• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Designing an Islamic Themed 3D Animation with the Title "Ede and Drinking Adab" Using the Pose to Pose Method

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Designing an Islamic Themed 3D Animation with the Title "Ede and Drinking Adab" Using the Pose to Pose Method"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 04 No. 02 (2023) 78 - 86

E-ISSN :2774-7115 P-ISSN: 2775-2089

Perancangan Animasi 3D Bertemakan Islami dengan Judul

“Adab Makan dan Minum” Menggunakan Metode Pose to Pose

Widia Saraswati1, Juniardi Nur Fadila2, Fresy Nugroho3

1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

119650044@student.uin-malang.ac.id*, 2juniardi.nur@uin-malang.ac.id, 3fresy@ti.uin-malang.ac.id Abstract

3-dimensional animation can be regarded as a moving image that is in a 3-dimensional digital space. In making this animation, it is done by imitating something real into the form of an animated image, using a virtual camera to make this 3- dimensional animated film and later will produce a video from the rendering process. In working on this 3-dimensional animation, all processes are done through computer assistance. The manufacturing process is through the Blender software version 2.8, which is an open source 3-dimensional computer graphics software that can be downloaded for free on the official website. The method used in this 3-dimensional animation is the "Pose-to-Pose" method, namely by making key movements or keyposes so that the existing movements appear smoother. This 3-dimensional animated film is designed with the aim of educating and informing about the procedures for a Muslim to eat and drink. As for this 3-dimensional animated film, it informs that the importance of eating and drinking etiquette is expected. The design of the 3-dimensional animated film that is made is expected to produce an animated film that can educate the audience so that they can reap the moral messages that have been presented.

Keywords: animation, blender, pose to pose

Abstrak

Animasi 3 dimensi bisa dikatakan sebagai gambar bergerak yang berada didalam ruang digital 3 dimensi. Pada pembuatan animasi ini, dilakukan dengan menirukan dari sesuatu yang nyata ke dalam bentuk gambar animasi, menggunakan kamera virtual dalam membuat film animasi 3 dimesi ini dan nantinya akan menghasilkan video dari proses rendering. Dalam mengerjakan animasi 3 dimensi ini, semua proses dikerjakan melalui bantuan komputer. Proses pembuatannya melalui software Blender versi 2.8, yang merupakan software open source grafika komputer 3 dimensi yang dapat di download secara gratis di laman resminya. Metode yang digunakan pada animasi 3 dimensi ini adalah metode “Pose-to-Pose”, yakni dengan membuat gerakan kunci atau keypose sehingga dapat membuat gerakan yang ada tampak lebih halus. Film animasi 3 dimensi ini dirancang dengan tujuan untuk mengedukasi dan menginformasikan mengenai tata cara seorang muslim dalam makan dan minum. Adapun dalam film animasi 3 dimensi ini menginformasikan bahwa pentingnya adab makan dan minum Perancangan film animasi 3 dimensi yang dibuat diharapkan dapat menghasilkan sebuah film animasi yang dapat mengedukasi para penonton sehingga dapat memetik pesan moral yang telah disajikan.

Kata kunci: animasi, blender, pose to pose

(2)

1. PENDAHULUAN

Film animasi 3 dimensi menjadi wadah yang disukai warga dikala ini yang berguna sebagai sarana hiburan, penyajian sebuah cerita, maupun sebagai sarana pendidikan. Animasi 3 dimensi ini juga memberikan dampak yang positif karena setiap film animasi 3 dimensi yang digunakan untuk media hiburan pasti mempunyai pesan moral tertentu.

Animasi 3 dimensi yang baik dipengaruhi oleh proses animating yang baik, seperti pada setiap gerakan yang ditampilkan. Banyak metode yang digunakan oleh animator dalam membuat animasi, diantaranya metode pose to pose (Syahfitri, 2011).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode pose to pose. Metode pose to pose ialah salah satu metode yang dipakai dalam proses animating, sebab pada penerapannya metode ini menggunakan prinsip-prinsip dasar animasi sehingga bisa membantu kita untuk menciptakan gerakan yang baik (Waeo, Lumenta and A. Sugiarso, 2016).

Metode pose to pose ini diawali dengan membuat satu pose. Fungsi dari satu pose ini mewakili gerakan suatu animasi, kemudian membuat pose lagi yang bisa menghasilkan efek gerak pada karakter (Affandi et al., 2019). Di dalam metode ini, keuntungan yang kita dapatkan adalah saat membuat animasi proses pengerjaannya bisa lebih cepat daripada dengan menggunakan metode lain.

Banyak hadits yang berisikan bahwa kita harus makan dan juga minum harus sambil duduk. Di dalam dunia medis pun, kita dianjurkan untuk makan dan minum sambil duduk. Abu Hurairah ra dalam hadits riwayat Umam Muslim no 2026, Rasulullah SAW bersabda : "Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila dia lupa maka hendaknya ia muntahkan”.

Hadits kedua yang diriwayatkan dalam hadits Imam Muslim no 2024 dari Anas ra ia berkata,"Dari Nabi SAW bahwasanya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri." Lalu Qotadah berkata bahwa mereka kala itu bertanya kepada Anas, 'Bagaimana dengan makan (sambil berdiri)?' Lalu Anas menjawab, 'Itu lebih parah dan lebih jelek lagi'".

2 hadits tersebut menjadi basis pemilihan judul pada animasi ini. Karena penulis melihat diluar sana masih ada beberapa orang yang makan dan minumnya sambil dengan cara berdiri. Padahal didalam Islam kita sudah dianjurkan agar makan dan minum harus sambil duduk.

Melihat dari latar belakang tersebut penulis ingin menyampaikan pesan yang terkandung didalam animasi 3 dimensi ini agar masyarakat dapat mengambil pembelajaran dari film animasi 3 dimensi ini yaitu mengenai adab makan dan juga minum. Penulis membuat animasi 3 dimensi ini menggunakan software Blender 2.8 dengan menggunakan Metode Pose to Pose

2. METODE PENELITIAN

Terdapat tiga tahapan dalam alur metode riset untuk mendapatkan hasil akhir, harus saling berkaitan semua bagian di dalam alur kerja yang biasa disebut dengan pipe line, tahapan tersebut dimulai dari pra produksi, poduksi, dan terakhir adalah pasca produksi (Waeo, Lumenta and A.

Sugiarso, 2016). Berikut merupakan tahapan – tahapan dalam proses membuat film animasi 3 dimensi :

Gambar 2.1 Tahap Pra Produksi

Gambar 2.2 Tahap Produksi

(3)

Gambar 2.3 Tahap Pasca Produksi

2.1 Pra Produksi

Tahap ini merupakan tahap perencanaan, perancangan, dan penelitian dari keseluruhan proses pembuatan film animasi 3D (Waeo, Lumenta and A. Sugiarso, 2016). Proses yang dikerjakan pada tahap pra produksi ini dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing peneliti atau animator (Purwanto et al., 2019). Pada penelitian ini, proses-proses yang dilakukan pada tahapan pra produksi ini meliputi : membuat ide cerita, pembuatan naskah, dan pembuatan storyboard 2.1.1 Ide Cerita

Penentuan ide cerita merupakan proses pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan film animasi 3D. Proses ini sangat penting untuk dilakukan, karena ide cerita merupakan awal dari alur cerita keseluruhan yang akan dibuat (Cynthia Margareth Silalahi, Fera Damayanti, 2020).

Dalam membuat ide dari animasi 3 dimensi ini telah ditentukan ceritanya, yaitu tema dari animasi 3 dimensi harus bernuansa keislaman. Maka dari itu penulis mengambil tema adab makan dan minum dalam agama Islam.

2.1.2 Naskah

Pada tahap ini, dilakukan pengembangan dari ide cerita. Hal yang juga penting dalan pembuatan animasi adalah scripting / pembuatan naskah, yaitu penulisan secara keseluruhan alur cerita yang berisi percakapan, kondisi, narasi, adegan, dan (Firdaus NA, 2019). Tujuan

dari pembuatan naskah agar alur cerita jelas dan terarah (Putri et al., 2021) 2.1.3 Storyboard

Setelah menentukan naskah, langkah selanjutnya adalah membuat storyboard. Storyboard merupakan script cerita yang divisualisasikan berbentuk gambar yang disusun pada panel-panel tertentu (Sauri, 2019). Sketsa gambar yang telah dikerjakan nantinya bakal menjadi acuan atau pedoman dalam proses pembuatan animasi 3 dimensi.

2.2 Produksi

Tahap ini merupakan alur utama dalam pembuatan animasi 3D. Diawali dengan modeling objek, pemberikan tekstur, rigging atau proses animating, kemudian diakhiri dengan rendering (Syahfitri, 2011). Tahap ini dilakukan berdasarkan konsep yang telah dibuat sebelumnya pada proses pra-produksi.

Berikut ini merupakan penjelasan tahap dari produksi :

2.2.1 Modeling

Modeling merupakan tahapan pembuatan model 3D dari sketsa yang telah dibuat sebelumnya menggunanakan bentuk dasar seperti cube, nurbs, cylinder, atau cone (Mariana, 2017). Tahap modeling ini merupakan tahap pembentukan objek-objek yang diperlukan pada proses animasi. Tampilan awal saat kita membuka software blender terdapat objek berbentuk cube (kubus). Pemodelan dilakukan sedetail mungkin agar menarik minat penonton sehingga meningkatkan pengaruh keinginan melihat sebuah karya karena detail yang terlihat asli (Riyanto and Nurhidayat, 2016)

2.2.2 Texturing dan Material

Material dan teksur sangatlah penting dalam sebuah animasi, material adalah pemberian warna objek 3D (Rori, Sentinuwo and Karouw, 2016). Tekstur diberikan dengan tujuan menyamakan sifat sebuah benda dalam kehidupan nyata dengan benda yang ada pada animasi.

Pemberian tekstur pada karakter mempunyai metode tersendiri yaitu Mapping Texture Character yang bertujuan untuk memberikan adanya kesan

(4)

kulit asli pada karakter (Rori, Sentinuwo and Karouw, 2016).

2.2.3 Rigging

Rigging pada mulanya adalah sebuah tulang-belulang digital terangkai mesh 3 dimensi. Tujuan rigging adalah menambahkan suatu rangka (skeleton) dan sejumlah kontrol ke model yang telah dibuat sehingga animator nantinya dapat memanipulasi dan menganimasi karakter tersebut (Suratinoyo et al., 2013)

2.2.4 Animating

Animating merupakan proses menggerakkan objek-objek 3D (Amin, 2016). Sedangkan menurut (Rosiyah, no date) .Umumnya tahapan ini berfungsi sebagai rancangan dalam pembuatan objek animasi mulai dari modeling character, animating, sampai rendering (Putri et al., 2021). Pada tahap animating, seluruh prosesnya dilakukan menggunakan metode pose to pose. Diawali dengan penentuan keyPose, kemudian breakdown key dan selanjutnya disempurnakan dengan in- between. Pembuatan animasi sendiri dilakukan secara manual agar dapat lebih mudah menyesuaikan karakter seperti yang ada pada storyboard (Rinaldi, Rumagit and Lumenta, 2012). Selain itu, penyusunan gerakan objek didasarkan pada storyboard bertujuan untuk memudahkan animator dalam proses animating.

2.2.5 Rendering

Rendering merupakan suatu proses untuk menghasilkan gambar 2D dari data 3D (Hartawan and Dirgayusari, 2018). Didalam proses rendering, semua proses modeling objek, modeling karakter, pengaturan pencahayaan, texturing, maupun animasi akan diinterpretasi dalam bentuk output.

Kunci utama dalam rendering adalah mencari keseimbangan antara kompleksitas (kualitas) visual yang dibutuhkan dan kecepatan rendering yang menyampaikan bagaimana banyaknya frames yang bisa render dalam periode waktu tertentu (Aryanto, Hisyam Muhammad Umar and Winarso, 2020).

2.3 Pasca Produksi 2.3.1 Compositing

Tahap compositing ini merupakan tahap dimana kita bisa memasukkan suara atau yang biasa disebut sebagai dubbing.

Dialog dari isi suara berpacu dalam naskah yang telah dibuat. Pada tahap ini kita juga bisa memasukkan audio-audio sebagai backsound yang berfungsi sebagai pendukung animasi yang telah kita buat agar terlihat lebih nyata.

2.3.2 Editing

Tahap Editing adalah tahap yang sangat utama, karena pada tahap inilah adegan-adegan dari hasil render disatukan dan dirangkai (Saputro and Sofyan, 2012) 2.3.3 Final Rendering

Final Rendering merupakan tahap akhir dari pembuatan Video Animasi 3D (Buchari, Sentinuwo and Lantang, 2015). Pada tahap ini, hasil video yang sudah dilalui pada tahap editing sebelumnya akan di-render kembali sehingga menjadi sebuah film animasi 3D yang siap untuk ditayangkan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada film animasi berjudul “Adab Makan dan Minum” terdapat dua karakter manusia yaitu seorang anak laki-laki dan ibunya, dan terdapat juga karakter kartun wortel yang berperan sebagai penjaga cafe. Latar tempat yang digunakan sebagai pendukung animasi ada tiga, diantaranya jalan, cafe dan rumah.

Selain itu, terdapat properti yang mendukung latar tempat seperti meja, kursi, pohon, TV, bunga, sofa, dan properti lainnya.

3.1 Pra Produksi

Pra produksi merupakan tahap awal dari pembuatan animasi 3D. Tahap ini digunakan sebagai kerangka dan batasan dalam membuat animasi. Beberapa tahap pada pra produksi adalah sebagai berikut:

3.1.1 Ide Cerita

Dalam animasi 3D ini mengambil tema tentang keislaman yaitu adab makan dan minum bagi seorang muslim. Hadits yang disampaikan oleh Rasullullah SAW yang melarang untuk minum sambil berdiri, apalagi jika makan, maka itu lebih

(5)

buruk lagi. Penentuan ide cerita dijadikan sebagai pedoman dalam membuat naskah.

Pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini tata cara yang kita gunakan saat sedang makan ataupun minum yaitu harus sambil duduk.

3.1.2 Naskah

Naskah yang dibuat pada cerita ini merupakan hasil pengembangan dari ide cerita yang telah ditentukan. Naskah tersebut dijadikan alur cerita dalam film animasi ini. Tujuan pembuatan naskah agar jalan cerita lebih jelas dan terarah.

Gambar dibawah ini adalah naskah animasi 3D berjudul “Adab Makan dan Minum”.

Gambar 3.1 Naskah 3.1.3 Storyboard

Tahap berikutnya adalah storyboard, storyboard ini merupakan naskah cerita yang berbentuk sketsa.

Sketsa ini nantinya akan menjadi gambaran dalam pembuatan animasi yang akan dibuat.

Gambar 3.2 Storyboard 3.2 Proses Animating

Semua proses pengerjakan dalam membuat animasi ini menggunakan Software Blender versi 2.8. Tahapan dari animasi ini mulai dari modeling, melakukan animasi dengan metode pose to pose, dan rendering 3.2.1 Modelling

Pada tahap modelling ini tebagi menjadi 2 tahap. Yang pertama yaitu modelling aset dan yang kedua modelling karakter.

Gambar 3.3 Modelling Jalan

(6)

Gambar 3.4 Modelling Café

Gambar 3.5 Modelling Ruang Keluarga

Gambar 3.6 Modelling Karakter Anak

Gambar 3.7 Modelling Karakter Ibu 3.2.2 Texturing

Setelah melakukan modelling, langkah selanjutnya adalah memberi

texture pada objek-objek yang telah dibuat.

Gambar 3.8 Texturing Jalan

Gambar 3.9 Texturing Café

Gambar 3.10 Texturing Ruang Keluarga

Gambar 3.11 Texturing Karakter Anak

(7)

Gambar 3.12 Texturing Karakter Ibu 3.2.3 Rigging

Rigging adalah menambah tulang pada karakter yang telah dibuat, tujuannya adalah jika kita sudah menambah rigging kita bisa mengontrol dan menganimasikan karakter yang sudah kita buat.

Penambahan rigging dilakukan dengan shortcut shift+a lalu pilih armature dan pilih bone.

Gambar 3.13 Rigging Karakter Anak

Gambar 3.14 Rigging Karakter Ibu 3.2.4 Animating Pose to Pose

Dalam pembuatan animasi ini dilakukan dengan cara mengunci keypose- keypose, penambahan keypose bisa menggunakan shortcut I dalam 1 frame.

Selanjutnya menambah keypose lagi untuk frame - frame berikutnya Sehingga tercipta sebuah animasi yang sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Gambar 3.15 Menggunakan Metode Pose to Pose

3.2.5 Rendering

Tahap selanjutnya adalah tahap rendering. Pada tahap ini kita harus mengatur pencahayaan terlebih dahulu.

Lalu ke bagian output di menu sebelah kanan pada tampilan Software Blender.

Atur resolusi, frame, tempat penyimpanan hasil output, format output, dsb. Kemudian klik pada menu bar atas rendering lalu pilih render animation.

(8)

Gambar 3.16 Rendering 3.3 Pasca Produksi

3.3.1 Compositing

Pada tahap compositing ini dilakukan penambahan audio - audio yang berupa musik ataupun suara dari karakter yang mendukung konsep cerita dari animasi. Suara pada compositing ini terdiri dari percakapan antara anak laki-laki dengan penjaga café, dan percakapan anak laki-laki dengan ibunya.

Gambar 3.17 Audio Suara 3.3.2 Editing

Software yang digunakan dalam tahap editing pada pembuatan animasi Adab Makan dan Minum menggunakan Software Adobe Premiere Pro Versi 14.0

Gambar 3.18 Editing 3.3.3 Final Rendering

Tahap terakhir pada pembuatan animasi yaitu Final Rendering, Final Rendering adalah me-render hasil editing sehingga menghasilkan film animasi yang baik dan utuh.

Gambar 3.19 Final Rendering

4. KESIMPULAN

Film animasi 3 dimensi yang dibahas pada penelitian ini bertema islami yang berisikan cerita berdasarkan hadits Rasulullah SAW mengenai adab makan dan minum dalam Islam. Perancangan film animasi 3 dimensi ini dimulai dari tahap Pra produksi yang terdiri dari penentuan ide cerita, membuat naskah, dan membuat storyboard.

Selanjutnya tahap Produksi terdiri dari modelling, texturing, rigging, animating, dan rendering. Dan tahap terakhir dalam pembuatan animasi 3 dimensi ini adalah tahap Pasca Produksi yaitu terdiri dari composing, editing, dan final rendering. Metode yang digunakan dalam membuat animasi 3 dimensi ini menggunakan metode Pose to Pose agar pergerakan yang dihasilkan terstruktur dan pengerjakannya lebih cepat. Penulis berharap pesan yang disampaikan dari animasi tentang adab makan dan minum ini dapat dipahami dengan baik.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Grafika Komputer yaitu bapak Fressy Nugroho, M.T dan bapak Juniardi Nur Fadila, M.T yang telah berkontribusi pada penelitian ini dan membimbing dalam proses penelitian yang telah dilakukan.

REFERENSI

Affandi, Y. et al. (2019) ‘Implementasi Metode Pose to Pose dalam Pembuatan Animasi 2D Gerakan Ruku’

Shalat’, Respati, 14(1), pp. 12–16.

Available at:

http://jti.respati.ac.id/index.php/jurnaljti/ar ticle/view/265.

Amin, A. (2016) ‘PEMBUATAN FILM ANIMASI

CARA UMRAH SESUAI SOFTWARE

BLENDER

SKRIPSI Oleh : AINUL AMIN’, Teknologi pendidikan, p. 134.

Aryanto, A., Hisyam Muhammad Umar, T. and Winarso, D. (2020) ‘Analisis Perbandingan Teknik 3D

Rendering Cycles Dan Eevee Pada Software Blender’, Jurnal Fasilkom, 10(1), pp. 11–

19. doi:

10.37859/jf.v10i1.1902.

Attas, S. M. al-N. (1996) Konsep Pendidikan dalam Islam. Cet 7. Bandung: Mizan.

Broomhall, C. (2016) 3-D (three dimensions or three-dimensional)., https://whatis.techtarget.com/.

Available at:

https://whatis.techtarget.com/definition/3-D-three- dimensions-or-three-dimensional.

Buchari, M. Z., Sentinuwo, S. R. and Lantang, O.

(9)

A. (2015) ‘Rancang Bangun Video Animasi 3 Dimensi

Untuk Mekanisme Pengujian Kendaraan Bermotor di Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata,

Komunikasi dan Informasi’, Jurnal Teknik Informatika, 6(1), pp. 1–6. doi:

10.35793/jti.6.1.2015.9964.

Cynthia Margareth Silalahi, Fera Damayanti, D.

(2020) ‘PERANCANGAN DESIGN INTERIOR RUMAH

DENGAN MENGGUNAKAN

APLIKASI BLENDER’.

Firdaus NA, F. (2019) ‘SIMULASI

GERAK HEWAN BURUNG

MENGGUNAKAN METODE POSE TO

POSE DALAM PEMBUATAN

ANIMASI 3D DALAM SURAT AL-FILL SKRIPSI Oleh :

FERLY FIRDAUS NA’, p. 91.

Hartawan, I. N. B. and Dirgayusari, A. M. (2018)

‘Analisis Rendering Video Animasi 3D Menggunakan

Aplikasi Blender Berbasis Network Render’, Jurnal RESISTOR (Rekayasa Sistem Komputer), 1(1),

pp. 25–33. doi:

10.31598/jurnalresistor.v1i1.223.

Makan (Def.1) (n.d) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses melalui

https://kbbi.web.id/makan, 14 Mei 2021 Mariana, Y. (2017) ‘Film Animasi 3D Jurnalis Sindo’, Palembang : Politeknik PalComTech, 2(1), pp. 18–26.

Minum (Def.1) (n.d) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses melalui

https://kbbi.web.id/minum, 14 Mei 2021 Nainggolan, H. (2017) ‘Perancangan Animasi Wayang Pandawa Lima dalam Lakon Pilkada dengan

Menggunakan Metode Pose to Pose’, Majalah Ilmiah INTI, 5(1), pp. 64–69. Available at:

https://ejurnal.stmik-

budidarma.ac.id/index.php/inti/article/view/539.

Purwanto, I. H. et al. (2019) ‘Implementasi Pose To Pose Pada Simulasi Gerak Panda Berjalan Dengan

Teknik Frame By Frame’, Explore, 9(1), p.

43. doi: 10.35200/explore.v9i1.164.

Putri, A. R. et al. (2021) ‘Pembuatan Simulasi Perang Zaman Pertengahan dengan Metode Pose to Pose

Menggunakan Software Blender’, JISKA (Jurnal Informatika Sunan Kalijaga), 6(1), p. 1.

doi:

10.14421/jiska.2021.61-01.

Rinaldi, J., Rumagit, A. M. and Lumenta, A. S. M.

(2012) ‘Perancangan Tutorial Penerimaan Mahasiswa

Baru Universitas Sam Ratulangi Berbasis Animasi 3D’, Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 1(4),

pp. 1–6. doi: 10.35793/jtek.1.4.2012.618.

Riyanto, A. D. and Nurhidayat, D. (2016) ‘Animasi 3D Pada Ya Mgm Muffler Sebagai Media’, Jurnal Pro

Bisnis, 9(2), pp. 58–70.

Rori, J., Sentinuwo, S. R. and Karouw, S. (2016)

‘Perancangan Aplikasi Panduan Belajar Pengenalan Ortodonsia Menggunakan Animasi 3D’, Jurnal Teknik Informatika, 8(1), pp. 3–7. doi:

10.35793/jti.8.1.2016.12299.

Rosiyah, R. (ndate) ‘PEMBUATAN VIDEO ANIMASI 3D SAFETY DRIVING ( Character Modelling ,

Rigging and Skinning , Animating )’, pp.

3–6.

Saputro, F. and Sofyan, A. F. (2012) ‘Perancangan Karakter Dan Animasi Bertarung Pada Film Animasi 3D

“Khamp”’, Data Manajemen dan Teknologi Informasi (DASI), 13(2), p. 15.

Sauri, F. S. (2019) ‘PERANCANGAN STORYBOARD DALAM FILM ANIMASI 3D “ SONS OF

PANDAWA ” STORYBOARD DESIGN IN 3D ANIMATION FILM “ SONS OF PANDAWA ”

Keywords : Storyboard , Adaptation , Puppet Figure , 3D Animation Film’, 6(2), pp.

1672–1680.

Suratinoyo, H. S. et al. (2013) ‘Cerita Rakyat Daerah Minahasa : Implementasi Short Film Animasi 3D’,

Jurnal Teknik Informatika, 2(2). doi:

10.35793/jti.2.2.2013.2709.

Suwardi, M. (2014) Rahasia Rasulullah yang tak pernah sakit. Jakarta: Zahira.

Syahfitri, Y. (2011) ‘Teknik Film Animasi Dalam Dunia Komputer’, Jurnal SAINTIKOM, 10(3), pp.

213–

217.

Waeo, V., Lumenta, A. S. M. and A. Sugiarso, B.

A. (2016) ‘Implementasi Gerakan Manusia Pada Animasi

3D Dengan Menggunakan Menggunakan Metode Pose to pose’, Jurnal Teknik Informatika, 9(1), pp.

1–8. doi: 10.35793/jti.9.1.2016.14641.

Referensi

Dokumen terkait