec.

Sarolangun berada dalam wilayah Desa Desa Baru Kec. Sarolangun Kab. Sarolangun

Sasaran kegiatan adalah menginvestigasi, mengkaji dan meneliti serta menganalisis kondisi tebing Sungai Batang Tembesi khususnya di wilayah Desa Baru, yang merupakan bagian hilir dari sungai tersebut sebelum bermuara Sungai Batang Asai.

Desa Tingting

Desa Panti

Desa Baru

Kajian analisis tersebut tentunya difokuskan kepada berbagai parameter penentu yang mengakibatkan terjadinya luapan banjir dan longsoran atau abrasi tebing sungai dimaksud, sebagaimana telah diuraikan dalam kerangka acuan kerja.

3

(4)

SUMBER DATA :

1. Wilayah DAS Batang Tembesi hasil Analisa dari Data DEMNAS yang disempurnakan dengan Delienasi mengikuti punggung kontur

2. Peta Adm. Kecamatan Sarolangun dan Jaringan Jalan bersumber dari BAPPEDA Prov. Jambi (RTRW Prov. Jambi Tahun 2013 - 2033)

3. Peta Jaringan Sungai dari BWSS-VI

RTRW Kabupaten Sarolangun

2.1. Peta RTRW Kabupaten Sarolangun

4 Sumber : dari BAPPEDA Prov. Jambi (RTRW Prov. Jambi Thn 2013 – 2033)

(5)

Luas wilayah DPS Batang Tembesi dari titik tinjau rencana penanganan tebing sungai : 1.768 Km2.

SUMBER DATA :

1. Wilayah DAS Batang Tembesi hasil Analisa dari Data DEMNAS yang disempurnakan dengan Delienasi mengikuti punggung kontur

2. Peta Adm. Kab Sarolangun, Peta Adm.

Kab. Merangin dan Jaringan Jalan bersumber dari BAPPEDA Prov.

Jambi (RTRW Prov.

Jambi Tahun 2013 - 2033)

3. Peta Jaringan Sungai dari BWSS-VI

Gn. Masurai

Proyeksi Sistem Grid Datum

: Transverse Mercator

: Transverse Mercator Sistem Koordinat Geografis : WGS 1984

SISTEM GRID DAN PROYEKSI

2.2. Daerah Pengaliran Sungai (DPS) Batang Tembesi

5

(6)

PELAKSANAAN PEKERJAAN

6

(7)

7

(8)

4.1. Kondisi Topografi Wilayah Danau Kenali dan Sekitarnya Hasil Pengukuran Topo-Bathimetri

8

(9)

Peta Situasi Trase Sungai Batang Tembesi STA. 0 + 000 s/d STA. 0 +250 4.1. Kondisi Topografi Wilayah Danau Kenali dan Sekitarnya Hasil Pengukuran Topo-Bathimetri

9

(10)

Potongan Melintang Sungai Batang Tembesi STA. 0 + 000 s/d STA. 0 +050 4.1. Kondisi Topografi Wilayah Danau Kenali dan Sekitarnya Hasil Pengukuran Topo-Bathimetri

10

(11)

4.2. Debit Sesaat/Debit Eksisting

Pelaksanaan Pengukuran Hidrometri pada Lokasi 1

Pelaksanaan Pengukuran Hidrometri pada Lokasi 2

11

Debit sesaat/eksisting rata-rata, hasil pengukuran hidrometri pada lokasi 1 dan lokasi 2 = 75.93 m3/det

(12)

4.3. Kondisi Sedimentasi

Lokasi Pengambilan Sampling Sedimen

Pembagian Titik Pengambilan Sampling Sedimen Jenis dan Type Sedimen di Lokasi Pengambilan Sampling

12

(13)

4.4. Kondisi Daya Dukung Tanah

Titik Lokasi Pelaksanaan Survey Mekanika Tanah (Soil Test)

Identitas Contoh Tanah Undisturb dan Lokasi Pengambilan

Kedalaman Tanah Keras Hasil Sondir

13

(14)

Log Pengeboran Geologi pada Bor Inti Lokasi 2 dan 2 (BH.1 & BH.2) 4.4. Kondisi Daya Dukung Tanah

14

(15)

3.7. Kondisi Daya Dukung Tanah

Titik Lokasi Pelaksanaan Survey Mekanika Tanah (Soil Test)

Rona Awal Geologi Permukaan di Lokasi Kegiatan

Keterangan : kondisi geologi pada lokasi perencanaan antara data hasil boring dengan rona awal jenis geologi permukaan pada PETA GEOLOGI LEMBAR SAROLANGUN tersebut diatas tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Rona Awal Geologi Permukaan menurut PETA GEOLOGI LEMBAR SAROLANGUN, SUMATERA

15

(16)

4.5. Kondisi Lingkungan

Kegiatan Dompeng di Lokasi Pekerjaan

Grafik perubahan parameter kekeruhan sebelum dan sesudah kegiatan penambang pada Februari 2015 (kiri) dan perubahan parameter kekeruhan

disetiap tahunya (kanan)

Permasalahan lingkungan yang paling krusial di lokasi kegiatan adalah masalah adanya kegiatan peti/dompeng yang berdampak pada eksistensi morfologi sungai.

Berdasarkan hasil penelitian Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Sarolangun Prov. Jambi yang bekerja sama dengan Departemen Geologi Sains, FTG, Universitas Padjadjaran pada tahun 2016, tentang kegiatan dompeng di Sungai Batang Limun.

Akibat adanya kegiatan dompeng tersebut diantaranya berdampak pada kekeruhan air sungai dan Total Dissolved Solids (TDS) yaitu konsentrasi semua unsur anorganik dan organik yang terlarut dalam air.

Akibat Kegiatan Dompeng Berdampak pada Longsoran Tebing Sungai. Hal ini diantaranya akibat dari getaran- getaran mesin dompeng dan penghisapan air dan lumpur di dasar sungai.

Akibat Kegiatan Dompeng Berdampak pada Kekeruhan Air Sungai Btg Tembesi

Grafik perubahan parameter TDS sebelum dan sesudah kegiatan penambang pada Februari tahun 2015 (kiri) dan perubahan parameter TDS disetiap tahunya (kanan)

16

(17)

4.6. Kondisi Sosial Ekonomi

Tabel Data-Data Umum Desa Baru Kec. Sarolangun

Laki-Laki Wanita (Jiwa) (Jiwa)

Pemukiman 320 Ha 591 593 335 Petani 600 orang

Pertanian Sawah 30 Ha Pedagang 45 orang

Ladang /Tegalan 200 Ha ASN 68 orang

Perkebunan 13.5 Ha Tukang 23 orang

Rawa-Rawa 150 Ha Guru 82 orang

Perkantoran 3.00 Ha Bidan/Perawat 23 orang

Sekolah 25 Ha TNI/Polri 12 orang

Jalan Aspal 21 Km Pensiunan 8 orang

Lapangan Sepak 6.00 Ha Sopir/Angkutan 36 orang

Bola Buruh 35 orang

Wira Usaha 560 orang Jumlah Penduduk

Luas Wilayah Tata

Guna Lahan Jml. KK Mata Pencaharian

Jalan Poros Desa Baru Kec. Sarolangun Rumah Penduduk Berada di

Bantaran Sungai Areal Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Sawit, Merupakan Mata Pencaharian

Utama Masyarakat Ds. Baru

17

(18)

5.1. Kalibrasi Debit Banjir Rencana VS Debit Sesaat Dengan Metode Passing Capacity

Kesimpulan : Berdasarkan hasil perhitungan metode Passing Capacity, maka metode HSS Nakayasu yang dipakai sebagai metode analisa debit banjir rencana, karena prosentase metode ini yang paling mendekati dengan debit sesaat hasil pengukuran lapangan.

5.2. Perhitungan Debit Banjir Dengan Metode Flood Marking

Debit banjir rata-rata hasil pengukuran di lokasi 1 dan lokasi 2 = 75.93 m3/detik.

18

(19)

5.3.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil perhitungan metode Flood Marking, maka metode HSS Nakayasu yang dipakai sebagai metode analisa debit banjir rencana, karena prosentase metode ini yang paling mendekati dengan dengan debit historis hasil wawancara dengan nara sumber yang dapat dipercaya.

Perhitungan Debit Banjir Dengan Metode Flood Marking

5.4. Analisa Sedimentasi di Lokasi Pekerjaan

1. Beban Layang (Suspended Load)

2. Perhitungan Beban Alas (Bed Load)

19

(20)

A

B

6.1. Tinjauan Terhadap Daerah Rawan Banjir Dan Rawan Longsor Wilayah DAS Batang Tembesi

20

(21)

Dari kedua peta tersebut diatas dapat terlihat bahwa daerah-daerah dengan kategori paling rawan banjir maupun daerah paling rawan longsor yang paling dominan berada disekitar bantaran Sungai Batang tembesi terutama ke arah bagian hilirnya. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan oleh factor-faktor sebagai berikut :

1. Tutupan lahan di sekitar bantaran sungai terutama ke arah bagian hilirnya telah terjadi degradasi/perubahan tutupan lahan dari hutan atau semak belukar menjadi permukiman atau adanya pembukaan lahan, sehingga nilai runoff menjadi lebih tinggi

2. Terjadi kemiringan tebing sungai di bagian hulu yang lebih curam akibat adanya aktifitas di sekitar tebing sungai, sehingga terjadi longsoran tebing/degradasi tebing, yang mengakibatkan angkutan sedimentasi pada aliran sungai dan mengendap di bagian hilirnya yang pada akhirnya terjadi kelokan-kelokan sungai (meandering) yang berakibat terjadinya abrasi/longsoran di bagian tikungan luar, dan endapan-endapan sedimen di bagian tikungan dalamnya. Dari proses tersebut akan terjadi daerah-daerah genangan di bagian luar dari tikungan luar akibat luapan-luapan banjir yang tergenang terutama pada saat terjadinya banjir besar.

.

6.1. Tinjauan Terhadap Daerah Rawan Banjir Dan Rawan Longsor Wilayah DAS Batang Tembesi

21

(22)

6.2. Tinjauan Terhadap Kondisi Eksisting Lokasi Pekerjaan

22

(23)

Dari gambar-gambar tersebut diatas terlihat bahwa, pada area tikungan luar sungai terjadi pengikisan tebing sungai/longsoran/abrasi, dan pada area tikungan dalam sungai telah terjadi timbunan sedimen.

Dari kondisi tersebut diatas terjadi karena adanya proses sedimentasi yang diakibatkan adamya kikisan-kikisan/longsoran tebing sungai di bagian hulu sungai, dan terangkut oleh aliran sungai serta mengendap pada bagian hilir, terutma pada di tikungan-tikungan sungai.

Akibat pengendapan sedimen ini akan mengakibatkan kapasitas tampungan badan sungai menjadi berkurang, sementara debit air pada umumnya sama pada setiap tahunnya. Kondisi inilah biasanya aliran arus air sungai akan menghantam tebing sungai di bagian tikungan luar sehingga terjadinya abrasi serta meluap ke luar badan sungai yang mengakibatkan daerah genangan. Sementara pada bagian tikungan dalam sungai akan terjadi timbunan sedimen akibat adanya turbulensi dari pola aliran arus sungai setelah menabrak tebing sungai bagian tikungan luar serta mengangkut serpihan tanah ke-arah bagian tikungan dalam yang mengakibatkan timbunan sedimen tersebut.

6.2. Tinjauan Terhadap Kondisi Eksisting Lokasi Pekerjaan

23

(24)

6.3. Tinjauan Terhadap Historical Kondisi Alur Sungai di Lokasi Kegiatan Berdasarkan Pemotretan Udara (Google Earth)

Dari tahun 1996 ke tahun 2006 (dua puluh tahun), alur sungai telah memotong jalur (secara alamiah membentuk sodetan), tapi alur yang lama masih dilalui arus air terutama pada saat debit sungai besar.

Dapat disimpulkan bahwa, walaupun terjadi pembentukan alur sungai baru secara alamiah, namun prosesnya melalui waktu yang cukup lama. Hal ini berarti perubahan tutupan lahan atau hal lainnya penyebab perubahan alur sungai masih dalam kategori yang wajar dalam perkembangan jaman selama dekade 20 tahunan.

24

(25)

Dari tahun 2006 ke tahun 2017 (sebelas tahun), as alur sungai telah bergeser kearah tikungan dalam dengan jarak pergeseran sekitar 106.60 meter.

Dapat disimpulkan bahwa, selama sebelas tahun dari tahun 2006 perubahan tutupan lahan atau hal lainnya (mungkin kegiatan dompeng) penyebab perubahan alur sungai terjadi relatif cepat.

Dari sebelas tahun tersebut telah terjadi pergeseran as alur sungai rata-rata 9.70 m pertahunnya.

6.3. Tinjauan Terhadap Historical Kondisi Alur Sungai di Lokasi Kegiatan Berdasarkan Pemotretan Udara (Google Earth)

25

(26)

Dari tahun 2017 ke tahun 2022 (lima tahun), as alur sungai tepat di sudut tikungan luar telah mengalami pergeseran lagi kearah tikungan dalam dengan jarak pergeseran sekitar 25.10 meter.

Dapat disimpulkan bahwa, selama lima perubahan tutupan lahan atau hal lainnya penyebab perubahan alur sungai terjadi relatif cepat. Dari lima tahun tersebut telah terjadi pergeseran as alur sungai di sudut tikungan luar rata-rata 5.02 m pertahunnya.

6.3. Tinjauan Terhadap Historical Kondisi Alur Sungai di Lokasi Kegiatan Berdasarkan Pemotretan Udara (Google Earth)

26

(27)

6.4. Analisa Hidrolika Sungai Batang Tembesi dengan Penggunaan Program Aplikasi Hec-Ras

Data Debit Banjir Rencana DTA Sungai Batang Tembesi

Geometri Sungai Btg Tembesi dalam Format Terrain

0 500 1000 1500 2000

36 38 40 42 44 46 48

Kondisi Eksisting Flow : Debit Rencana

Main Channel Distance (m)

Elevation (m)

Lege nd

EG Q.25.thn WS Q.25.thn Crit Q.25.thn Ground Batang Tembes i Hilir

Pemodelan Banjir Rencana Q25 thn pada Profil Memanjang As Sungai Batang Tembesi Kondisi Eksisting

27

(28)

6.4. Analisa Hidrolika Sungai Batang Tembesi dengan Penggunaan Program Aplikasi Hec-Ras

2000 1925 1800

1700 1650 1550

1450 1375

1300 1250 1200 1175 1150

1100 1050

1000 900

750

600 550 450

350 300 200 150 100 50 0 Kondisi Eksi sting

Flow : Debit Rencana

Lege nd

WS Q.25.thn Ground Bank Sta

Pemodelan Banjir Rencana Q25 thn pada ”View 3D Multiple Cross Section Plot”

Pola Luapan Banjir pada Debit Banjir Rencana Q.25 Thn 28

(29)

6.4. Analisa Hidrolika Sungai Batang Tembesi dengan Penggunaan Program Aplikasi Hec-Ras

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

38 39 40 41 42 43 44 45 46

Kondisi Eksis ting Flow : Debit Rencana RS = 350 STA. 0 + 350

Station (m)

Elevation (m)

Lege nd

EG Q.25.thn WS Q.25.thn Ground Bank Sta .0135

Pemodelan Banjir Rencana Q.25 Thn pada Profil Melintang Sungai Batang Tembesi Kondisi Eksisting Pada STA. 0 + 350

0 50 100 150 200

38 39 40 41 42 43 44 45 46 47

Kondisi Eksis ting Flow : Debit Rencana RS = 450 STA. 0 + 450

Station (m)

Elevation (m)

Lege nd

EG Q.25.thn WS Q.25.thn Ground Bank Sta .0135

Pemodelan Banjir Rencana Q.25 Thn pada Profil Melintang Sungai Batang Tembesi Kondisi Eksisting Pada STA. 0 + 450

WS=45.66 m

29

(30)

6.4. Analisa Hidrolika Sungai Batang Tembesi dengan Penggunaan Program Aplikasi Hec-Ras

Pemodelan Banjir Rencana Q.25 Thn pada Profil Melintang Sungai Batang Tembesi Kondisi Eksisting Pada STA. 0 + 650

0 50 100 150 200 250

36 38 40 42 44 46 48

Kondisi Eksis ting Flow : Debit Rencana RS = 650 STA. 0 + 650

Station (m)

Elevation (m)

Lege nd

EG Q.25.thn WS Q.25.thn Ground Bank Sta .0135

Kondisi Tebing Sungai pada STA 1 + 350

6.5. Prioritas Penanganan

WS=45.66 m

Rencana Penanganan Prioritas (Garis Warna Merah) 30

(31)

6.6. Analisa Stabiltas Tebing Sungai Eksisting dengan Metode Fellinius

Analisis lereng tanggul eksisting dengan menggunakan metode Fellinius bertujuan untuk mendapatkan nilai angka aman pada lereng asli. Lereng dibagi menjadi 9 (sembilan) irisan yang tiap irisan dengan lebar sekitar 1.67 meter dan jari-jari 11.52 meter, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Potongan Melintang Sungai Btg Tembesi STA 1 + 350

Irisan Lereng Tanah Asli Pada STA 1 + 350

31

(32)

6.6. Analisa Stabiltas Tebing Eksisting dengan Metode Fellinius Data Parameter Tanah Hasil Pengeboran (Bor Inti)

Perhitungan Stabilitas Lereng Tebing Sungai Eksisting

Kontrol stabilitas lereng Tebing sungai Batang Tembesi eksisting pada STA 1 + 350 dirumuskan sebagai berikut :

Hasil perhitungan SF metode fellinius didapatkan nilai angka aman senilai 0.81. Karena persyaratan untuk keamanan lereng sebesar > 1.5, maka lereng Tebing sungai perlu diperkuat dengan dinding perkuatan tebing sehingga lereng tersebut tidak terjadi kelongsoran.

32

(33)

6.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile 6.7.1 Perhitungan Kedalaman dan Profil Sheet Pile

Analisa stabilitas struktur rencana turap dilakukan pada titik lokasi di STA 1 + 350, tepatnya pada titik pengeboran 1 (BH.1), dengan data-data sebagai berikut :

kN/m3 kN/m3 kN/m2

- kN/m2 m/hari m/hari

0

Jenis Tanah

Ky 0.01 0.0000001

C 28 3.90

j 26.00 25.00 25 16

Kx 0.01 0.0000001 0.001 0.10

n 0.30 0.20 0.25 0.3

E 15000 5000 3500

g unsat

(Lempung Sedang)

(Lempung (Pasir

16.75 11.17

(Lempung Lunak)

11.19

g sat 19.50 16.76

Parameter SatuanTanah Timbunan

15000 Tnh Dsr Lapis3 Berlanau)

0.001

17.45 Berlanau) Tnh Dsr Lapis 1 Tnh Dsr Lapis2

17.50

15 9

0.10 18.00

Dipilihnya lokasi tersebut diatas karena merupakan daerah kritis dimana tepat diatas tebing sungai pada lokasi tersebut terdapat rumah penduduk, serta berada dalam tikungan dalam dengan radius tikungan yang paling kritis.

33

(34)

6.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile 6.7.1 Perhitungan Kedalaman dan Profil Sheet Pile

Perhitungan tekanan lateral tanah pada lereng menggunakan metode simplified. Metode ini memperhitungkan tekana aktif dan pasif. Diagram tekananlateral tanah dapat dilihat pada Gambar berikut.

10 kN/m2

Tanah Lapis 1 (Tanah Timbunan)

Pa1 Pa15 1.00 g sat = 19.50 kN/m3

Pa2 g unsat = 18.00 kN/m3

C = 28 kN/m2 j = 26.000

Pa16 Tanah Lapis 2

Pa3 Pa4 1.00 g sat = 16.76 kN/m3

Pa5 g unsat = 11.19 kN/m3

C = 3.90 kN/m2 j = 25.000

Tanah Lapis 3

g sat = 17.50 kN/m3

Pa6 Pa7 Pa8 Pa17 4.00 g unsat = 16.75 kN/m3

C = 15.00 kN/m2

Pa9 j = 25.000

Tanah Lapis 4

g sat = 17.45 kN/m3

Pp2 Pa10 Pa11 Pa11 Pa12 Pa18 D g unsat = 11.17 kN/m3

Pp1 Pa14 C = 9.00 kN/m2

j = 16.000

Akibat Akibat Akibat Berat Isi dan Sudut Geser Akibat

Kohesi Beban g x Ka x h Kohesi

q x Ka x h dan Sudut Geser

g x Kp x h Akibat Berat Isi

x h x h

Diagram Tekanan Lateral Tanah

34

(35)

6.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile 6.7.1 Perhitungan Kedalaman dan Profil Sheet Pile

Berdasarkan tabel diatas , didapatkan nilai momen sebagai berikut.

SMtotal = SMaktif + SMpasif

ƩMtotal = 4.06 D3+ ( -3.14 ) D2 + ( -32.67 ) D + 33.10

Dalam kondisi seimbang SMtotal = SMaktif + SMpasif = 0 ; maka : 4.06 D3 + ( -3.14 ) D2 + ( -32.67 D) + 33.10 = 0

Persamaan Diferensial : dSMtotal = 0

dx

= 12.19 D2 + -6.28 D + ( -32.7 ) = 0 dengan menggunakan rumus ABC, maka dapat difaktorkan sebagai berikut :

y1,2 = 6.3 ± -6.28 ^2 - 4 x 12.19 x -32.7

2 x 12.19

6.28 + 40.41

y1 = = 1.915 m (memenuhi)

24.39

6.28 - 40.41

y2 = = -1.399 m (tidak memenuhi)

24.39

Untuk keamanan nilai D dikalikan dengan angka keamanan 1,5 s/d 2,0 (untuk tanah granuler), sehingga :

y = D x 2

= 3.83 4.00 m

Panjang turap keseluruhan adalah : 6.00 + 4.00 = 10.00 m Maka SMtotal = 4.06 D3+ ( -3.14 ) D2 + ( -32.67) D + 33.10

= 4.06 x ( 4.00 )3 + ( -3.14 ) x ( 4.00 )2 + ( -32.7 x ( 4.00 ) + 33.10

= kNm

= 11.227 ton meter 112.27

Konstruksi Turap eksisting menggunakan SHEET PILE Beton K-350 dengan spesifikasi sebagai berikut :

996

Yu

H

Type W-350

H = 32.50 cm A = 1,315 cm2 Yu = 16.20 cm Yi = -16.20 cm Zu = 8,262 cm3

Kontrol Tegangan Izin Beton K = 350 >>> tb Izin = 116.00 Kg/cm2 M

tb = = = 1.36 Kg/cm2

Zu

= 1.36 kg/cm2 < tb Izin = 116.00 Kg/cm2 ok ! Yi

11,227.04 8,262.00

(Profil memenuhi)

35

(36)

6.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile

36

(37)

6.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile 6.7.2 Menentukan Ukuran Balok Skoor/Jangkar

Diketahui σangkur= 0,33.f'c; f'c = 25 Mpa = 250 Kg/cm2

σangkur = 0.33 x 250 = 82.50 Kg/cm2

T A

dimana A = luas penampang angkur beton persegi = b x h T

σijin

19204 82.50 b x h = 232.8

b diambil = 15.00 cm, maka 232.8

15.00

h = 15.52 cm

Ukuran Balok Skoor dibuat 16 x 15 cm2 b x h =

b x h = σijin =

A

Faktor aman terhadap sliding (Fsl) didefinisikan sebagai

= 499.7 307.6

FSsliding = 1.62 > 1.2 aman !

FSsliding

Faktor aman akibat guling (Fgl), didefinisikan sebagai

FSguling = 518.9

170.90

FSguling = 3.04 > 1.2 aman !

Hasil perhitungan stabilitas struktur dengan metode kesetimbangan diperoleh:

1. Gaya Lateral Aktif : SPa = 307.60 kN + T; dan Gaya Lateral Pasif : SPp = 499.67 kN 2. Gaya Momen Aktif : SMa = 1709 kNm - 10.T; dan Gaya Momen Pasif : SMp = 518.88 kN Keterangan : T = Gaya Tarik Skoor (Balok Penopang Sheet Pile)

Karena jarak antar angkur 2.50 m, maka M.max dikalikan dengan 2.50, sehingga;

Maka ΣMtotal = ( 499.67 - 307.6 - T) x 2.50 = 1249 - 769.1 + 2.50 T

Pada kondisi balance; ΣMaktif + ΣMpasif = 0, sehingga;

480.1 + 2.50 T = 0 480.1

2.50 Tm 19203.96 Kg

T = = 192.04 kN 19.20

37

(38)

6.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile 6.7.3 Menentukan Panjang/Jarak Balok Skoor

Syarat : X >

0.20 + 5.80

X >

6.00 1.60

> 3.75 Direncanakan X = 5.00 mtr

X >

d + H tg ( 45 + u/2 )

tg 58

6.7.4 Analisa Daya Dukung Tiang Pancang Catatan :

Struktur tiang pancang dalam pekerjaan turap dengan sheet pile ini hanya menerima gaya lateral desakan tanah aktif ke arah sheet pile.

Dengan demikian dalam perhtungan stabilitas tiang pancang ini hanya menganilsis daya dukung TP pada tahanan geser akibat gaya lateral.

Karena jarak antar angkur 2.50 m, maka M.max dikalikan dengan 2.50 ; Maka nilai Qs menjadi = 1206 x 2.50 = 3014.40 kN Diketahui beban gaya lateral hasil perhitungan sebelumnya adalah : 192.034 kN

Maka nilai Qs = 3014.40 kN > 192.0 kN

→ aman untuk- dilaksanakan !

Perhitungan tahanan geser selimut tiang pancang menggunakan persamaan :

Qs = 2 x N-SPT x P x Li

Dimana :

N-SPT = Nilai SPT

Li = Tebal lapisan tanah (m) P = Keliling tiang (m)

Dari data hasil pekerjaan borring dan rencana penggunaan TP diperoleh data-data :

N-SPT = 16

Li = 6.00 m

P = 2 x π x 0.10

= 0.63 m

Maka tahanan geser selimut tiang adalah :

Qs = 2 x N-SPT x P x Li

Qs = 2 x 16 x 0.63 x 6.00

Qs = 120.6 Ton .= 1206 kN

38

(39)

6.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile 6.7.5 Pemodelan Sheet Pile Pada Plaxis

Analisis lereng menggunakan perkuatan sheet pile dimodelkan dengan dua dimensi pada plaxis.

Parameter data geoteknik dan data struktur sheet pile diinput pada program plaxis yang dapat dilihat pada Gambar berikut.

Permodelan Dua Dimensi Sheet Pile

Hasil perhitungan analisis lereng dengan perkuatan sheet pile pada program plaxis seperti berikut.

1. Deformed Mesh

Hasil dari deformed mesh didapatkan nilai extreme total displacement sebesar 1.12 x 10-3 m, atau 0.12 cm sebagaimana terlihat dalama gambar berikut ini.

Jaring Eelemen Terdeformasi Pada Struktur Sheet Pile

39

(40)

6.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile 6.7.5 Pemodelan Sheet Pile Pada Plaxis

Hasil perhitungan analisis lereng dengan perkuatan sheet pile pada program plaxis seperti berikut.

2. Tegangan efectif

Nilai dari tegangan efectif pada lereng dengan perkuatan sheet pile sebesar -140.45 kN/m sebagaimana terlihat dalama gambar berikut ini.

Hasil perhitungan analisis lereng dengan perkuatan sheet pile pada program plaxis seperti berikut.

3. Arah Pergerakan Tanah

Arah pergerakan tanah pada lereng menggunakan perkuatan sheet pile sebagaimana terlihat dalama gambar berikut in.

Tegangan Effective Pada Struktur Sheet Pile

40

(41)

5.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile 5.7.5 Pemodelan Sheet Pile Pada Plaxis

Hasil perhitungan analisis lereng dengan perkuatan sheet pile pada program plaxis seperti berikut.

4. Perpindahan Total

Nilai perpindahan total dari hasil analisis didapatkan sebesar 1.07 x 10-3 = 0.00107 m atau 0.107 cm sebagaimana terlihat dalama gambar berikut ini.

Hasil perhitungan analisis lereng dengan perkuatan sheet pile pada program plaxis seperti berikut.

5. Angka Keamanan

Nilai angka keamanan yang didapatkan dari hasil analisis menggunakan program plaxis sebesar 1.993 sebagaimana terlihat dalama gambar berikut ini.

41

(42)

6.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile

Situasi Trase dan Potongan Memanjang Rencana Pemasangan Sheet Pile

Panjang Rencana (Terukur) = 306.31 meter 42

(43)

6.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile

Potongan Melintang Rencana Pemasangan Sheet Pile

Titik Lokasi Paling Kritis Titik Lokasi Paling Kritis

43

(44)

6.7. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah dengan Sheet Pile

Titik Lokasi Paling Kritis

44

(45)

Sebagai alternatif, analisa stabilitas struktur rencana turap dilakukan pada titik lokasi di STA 1 + 500, tepatnya pada titik pengeboran 2 (BH.2), dengan data-data sebagai berikut :

Dengan metode perhtungan yang

sama pada

alternatif pertama, maka diperoleh nilai D sedalam 3 meter.

Jadi panjang keseluruhan sheet

pile yang

direncanakan adalah 10 meter (sama panjang dengan alternatif pertama), kecuali pada dimensi skoor terdapat perbedaan yang diperoleh ukuran 22x20 cm2.

kN/m3 kN/m3 kN/m2

- kN/m2 m/hari m/hari

0

Jenis Tanah

Ky 0.01 0.0000001

C 28 3.90

j 26.00 25.00 25.00 30

Kx 0.01 0.0000001 0.0000001 0.0010

n 0.30 0.20 0.20 0.25

E 15000 5000 5000

g unsat

(Lempung Sedang)

(Lempung (Pasir

11.19 18.90

(Lempung Lunak)

11.19

g sat 19.50 16.76

Parameter SatuanTanah Timbunan

750 Tnh Dsr Lapis3 Berlanau)

0.0000001

17.85 Berlanau) Tnh Dsr Lapis 1 Tnh Dsr Lapis2

16.76

3.90 20

0.00 18.00

10 kN/m2

Tanah Lapis 1 (Tanah Timbunan)

Pa1 Pa15 1.00 g sat = 19.50 kN/m3

Pa2 g unsat = 18.00 kN/m3

C = 28 kN/m2

j = 26.000

Pa16 Tanah Lapis 2

Pa3 Pa4 1.00 g sat = 16.76 kN/m3

Pa5 g unsat = 11.19 kN/m3

C = 3.90 kN/m2 j = 25.000

Tanah Lapis 3 dan Lapis 4 g sat = 16.76 kN/m3

Pa6 Pa7 Pa8 Pa17 5.00 g unsat = 11.19 kN/m3

C = 3.90 kN/m2

Pa9 j = 25.000

Tanah Lapis 4 g sat = 17.85 kN/m3

Pp2 Pa10 Pa11 Pa11 Pa12 Pa18 D g unsat = 18.90 kN/m3

Pp1 Pa14 C = 20.00 kN/m2

j = 30.000 45

(46)

6.8. Analisa Tebing Sungai Menggunakan Perkuatan Dinding Penahan Tanah Jenis Kantilever

Dinding Penahan Tanah Jenis Kantilever

10 kN/m2 0.50

1.00

1.00

4.00

1.20 1.00 2.00

Tanah Asli Lapis 1

Tanah Timbunan

Tanah Asli Lapis 2

Tanah Asli Lapis 3 1.00 Timbunan

Tanah

Stabilitas dinding penahan tanah

Perhitungan Stabilitas dinding penahan tanah terhadap gaya geser, gaya guling dan daya dukung tanah terhadap runtuh sebagai berikut.

a. Stabilitas terhadap gaya geser

Perhitungan tahanan geser pada dinding penahan tanah, dianggap bahwa tahanan geser yang diberikan pada dinding penahan tanah sepanjang 4.2 m, maka sudut gesek δb = φ tanah dasar dan cd = c tanah dasar. Berikut perhitungan stabilitas terhadap gaya geser.

Rh = cd x B + (ƩW) x tan δb

Fgs > 1.5, maka Stabilitas dinding penahan tanah terhadap gaya geser dinyatakan aman

Rh = 9 x 4.20 .+ 662.4 x tan 16 0 37.8 x 189.94

Rh = 227.74 kN

Fgs = 227.74 + 27.06 Fgs = 5.52

46.20

ƩMpenahan = (ƩMw + ƩMpasif)

= 1,513.4 + 428.53 1,942.0 kNm

= 4.5317

b. Stabilitas terhadap gaya guling

Perhitungan stabilitas terhadap penggulingan dihitung dengan membandingkan momen yang menggulingkan dengan momen yang menahan. Perhitungan stabilitas terhadapa gaya guling sebagai berikut :

ƩMpendorong = 428.53 kNm Fgl = 4.532 > 1.5 .ok

Fgl > 1.5, maka Stabilitas dinding penahan tanah terhadap gaya guling dinyatakan aman

46

(47)

9.1. Analisa Harga Satuan Pekerjaan (Ahsp)

Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan dibuat untuk setiap item pekerjaan yang ada, dan untuk harga didasarkan basic price yang berlaku di Kabupaten Sarolanguni berdasarkan SK GUBERNUR JAMBI NOMOR 920/KEP.GUB/BPKPD-7.1/2021 tentang STANDAR SATUAN HARGA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2022.

Sedangkan untuk Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) mengacu kepada Permen PUPR nomor 1 tahun 2022 untuk bidang Sumber Daya Air.

9.2. RAB Pekerjaan Turap Sheet Pile

JUMLAH HARGA ( RUPIAH )

1 3

I PEKERJAAN PENDAHULUAN 121,905,267.34

II PEKERJAAN TANAH 65,300,241.46

III PEKERJAAN SHEET PILE DAN TIANG PANCANG (MINI PILE) 5,422,542,444.11

IV PEKERJAAN BETON BERTULANG 932,475,625.63

JUMLAH HARGA PEKERJAAN 6,542,223,578.54

PPn ( 10 % ) 654,222,357.85

TOTAL BIAYA 7,196,445,936.40

DIBULATKAN 7,196,440,000.00

Terbilang : Tujuh milyar seratus sembilan puluh enam juta empat ratus empat puluh ribu rupiah

NO. URAIAN PEKERJAAN

2

47

(48)

9.3. RAB Pekerjaan Turap Jenis Beton Bertulang

JUMLAH HARGA ( RUPIAH )

1 3

I PEKERJAAN PENDAHULUAN 121,905,267.34

II PEKERJAAN TANAH 349,621,278.79

III PEKERJAAN BETON BERTULANG 9,965,867,480.03

JUMLAH HARGA PEKERJAAN 10,437,394,026.16

PPn ( 10 % ) 1,043,739,402.62

TOTAL BIAYA 11,481,133,428.78

DIBULATKAN 11,481,130,000.00

Terbilang : Sebelas milyar empat ratus delapan puluh satu juta seratus tiga puluh ribu rupiah

NO. URAIAN PEKERJAAN

2

48

(49)

DEMIKIAN DISAMPAIKAN, TERIMA KASIH.

49

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan debit banjir rencana Metode Rasional Perencaaan dimensi penampang sungai Perencanaan perkuatan tebing Stabilitas Tebing dengan Metode Fellenius Kesimpulan

Hasil analisis dan perhitungan pada permodelan lereng yang telah dilakukan perkuatan dengan pemasangan konstruksi dinding penahan tanah menunjukkan

Pemilihan Tipe Sheet Pile Desain Dimensi Tiang Bor untuk Secant Pile Desain Dimensi Dinding Diafragma Analisa Stabilitas Sheet Pile Analisa Stabilitas Secant Pile Analisa

Mengenai kondisi Sungai Badung saat ini, dinding batu kali dengan kemiringan 1:0.5 – 1:1.0 dipasang pada kedua tebing sungai. Lebar sungai River yang berkisar rata-rata dari 20 m

Perhitungan debit banjir dengan menggunakan pemodelan HEC-HMS dilakukan dengan membuat simulasi hidrologi Sungai Bringin tanpa embung dan pemodelan menggunakan

Hanya Membandingkan antara timbunan lereng dengan dua tipe dinding penahan tanah (kombinasi sheet pile dan geotextile, kombinasi key stone dan geogrid)... lebar timbunan

• Dinding penahan tanah segmental (multiblock) – geogrid dalam faktor angka keamanan yang dihasilkan lebih aman dibandingkan dengan alternatif sheet pile – geotextile. •

Dari hasil diatas melalui program Plaxis, dapat disimpulkan bahwa lereng berada dalam kondisi stabil jika diberi perkuatan dinding penahan tanah serta perlunya penanganan mengontrol