• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI DESA RIMBO PENGADANG KABUPATEN LEBONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DI DESA RIMBO PENGADANG KABUPATEN LEBONG "

Copied!
97
0
0

Teks penuh

3 Riza Arinda Sari, Komunikasi Simbolik Dalam Upacara Pernikahan Adat (Analisis Signifikansi Komunikasi Simbolik Gerak Tari Dalam Upacara Pernikahan Adat Karo Di Kota Medan), (Skripsi: Universitas Sumatera Utara, 2017), hal. 1. 6 Riza Arinda Sari, Komunikasi Simbolik Dalam Upacara Pernikahan Adat (Analisis Signifikansi Komunikasi Simbolik Gerak Tari Dalam Upacara Pernikahan Adat Karo Di Kota Medan), (Skripsi: Universitas Sumatera Utara, 2017), hal. 1. Untuk mengetahui prosesi pelaksanaan upacara perkawinan adat suku Rejang di desa Rimbo Pengadang kabupaten Lebong.

10 Riza Arinda Sari, Komunikasi Simbolik Dalam Upacara Pernikahan Adat (Analisis Makna Komunikasi Simbolik Gerak Tari Dalam Upacara Pernikahan Adat Karo Di Kota Medan), (Skripsi: Universitas Sumatera Utara, 2017), hal. 1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kajian penelitian Terdahulu

Sistematika Penulisan

KERANGKA TEORI

Kajian Tentang Komunikasi

  • Pengertian Komunikasi
  • Komunikasi Simbolik
  • Proses Komunikasi
  • Unsur-Unsur Komunikasi

Menurut Alow Liliweri, proses komunikasi primer berlangsung tanpa alat, yaitu secara langsung melalui penggunaan bahasa, gerak-gerik yang diberi makna khusus, isyarat-isyarat, dan sebagainya. Sedangkan proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah menggunakan simbol sebagai media pertama.5 Jadi disini yang dimaksud dengan simbol sebagai media pertama adalah berupa bahasa, sedangkan proses komunikasi sekunder memberikan fokus yang lebih besar pada pengguna media (alat) untuk mengatasi hambatan geografis. Sereno dan Erika Vora menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam menunjang proses komunikasi.6.

Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.8 Jadi masing-masing unsur mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi.

Kajian Tentang Makna Simbol

  • Pengertian Simbol
  • Fungsi Simbol
  • Teori Interaksi Simbolik

Teori interaksi simbolik merupakan teori sosial yang termasuk dalam paradigma definisi sosial.17 Teori ini berasal dari kata interaksi yang berarti interaksi sosial. Interaksi sosial diartikan sebagai suatu proses di mana orang bertindak dan berinteraksi satu sama lain terhadap orang lain. Peneliti memilih teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead sebagai alat untuk memecahkan permasalahan makna simbolik dalam upacara pernikahan adat suku Rejang mengenai makna simbolik pada prosesi pernikahan suku Rejang.

Para ahli juga mengartikan interaksi simbolik sebagai sesuatu yang berkaitan erat dengan hubungan pembentukan makna dari suatu benda, simbol atau lambang, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa, melalui proses komunikasi yang baik, sebagai ungkapan pesan, baik perilaku verbal maupun non verbal.

Adat Pernikahan

  • Pengertian Adat
  • Pengertian Pernikahan
  • Hukum Pernikahan

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif atau disebut juga penelitian lapangan, yaitu penelitian mendalam yang mencakup segala sesuatu yang terjadi di lapangan, dengan tujuan untuk mempelajari latar belakang keadaan yang terjadi saat ini secara mendalam. Penelitian ini observasi lapangan secara langsung untuk mengumpulkan informasi secara terus menerus berupa data dan wawancara langsung dengan responden. Menurut Abdurrahman Fathoni, penelitian lapangan adalah suatu penyelidikan yang dilakukan di lapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai tempat untuk menyelidiki gejala-gejala benda yang ditemukan di tempat itu, yang juga dilakukan untuk menghasilkan laporan ilmiah untuk menyatakan dengan menggunakan metode deskriptif. .

Dalam operasionalnya, metode deskriptif kualitatif dalam penelitian ini digunakan sebagai proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ungkapan tertulis dan lisan yang diambil langsung dari lapangan terkait prosesi upacara pernikahan dan komunikasi simbolik untuk memahami makna simbol-simbol yang terlibat. . dalam prosesi pernikahan adat suku Rejang.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 16 April 2022, namun peneliti sudah terlebih dahulu melakukan observasi pada pesta pernikahan suku Rejang di desa Rimbo Pengadang kabupaten Lebong sebelum penelitian dilakukan.

Informan Penelitian

Dari pertimbangan di atas maka empat orang yang cocok dijadikan informan yaitu kepala desa, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat di Desa Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong, serta informasi yang relevan dengan maksud dan tujuan penelitian.

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan observasi untuk mengamati prosesi upacara pernikahan suku Rejang dan simbol-simbol adat yang digunakan masyarakat suku Rejang di Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti ingin melakukan penyelidikan pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang perlu diselidiki, namun juga ketika peneliti ingin mendalami permasalahan tersebut lebih dalam.5 Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan mendalam. . wawancara mendalam yaitu (wawancara mendalam). Wawancara yang dilakukan peneliti kepada subjek dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada saat mencari informasi berdasarkan tujuan subjek yang diwawancarai, melibatkan memiliki pengetahuan mendalam tentang fokus penelitian.6.

Teknik Keabsahan Data

Teknik Analisis Data

Dari uraian hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti akan membahas secara keseluruhan mengenai “Komunikasi Simbolik Dalam Upacara Pernikahan Adat Suku Rejang di Desa Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong”.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Profil dan Sejarah Desa Rimbo Pengadang
  • Jumlah Penduduk Desa Rimbo Pengadang
  • Kondisi Agama Desa Rimbo Pengadang
  • Keadaan Ekonomi Desa Rimbo Pengadang
  • Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Rimbo Pengadang
  • Kondisi Sosial Budaya Desa Rimbo Pengadang

Profil Informan

Informan dalam penelitian ini adalah kepala desa, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang merupakan masyarakat adat Rejang yang telah mempunyai banyak pengetahuan dan informasi mengenai adat istiadat upacara pernikahan etnis Rejang di Desa Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong. Terdapat empat orang yang diwawancarai dalam penelitian mengenai permasalahan yang diteliti dimana profil informan dapat dilihat pada tabel berikut.

Hasil Penelitian

  • Prosesi Pelaksanaan Upacara Pernikahan Adat Suku Rejang
  • Bentuk Simbol Komunikasi Dalam Prosesi Upacara Pernikahan
  • Makna Simbol Dalam Upacara Pernikahan Adat Suku Rejang

Dari wawancara diatas peneliti dapat menjelaskan bahwa ada tiga prosesi sebelum upacara perkawinan adat suku Rejang yaitumeltok caci yang bertujuan agar masyarakat mengetahui bahwa pihak perempuan telah dinikahkan oleh pihak laki-laki. Simbol Komunikasi Dalam Prosesi Adat Upacara Pernikahan Suku Rejang. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada masyarakat desa Rimbo Pengadang, peneliti menemukan bentuk simbol komunikasi yang terdapat pada setiap prosesi adat upacara pernikahan suku Rejang yaitu simbol non verbal, hal ini sesuai dengan yang ada pada masyarakat desa Rimbo Pengadang. wawancara dengan Zainul Basri. Dalam prosesi adat upacara pernikahan suku Rejang banyak terdapat simbol-simbol yang mempunyai arti tersendiri bagi masyarakat Rejang.

Makna simbol secara umum dalam upacara pernikahan adat Rejang terdapat pada perlengkapan dalam prosesi upacara pernikahan. Temukar selindang yang dipentaskan dalam perkawinan adat Rejang mempunyai arti bahwa pihak keluarga sedang bergembira menyambut kedatangan rombongan keluarga laki-laki/perempuan. Jadi berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti dapat melihat bahwa makna dari tema matai adalah sebagai simbol agar kedua mempelai selalu taat dan berbuat baik kepada mertuanya.

Sujud dilakukan agar mempelai pria dapat mengenali seluruh keluarga mempelai wanita. Dengan sujud sebagai simbol bahwa calon pengantin pria menghormati calon mertuanya dan keluarganya. Sujud suku Rejang merupakan upacara permintaan maaf calon mempelai pria kepada orang tua dan keluarga mempelai wanita.

Dari hasil wawancara peneliti menganalisa bahwa makna dari adat salat sujud adalah agar mempelai pria meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya, baik dalam perkataan maupun perilaku. Dan dengan berlutut, calon mempelai pria bisa lebih mengenal keluarga mempelai wanita.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam prosesi upacara pernikahan adat suku Rejang, simbol-simbol yang terkandung didalamnya berupa benda-benda dan juga perilaku non verbal yang kemudian diberi makna. Simbol dan makna tersebut kemudian diterapkan melalui interaksi simbolik, karena dalam prosesi upacara adat perkawinan suku Rejang menggunakan banyak hal, seperti benda atau alat, pakaian dan gerak yang merupakan isyarat simbolik yang mempunyai makna khusus. Pembahasan di bawah ini menguraikan suatu model makna simbolik pada prosesi upacara pernikahan adat suku Rejang sebagai pelestarian budaya di desa Rimbo Pengadang kabupaten Lebong, yang dibangun dari teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teori Interaksi Simbolik Herbert Blumer.

Teori ini setidaknya sesuai dengan hasil observasi lapangan dan wawancara bahwa dalam upacara perkawinan adat suku Rejang di Desa Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong, pada setiap tahapan upacara perkawinan selalu digunakan simbol-simbol pada setiap tahapannya. dan setiap simbol yang digunakan mengandung makna dan nilai. Prosesi sebelum upacara pernikahan adat suku Rejang adalah,meltok caci, antara caci dan adik-adiknya. Prosesi pelaksanaan upacara perkawinan adat suku Rejang yaitu, memasak lai, temje tarup, basen kutai, penerimaan kedua mempelai dan upacara perkawinan.

Prosesi mengikuti upacara adat pernikahan suku Rejang yaitu jamuan kutai, pesta perkawinan dan pemajangan tarup. Bentuk simbol komunikasi yang terdapat pada setiap prosesi ritual adat pernikahan suku Rejang adalah simbol non verbal antara lain: Temukar Selindang, Temtik Matai (tetes mata), daun kelapa, Bioa kikisan selon, daun sirih, nasi kunyit dan sujud. Berikut Makna Simbol-simbol dalam Adat Pernikahan Suku Rejang : Simbol tmukar slindang mempunyai makna sebagai perlambang bahwa pihak keluarga yang mengadakan acara dengan senang hati menyambut kedatangan para tamu pernikahan yang datang ke rumahnya.

Bagi orang tua/sepupu yang masih memahami dan menguasai dinamika budaya perkawinan adat suku Rejang diharapkan dapat menuliskan sejarah secara utuh dan melestarikan adat perkawinan suku Rejang yang kini mengalami kemunduran. Mereka umumnya tidak meninggalkan bukti tertulis mengenai seluk-beluk adat pernikahan suku Rejang. 2017, Simbolik Dalam Upacara Pernikahan Ucapan Hutang Di Desa Binanga Sitelu Sumatera Utara (Analisis Semiotika Roland Barthes Terhadap Simbol Pesan Verbal Dalam Upacara Pernikahan Ucapan Hutang).

Sebelum calon mempelai wanita memasuki tarup, calon mempelai pria akan melakukan adat pernikahan adat Sembah suku Rejang.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Jika kondisi ini terus berlanjut maka budaya perkawinan adat suku Rejang tidak akan diketahui lagi oleh generasi muda di kemudian hari. Sudah sewajarnya generasi muda sebagai generasi penerus melakukan penelitian dan pendataan guna menggali dan menghidupkan kembali budaya perkawinan adat suku Rejang yang sangat bernilai tinggi agar dikenal dan dipelajari oleh masyarakat luas khususnya para calon pengantin yang akan menikah. . Nilai Religius dalam Ritual Mengundang Benih (Analisis Nilai Spiritual Kearifan Lokal Masyarakat Lebong).

Lusiana Andriani Lubis 2016, Komunikasi Simbolik Dalam Upacara Pernikahan Manjapuik Marapulai di Nagari Paninjauan Sumatera Barat, Jurnal Komunikasi: Universitas Sumatera Utara, hal. 396-409. Riza Arinda Sari 2017, Komunikasi simbolik dalam upacara adat pernikahan (analisis makna komunikasi simbolik gerak tari dalam upacara pernikahan adat Karo di Kota Medan), Skripsi: Universitas Sumatera Utara. Wawancara Pitri Aries S.Sos 16 April 2022 Wawancara Zainul Basri 22 Maret 2022 Wawancara Dilman Suki 1 April 2022 Wawancara Dilma Arodi 9 April 2022.

Penyerahan uang dari Walikota Kutai laki-laki kepada Walikota Kutai perempuan. Calon mempelai pria tiba di rumah mempelai wanita dan langsung dilakukan adat temukar slindang (pengganti selindang). Adat matai temtik kemudian dilakukan ketika calon mempelai pria tiba di depan pintu rumah mempelai wanita.

Adat selanjutnya setelah melakukan matai temtik adalah meminum bioa kikisan selon (air kerok kuku) calon istri. Calon mempelai pria memberi salam kepada para tamu yang hadir di tarup atau tempat dilangsungkannya pernikahan. Pesta pernikahan/hiburan pernikahan, biasanya pesta pernikahan dimeriahkan oleh qasidah, rabbana dan organ solo.

Sirih tradisional untuk dihadirkan pada acara mentok caci, mes caci, basen kutai dan upacara pernikahan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif atau disebut Penelitian lapangan (Field research) yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis. Penelitian