Tujuan Kurikulum Pondok Pesantren “Darul Hijrah” Putri Martapura sejalan dengan visi1, misi2 pesantren, lima ruh pondok3 dan motto pondok4. Untuk keperluan mata pelajaran dan tujuan pengajaran masing-masing materi dari mata pelajaran di Pondok Modern “An-Najah Cindai Alus” dan Pondok Pesantren “Darul Ilmi” Banjarbaru juga tidak ada.
Alasan Pemilihan Teori Taksonomi Pendidikan Sebagai Dasar Pengembangan Model Kurikulum Kepesantrenan
Oleh karena itu, berdasarkan hasil kajian analisis kebutuhan yang dilakukan, peneliti ingin menawarkan sebuah solusi berupa model kurikulum pesantren yang dikembangkan berdasarkan taksonomi pendidikan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang dipadukan dengan budaya pendidikan pesantren. Dengan pengembangan model kurikulum pesantren berbasis taksonomi pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pesantren.
Pengembangan Model Kurikulum Kepesantrenan
Penyusunan Desain Awal Model Kurikulum Kepesantrenan
Kurikulum sekolah berasrama berteraskan taksonomi pedagogi telah dibangunkan berdasarkan faktor-faktor yang sebelum ini ditunjukkan dalam latar belakang penggubalan konsep sekolah berasrama. Dalam kurikulum sekolah berasrama, Standard Kompetensi Lulusan yang digunakan ialah standard kafāꞌah bagi santri, yang menjadi kelayakan kepada kebolehan santri.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Karekteristik Kurikulum Kepesantrenan Berbasis Taksonomi Pendidikan
Memperhatikan tahapan tumbuh kembang peserta didik dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjangkau seluruh hirarki taksonomi pendidikan. Standar kompetensi kafāꞌah/siswa dituangkan dalam bentuk kafāꞌah-mihwariyyah/kompetensi inti kelas, yang selanjutnya dirinci dalam kafāꞌah asāsiyyah/kompetensi inti mata pelajaran.
Tujuan Kurikulum Kepesantrenan Berbasis Taksonomi Pendidikan Kurikulum kepesantrenan berbasis taksonomi pendidikan bertujuan untuk
LANDASAN KURIKULUM A. Landasan Normatif
Kurikulum pesantren berdasarkan taksonomi pendidikan dikembangkan berdasarkan landasan normatif pendidikan Islam berdasarkan al-qur an, sunnah dan ijtihad atau disebutkan dalam al-qur an, sedangkan ijtihad adalah upaya untuk menurunkan atau menyimpulkan hukum dari al-qur an. 'an dan sunnah. Jadi, desain kurikulum dalam proses pendidikan harus sesuai dengan alasan manusia diciptakan, yaitu hablun min Allah, hidup untuk menjalankan fungsi diri sebagai hamba yang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan. dan hablun Allah. min al-nas sebagai khalifah memajukan negeri.
Landasan Filosofis
Pengalaman pribadi yang diperoleh melalui pendidikan sangat penting bagi santri karena untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, kurikulum Pesantren berupaya menyediakan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler yang dapat memberikan kekayaan pengalaman belajar. Pembelajaran yang berpusat pada santri memang sangat penting, namun jangan lupakan posisi guru sebagai pembimbing pembelajaran.
Landasan Psikologis
Warisan budaya, memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa penting agar mereka menjadi manusia yang dapat berkontribusi pada kehidupan. Maka kesetaraan antara guru dan siswa menjadi prioritas agar siswa berpikir kritis dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
Landasan Sosiologis
Landasan Yuridis
STRUKTUR KURIKULUM
Standar kafāꞌah santri ini kemudian mengalir ke mi'yār kafāꞌah khirrījīn/standar kompetensi lulusan, kafāꞌah mihwariyyah/kompetensi dasar, dan kafāꞌah asāsiyyah/kompetensi dasar. Deskripsi kafāꞌah mihwariyyah dalam desain kurikulum pesantren kemudian dikembangkan oleh peneliti dari kurikulum 2013 berdasarkan kebutuhan santri.
Identitas Mata Pelajaran Mata Pelajaran
RPP yang dikembangkan peneliti dalam penelitian ini mengacu pada RPP tahun 2013 dipadukan dengan sijl al-i’dād li at-tadrīs yang selama ini digunakan oleh pesantren. Pengembangan yang dilakukan peneliti berupa: (1) menyusun komponen sijl al-i'dād li at-tadrī berdasarkan taksonomi; (2) meliputi kafāꞌah mihwariyyah dan kafāꞌah asāsiyyah; (3) mencantumkan indikator hasil belajar; (4) menyusun langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan ranah taksonomi; (5) memperkaya metode/strategi pembelajaran yang cenderung teacher center menjadi student center; (6) termasuk alat evaluasi.
Tujuan, Metode, Sumber Belajar, Media Tujuan Umum
Materi Pembelajaran
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Penilaian pengetahuan (kognitif) Tehnik
Penilaian sikap (afektif) Tehnik
Penilaian kinerja (psikomotorik) Tehnik
Taqyīm mukhrajāt at-ta'allum/evaluasi hasil belajar dalam kurikulum pesantren berbasis taksonomi pendidikan disajikan dan diimplementasikan dengan menyasar semua ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Evaluasi pada ranah kognitif dilakukan dalam bentuk tes tertulis, pada ranah afektif berupa penilaian sikap, dan pada ranah psikomotorik berupa tes lisan.
Evaluasi Domain Kognitif dengan Tes Tertulis a. Kaidah Pembuatan Soal
Evaluasi ranah kognitif dengan tes tertulis a. 3) Kategori sulit 13,4% dengan 2 soal. b) Kelas akhir II. semester. Dan ini terkait dengan kemampuan mengenali dan mengingat: istilah, definisi, fakta, ide, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dll. Berupa kemampuan untuk menilai informasi dan mengemukakan argumentasi sehubungan dengan sesuatu yang diketahui, dipahami, dilaksanakan, dianalisis dan juga diproduksi.
Evaluasi Domain Afektif Melalui Penilaian Sikap
Nilai yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh dari pendidikan dan disiplin yang diterapkan petani di kelas dan di asrama. Indikator penilaiannya adalah siswa mengikuti, mencermati dan mematuhi nilai-nilai yang diajarkan dan disiplin yang diterapkan. Indikator penilaian lainnya adalah siswa mempertahankan nilai-nilai yang dianutnya, bernegosiasi jika suatu nilai bertentangan dengan apa yang diyakininya sesuai dengan apa yang diajarkan.
Evaluasi Domain Psikomotorik Melalui Tes Lisan
Dalam hirarki ini, jenis pertanyaan dapat berupa kata kerja antara lain: susun, gabungkan, sesuaikan, kelompokkan, ubah, posisikan, dll. Dalam hierarki ini, jenis pertanyaan dapat berupa kata kerja, antara lain: mengalihkan, mengganti, memutar, menghasilkan, dll. Dalam hierarki ini, jenis pertanyaan dapat berupa kata kerja antara lain: pertajam, cocokkan, gunakan, tempel, uraikan, dll.
Pengembangan Lanjutan Model Kurikulum Kepesantrenan
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD)
“Taksonomi pendidikan” pada judulnya menjadi “Kompetensi” dengan alasan kata kompetensi lebih mewakili model yang dikembangkan karena seluruh komponen kurikulum menitikberatkan pada pencapaian kompetensi, meskipun acuan dasar teorinya tetap teori taksonomi pendidikan. Tajuk “Di pesantren modern” juga diubah, tajuk rencana ini dihilangkan dengan alasan model yang dihasilkan bisa digunakan oleh semua jenis pesantren, tidak hanya pesantren modern.
Uji Validitas Oleh Ahli
Metode dirancang sesuai materi, kafāꞌah mihwariyyah/kompetensi inti, kafāꞌah asāsiyyah/kompetensi inti dan indikator. Rumusan taqyīm mukhrajāt at-ta'allum/evaluasi hasil belajar sesuai dengan prinsip taksonomi kognitif, afektif dan psikomotorik. Rumusan tersebut dapat menentukan tingkat pencapaian dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan kafāꞌah mihwariyyah/kompetensi inti dan kafāꞌah asāsiyyah/kompetensi inti.
Taksonomi Pendidikan Sebagai Basis Pengembangan Kurikulum Kepesantrenan
Peneliti menentukan tingkatan taksonomi pada dimensi kafāah qur'āniyyah yang terdiri dari 3 yaitu: (1) tahsīn, (2) tahfīzh dan (3) interpretasi. Kafāah qur'āniyyah yang menitikberatkan pada kapasitas pengetahuan Al-Qur'an memiliki kesejajaran dengan taksonomi kognitif Bloom dan Anderson. Tingkatan tahfīzh terkait dengan kemampuan menerapkan kaidah pelafalan huruf hijāiyyah yang benar dan tajwidnya dalam membaca dan menghafal Al-Qur'an memiliki kesejajaran dengan tingkat 3 menerapkan/menerapkan.
ةيحتلبا هأدبي نأ :لماعلا عم ملعلما بدأف ،املعتم تنك نإو"
Kafāah 'Amaliyyah adalah kompetensi taksonomi psikomotor yang difokuskan pada kinerja indrawi atau fisik. Pada dimensi ini, peneliti mengembangkan taksonomi leveling kafāah 'amaliyyah dengan mengacu pada cara belajar siswa terhadap guru seperti yang dikemukakan oleh Al-Ghazali dan juga mengambil 'ibrah dari kisah percakapan Nabi Musa Asa.
ينب لقي نأو ،ملاسلاو
نذأتسي لم ام لأسي لاو ،هذاتسأ هلأسي لم ام ملكتي لاو ،ملاكلا هيدي لوقي لاو ،لاوأ
هلوق ةضراعم في-
هيأر فلابخ هيلع يرشي لاو ،تلق ام فلابخ نلاف لاق
هنأ ىيرف
لب بناولجا لىإ تفتلي لاو ،هسلمج في هسيلج راسي لاو ،هذاتسأ نم باوصلبا ملعأ سليج
هرارسبأ ملعأ وهف هدنع ةركنم اهرهاظ هلاعفأ
Tingkat Ihtirām, yang berhubungan dengan persepsi dan kesiapan mental untuk belajar, jika sejajar dengan taksonomi psikomotor Bloom, sesuai dengan tingkat 1 persepsi/persepsi dengan penggunaan alat indera sebagai alat untuk membentuk gerakan, dan tingkat 2 dari set/kesiapan keduanya. fisik, mental dan emosional dalam melakukan gerakan. Tingkat ikhlāsh yang berhubungan dengan penerimaan hasil belajar dengan kesadaran akan kebijaksanaan memiliki kesejajaran dengan 3 tingkat taksonomi psikomotorik Bloom, yaitu tingkat 6 adaptasi/adaptasi keterampilan perilaku yang dikembangkan yang kemudian dapat disesuaikan dengan keadaan yang berbeda, dan tingkat 7 asal/ciptaan pola perilaku baru, dapat disesuaikan dengan kondisi dan masalah tertentu. Kalam menyejajarkan peniruan level 1 dan manipulasi level 2, kesejajaran istimā' presisi level 3, qirā'ah.
Amaliy
Kompetensi Kompetensi Al-Quran dan sains Kompetensi iman dan akhlak Kompetensi keterampilan dan bahasa.
Hāliy
Landasan Filosofis Kurikulum Kepesantrenan
Perubahan yang dilakukan pada kafāꞌah mihwariyyah kemudian juga mengarah pada pemetaan ulang mādah terpilih untuk mencapai kafāꞌah yang dimaksud untuk mencapai mi'yār kafāꞌah khirrījīn. Setiap mādah dikelompokkan kembali berdasarkan kelompok keluarganya yang dipetakan sesuai dengan tujuan kafāꞌah mihwariyyah yang ingin dicapai. Berdasarkan pemetaan mādah sesuai dengan tujuan kafāꞌah mihwariyyah yang ingin dicapai, maka jenis evaluasinya juga berbeda.
Panduan/Pedoman Standar Proses Tahapan Pembelajaran
Pada tahap implementasi, guru melakukan kegiatan mengajar dengan menerapkan sijl al-i'dād li at-tadrīs yang telah disiapkan sebelumnya. Dan berdasarkan hasil uji coba terbatas, guru juga mengajukan saran perbaikan yaitu mengubah kata dalam rumus mi'yār kafāꞌah khirrījīn menjadi dimensi akhlākiyy, yang semula: “berakhlak mulia. Berdasarkan hasil tersebut Dari uji coba terbatas dan rekomendasi yang diberikan, peneliti kemudian merevisi mi'yār kafāꞌah khirrījīn, yaitu mengubah rumusan redaksi mi'yār kafāꞌah khirrījīn menjadi dimensi akhlākiyy yaitu “berakhlak mulia menurut AD dan ART Asrama Islam”.
Produk Akhir
KURIKULUM KEPESANTRENAN BERBASIS KOMPETENSI
Karekteristik Kurikulum Kepesantrenan Berbasis Kompetensi
Standar kompetensi kafāꞌah/mahasiswa dinyatakan dalam bentuk kafāꞌah mihwariyyah/kompetensi inti, yang selanjutnya dijabarkan dalam kafāꞌah asāsiyyah/kompetensi inti mata kuliah. Kafāꞌah mihwariyyah/kompetensi inti merupakan kriteria utama pengembangan kafāꞌah asāsiyyah/kompetensi inti, seluruh proses pembelajaran dirancang untuk mencapai standar kompetensi tertentu yang tercantum dalam kafāꞌah asāsiyyah/kompetensi inti. Kafāꞌah asāsiyyah/kompetensi inti dikembangkan berdasarkan keterkaitan antar kompetensi yang ingin dicapai pada setiap jenjang kelas dan juga berdasarkan keterkaitan antar mata pelajaran.
Tujuan Kurikulum Kepesantrenan Berbasis Kompetensi
- STRUKTUR KURIKULUM A. Kafāꞌah Thalabah/Kompetensi Santri
- Dimensi ‘Ilmiy/Kognitif a) Kafāꞌah Qur’āniyyah
- Dimensi Hāliy/Afektif a) Kafāꞌah Imāniyyah
- Dimensi ‘Amaliy/Psikomotorik a) Kafāꞌah ‘Amaliyyah
Pengembangan kafāꞌah mihwariyyah/kompetensi inti mengacu sepenuhnya pada standar kompetensi lulusan mi'yār kafāꞌah khirrījīn. Kurikulum pondok pesantren berbasis kompetensi dikembangkan berdasarkan landasan normatif pendidikan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Ijtihad. Pengelompokan kafāꞌah asāsiyyah/kompetensi dasar sebagaimana tersebut di atas kemudian dijabarkan dalam setiap mata pelajaran.
Identitas Mādah
- Penilaian Kognitif/’Ilmiy Tehnik
- Penilaian Afektif/Hāliy Tehnik
- Penilaian Psikomotorik/’Amaliy Tehnik
Isi soal pada tingkat ini berkaitan dengan pemahaman materi yang dipelajari dengan cara menjabarkan kembali pokok-pokok materi dan menyajikannya dalam bentuk yang berbeda. Dalam hirarki ini, jenis-jenis pertanyaan berkaitan dengan kemampuan mengamati suatu objek dengan kesungguhan dalam ranah abstrak, atau meniru dan mencoba kegiatan yang telah diuraikan untuk mencapai respon yang tepat dalam ranah konkret. Dalam hirarki ini, jenis pertanyaan berhubungan dengan kemampuan untuk mengajukan pertanyaan tentang apa yang diamati dalam ranah abstrak atau berlatih melakukan suatu pekerjaan melalui instruksi dalam ranah konkret.
Panduan/Pedoman Standar Proses Tahapan Pembelajaran 1. Perencanaan
- Pelaksanaan
- Penilaian
- Pengawasan
Pengembangan instrumen penilaian harian sesuai dengan manfaat yang ingin dicapai baik tes maupun non tes. Penilaian harian sesuai materi dilakukan dengan menerapkan instrumen penilaian yang telah disusun dalam sijl al-i'dād li et-tadris. Sedangkan taqyīm mukhrajāt al-ta'allum/penilaian hasil belajar dilakukan dengan menyusun instrumen tes dan nontes sesuai dengan kafāꞌah mihwariyyah.
Deskripsi Akhir Model Kurikulum Kepesantrenan Berbasis Kompetensi yang Dikembangkan
- Deskripsi Karakteristik Model Kurikulum
- Deskripsi Komponen Model Kurikulum
Standar kafāꞌah ini kemudian diturunkan menjadi mi'yār kafāꞌah khirrījīn/standar kompetensi lulusan, kafāꞌah mihwariyyah/keterampilan inti dan kafāꞌah asāsiyyah/keterampilan dasar. Standar kafāꞌah/kompetensi siswa dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kafāꞌah mihwariyyah yang terdiri dari: kafāꞌah mihwariyyah qur'āniyyah (KM-1), kafāꞌah mihwariyyah 'ilmiy2yah 'ilmiy2yah, kafāꞌah mihwariyyah qur'āniyyah (KM-1), kafāꞌah mihwariyyah qur'āniyyah (KM-1).mihwariyyah 'ilmiy2yah' ah (KM-3), kafāꞌah mihwariyyah akhlāqiy ya (KM-4), kafāꞌah mihwariyyah. Materi mādah/mata pelajaran disusun secara kekeluargaan yang dipetakan sesuai dengan tujuan kafāꞌah mihwariyyah yang ingin dicapai.
Refleksi Teoretis
- Preposisi Kurikulum Kepesantrenan Berbasis Kompetensi
- Habituasi Yang Ada Pada Sebuah Lembaga Pendidikan Mempengaruhi Capaian Level Kompetensi
- Konsep Taksonomi Budaya Pendidikan Pesantren
- Konsep Polarisasi Indikator Taksonomi Mata Pelajaran
Dimana terjadi proses pemerolehan struktur dunia sosial dalam sistem pendidikan pesantren, yang kemudian menjadi budaya pendidikan pesantren itu sendiri atau dapat dikatakan sosial internal. Kemudian dihasilkan teori khas Islam tentang taksonomi pesantren, yang peneliti beri nama “Taksonomi Budaya Pendidikan Pesantren”. Nama lain yang peneliti gunakan dalam menamai penemuan ini adalah kafāꞌah “QIILA ‘AMALUH” yang berarti enam jenis kompetensi dalam taksonomi budaya pendidikan pesantren.