• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINAN STRUKTUR MODAL: KAJIAN LIKUIDITAS, PELUANG PERTUMBUHAN DAN ASET BERWUJUD PERUSAHAAN SUB SEKTOR PROPERTY & REAL ESTATE DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "DETERMINAN STRUKTUR MODAL: KAJIAN LIKUIDITAS, PELUANG PERTUMBUHAN DAN ASET BERWUJUD PERUSAHAAN SUB SEKTOR PROPERTY & REAL ESTATE DI INDONESIA "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN STRUKTUR MODAL: KAJIAN LIKUIDITAS, PELUANG PERTUMBUHAN DAN ASET BERWUJUD PERUSAHAAN SUB SEKTOR PROPERTY & REAL ESTATE DI INDONESIA

Ranila Suciati

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Email: [email protected]

Keterangan Artikel Riwayat Artikel

Diterima: 3 Desember 2019 Direvisi: 11 Desember 2019 Disetujui: 28 Desember 2019 Klasifikasi JIEL: G3, G32

Keywords: Liquidity; Growth;

Tangibility; Capital Structure;

Property

Kata Kunci: Likuiditas;

Peluang Petumbuhan; Aset Berwujud; Struktur Modal;

property

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of Liquidity, Growth Opportunities, and Tangible Assets on the Capital Structure of Property and Real Estate Companies in Indonesia. The population used in this study are property companies listed on the Indonesian stock exchange in the period 2012-2016. The sample used in this study were 32 property companies in Indonesia by using the purpose sampling method to obtain a representative sample that matches the established criteria. In this study, the data analysis method used is the panel data regression method which is a combination of time series and cross sections in property companies in Indonesia. Research results for property companies in Indonesia The R square value of this model is 0.5126 which means that variations of capital structure that can be explained by the independent variables analyzed are LIQ, GROWTH, and TANG by 51.26 percent and the remaining 48.74 percent explained by other factors not included in this study.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh Likuiditas, Peluang Pertumbuhan, dan Aset Berwujud terhadap Struktur Modal Perusahaan Property dan Real Estate di indonesia.

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan property yang terdaftar di bursa efek indonesia dalam kurun waktu 2012-2016. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 32 perusahaan property di negara indonesia dengan menggunakan metode purpose sampling tujuanya untuk memperoleh sampel representatif yang sesuai kriteria yang sudah di pastikan. Pada penelitian ini, metode analisa data yang digunakan adalah metode regresi data panel yang merupakan gabungan dari time series dan cross section di perusahaan property di negara indonesia. Hasil Penelitian untuk perusahaan property di negara Indonesia Nilai R square model ini sebesar 0,5126 artinya bahwa variasi dari struktur modal yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang dianalisis, yaitu LIQ, GROWTH, dan TANG sebesar 51,26 persen sisanya sebesar 48,74 persen dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

(2)

PENDAHULUAN

Industri property dan real estate merupakan sebuah bisnis yang sulit untuk diprediksi dan sangat berisiko karena industri ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ketika sebuah negara mengalami pertembuhan ekonomi yang cukup signifikan, maka sektor ini akan mengalami peningkatan yang signifikan, tetapi sebaliknya pada saat pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami penurunan, maka secara cepat sektor ini akan mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Selain industri ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian suatu negara untuk tingkat pertumbuhannya, bisnis property dan real estate juga beresiko cukup tinggi karena sumber pendanaaan utama pada bisnis ini umumnya diperoleh melalui sumber dana eksternal yaitu kredit perbankan.

Bunga yang cukup tinggi pada sumber pendanaan dari kredit perbankan menjadikan banyak developer kesulitan untuk melunasi utangnya pada waktu yang telah ditentukan bersama sebelumnya. Karena sektor ini beroperasi dengan menggunakan aset tetap berupa tanah dan bangunan, yang cenderung kurang likuid.

Dengan adanya resiko pada industry property dan real estate yang berkaitan dengan struktur modal, terlebih dahulu diketahui beberapa teori yang berkaitan dengan struktur modal agar perusahaan dapat menentukan struktur modal yang optimal.

Agency theory menyarankan bahwa struktur modal perusahaan hendaknya mengandung banyak porsi utang, karena hal ini merupakan mekanisme pengendalian terhadap kecenderungan manajer untuk berperilaku oportunistik. Teori struktur modal modern yang mengungkapkan akan pentingnya utang, pertama kali dikemukakan Modigliani & Miller (1963) dalam tulisannya yang berjudul

Corporate Income Taxes and The Cost Of Capital: A Correction”. Dalam tulisannya tersebut dibuktikan bahwa karena bunga atas utang dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaaan (value of the firm) akan

meningkat sejalan dengan makin besarnya jumlah utang dalam struktur modal perusahaan.

Sejalan dengan teori keagenan, Trade off Theory merupakan teori struktur modal yang menjelaskan tetang bagaimana perusahaan mencapai tingkat optimal dalam struktur modalnya. Struktur modal optimal dapat dicapai perusahaan dengan cara menyeimbangkan antara manfaat penghematan pajak dan biaya kebangkrutan atas penggunaan utang. Myers & Majluf (1984) menjelaskan bahwa tujuan Trade off Theory adalah menyeimbangkan antara ekuitas dan modal eksternal. Sepanjang manfaat penggunaan utang masih besar, utang dapat ditambah, tetapi bila pengorbanan atas penggunaan utang itu sudah lebih besar maka utang tidak diperkenankan lagi untuk ditambah.

Berbeda dengan penjelasan dari Agency Theory, Pecking Order Theory menyatakan bahwa “perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi memiliki tingkat utang yang rendah karena memiliki sumber daya internal yang melimpah” (Myers & Majluf, 1984).

Pecking Order Theory menjelaskan bahwa adanya asimetri informasi, investor akan menginterprestasikan sebagai berita buruk apabila perusahaan mendanai investasinya dengan utang dan menerbitkan ekuitas baru (Baskin, 1989).

Bila dilihat dari pernyataan atau penjelasan dari Pecking Order Theory artinya bahwa sumber pembiayaan terbaik dalam rangka pertumbuhan perusahaan adalah didasarkan pada urutan preferensi pendanaan yang memiliki risiko yang terkecil, yaitu laba ditahan (retained earnings), utang (debt), dan penerbitan ekuitas baru.

Penelitian mengenai struktur modal memang telah banyak dilakukan, tetapi hasil penelitian tersebut banyak yang saling bertentangan. Selain hasil penelitian yang saling bertentangan, penulis juga membedakan penggunaan variabel bebas dengan penelitian sebelumnya dan tahun yang digunakan sebagai

(3)

acuan penelitian lebih panjang dibandingkan penelitian sebelumnya. Seperti perbedaan penelitian mengenai aset berwujud. Pada penelitian yang dilakukan oleh Singh (2016) pada perusahaan pembiayaan di Oman, menyatakan bahwa aset berwujud memiliki pengaruh positif dengan struktur modal sedangkan ukuran perusahaan dan peluang pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh negatif dengan struktur modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Akinlo (2011) perusahaan terdaftar di bursa efek Nigeria, menyatakan bahwa ukuran perusahaan dan tingkat likuiditas memiliki pengaruh positif dengan struktur modal sedangkan peluang pertumbuhan dan aset berwujud memiliki pengaruh negatif dengan struktur modal. Untuk variabel likuiditas, penelitian yang dilakukan oleh Serghiescu &

Văidean (2014) pada perusahaan konstruksi terdaftar di bursa efek Romania, menyatakan bahwa tingkat likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Untuk variabel peluang pertumbuhan, penelitian yang diteliti oleh Karaye, Nasidi, Amos, & Ibrahim (2015) pada perusahaan makanan dan minuman dan tembakau yang terdaftar di bursa efek Nigeria, menyatakan peluang pertumbuhan memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Cuong & Thang (2015) pada perusahaan pengolahan hasil laut di Vietnam, terdapat pengaruh negatif antara peluang pertumbuhan dengan struktur modal.

Karena perbedaan hasil penelitian tersebut, akan sangat menarik jika kita mengetahui keputusan struktur modal di wilayah Indonesia. Dengan mengetahui faktor- faktor mungkin saja perusahaan di Indonesia dapat menentukan perilaku pembiayaan secara berbeda dengan perusahaan di negara- negara berkembang lainnya.

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Struktur Modal

Menurut Cuong & Canh (2012), keputusan struktur permodalan merupakan salah satu keputusan terpenting yang dibuat oleh manajemen keuangan. Jika terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan tentang struktur permodalan dapat menyebabkan kesulitan keuangan perusahaan dan akhirnya menyebabkan kebangkrutan.

Perusahaan menggunakan struktur modal biasanya untuk mendanai usaha mereka dan pengembangan usaha mereka. Pengukuran yang digunakan untuk menghitung struktur modal dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER).

Likuiditas

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, perusahaan tersebut dikatakan likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya, perusahaan tersebut dikatakan ilikuid. Perusahaan yang likuid memiliki kecenderungan mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi (Mardiyati, Nur Utami, &

Ahmad, 2015). Pengukuran yang digunakan untuk menghitung likuiditas adalah current ratio yaitu current assets atau current liabilities. Menurut Cuong & Thang (2015) perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi juga cenderung untuk mempergunakan sumber dana internal untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.

Peluang Pertumbuhan

Kesempatan bertumbuh perusahaan adalah peluang pertumbuhan perusahaan yang dihadapi di masa yang akan datang dan merupakan suatu prospek yang baik untuk mendatangkan laba bagi perusahaan (Sugiyono & Christiawan, 2013). Peluang

(4)

Pertumbuhan didefinisikan oleh persentase perubahan rata-rata nilai total aset.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Pao (2008) menemukan bahwa peluang pertumbuhan memiliki dampak yang tidak signifikan pada struktur modal untuk perusahaan teknologi tinggi. Karena perusahaan dengan teknologi tinggi lebih beresiko karena banyak melakukan spekulasi dalam melakukan kegiatan usahanya, sehingga tidak dapat melakukan pendanaan dari pinjaman.

Aset Berwujud

Aset berwujud adalah harta tetap yang berwujud atau materil, yang dapat ditangkap dengan panca indra terutama mata. Aset yang dapat digunakan lebih dari satu periode, seperti tanah, gedung, mesin, alat-alat, perabot, kendaraan, dan lain-lain. Cara mencantumkan di dalam neraca dimulai dari yang paling tetap (paling panjang umurnya), disusul dengan yang lebih pendek umurnya (Nadzirah, Yudiaatmaja, & Cipta, 2015).

Aset berwujud, seperti properti, pabrik, dan peralatan lebih mudah untuk dinilai daripada aset tidak berwujud seperti nilai goodwill jika terjadi akuisisi, hal tersebut dapat menurunkan biaya marjinal yang diharapkan (Çekrezi, 2013). Rasio Aset tetap terhadap total aset digunakan untuk mengukur aset berwujud.

Penelitian yang dilakukan oleh Akinlo (2011) menyatakan bahwa ukuran perusahaan dan tingkat likuiditas memiliki pengaruh positif dengan struktur modal sedangkan peluang pertumbuhan dan aset berwujud memiliki pengaruh negatif dengan struktur modal.

Berdasarkan serangkaian kajian dan penelitian terdahulu yang dilakukan maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: Tingkat Likuiditas (liq) berpengaruh negatif terhadap struktur modal

H2: Peluang Pertumbuhan (growth) tidak berpengaruh terhadap struktur modal

H3: Aset Berwujud (tang) berpengaruh negatif terhadap struktur modal

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisa kuantitatif yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah metode regresi dengan data panel. Data yang tersedia untuk dianalisis secara statistik adalah gabungan antara time series dan cross section.

Penelitian ini menguji pengaruh dua atau lebih variable independent (explanatory) terhadap satu variable dependen dan umumnya dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e (1) Y = Debt to Equity Ratio (DER) property a = konstanta

X1 = Current Ratio X2 = Aset Berwujud

X3 = Tingkat Pertumbuhan Total Aset b1, …, bn = Koefisien regresi

e = error term

Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method.

Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel independen dengan variabel dependen, setiap kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan penurunan nilai variabel dependent.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Unit Analisis

Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai suatu data. Statistik deskriptif dari masing-masing variabel yang diteliti adalah sebagai berikut.

(5)

Tabel 1. Gambaran Deskriptif Variabel untuk Indonesia

DER LIQ GROWTH TANG

Mean 0,768798 2,585873 0,188781 0,584804

Median 0,674211 1,625194 0,071948 0,596495 Maximum 2,849438 30,37577 7,031448 0,974550 Minimum 0,031421 0,240503 -0,360787 0,042069 Std. Dev. 0,512739 3,361904 0,696524 0,232260 Skewness 1,012643 4,997565 7,251040 -0,410436 Kurtosis 4,165309 35,11010 64,69788 2,385863

Jarque-Bera 36,39821 7539,742 26779,59 7,006637 Probability 0,000000 0,000000 0,000000 0,030097

Sum 123,0077 413,7397 30,20492 93,56865

Sum Sq. Dev. 41,80127 1797,081 77,13810 8,577232

Observations 160 160 160 160

Sumber: Data diolah dengan Eviews 10

Dari Tabel 1 di atas, menunjukkan penelitian ini mempunyai 160 data pengamatan dan dapat di analisis bahwa rata–

rata Likuiditas pada perusahaan Manufaktur Sub Sektor Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016 sebesar 2,5859, dengan nilai standar deviasi sebesar 3,3619. Perusahaan yang memiliki Likuiditas (LIQ) tertinggi dengan nilai 30,3758 yaitu Eureka Prima Jakarta Tbk. pada periode tahun 2016, sedangkan Likuiditas (LIQ) terendah sebesar 0,2405 yaitu Roda Vivatex Tbk. pada periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013.

Nilai rata-rata Peluang Pertumbuhan (GROWTH) pada periode tahun 2012-2016 sebesar 0,1888, dengan nilai standar deviasi 0,6965. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Properti yang memiliki nilai Peluang Pertumbuhan tertinggi dengan nilai 7,0314 yaitu Eureka Prima Jakarta Tbk. pada periode tahun 2013, sedangkan nilai Peluang Pertumbuhan terendah sebesar -0,3608 yaitu Bakrieland Development Tbk. pada periode tahun 2013.

Nilai rata-rata Aset Berwujud (TANG) pada periode tahun 2012-2016 sebesar 0,5848, dengan nilai standar deviasi 0,2323.

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Properti yang memiliki nilai Aset Berwujud (TANG) tertinggi dengan nilai 0,9746 yaitu Bhuwanatala Indah Permai Tbk. pada periode tahun 2013, sedangkan nilai Aset Berwujud (TANG) terendah sebesar 0,0421 yaitu Eureka Prima Jakarta Tbk. pada periode tahun 2013.

Nilai rata-rata Struktur Modal (DER) pada periode tahun 2012-2016 sebesar 0,7688, dengan nilai standar deviasi sebesar 0,5127. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Properti yang memiliki nilai Struktur Modal (DER), tertinggi dengan nilai 2,8494 yaitu Gowa Makassar Tourism Development Tbk pada periode tahun 2012, sedangkan nilai Struktur Modal (DER), terendah sebesar 0,0314 yaitu Eureka Prima Jakarta Tbk pada periode tahun 2016.

Analisis Regresi Data Panel

Analisis dengan data panel digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh Likuiditas, Peluang Pertumbuhan dan Aset Berwujud terhadap Struktur Modal. Untuk mengetahui metode yang paling efisien dari tiga model persamaan yaitu Common Effect

Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM) masing-

(6)

masing perlu diuji dengan menggunakan metode regresi data panel menggunakan Eviews 10.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Perbandingan Pengujian No. Metode Pengujian Hasil

1. Chow Test Common Effect vs Fixed Effect

Common Effect 2. Hausman

Test

Random Effect vs Fixed Effect

Fixed Effect 3. Langrange

Multiplier Test

Common Effect vs Random Effect

Common Effect

Hasil pengujian model regresi data panel atas ketiga model data panel, tujuannya

untuk memperkuat kesimpulan pengujian berpasangan, yang merekomendasikan penggunaan model Common Effect yang akan dianalisis lebih lanjut dalam penelitian ini.

Uji Asumsi Klasik

Untuk menghindari adanya pelanggaran asumsi klasik maka masing-masing data telah ditransformasi kedalam bentuk logaritma, sehingga menghasilkan hasil sebagai berikut.

Uji Normalitas Data

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan terdapat atau mempunyai distribusi normal atau dalam kata lain dapat mewakili populasi yang sebarannya normal. Pengujian ini menggunakan metode grafik histogram dan uji statistik Jarque-Bera (JB test) sebagai berikut.

0 2 4 6 8 10 12 14 16

-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Series: Standardized Residuals Sample 1 160

Observations 160

Mean -6.66e-17 Median -0.022062 Maximum 1.430317 Minimum -2.132106 Std. Dev. 0.599539 Skewness -0.174214 Kurtosis 3.461330

Jarque-Bera 2.228176 Probability 0.328214

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Data Sumber: Data diolah dengan Eviews 10

Dari histogram di atas nilai JB sebesar 2,228176 sementara nilai Chi-Square dengan melihat jumlah variabel penelitian yang kita pakai dalam hal ini 4 variabel dan nilai signifikan yang kita pakai dalam hal ini 0,5 atau 5%. Berdasarkan tabel Chi-Square dengan df = k-1 (4-1=3) dapat dilihat sebesar 7,81 dengan derajat kebebasan 0,05 sehingga nilai Jarque- Bera lebih kecil dari tabel Chi-Square yaitu 2,228176 < 7,81, maka data penelitian terdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui apakah dalam model regresi yang diolah ditemukan adanya korelasi atau hubungan antar variabel independen.

Untuk menguji masalah multikolinearitas dapat dilihat dari nilai correlation matrix dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(7)

Tabel 3. Hasil Perhitungan Correlation Matrix LIQ_ GROWTH_ TANG_

LIQ_ 1,000000 -0,007724 -0,705850 GROWTH_ -0,007724 1,000000 0,033857

TANG_ -0,705850 0,033857 1,000000 Sumber: Data diolah dengan Eviews 10

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi antar variabel independen kurang dari 0,80 dengan demikian data dalam penelitian ini dapat diidentifikasi tidak terjadi

masalah multikolinearitas antar variabel independennya dan dapat dikatakan bahwa model ini dapat digunakan untuk mengestimasi pengaruh Likuiditas, Peluang Pertumbuhan dan Aset Berwujud terhadap Struktur Modal (DER) pada perusahaan properti yang terdaftar di BEI Periode 2012- 2016.

Uji Autokorelasi

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi

R-squared 0,512662 Mean dependent var -0,543093 Adjusted R-squared 0,503290 S.D. dependent var 0,858821 S.E. of regression 0,605277 Akaike info criterion 1,858420 Sum squared resid 57,15216 Schwarz criterion 1,935300 Log likelihood -144,6736 Hannan-Quinn criter. 1,889639 F-statistic 54,70217 Durbin-Watson stat 1,811915 Prob (F-statistic) 0,000000

Sumber: Data diolah dengan Eviews 10

Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Durbin-Watson (DW). Dari model terbaik dalam regresi yang terbentuk yaitu Common Effect dapat dilihat bahwa nilai DW dari persamaan regresi yang terbentuk adalah sebesar 1,811915 sedangkan nilai tabel Durbin-Watson dengan = 160 dan k

= 3, maka diperoleh nilai dL = 1,7035 dan dU = 1,7798, sehingga nilai 4–dU = 4–1,7798=

2,2202, jadi dapat disimpulkan 1,7798 <

1,811915 < 2,2202 maka nilai DW dari model regresi yang terbentuk pada penelitian ini tidak ada autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas Uji Park

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk terjadi ketidaksamaan varian dari logaritma residual kuadrat model regresi. Data yang baik adalah data yang homoskedastisitas.

Dengan uji Park dapat diidentifikasi masalah heteroskedastisitas dari hasil perhitungan yang mengidentifikasikan tidak ada heteroskedastisitas karena nilai koefisien regresi variabel independen tidak signifikan terhadap Dependent Variable log(residual2).

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0: Tidak ada masalah heteroskedastisitas H1: Ada masalah heteroskedastisitas

(8)

Tabel 5. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Dependent Variable: LOG(RESID^2)

Method: Panel Least Squares Date: 10/30/19 Time: 10:51 Sample: 1 160

Periods included: 33 Cross-sections included: 5

Total panel (unbalanced) observations: 160

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2,201614 0,356640 -6,173214 0,0000

LIQ_ 0,269656 0,422107 0,638834 0,5239

GROWTH_ 0,739511 0,416841 1,774084 0,0780

TANG_ 1,538140 1,107763 1,388510 0,1670

Sumber: Data diolah dengan Eviews 10

Hasil dari diatas dapat disimpulkan bahwa H0 diterima karena hasil probabilitas setiap variabel independen lebih besar dari alpha (0.5239; 0.0780; 0.1670 > 0.05), atau dengan kata lain nilai koefisien regresi variabel independen Likuiditas, Peluang Pertumbuhan dan Aset Berwujud tidak signifikan terhadap variabel dependen LOG(RESID^2), sehingga

data dalam model regresi ini dapat dikatakan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Uji Hipotesis Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas X1,X2,X3, dengan variabel terikat Y.

Tabel 3. Hasil Model Common Effect (CEM) Dependent Variable: DER_

Method: Panel Least Squares Date: 10/30/19 Time: 10:37 Sample: 1 160

Periods included: 33 Cross-sections included: 5

Total panel (unbalanced) observations: 160

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0,033906 0,092649 0,365963 0,7149

LIQ_ -1,368220 0,109657 -12,47733 0,0000

GROWTH_ -0,097455 0,108288 -0,899958 0,3695

TANG_ -1,987321 0,287779 -6,905729 0,0000

R-squared 0,512662 Mean dependent var -0,543093

Adjusted R-squared 0,503290 S.D. dependent var 0,858821

S.E. of regression 0,605277 Akaike info criterion 1,858420

Sum squared resid 57,15216 Schwarz criterion 1,935300

Log likelihood -144,6736 Hannan-Quinn criter. 1,889639

F-statistic 54,70217 Durbin-Watson stat 1,811915

Prob (F-statistic) 0,000000 Sumber: Data diolah dengan Eviews 10

Dari model Common Effect pada Tabel 3 di atas didapat koefisien determinasi R² (R-

square) antara LIQ, GROWTH dan TANG dengan DER adalah sebesar 0.512662, maka

(9)

nilai R adalah √0.512662= 0.9650. Angka 0.7160 menunjukkan bahwa terjadi hubungan kuat antara variabel independen dengan variabel dependen.

Uji Persamaan Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan arah pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil Tabel 3, didapat persamaan hasil regresi linier berganda yaitu sebagai berikut.

DER = 0,033906 -1,368220 LIQ – 0,097455 GROWTH -1,987321 TANG

Keterangan:

DER : Struktur Modal LIQ : Likuiditas

GROWTH : Peluang Pertumbuhan TANG : Aset Berwujud

α : Konstanta

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dianalisis pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu: Pertama, konstanta α sebesar 0.033906 menyatakan bahwa jika nilai dari Likuiditas, Peluang Pertumbuhan dan Aset Berwujud adalah konstan maka besar Struktur Modal (DER) adalah sebesar 0.033906. Kedua, nilai koefisien regresi Likuiditas memiliki hubungan negatif - 1,368220, artinya setiap perubahan 1 Likuiditas, maka Struktur Modal (DER) akan mengalami penurunan sebesar 1,368220, dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.

Ketiga, nilai koefisien regresi Peluang Pertumbuhan memiliki hubungan negatif - 0.097455, artinya setiap perubahan 1 nilai Peluang Pertumbuhan, maka Struktur Modal (DER) akan mengalami penurunan sebesar 0.097455, dalam hal ini faktor lain dianggap tetap. Keempat, nilai koefisien regresi Aset Berwujud memiliki hubungan negatif - 1.987321, artinya setiap perubahan 1 nilai Aset Berwujud, maka Struktur Modal (DER)

akan mengalami penurunan sebesar 1.987321, dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.

Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t)

Uji t yaitu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Pada tabel t-statistik yang terlampir pada lampiran dengan df = (n-k-1) = (160-3-1) = 156 dan derajat kebebasan sebesar 0.05 diperoleh nilai ttabel sebesar 1,9753.

Berdasarkan hasil pada tabel 12, uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi Likuiditas negatif sebesar - 1.368220, nilai tstatistic sebesar -12.47733 , dan nilai probabilitas tstatistic sebesar 0.0000 < 0.05, maka Likuiditas mempengaruhi dan signifikan negatif terhadap Struktur Modal (DER).

Berdasarkan hasil pada tabel 12, uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi Peluang Pertumbuhan negatif sebesar -0.097455, nilai tstatistic sebesar - 0.899958, dan nilai probabilitas tstatistic sebesar 0.3695 > 0.05, maka Peluang Pertumbuhan tidak mempengaruhi dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal (DER). Berdasarkan hasil pada tabel 12, uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi Aset Berwujud negatif sebesar -1.987321, nilai tstatistic sebesar -6.905729, dan nilai probabilitas tstatistic sebesar 0.0000 < 0.05, maka Aset Berwujud mempengaruhi dan singnifikan terhadap Struktur Modal (DER).

Uji Koefisien Regresi Bersama-Sama (Uji F) Untuk menguji signifikansi parameter regresi secara simultan digunakan uji statistik F. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamaan terhadap variabel terikat atau dependen. Pada tabel F statistik yang terlampir pada lampiran dengan df 1 = (k-1) = (4-1) = 3, df 2 = (n-k) = (160-4) = 156 diperoleh nilai Ftabel sebesar 2.66. Berdasarkan hasil uji statistik F, output regresi

(10)

menunjukkan nilai signifikansi 0.0000 < 0.05 (5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama Likuiditas, Peluang Pertumbuhan dan Aset Berwujud berpengaruh terhadap variabel Struktur Modal (DER).

Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui presentase variabel independent dan variabel dependen.

Berdasarkan nilai output pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai adjusted R- squared sebesar 0.5033 artinya secara bersama – sama variabel Likuiditas, Peluang Pertumbuhan dan Aset Berwujud mempunyai konstribusi menjelaskan Struktur Modal (DER) sebesar 50,33%, sedangkan sisanya sebesar 49,67% (100% - 50,33%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti atau tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan variabel independen LIQ, GROWTH dan TANG menggunakan program Eviews menggunakan data panel maka dapat ditentukan bahwa model yang terbaik adalah Common Effect Model (CEM). Pembahasan hasil penelitian terhadap masing-masing variabel secara parsial maupun simultan dapat diuraikan sebagai berikut:

Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal (DER)

Berdasarkan hasil uji t pada variabel Likuiditas terhadap Struktur Modal, dapat diketahui nilai terhadap Struktur Modal (DER) sebesar sebesar koefesien -1.368220, nilai tstatistic sebesar 12.47733. maka H1 diterima, artinya Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal (DER).

Hasil Penelitian ini sesuai yang dilakukan oleh (Serghiescu & Văidean, 2014) terhadap 20 perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bucharest Stock Exchange periode 2009-2011 menyatakan bahwa tingkat likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Kelebihan likuiditas pada perusahaan property dan real estate akan berpengaruh pada ketersediaan dana likuid (liquid fund) hal ini menyebabkan perusahaan tidak perlu lagi meminjam dana untuk menambah modal perusahaan. Jika perusahaan memiliki likuiditas tinggi, maka perusahaan akan memilih untuk menggunakan dana likuidnya untuk memenuhi kebutuhan modalnya.

Seperti pada penjelasan dari pecking order theory yang artinya bahwa sumber pembiayaan terbaik dalam rangka pertumbuhan perusahaan adalah didasarkan pada urutan preferensi pendanaan yang memiliki risiko yang terkecil, yaitu laba ditahan (retained earnings), utang (debt) dan penerbitan ekuitas baru. jika sebuah perusahaan memiliki tingkat likuiditas tinggi, maka perusahaan akan lebih sedikit menggunakan modal dari pinjaman.

Pengaruh Peluang Pertumbuhan terhadap Struktur Modal (DER)

Berdasarkan hasil uji t pada variabel Peluang Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal (DER), dapat diketahui nilai koefesien sebesar -0,097455, nilai tstatistic sebesar - 0,899958, maka H2 ditolak, artinya Peluang Pertumbuhan tidak mempengaruhi Struktur Modal (DER).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pao (2008) menemukan bahwa peluang pertumbuhan memiliki dampak yang tidak signifikan pada struktur modal untuk perusahaan teknologi tinggi.

Dalam penelitian ini saat sebuah perusahaan memilki peluang untuk tumbuh atau memperluas usahanya, tidak akan mempengaruhi keputusan struktur modalnya.

Karena saat perusahaan sudah sudah dapat tumbuh artinya perusahaan sudah memiliki dana tersedia untuk membangun usahanya.

Pengaruh Aset Berwujud terhadap Struktur Modal (DER)

Berdasarkan hasil uji t pada variabel Aset Berwujud terhadap Struktur Modal (DER),

(11)

dapat diketahui nilai koefesein -1,987321, nilai tstatistic sebesar -6,905729, maka H3 diterima, artinya Aset berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal (DER).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Akinlo (2011) menyatakan bahwa ukuran perusahaan dan tingkat likuiditas memiliki pengaruh positif dengan struktur modal sedangkan peluang pertumbuhan dan aset berwujud memiliki pengaruh negatif dengan struktur modal.

Dalam perusahaan property dan real estate di Indonesia, ketika perusahaan memiliki harta yang berwujud atau materil, yang dapat ditangkap dengan panca indra terutama mata dan dapat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung, dan lain- lain. Maka perusahaan tidak memerlukan lagi pendanaan dari pihak ketiga, yang artinya ketika sebuah perusahaan property dan real estate memiliki jumlah aset tetap yang tinggi maka perusahaan tidak membutuhkan pinjaman lagi untuk menambah aset. Dan bisa menggunakan aset tersebut untuk sumber pendaan tunai jika aset tetap tersebut dijual.

Pengaruh Likuiditas, Peluang Pertumbuhan dan Aset Berwujud secara Bersama-Sama terhadap Struktur Modal (DER)

Hasil uji regresi secara simultan menunjukkan pengaruh Likuiditas, Peluang Pertumbuhan dan Aset Berwujud dengan melakukan uji statistik F output model Common Effect di atas, output regresi menunjukkan nilai mempengaruhi 0,0000 <

0,05 (5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel Likuiditas, Peluang Pertumbuhan dan Aset Berwujud berpengaruh terhadap variabel Struktur Modal (DER).

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pertama tingkat likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan property

di Negara Indonesia. Kedua, peluang Pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan property di Negara Indonesia. Ketiga, variabel aset berwujud berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan property di Negara Indonesia. Ketiga, variabel likuiditas, Peluang Pertumbuhan dan Aset Berwujud Secara Bersama-sama berpengaruh signifikan positif Terhadap Struktur Modal perusahaan property di Negara Indonesia.

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat diberikan beberapa saran, yaitu pertama bagi perusahaan faktor-faktor yang berpengaruh meliputi likuiditas dan aset berwujud terhadap struktur modal agar menjadi perhatian bagi perusahaan. Kedua, bagi peneliti lanjutan diharapkan untuk menambah periode penelitian yang lebih panjang, dan membandingkan hasil penelitian di Indonesia dengan negara lain, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Ketiga, bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para investor dalam memutuskan dalam berinvestasi ke depannya.

REFERENSI

Akinlo, O. (2011). Determinants of capital structure : Evidence from Nigerian panel data. African Economic and Business Review, 9(1), 1–16.

Baskin, J. (1989). An empirical investigation of the pecking order hypothesis. Financial Management, 26–35.

Çekrezi, A. (2013). Impact of Firm Level Factors on Capital. European Journal of Sustainable Development, 2(4), 135–148.

Cuong, N. T., & Canh, N. T. (2012). The factors affecting capital structure for each group of enterprises in each debt ratio threshold: Evidence from Vietnam’s seafood processing enterprises.

International Research Journal of Finance and Economics, 94(November 2015), 23–

37.

(12)

Cuong, N. T., & Thang, N. H. (2015). Firm Characteristics and Capital Structure Decision : Evidence from Seafood Processing Enterprises in the South Central Region of Vietnam. International Journal of Finance & Banking Studies, 6(8), 69–85.

Karaye, Y. I., Nasidi, M., Amos, B., & Ibrahim, G. (2015). The determinants of capital structure of firms listed in Nigerian food/beverages and tobacco industry.

International Journal of Innovative Science, Engineering and Technology, 2(10), 800–812.

Mardiyati, U., Nur Utami, S. G., & Ahmad, G.

N. (2015). the Effect of Profitability, Liquidity, Leverage and Firm Size Toward Bond Rating on Non Financial Institution Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2014. JRMSI - Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 6(2), 579.

https://doi.org/10.21009/jrmsi.006.2.05 Modigliani, F., & Miller, M. H. (1963).

Corporate income taxes and the cost of capital: a correction. The American Economic Review, 53(3), 433–443.

Myers, S. C., & Majluf, N. S. (1984). Corporate financing and investment decisions when firms have information that investors do not have. Journal of Financial Economics, 13(2), 187–221.

Nadzirah, Yudiaatmaja, F., & Cipta, W. (2015).

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, 4(6), 1–19.

Pao, H. T. (2008). A comparison of neural network and multiple regression analysis in modeling capital structure. Expert Systems with Applications, 35(3), 720–

727.

https://doi.org/10.1016/j.eswa.2007.07.

018

Pratheepan, T., & Weerakon Banda, Y. K.

(2016). The Determinants of Capital Structure: Evidence from Selected Listed Companies in Sri Lanka. International Journal of Economics and Finance, 8(2), 94. https://doi.org/10.5539/ijef.v8n2p94 Serghiescu, L., & Văidean, V.-L. (2014).

Determinant Factors of the Capital Structure of a Firm- an Empirical Analysis. Procedia Economics and Finance, 15(14), 1447–1457.

https://doi.org/10.1016/s2212- 5671(14)00610-8

Singh, D. (2016). International Journal of Economics and Financial Issues A Panel Data Analysis of Capital Structure Determinants: An Empirical Study of Non-Financial Firms in Oman.

International Journal of Economics and Financial Issues, 6(4), 1650–1656.

Retrieved from

http:www.econjournals.com

Sugiyono, L. P., & Christiawan, Y. J. (2013).

Analisa Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas pada Industri Ritel yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012. Bussiness Accounting Review, 1(2), 298–305.

Referensi

Dokumen terkait