• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Development of lkpd based on ethnomathematics kain tenun Sambas motifs to facilitate students' ability to understand mathematical concepts

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Development of lkpd based on ethnomathematics kain tenun Sambas motifs to facilitate students' ability to understand mathematical concepts"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Wahana publikasi karya tulis ilmiah di bidang pendidikan matematika p-issn: 2459-9735 e-issn: 2580-9210 http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/matematika

CITATION FORMATS: Andriani, S., Prihatiningtyas, N. C., & Mariyam, M. (2023). Development of lkpd based on ethnomathematics kain tenun Sambas motifs to facilitate students’ ability to understand mathematical concepts. Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan Matematika, 9(2), 143-155. https://doi.org/10.29407/jmen.v9i2.20436

Development of LKPD Based on Ethnomathematics Kain Tenun Sambas Motifs to Facilitate Students' Ability to Understand Mathematical Concepts

Selvy Andriani1*, Nindy Citroresmi Prihatiningtyas2, Mariyam3

1,2,3 STKIP Singkawang, Jl. STKIP Kelurahan Naram, Singkawang Utara ; Kota/Kabupaten, :

Kota Singkawang - Prop. Kalimantan Barat - Indonesia

E-mail: 1*[email protected] , 2[email protected] ,

3[email protected]

Article received : June 25, 2023, article revised : November 17, 2023, article Accepted: November 18, 2023.

* Corresponding author

Abstract : This study aims to: 1) find out the results of needs analysis in developing LKPD; 2) find out the results of the development of LKPD; 3) determine the feasibility of LKPD in terms of validity, practicality and effectiveness. The research method used is Research and Development with the ADDIE development model. The LKPD test subjects were 24 students at SMP N 1 Selakau Timur. Data analysis techniques using validity, practicality and effectiveness analysis. The results of the study show that: 1) the results of the needs analysis on LKPD, a) the analysis of students' needs shows that teachers and students want teaching materials that can help in learning mathematics. b) curriculum analysis shows that the resulting LKPD is adapted to the 2013 curriculum.

c) material analysis shows that the developed LKPD is rectangular material integrated with culture; 2) the results of the development of the LKPD resulted in 2 forms of design, (a) the first design/initial draft was the initial draft of the LKPD which was the result of the researcher's study. (b) The second design is the result of a revision of the initial draft based on expert validation and student readability tests. 3) LKPD Feasibility results, namely a) LKPD is declared valid because it obtains an average value of 50 with valid information, b) LKPD is declared practical based on the results of students' responses to the use of LKPD by obtaining an average response value of 50.21 with information the response was very good, c) the LKPD was declared effective because it obtained a mastery score in learning mathematics above the KKM (Minimum Completeness Criteria).

Keywords : LKPD, Ethnomathematics, Sambas Weaving, ADDIE Model, Understanding Concepts.

Pengembangan LKPD Berbasis Etnomatematika Motif Kain Tenun Sambas untuk Memfasilitasi Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui hasil analisis kebutuhan dalam pengembangan LKPD berbasis etnomatematika; 2) mengetahui hasil pengembangan LKPD berbasis etnomatematika; 3) mengetahui kelayakan LKPD ditinjau dari kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development dengan model pengembangan ADDIE. Subjek uji coba LKPD adalah peserta didik SMP N 1 Selakau Timur sebanyak 24 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) hasil analisis kebutuhan terhadap LKPD, a) analisis kebutuhan siswa menunjukkan bahwa guru dan peserta didik menginginkan bahan ajar yang dapat membantu dalam belajar metematika. b) analisis kurikulum menunjukkan bahwa LKPD yang dihasilkan disesuaikan dengan kurikulum 2013. c) analisis materi menunjukkan LKPD berbasis etnomatematika yang dikembangkan yaitu materi segi empat yang diintegrasikan dengan kebudayaan; 2) hasil pengembangan LKPD mengahasilkan 2 bentuk desain, (a) desain pertama/draf awal merupakan rancangan awal LKPD berbasis etnomatematika yang merupakan hasil pengkajian peneliti. (b)Desain kedua merupakan hasil revisi dari draf awal yang didasarkan pada validasi ahli dan uji keterbacaan peserta didik. 3) hasil Kelayakan LKPD berbasis etnomatematika yaitu a) LKPD

(2)

berbasis etnomatematika dinyatakan valid karena memperoleh nilai dengan rata-rata 50 dengan keterangan valid, b) LKPD berbasis etnomatematika dinyatakan praktis berdasarkan hasil respon peserta didik terhadap penggunaan LKPD berbasis etnomatematika dengan memperoleh nilai rata-rata hasil respon sebesar 50,21 dengan keterangan respon sangat baik, c) LKPD dinyatakan efektif karena memperoleh nilai ketuntasan pembelajaran matematika diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Kata Kunci : LKPD, Etnomatematika, Tenun Sambas, Model ADDIE, Pemahaman Konsep.

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, seperti pada perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), perdagangan, industri dan lain sebagainya. Dalam bidang matematika terdapat istilah hard skills matematika. Menurut Hendriana (2017) jenis hard skills diklasifikasikan menjadi 8 jenis, salah satunya adalah kemampuan pemahaman konsep matematis. Kemampuan pemahaman konsep merupakan suatu landasan yang sangat penting untuk bisa mencapai kognitif lainnya.

Pentingnya kemampuan pemahaman konsep tercantum dalam tujuan pembelajaran matematika yaitu memiliki pengetahuan untuk memahami dan menerapkan konsep (Permendikbud, 2016). Selain pentingnya pemahaman konsep dalam pembelajaran, pemahaman konsep juga sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari (Anjarwati, E. D., dkk. 2020). Agar mereka tidak hanya dapat menjawab soal-soal rutin dan prosedural saja, akan tetapi siswa juga dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari mereka (Sianturi, 2017).

Namun kenyataannya kemampuan pemahaman konsep masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauziah et al., (2021) menunjukkan bahwa dari 18 siswa yang menjadi sampel kemampuan pemahaman konsep matematis berdasarkan kriteria penilaian tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah menunjukkan hasil kemampuan pemahaman konsep matematis masih tergolong rendah dengan persentase 39%, kriteria tinggi dengan persentase 17%, sedang dengan persentase 33%, dan sangat rendah dengan persentase 11%. Selain itu, rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa ditemui peneliti saat melakukan prariset di kelas VII D SMP Negeri Selakau Timur materi segi empat menunjukkan bahwa dari 30 siswa yang menjadi sampel terdapat 54% siswa tidak paham dalam menyatakan ulang konsep, 74% siswa belum bisa mengklasifikasikan objek-objek menurut sifatnya dan 81% siswa belum bisa mengaplikasikan konsep atau alogaritma.

Salah satu rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh sumber belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Berlian (2021) fakor yang membuat rendahnya hasil belajar siswa yaitu sumber belajar yang digunakan oleh pendidik. Pentingnya bahan ajar dalam pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mempermudah atau membantu pendidik dalam menyampaikan berbagai bahan atau materi pelajaran serta dapat membantu siswa dalam memperoleh informasi dan memahami suatu materi (Angko & Mustaji, 2013). Pentingnya bahan ajar sebagai alat penunjang keberhasilan dalam pembelajaran mengharuskan pendidik menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku Akbar (2013). Hal ini sesuai dengan Permendiknas 2013 tentang standar isi, yang antara lain mengatur tentang

(3)

perencanaan proses pembelajaran menegaskan bahwa pendidik pada satuan pendidikan harus mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru matematika menyatakan bahwa bahan ajar yang digunakan adalah buku paket dan LKPD. Secara isi untuk buku paket yang digunakan pendidik dalam pelajaran matematika cukup baik karena disetiap awal materi disajikan ilustrasi yang relevan dengan kehidupan siswa. Namun, untuk memahami ilustrasi tersebut proses pemikiran siswa belum secara khusus diarahkan dalam tahapan, mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan, seperti yang disarankan kurikulum 2013. Hal tersebut berdampak pada proses siswa dalam memahami materi atau konsep yang pada akhirnya siswa kesulitan dalam memahami permasalahan.

Sehingga guru memerlukan buku penunjang lainnya yang dapat membimbing anak dalam memahami masalah yang disajikan. Salah satu buku penunjang yang dapat digunakan yaitu LKPD. LKPD efektif dalam mendukung pemahaman siswa karena memberikan latihan langsung, meningkatkan keterampilan kognitif, memungkinkan pembelajaran mandiri, dan mendukung interaksi sosial (Misnawi, 2014; Pertiwi et al., 2020). Dengan menyajikan tugas yang memerlukan pemikiran mendalam, LKPD membantu siswa mengasah keterampilan dan menerapkan konsep secara lebih baik. Kemampuan LKPD untuk disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa juga meningkatkan kemandirian belajar mereka. Dukungan visual yang disediakan oleh LKPD, seperti grafik dan diagram, juga memfasilitasi pemahaman siswa yang belajar melalui pemrosesan visual (Abdurrahman et al., 2014; Sari et al., 2019; Wildani et al., 2020). Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Zalzabella et all (2023) yaitu LKPD dapat membantu siswa dalam memahami masalah matematika. Namun, pada LKPD yang digunakan belum memenuhi kriteria bahan ajar yang baik karena pada awal pendalaman materi ilustrasi yang diberikan tidak berkaitan atau tidak relevan dengan kehidupan siswa.

Agar masalah tersebut tidak terjadi, perlu dilakukan suatu cara agar dapat menyelesaikan masalah kemampuan pemahaman konsep. Salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengembangkan bahan ajar berupa LKPD berbasis etnomatematika sekaligus memfasilitasi kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik (National Countil of Teachers of Mathematics. 2000). Materi yang akan dijadikan kompetensi dasar dalam pengembangan LKPD adalah segi empat yang diintegritaskan dengan budaya sambas. Menurut Ayuningtyas & Setiana (2019) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis budaya dapat memungkinkan guru dan siswa berpartisipasi aktif melalui budaya yang sudah mereka kenal, sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal. Selain itu, materi ini juga cocok untuk penyajian soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 untuk keterlibatan budaya dalam pembelajaran disekolah dengan tujuan supaya siswa menjadi manusia berkarakter serta melestarikan budaya Amelia (2021). Oleh karena itu, LKPD yang dikembangkan adalah LKPD berbasis motif kain tenun sambas yang diharapkan dapat memfasilitasi kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik.

(4)

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE yaitu analysis (analisis), design (perencangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi). Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Selakau Timur. Pada tahap Analysis merupakan tahap dimana peneliti menganalisis perlunya pengembangan bahan ajar yang meliputi analisis kebutuhan, analisis kurikulum dan analisis materi. Tahap Design merupakan tahap perancangan LKPD meliputi pemilihan format, menentukan kompetensi khusu, aplikasi pembuatan dan perancangan awal. Tahap Development merupakan tahap realisasi produk meliputi validitasi isi dan uji keterbacaan.

Tahap Implementation merupakan tahap penujian LKPD berbasis etnomatematika meliputi uji coba produk, angket respon dan soal posttest. Serta tahap Evaluation merupakan tahap untuk melakukan evaluasi pengembangan. Data yang digunakan berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan analisis kevalidan, analisis kepraktisan dan analisis keefektifan.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Adapun hasil dari setiap tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Analisis (Analysis)

a) Analisis kebutuhan guru dan peserta didik, hasil analisis kebutuhan guru dan peserta didik mengatakan bahwa bahan ajar yang digunakan guru maupun peserta didik dalam menunjang proses pembelajaran menggunakan buku paket dan LKPD.

Selain itu guru juga membutuhkan bahan ajar yang dapat membantu meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik serta guru belum pernah melakukan pembelajaran dengan mengintegrasikan budaya kedalam materi pembelajaran. peserta didik membutuhkan pembelajaran matematika yang lebih menarik dan bermakna, terkait dengan konteks kehidupan sehari-hari mereka.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru dan peserta didik menunjukkan bahwa pengembangan LKPD berbasis etnomatamatika dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. LKPD berbasis etnomatematika dapat memberikan pembelajaran matematika yang lebih menarik dan bermakna, terkait dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.

b) Analisis kurikulum, hasil analisis kurikulum yang berlaku di SMP N 1 Selakau Timur adalah Kurikulum 2013. kurikulum 2013 juga menuntut pengintegrasian nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya menguasai pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menjadi individu yang memiliki identitas nasional yang kuat. Dengan memperhatikan tuntutan kurikulum 2013 tersebut, peneliti mengembangan sebuah bahan ajar berupa LKPD

(5)

berbasis etnomatematika motif kain tenun sambas yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

c) Analisis Materi, adapun materi yang akan digunakan dalam pengembangan LKPD berbasis etnomatematika adalah segi empat. Materi segi empat tersebut diintegrasikan dengan budaya sambas yaitu motif kain tenun sambas

2. Tahap Desain (Design)

a) Pemilihan format, adapun pemilihan format meliputi pemilihan jenis huruf, spasi antar baris dan ukuran kertas.

b) Membuat rancangan LKPD berbasis etnomatematika, peneliti membuat draf awal LKPD berbasis etnomatematika dengan beberapa referensi buku diantaranya Buku Matematika Kelas VII Semester II Karya Abdur Rahman As’ari, dkk, Modul Matematika Bangun Datar Segi Empat karya Dian Nafisa serta Jurnal Variable tentang Ekplorasi Etnomatematika dalam Motif Kain Lunggi Sambas Kalimantan Barat dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Matematika. Penyusunanan draf awal disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik dan guru, analisis kurikulum dan analisis materi. Berikut ini adalah contoh LKPD berbasis etnomatematika yang telah dibuat.

3. Tahap Pengembangan (Development)

a) Validasi LKPD berbasis etnomatematika, dalam tahap ini LKPD berbasis etnomatematika divalidasi oleh validator ahli dimana peneliti meminta bantuan kepada dua orang dosen pendidikan matematika STKIP Singkawang dan satu orang guru matematika SMP Negeri 1 Selakau Timur.

b)

Tabel 1. Hasil validasi ahli

Validator Skor Validasi Keterangan

1 51 Sangat valid

2 48 Valid

3 56 Sangat valid

Rata-rata 51,6 Valid

(6)

Berdasarkan hasil perhitungan skor validasi diperoleh nilai rata-rata 51,6 dengan keterangan sangat valid, artinya LKPD dapat dipergunakan.

c) Revisi, setelah validasi peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan saran dari validator. Diantaranya saran yang diberikan validator mengenai soal tes yaitu menambahkan satu soal pada indikator memberikan contoh atau kontra contoh, menambahkan representasi pada soal pada indikator menyajikan konsep dalam berbagai representasi serta kalimat yang digunakan dalam kunci jawaban harus jelas dan lengkap. Oleh karena itu peneliti menambahkan satu soal dengan meminta contoh atau kontra contoh, menyertakan representasi visual dalam beberapa pertanyaan, dan memastikan kunci jawaban lebih jelas dan lengkap.

Revisi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tes dan memastikan bahwa instrumen tersebut dapat mengukur pemahaman dengan lebih baik.

d) Uji keterbacaan, dilihat dari segi kalimat, gambar ataupun simbol.

Tabel 2 hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis

No Subjek

SKOR BUTIR SOAL 𝑥12

𝑥22

𝑥32

𝑥42 Y

𝑥1. 𝑦

𝑥2. 𝑦 𝑥3. 𝑦

𝑥4. 𝑦

𝑌2

1 2 3 4

𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4

1 A-1 2 2 2 2 4 4 4 4 8 16 16 16 16 64

2 A-2 2 2 2 2 4 4 4 4 8 16 16 16 16 64

3 A-3 1 2 2 2 1 4 4 4 7 7 14 14 14 49

4 A-4 2 3 1 2 4 9 1 4 8 16 24 8 16 64

5 A-5 2 1 2 1 4 1 4 1 6 12 6 12 6 36

6 A-6 3 1 3 2 9 1 9 4 9 27 9 27 18 81

7 A-7 1 2 2 1 1 4 4 1 6 6 12 12 6 36

8 A-8 2 4 3 2 4 16 9 4 11 22 44 33 22 121

9 A-9 2 1 1 2 4 1 1 4 6 12 6 6 12 36

10 A-10 3 4 2 3 9 16 4 9 12 36 48 24 36 144

11 A-11 3 4 3 2 9 16 9 4 12 36 48 36 24 144

12 A-12 3 4 3 3 9 16 9 9 13 39 52 39 39 169

13 A-13 2 2 2 2 4 4 4 4 8 16 16 16 16 64

14 A-14 1 2 1 2 1 4 1 4 6 6 12 6 12 36

15 A-15 2 2 2 3 4 4 4 9 9 18 18 18 27 81

16 A-16 2 1 2 3 4 1 4 9 8 16 8 16 24 64

17 A-17 3 3 2 2 9 9 4 4 10 30 30 20 20 100

18 A-18 2 4 2 2 4 16 4 4 10 20 40 20 20 100

19 A-19 2 4 3 3 4 16 9 9 12 24 48 36 36 144

20 A-20 3 1 2 1 9 1 4 1 7 21 7 14 7 49

21 A-21 1 3 1 1 1 9 1 1 6 6 18 6 6 36

Jumlah 44 52 43 43 102 156 97 97 782 402 492 395 393 1682

(7)

4. Tahap Implementasi (Implementation)

a) Kepraktisan, kepraktisan diperoleh dari hasil angket respon peserta didik yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Selakau Timur sebanyak 21 siswa dan 2 guru terhadap penggunaan LKPD berbasis etnomatematika. Berdasarkan hasil perhitungan angket respon peserta didik yang menjadi subjek uji coba LKPD berbasis etnomatematika diperoleh hasil dengan nilai rata-rata 50,21 dengan keterangan respon baik, hal ini berarti bahwa LKPD berbasis etnomatematika dapat digunakan dan membantu dalam pembelajaran karena mendapatkan respon yang baik bagi peserta didik.

b) Keefektifan, keefektifan LKPD berbasis etnomatematika diperoleh dari hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik pada materi segi empat.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = 2, 558 dan ttabel = 1,714 dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa thitung > ttabel (2,588 > 1,714), artinya hipotesis Ha diterima yaitu rata-rata post-test peserta didik lebih dari 70 (diatas nilai KKM) dengan ketuntasan pembelajaran sebesar 75% sehingga LKPD berbasis etnomatematika motif kain tenun sambas yang dikembangkan dapat memfasilitasi kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Tahap evaluasi pada model ADDIE ada dua macam yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Pada penelitian ini hanya menggunakan evaluasi formatif saja, hal ini dikarenakan disuaikan dengan proses pengembangan yaitu untuk melihat kelayakan produk yang dibuat. Tahap evaluasi dilakukan oleh peneliti mengacu pada revisi tahap- tahap sebelumnya, termasuk revisi oleh validator yang berupa saran atau masukan untuk memperbaiki LKPD berbasis etnomatematika sehingga menjadi lebih bagus atau layak digunakan sebagai media pembelajaran (Andriani, 2011; Arikunto, 2018).

B. Pembahasan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu untuk mengetahui analisis kebutuhan, kedua mengetahui hasil pengembangan dan ketiga mengetahui kelayakan LKPD berbasis etnomatematika motif kain tenun sambas untuk memfasilitasi kemampuan pemahaman konsep matematis yang di tinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE. Menurut Sugiyono (2015) proses pengembangan ADDIE yaitu analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation) dan evaluasi (evaluation).

1. Analisis Kebutuhan LKPD Berbasis Etnomatematika Motif Kain Tenun Sambas

Tahap analisis (analysis), dalam tahap ini terdiri dari analisis kebutuhan guru dan peserta didik, analisis kurikulum, dan analisis materi. Tahap ini merupakan tahap mencari permasalahan yang ada di tempat penelitian yaitu SMP N 1 Selakau Timur,

(8)

sehingga peneliti dapat menentukan produk LKPD berbasis etnomatematika seperti apa yang harus dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang ada di sekolah tersebut.

2. Rancangan awal LKPD Berbasis Etnomatematika Motif Kain Tenun Sambas

Dalam tahap ini peneliti menyusun draft awal LKPD berbasis etnomatematika yang disesuaikan dengan hasil pendefenisian yang dilakukan oleh peneliti dan masalah yang ditemukan peneliti. Menurut pendapat Sari et al (2019) menyatakan bahwa tujuan dari tahap perancangan (design) yaitu untuk merancang suatu format lembar kegiatan peserta didik untuk pembelajaran yang secara utuh menggambarkan keseluruhan isi materi yang tercakup dalam bahan ajar serta urutan penyajian.

Langkah awal dalam membuat LKPD berbasis etnomatematika yaitu dengan perancangan atau menyusun kerangka LKPD berbasis etnomatematika terlebih dahulu dengan menentukan pemilihan format (jenis huruf, spasi antar baris dan ukuran kertas). Selanjutnya menentukan sistematika penyajian materi yang meliputi Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), materi pelajaran, dan daftar pustaka.

Menurut Wulandari & Sutriyono. (2018) penyajian materi yang ada dalam LKPD berbasis etnomatematika berasal dari referensi yang sudah disusun dan berdasarkan pada sumber yang telah terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Adapun referensi yang pertaman milik Cahya & Siregar (2023), pengembangan LKPD berbasis PBL bernuansa Etnomatematika, Buku Mengenal Kabupaten Sambas karya Hijriah et al (2017), Purnama et al (2020) Ekplorasi Etnomatematika dalam Motif Kain Lunggi Sambas Kalimantan Barat dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Matematika.

Panjaitan et al (2021) Eksplorasi Etnomatematika Kain Tenun Songket Suku Melayu Sambas. Iqbal et al (2020) Peristilahan Motif Kain Tenun Lunggi Pada Masyarakat Melayu Dusun Semberang Kabupaten Sambas.

3. Kelayakan LKPD Berbasis Etnomatematika Motif Kain Tenun Sambas

Tahap pengembangan (development) merupakan tahap yang dilakukan setelah tahap desain dan sudah terbentuk produk awal (draf awal). Kemudian setelah menghasilkan produk LKPD berbasis etnomatematika tersebut selanjutnya dilakukan validasi. Dalam validasi peneliti melakukan validasi LKPD melibatkan tiga orang validator yaitu dua orang dari dosen pendidikan matematika STKIP singkawang dan satu orang dari guru matematika SMP N 1 Selakau Timur. Sejalan dengan pendapat Nurafni et al (2020) menyatakan bahwa tahap pengembangan dimulai dari validasi instrumen dan validasi produk oleh validator. Kegiatan ini untuk menghasilkan draf bahan ajar yang telah di revisi berdasarkan masukan para ahli sehingga dapat diuji cobakan kepada peserta didik (Sudarsana et al., 2020; Nurul, 2021).

Cara mengisi lembar intrumen validasi yang diadopsi oleh peneliti dari peneliti terdahulu yaitu Citoresmi et al., (2016) yang dilihat berdasarkan materi, desain dan bahasa yang digunakan. Setelah validator mengisi lembar validasi, kemudian hasil

(9)

penilain dari validator dikonversikan. Hasil validasi menentukan kelayakan LKPD berbasis etnomatematika yang ditinjau dari aspek kevalidan. Adapun hasil validasi dari ketiga validator memperoleh skor rata-rata sebesar 50 dengan keterangan valid karena LKPD berbasis etnomatematika sudah memuat unsur etnomatematika dan dinyatakan dapat memfasilitasi kemampuan pemahaman konsep. Setelah melakukan validasi, selanjutnya peneliti melakukan uji keterbacaan dengan peserta didik. Tujuan dilakukannya uji keterbacaan untuk melihat kejelasan baik dari kalimat, simbol maupun gambar dari LKPD berbasis etnomatematika yang dibuat. Dalam uji keterbacaan ini peneliti melibatkan tiga orang peserta didik.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis etnomatematika yang telah divalidasi selanjutnya akan diimplementasikan (implementation) kepada subjek uji coba yaitu kelas VII SMP N 1 Selakau Timur. Hal yang pertama dilihat setelah penggunaan LKPD berbasis etnomatematika adalah respon dari peserta didik. Cara mendapatkan respon peserta didik yaitu dengan memberikan angket yang sebelumnya telah diadopsi oleh peneliti dari (Citroresmi et al., 2016; Afkar & Hartono, 2017). Untuk angket respon peserta didik terdiri dari 11 indikator penilaian dengan 14 item pernyataan. Adapun hasil dari respon perserta didik terhadap kepraktisan LKPD berbasis etnomatematika motif kain tenun sambas memperoleh skor sebesar 50,21 dengan keterangan respon baik. Hal ini berarti bahwa LKPD berbasis etnomatematika yang dibuat praktis karena mendapat respon yang baik dari peserta didik selain itu LKPD berbasis etnomatematika ini memungkinkan peserta untuk belajar matematika dengan cara yang lebih kontekstual dan relevan dengan budaya dan kehidupan sehari-hari sehingga dapat membantu peserta didik lebih mudah memahami konsep matematika karena mereka dapat mengaitkan dengan pengalaman nyata dan membuat pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa sehingga mereka lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar. Pendapat ini didukung oleh penelitian Roliza et al. (2018), yang menyatakan bahwa LKPD berbasis etnomatematika praktis didapatkan dari data respon yang diberikan peserta didik dengan kategori baik.

Selanjutnya, setelah LKPD berbasis etnomatematika dinyatakan valid dan praktis, maka peneliti akan melihat aspek keefektifan (Widodo, 2017; Noprinda et al.

2019). Sejalan dengan Hidayati et al (2021), menyatakan bahwa keefektifan LKPD berbasis etnomatematika dilihat dari uji ketuntasan kompetensi atau hasil belajar peserta didik. Dalam penelitian ini keefektifan diperoleh dari hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis. Soal tes terdiri dari empat soal yang mengandung indikator kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, memberikan contoh atau kontra contoh, menyajikan konsep dalam berbagai representasi dan mengaplikasikan konsep atau alogaritna dalam pemecahan masalah. Dari hasil 24 orang peserta didik yang mengerjakan soal post- test terdapat 6 orang yang mendapatkan nilai dibawah KKM sedangkan 18 orang peserta didik mendapatkan nilai diatas KKM. Secara keseluruhan, berdasarkan hasil

(10)

uji ketuntasan menyatakan bahwa nilai rata-rata post-test peserta didik lebih dari KKM, dan persentase ketuntasan mencapai 75%. Maka dari itu LKPD berbasis etnomatematika yang dikembangkan efektif dalam pembelajaran, karena setelah penggunaan LKPD kemampuan pemahaman konsep peserta didik lebih baik dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar matematika karena memberikan relevansi dengan kehidupan sehari-hari dan budaya mereka. Karena LKPD berbasis etnomatematika efektif, maka LKPD yang dikembangkan dapat memfasilitasi kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Pendapat ini didukung penelitian menurut Novitasari et al (2021) menyatakan bahwa LKPD berbasis etnomatematika sudah efektif, maka dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis etnomatematika yang dikembangkan dapat digunakan didalam kelas untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis peserta didik

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis etnomatematika yang dikembangkan untuk pembelajaran matematika kelas VII pada materi segi empat mampu memenuhi kebutuhan guru dan peserta didik. Analisis kebutuhan menunjukkan adanya keinginan akan bahan ajar yang menarik dan relevan dengan konteks budaya serta kehidupan sehari-hari. LKPD berbasis etnomatematika ini juga disesuaikan dengan tuntutan kurikulum 2013, dengan materi yang diintegrasikan secara kreatif dengan kebudayaan. Proses pengembangan melibatkan dua tahap desain, yang pertama sebagai rancangan awal berdasarkan analisis peneliti dan yang kedua sebagai hasil revisi setelah melalui validasi ahli dan uji keterbacaan peserta didik.

Hasil validasi ahli mengindikasikan peningkatan dalam unsur etnomatematika dalam LKPD berbasis etnomatematika. Kelayakan LKPD berbasis etnomatematika dinilai dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Dalam hal kevalidan, LKPD berbasis etnomatematika dianggap valid dengan nilai rata-rata 50 dari validasi ahli. Dari segi kepraktisan, LKPD mendapatkan respon baik dari peserta didik dengan nilai rata-rata 50,21, menandakan keterbacaan yang memadai. Selain itu, LKPD berbasis etnomatematika juga terbukti efektif dengan mencapai nilai ketuntasan pembelajaran matematika di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis etnomatematika ini layak digunakan sebagai alat bantu dalam memfasilitasi kemampuan pemahaman konsep matematis kelas VII pada materi segi empat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. S., & Garba, I. M. (2014). The impact on motivation on students’ academic achievement in Kebbi state junior secondary school mathematics. International Journal of Advance Research, 2(12), 1-15.

(11)

Afkar, A., & Hartono, Y. (2017). Peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penggunaan lembar kerja peserta didik (LKPD) pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Jatirejo 1. Jurnal Penelitian Pembelajaran IPS, 4(1), 51-61.

Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Amelia, I. S. (2021). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Potensi Lokal Kelas X Sma Negeri 1 Air Naningan Kabupaten Tanggamus (Doctoral dissertation, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan).

Andriani, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: PT. diva Press

Angko, N., & Mustaji. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Dengan Model ADDIE untuk Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 SDS Mawar Sharon Surabaya. Jurnal KWANGSAN Vol. 1(1), 1-15. DOI: https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v1n1.p1--15

Anjarwati, E. D., Anjariyah, D., & Putri, R. O. E. (2020). Kajian Pemahaman Konsep Peserta didik Dalam Menyelesaikan Soal Matematika. Repository: Universitas Islam Majapahit.

Arikunto, S. (2018). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Ayuningtyas, A.D., & Setiana, D.S. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Etnomatematika Kraton Yogyakarta. Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 8(1), 11-19.

Berlian, M. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Etnomatematika Dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Negeri 08 Kaur. Repository: Skripsi, IAIN Bengkulu

Cahya, N., & Siregar, B. H. (2023). Pengembangan LKPD Berbasis PBL Bernuansa Etnomatematika untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(3), 3229-3243.

DOI: https://doi.org/10.31004/cendekia.v7i3.2923

Citroresmi, N., Sugianto, & Suratman, D. (2016). Pengembangan Modul Matematika Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Penyelesaian Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis Peserta didik. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 5(4). 1-13.

DOI: http://dx.doi.org/10.26418/jppk.v5i4.14866

Fauziah, S. R., Rismen, S., & Lovia, L. (2021). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa di Era New Normal. Journal of Mathematics Education and Applied, 1(1), 45-52. DOI: http//dx.doi.org/10.30983/lattice.v1i1.4744

Hendriana, H., Rohaeti, E. E., Soermarmo, U. (2017) Hard Skills dan Soft Skill Matematik Siswa.

Bandung: PT Rafika Aditama

Hidayati, A., Nofiah, W., & Setiawati, S. (2021). Kepraktisan dan keefektifan lks bercirikan pendekatan saintifik pada materi matriks. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 4(1), 54-60.

(12)

Hijriah, A., Purwiati, H., & Winarti, E. (2017). Mengenal Kabupaten Sambas.

Iqbal, M., Patriantoro, P., & Amir, A. Peristilahan motif kain lunggi pada masyarakat melayu dusun semberang kabupaten sambas. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 8(9), 1-9. DOI: http://dx.doi.org/10.26418/jppk.v8i9.35692

Misnawi. 2014. Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III SD. Jurnal Pendidikan UMSIDA Vol. 3, No. 1: 45-53.

National Countil of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and Standards for Schools Mathematics. Reston. VA.

Noprinda, C. T., & Soleh, S. M. (2019). Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis higher order thinking skill (HOTS). Indonesian Journal of Science and

Mathematics Education, 2(2), 168-176.

DOI: http://dx.doi.org/10.24042/ijsme.v2i2.4342

Novitasari, D., Trisnowali, A., Hamdani, D., Junaidi, J., & Arifin, S. (2021). Pengembangan Lkpd Berbasis Geogebra Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika. Jurnal Edukasi dan Sains Matematika (JES-MAT), 7(1), 1-16. DOI: https://doi.org/10.25134/jes- mat.v7i1.3916

Nurafni, A., Pujiastuti, H., & Mutaqin, A. (2020). Pengembangan bahan ajar trigonometri berbasis kearifan lokal. Journal of Medives: Journal of Mathematics Education IKIP

Veteran Semarang, 4(1), 71-80.

DOI: https://doi.org/10.31331/medivesveteran.v4i1.978

Nurul, H. (2021). Pengembangan E-LKPD Berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) Berbantuan Aplikasi Construct 2 Pada Peserta Didik Kelas X SMAN 12 Bandar Lampung. Repository : Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Panjaitan, S., Hartoyo, A., & Fitriawan, D. (2021). Eksplorasi Etnomatematika Kain Tenun Songket Suku Melayu Sambas. Jurnal AlphaEuclidEdu, 2(1), 19-31.

Pertiwi, P., Handoko, H., & Toheri, T. (2020). Pengaruh penerapan meaningful learning berbantuan LKPD bertema terhadap pemahaman konsep matematika dan kemampuan metakognitif peserta didik. Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan Matematika, 6(2), 127- 137. https://doi.org/10.29407/jmen.v6i2.14464

Purnama, R., Utami, C., & Prihatiningtyas, N. C. (2020). Ekplorasi Etnomatematika dalam Motif Tenun Kain Lunggi Sambas Kalimantan Barat dan Ilmplikasinya terhadap Pembelajaran Matematika. Variabel, 3(1), 36-48.

Roliza, E., Ramadhona, R., & Rosmery, L. (2018). Praktikalitas lembar kerja siswa pada pembelajaran matematika materi statistika. Jurnal Gantang, 3(1), 41-45.

(13)

Sari, K., Sujarwanta, A., & Sutanto, H. (2019). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Pembelajaran Biologi Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi Ekosistem MTs Kelas VII. Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO, 4(1), 63-72. DOI: http://dx.doi.org/10.24127/jlpp.v4i1.1092

Sianturi, J. L. (2017) Pengembangan LKPD Dengan Menggunakan Teori Brunner Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematik Peserta Didik SMP Pada Materi Bentuk Aljabar. Repository: Skripsi, UNIMED

Sudarsana, K. N. A., Antara, P. A., & Dibia, I. K. (2020). Kelayakan Instrumen Penilaian Keaktifan

Belajar PPKn. MIMBAR PGSD Undiksha, 8(2), 150–

158. https://doi.org/10.23887/jjpgsd.v8i2.24934

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Widodo, S. (2017). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan Penyelesaian Masalah Lingkungan Sekitar Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26(2), 189-204.

Wildani, J., Triyana, I. W., & Mahmudah, W. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Literasi Matematis Pada Materi Statistika. AKSIOMA : Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 11(1), 141–150. https://doi.org/10.26877/aks.v11i1 .3779 Wulandari, Y., & Sutriyono, S. (2018). Deskripsi Pemahaman Konsep Bangun Datar oleh Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 03 Salatiga Berkemampuan Rendah. Maju, 5(2), 76-87.

Zalsabella, M. P., Maharani, S., & Darmadi, D. (2023). Pengembangan E-LKPD Berbasis Diskursus Multi Representasi untuk Melatih Kemampuan Berpikir Abstrak pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 12(3), 2807.

Referensi

Dokumen terkait