MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ONLINE MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Harrys Velle Huwae, Juliana Selvina Molle, Novalin C Huwaa. PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DI LEMBAGA KOPERASI DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA OPERASI PENGHITUNGAN BENTUK ALJABAR. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis tindakan tercapai yaitu terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada materi garis dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas XI SMA Negeri 12 Ambon.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran interaktif dengan setting kooperatif (PISK).
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan 1 Analisis Deskriptif
Hasil Uji Hipotesis
Hasil uji normalitas hasil belajar kedua kelas dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov disajikan pada Tabel 3 berikut. Oleh karena data hasil belajar memenuhi syarat berdistribusi normal dan syarat homogenitas varians, maka dapat dilanjutkan dengan uji t sebagai uji statistik inferensial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran interaktif dengan lingkungan kooperatif (PISK) dan model pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung aljabar di kelas VII SMP Negeri 10 Ambon.
Pembahasan
2-tailed) lebih kecil dari nilai α=0,05 yaitu 0,032 yang berarti diterimanya H1 yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar yang diajarkan model pembelajaran interaktif dengan lingkungan kooperatif dan model pembelajaran konvensional. pada materi operasi aritmatika aljabar di kelas VII SMP Negeri 10 Ambon. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh Aroman (2008) yang menjelaskan bahwa penggunaan model pembelajaran interaktif dengan lingkungan kolaboratif dan model pembelajaran konvensional di SMA Kartika Ambon pada materi matriks berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa model pembelajaran interaktif dengan setting kooperatif (PISK) memberikan dampak positif terhadap hasil belajar mengajar siswa.
Kesimpulan
Walaupun pada akhirnya semua kelompok diberikan kesempatan yang sama untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian masing-masing kelompok saling bertukar pendapat dan mengoreksi jawaban yang salah, tentunya hal ini diawasi sepenuhnya oleh guru dan peneliti. Membagi siswa ke dalam kelompok belajar memungkinkan siswa yang berkemampuan intelektual dapat menjelaskan pemahamannya terhadap materi kepada siswa yang berkemampuan lemah. Slavin (Ratumanan) dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam materi pembelajaran.
Tugas kelompok dapat mendorong siswa untuk bekerja sama dalam mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Guru sebagai pusat pembelajaran, siswa hanya memperhatikan, menuliskan penjelasan guru dan mengerjakan soal yang diajukan. Hanya siswa berkemampuanlah yang lebih berani dan antusias dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
Hal ini sejalan dengan pendapat Marpaung (Susanto, 2011) yang mengatakan bahwa paradigma yang menjadi acuan pembelajaran konvensional adalah paradigma pengajaran. Salah satu cirinya adalah pembelajaran yang berpusat pada guru, yaitu siswa diam secara fisik dan mental terfokus pada apa yang diajarkan guru. Mengerjakan soal latihan menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut.
Dari hasil tes akhir yang diperoleh, nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 73,59 dan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 62,04.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL
TEACHING) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS
Pendahuluan
- Subjek Penelitian
Dalam pembelajaran matematika, salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah persamaan garis lurus. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis menggunakan model pembelajaran alternatif yang dinilai lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi persamaan linear. Model ini digunakan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya kelas VIII SMP Negeri 19 Ambon.
Kemampuan siswa dalam memahami materi persamaan garis lurus yang diberikan juga bergantung pada model yang digunakan dalam pembelajaran. Model pembelajaran flipped learning (reciprocal teaching) memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri, kreatif dan lebih aktif. Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali pengetahuan yang dipelajari, memprediksi pertanyaan apa yang akan muncul selanjutnya dari permasalahan yang diberikan siswa, dan mengakhiri materi pendidikan.
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Ambon tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 10 kelas dengan jumlah siswa 230 orang. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari hasil belajar yang diajarkan dengan menggunakan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) (x1). Sumber belajar dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Bahan Ajar (BA).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Hasil Belajar Siswa, analisis data dilakukan dengan menggunakan uji prasyarat yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji beda rata-rata atau uji t untuk mengetahui perbedaan antar model pembelajaran yang diajarkan.
Hasil dan Pembahasan 1 Hasil
- Pembahasan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas Eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran resiprokal dengan kelas Kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Pada pertemuan kegiatan pembelajaran kedua kelas mendapat perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen diajarkan dengan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching), sedangkan kelas kontrol diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat dari perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa, yaitu kelas yang diajar dengan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) memperoleh nilai rata-rata 48,59 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional yang hanya mencapai nilai rata-rata 48,59. nilai rata-rata. dari 35.02.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran ini dimulai dengan mengajak siswa memikirkan materi yang akan disampaikan, setelah itu guru menjelaskan model pembelajaran flipped learning (reciprocal teaching) sesuai dengan prosedur pelaksanaan menurut (Suyatno), sehingga siswa memahami model tersebut. akan digunakan dalam proses pembelajaran Pada kelas kontrol model yang digunakan adalah model pembelajaran konvensional, guru menyampaikan seluruh materi yang akan dipelajari sesuai dengan langkah pembelajaran.
Berdasarkan hasil statistik terlihat terdapat perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dengan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil dan pembahasan, kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Ambon pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran flipped learning (Reciprocal Teaching ) dan model pembelajaran konvensional pada materi persamaan garis lurus. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) dan kelas kontrol yang diajar model pembelajaran konvensional pada materi persamaan linear.
Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan Menggunakan Model Reciprocal Teaching dan Model Pembelajaran Konvensional pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada Siswa Kelas I SMU Negeri 2 Ambon.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI UPUHUPUN MALUKU BARAT DAYA PADA MATERI
MODEL PEMBELAJARAN BRAIN BASED LEARNING
Hasil dan Pembahasan 1 Hasil Penelitian Siklus I
- Pertemuan Pertama Observasi
- Pertemuan Kedua
- Hasil Penelitian Siklus II Perencanaan
- Pertemuan Pertama Observasi
- Pertemuan Kedua
- Hasil Penelitian Siklus III Perencanaan
- Pertemuan Pertama Observasi
- Pertemuan Kedua
- Pembahasan
Pada kelompok III siswa TA dan VM tidak menunjukkan semangat dalam belajar dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa TA dan VM juga kurang menunjukkan semangat untuk menyelesaikan LKS, dan masih kurang berani bertanya dan bertanya kepada guru atau teman lainnya. Pada kelompok IV, siswa LR dan JK tidak menunjukkan semangat belajar dan tidak memperhatikan penjelasan guru serta tidak menunjukkan semangat dalam menyelesaikan tugas pada LKS.
Pada kelompok II seluruh siswa menunjukkan antusiasnya mengikuti pembelajaran, siswa LP dan ASK kurang memperhatikan penjelasan guru. Pada kelompok II, seluruh siswa menunjukkan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dan memperhatikan penjelasan guru. Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran pada siklus II dapat diketahui kelemahannya yaitu siswa terlihat kurang aktif bertanya kepada guru atau teman lain dan kurang terpacu untuk memberikan masukan kepada kelompok lain.
Pada kelompok I siswa AK dan RM kurang menunjukkan semangat dalam menyelesaikan LKS, selain itu siswa AK, RM dan RW masih belum berani bertanya kepada teman lain dan masih tidak mereferensikan kelompok lain. Pada kelompok III siswa TA masih kurang memperhatikan penjelasan guru dan terlihat kurang antusias dalam mengerjakan LKS, serta kurang berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau teman lainnya. Pada kelompok IV siswa JK masih kurang memperhatikan penjelasan guru, tidak menunjukkan semangat dalam menyelesaikan tugas pada LKS serta tidak berani bertanya kepada guru atau teman lainnya.
Proses pembelajaran pada materi inti diberikan dengan baik kepada siswa, kemudian guru membagikan bahan ajar 03 dan LKS 03 kepada siswa dan membagi siswa menjadi 4 kelompok sesuai kelompok pada siklus sebelumnya. Pada kelompok I, hampir seluruh siswa pada kelompok tersebut melakukan aktivitas selama pembelajaran dengan baik. Seluruh siswa kelompok II menunjukkan semangat dalam belajar, memperhatikan penjelasan guru dan aktif dalam diskusi kelompok.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW
DAN KONVENSIONAL PADA MATERI PERSAMAAN EKSPONEN
Salah satu upaya untuk mendorong aktivitas dan meningkatkan hasil belajar siswa mengenai materi persamaan eksponensial adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick on the draw dan model pembelajaran persamaan eksponensial konvensional. Berdasarkan skor rata-rata tersebut, dipilih kelas X IPA2 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quick-draw, dan kelas
H0 ditolak dan H1 diterima yang menyatakan terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif. Pada pertemuan kegiatan pembelajaran kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw, sedangkan kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada kelas eksperimen yang diberi bantuan model pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw, siswa diarahkan untuk belajar memecahkan masalah dengan menggunakan. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quick move dapat mendorong kerjasama kelompok untuk menyelesaikan soal-soal pada kartu soal secara efektif. Meskipun model pembelajaran kooperatif ekstraksi cepat yang digunakan pada kelas eksperimen mempunyai kualifikasi yang lebih sedikit, namun menghasilkan rata-rata hasil belajar yang lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol.
Dari hasil analisis data diketahui terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe quik i draw dan model pembelajaran konvensional pada materi persamaan eksponensial i. Kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu fast on drawing menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil belajar kelas