Aplikasi Penjadwalan Pelatihan Angklung Menggunakan Algoritma Round Robin
Di Saung Angklung Udjo
Ali Akbar Rismayadi1, Salman Topiq2, Ridwan Kamiludin3
1Universitasi BSI Bandung e-mail: [email protected]
2Universitas BSI Bandung e-mail: [email protected]
3Teknik Informatika Universitas BSI Bandung e-mail: [email protected]
Abstrak
Begitu banyak peserta didik yang terlahir sebagai suku Sunda dan berdomisili di Tatar Sunda, namun tidak mengenal akan seni tradisi setempat khususnya karawitan Sunda. Salah satunya merupakan bukti dari kegagalan para pendidik seni musik yang lebih cenderung menerapkan seni berbasis luar negeri daripada seni berbasis dalam negeri. Pada Saung Angklung Udjo telah dilakukan observasi untuk mengkaji pelatihan angklung. Terdapat beberapa permasalahan pada pelatihan angklung yang diatur oleh pihak pengelola dengan peserta didiknya. Tidak adanya mekanisme yang relevan bagi pihak pengelola sanggar dalam mengatur paket dan jadwal pelatihan angklung. Sehingga terdapat kemungkinan terjadinya jadwal yang bentrok bagi peserta tersebut ketika mengajukan alokasi waktu. Pelatih dan peserta didik kesulitan dalam mengetahui jadwal pelatihan angklung yang dialokasikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu membangun suatu aplikasi perangkat bergerak untuk membantu pengelola sanggar membagi jadwal pelatihan angklung di Saung Angklung Udjo. Pada konsep pembagian jadwal digunakan algoritma round robin yang merupakan penjadwalan murni preemtive. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa algoritma Round Robin mampu membantu pengelola sanggar dalam melakukan pengaturan paket dan jadwal pelatihan angklung. Pelatih dan peserta didik dimudahkan dalam mengetahui jadwal pelatihan angklung di Saung Angklung Udjo. Aplikasi penjadwalan pelatihan angklung di Saung Angklung Udjo berhasil dibangun menggunakan Android dan web service.
Kata kunci: Algoritma Round Robin, Aplikasi Android, Penjadwalan Pelatihan Angklung, Saung Angklung Udjo
Abstract
So many students are born as Sundanese and live in the Sunda area, but do not know the local traditional arts, especially Sundanese music arts. One of them is evidence of the failure of music art educators who are more inclined to apply foreign-based arts than domestic-based arts. At Saung Angklung Udjo, observations have been made to study angklung training. There are several problems in angklung training which are arranged by the manager and his students.
There is no relevant mechanism for the studio management in arranging angklung training packages and schedules. So there is a possibility of a conflicting schedule for the participant when submitting a time allocation. The trainer and students have difficulty in knowing the angklung training schedule allocated. The purpose of this study is to develop a mobile application to help the studio managers share angklung training schedules at Saung Angklung Udjo. The concept of schedule distribution uses Round Robin algorithm which is pure preemtive scheduling. The results of the study showed that the Round Robin algorithm was able to assist the studio managers in organizing package and angklung training schedules. Trainers and students are facilitated in knowing the angklung training schedule at Saung Angklung Udjo. The angklung
training scheduling application at Saung Angklung Udjo was successfully built using Android and web services.
Keywords : Angklung Training Scheduling, Android Application, Round Robin Algorithm, Saung Angklung Udjo
1. Pendahuluan
Seni pertunjukan dapat dipertunjukkan oleh solois atau suatu kelompok kecil dan dapat disajikan di galeri, teater, atau tempat-tempat di luar ruangan.
Maksud dari seni pertunjukan itu sendiri adalah untuk mengeksplorasi batasan antara disiplin seni dan untuk mencari bentuk ekspresi baru. Hal ini juga digambarkan sebagai pendekatan kinerja berbasis etnografi atau pendeskripsian mengenai kebudayaan suku-suku bangsa (Thomson & Jaque, 2017).
Saung Angklung Udjo merupakan salah satu sanggar pertunjukan atau tempat pagelaran kesenian di kota Bandung. Di sanggar tersebut menghadirkan tujuan wisata budaya dan edukasi yang lengkap, karena Saung Angklung Udjo memiliki arena pertunjukan, pusat kerajinan bambu, dan workshop untuk alat musik bambu.
Terdapat beberapa permasalahan pada pelatihan angklung yang diatur oleh pihak pengelola dengan peserta didiknya.
Tidak adanya suatu mekanisme yang relevan bagi pihak pengelola sanggar dalam mengatur paket dan jadwal pelatihan angklung. Sehingga terdapat kemungkinan terjadinya jadwal yang bentrok bagi peserta tersebut ketika mengajukan alokasi waktu yang disediakan.
Pada konsep pembagian jadwal dapat digunakan algoritma round robin yang merupakan penjadwalan murni preemtive.
Mekanismenya adalah semua proses dianggap penting dan diberi sejumlah waktu pemroses yang disebut kwanta (quantum) atau time slice dimana proses itu berjalan (Setiawan, 2017). Kemudian algoritma tersebut dapat diimplementasikan pada aplikasi Android dan web service di Saung Angklung Udjo.
2. Metode Penelitian
Dalam penyusunan ini, penulis menggunakan metode pengembangan pengamanan data dengan menggunakan metode pengumpulan data.
2.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi:
A. Observasi
Observasi dilakukan langsung di Saung Angklung Udjo dan mengamati sistem yang sedang berjalan untuk mendapatkan informasi yang bisa dijadikan sebagai data penelitian.
B. Wawancara
Metode wawancara dilakukan dengan pengelola sanggar, pelatih, dan peserta didik guna mengetahui kegiatan dan jadwal pelatihan angklung di Saung Angklung Udjo.
C. Studi Pustaka
Melakukan tinjauan literatur dengan mempelajari beberapa jurnal maupun buku- buku yang menunjang serta berkaitan dengan penyusunan aplikasi penjadwalan pelatihan angklung menggunakan algoritma round robin berbasis Android.
2.2. Metode Pengembangan Aplikasi Model pengembangan sistem penjadwalan menggunakan model waterfall yang terbagi menjadi beberapa tahapan:
A. Analisis Kebutuhan Sistem
Menganalisa semua kebutuhan yang akan digunakan yaitu prosedur kegiatan pelatihan angklung yang sedang berjalan.
Kemudian dianalisa dokumen jadwal dan paket pelatihan guna menentukan solusi pengembangan sistem.
B. Desain
Mendefinisikan kebutuhan sistem yang terkait dengan pengembangan aplikasi terkait rancangan database menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram), software architecture menggunakan UML (Unified Modeling Language).
C. Code Generation
Menentukan jenis bahasa pemrograman yang akan digunakan yaitu pemrograman android dari sisi peserta didik dan pelatih. Sedangkan pemrograman web untuk pengelola sanggar. Pada tahapan ini dilakukan penerapan metode round robin pada aplikasi penjadwalan yang akan dibangun.
D. Testing
Proses pengujian yang akan dilakukan dengan menggunakan Black box testing. Menguji masukan dari program, apakah menghasilkan output sesuai dengan
yang diharapkan. Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa suatu masukan akan menjalankan proses yang tepat dan output yang sesuai dengan rancangan yang dibuat.
E. Support
Beberapa dukungan yang bersangkutan dengan spesifikasi hardware dan software yang akan digunakan oleh pengguna akhir, serta penyajian kebutuhan publikasi dari aplikasi penjadwalan menggunakan metode round robin.
Menjelaskan kronologis penelitian, termasuk desain penelitian, prosedur penelitian (dalam bentuk algoritma, Pseudocode atau lainnya), bagaimana untuk menguji dan akuisisi data. Deskripsi dari program penelitian harus didukung referensi, sehingga penjelasan tersebut dapat diterima secara ilmiah.
2.3. Metode Round Robin
Konsep dasar algoritma Round Robin menggunakan time sharing. Pada hakekatnya penjadwalan algoritma Round Robin ini sama dengan algoritma FCFS (First Come, First Served), hanya saja bersifat preemptive. Setiap proses mendapatkan waktu yang disebut dengan quantum time, untuk membatasi waktu proses. Setelah waktu habis, proses ditunda dan ditambahkan pada ready queue.
Apabila perbandingan antara rentetan pelayanan lebih kecil daripada quantum time, maka proses tersebut akan melepaskannya jika selesai bekerja, sehingga rentetan pelayanan dapat segera digunakan oleh proses selanjutnya. Jika suatu proses memiliki rentetan pelayanan yang lebih besar dibandingkan quantum time, maka proses tersebut akan dihentikan sementara jika sudah mencapai quantum time, maka akan berlanjut mengantri kembali pada posisi ekor dari ready queue, layanan kemudian menjalankan proses selanjutnya (Mair, 2018).
Menurut Setiawan (2017), Penjadwalan Round Robin berdasarkan lama berjalannya proses tanpa prioritas dengan menganalisa beberapa kriteria penilaian penjadwalan sebagai berikut:
1. Berdasarkan fairness, maka penjadwalan RR adil, bila dipandang dari persamaan pelayanan oleh pemroses.
2. Berdasarkan efisiensi, maka penjadwalan RR cenderung efisien pada sistem interaktif.
3. Berdasarkan waktu tanggap, maka penjadwalan RR memuaskan untuk sistem interaktif.
4. Berdasarkan turn around time, maka penjadwalan RR cukup bagus.
5. Berdasarkan throughtput, maka penjadwalan RR cukup bagus.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Analisa Kebutuhan Apliskasi
Berikut ini merupakan spesifikasi kebutuhan (system requirement) untuk calon peserta didik maupun karyawan yang dipersyaratkan dari aplikasi penjadwalan pelatihan Saung Angklung Udjo:
A. Aplikasi Android (Halaman Peserta):
1. Peserta dapat melakukan registrasi atau pendaftaran account melalui aplikasi mobile Android.
2. Peserta dapat melakukan Login dengan memasukkan email dan password yang sebelumnya telah didaftarkan ketika registrasi atau pendaftaran account.
3. Peserta dapat melihat detail/ rincian paket pelatihan, serta mendaftar paket pelatihan mana yang akan diikuti.
4. Peserta dapat melihat detail/ rincian paket pelatihan yang telah diikuti.
5. Peserta dapat melihat jadwal pelatihan yang telah diikuti selama periode paket yang telah ditentukan.
6. Peserta dapat mengubah dan memperbarui data profil pribadi yang dimiliki masing-masing peserta.
B. Aplikasi Android (Halaman Pelatih):
1. Pelatih dapat melakukan Login dengan memasukkan email dan password yang telah didaftarkan sebelumnya oleh Admin.
2. Pelatih dapat melihat rincian jadwal melatih, baik waktu pelatihan dan keterangan berapa banyak peserta yang diikuti.
3. Pelatih dapat mengubah dan memperbarui data profil pribadi yang dimiliki masing-masing peserta.
C. Website Admin (Halaman Pengelola):
1. Admin dapat melakukan Login dengan memasukkan email dan password yang telah terdaftar sebelumnya.
2. Admin dapat mengelola data paket pelatihan.
3. Admin dapat mengelola data pengajuan yang dibuat oleh peserta didik.
4. Admin dapat mengelola data penjadwalan pelatihan.
5. Admin dapat mengelola data peserta didik.
6. Admin dapat mengelola data pelatih.
3.2. Desain
3.2.1. Rancangan Algoritma
Penerapan metode Round Robin untuk pembuatan jadwal pelatihan angklung dilakukan saat menggilir proses yang ada di antrian dan proses akan mendapatkan jatah waktu yang sama sesuai quantum time (batas waktu) yang telah ditentukan. Jika quantum time-nya habis, maka data yang masih ada akan dialokasikan ke proses berikutnya.
Gambar 1. Flow Chart Diagram Rancangan Algoritma
Keterangan:
- Burst Time (BT) = Banyaknya data yang akan di proses
- Quantum Time (QT) = Batas maksimum yang dapat dimasukkan pada setiap proses
3.2.2. Perhitungan Metode Round Robin Sebuah paket pelatihan angklung telah dibuat pada periode I dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Peserta yang mengikuti paket A sebanyak 30 orang (Burst Time).
b. Paket A dengan kuota 8 peserta per pelatihan (Quantum Time).
Diketahui bahwa:
1. Burst Time (BT) = 30 2. Quantum Time (Qt) = 8
Rumus yang digunakan :
Maka:
BT - QT = 30 - 8 Sisa antrian = 22 Data terproses = 8
Proses yang memiliki sisa, kemudian dimasukkan kembali kedalam antrian sesuai dengan urutan Prosesnya:
BT(1) – QT = 22 – 8 Sisa antrian = 14 Data terproses = 8 BT(2) – QT = 14 - 8 Sisa antrian = 6 Data terproses = 8 BT(3) – QT = 6 - 8 Sisa antrian = -2 Data terproses = 6
Maka, paket pelatihan A yang telah dibuat pada periode I memiliki jumlah pelatihan sebanyak 4 waktu dengan jumlah peserta: 8, 8, 8, 6.
3.2.3. Database
Hubungan antar tabel beserta relasi dan atributnya pada perancangan database aplikasi penjadwalan pelatihan angklung digambarkan dengan ERD (Entity Relationship Diagram) pada Gambar 2.
Gambar 2. Entity Relationship Diagram Aplikasi Penjadwalan Pelatihan
3.2.4. Use Case Diagram A. Peserta
Interaksi antara peserta dengan aplikasi pelatihan angklung menggunakan android digambarkan dengan use case diagram pada Gambar 3.
Gambar 3. Use Case Diagram Peserta
B. Pelatih
Interaksi antara pelatih dengan aplikasi pelatihan angklung menggunakan android digambarkan dengan use case diagram pada Gambar 4.
Gambar 4. Use Case Diagram Pelatih
C. Admin (Pengelola)
Interaksi antara pengelola dengan aplikasi pelatihan angklung menggunakan web service digambarkan dengan use case diagram pada Gambar 5.
Gambar 5. Use Case Diagram Admin
3.3. User Interface A. Halaman Peserta
Tampilan halaman untuk antarmuka peserta bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar 6. Halaman Registrasi
Gambar 7. Halaman Login
Gambar 8. Halaman Utama
Gambar 9. Halaman Jadwal Pelatihan
Gambar 10. Halaman Ubah Profil
B. Halaman Pelatih
Tampilan halaman untuk antarmuka pelatih bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar 11. Halaman Login
Gambar 12. Halaman Jadwal Pelatihan
Gambar 13. Halaman Ubah Profil
C. Halaman Admin
Tampilan halaman untuk antarmuka peserta bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar 14. Halaman Login
Gambar 15. Halaman Kelola Paket
Gambar 16. Halaman Kelola Pengajuan
Gambar 17. Halaman Kelola Jadwal
Gambar 18. Halaman Kelola Peserta
Gambar 19. Halaman Kelola Pelatih
4. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan untuk menjawab semua permasalahan pada skripsi yang sudah dibahas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi yang dibangun mampu membantu pengelola sanggar dalam melakukan pengaturan paket dan jadwal pelatihan angklung.
2. Pelatih dan peserta didik dimudahkan dalam mengetahui jadwal pelatihan angklung yang mereka ikuti di Saung Angklung Udjo.
3. Aplikasi penjadwalan pelatihan angklung di Saung Angklung Udjo berhasil dibangun menggunakan Android dan web service.
4. Penerapan algoritma Round Robin dapat digunakan dalam pembuatan aplikasi penjadwalan.
5. Saran
Berisi tentang solusi dari kekurangan sistem yang dibuat dan juga dalam pembahasan saran melihat dari aspek manajerial, aspek sistem, dan aspek penelitian (pembahasan) selanjutnya, antara lain:
1. Aplikasi yang dikembangkan lebih lanjut diharapkan ditambahkan fitur pembayaran pada perangkat mobile bagi peserta didik. Selain memudahkan dalam mengetahui jadwal pelatihan, peserta juga dapat melakukan pembayaran lewat perangkat mobile.
2. Aplikasi yang dikembangkan lebih lanjut diharapkan ditambahkan fitur modul pada perangkat mobile bagi pelatih. Dengan fitur tersebut, dapat memudahkan pelatih ketika memberikan materi pembelajaran.
3. Diharapkan dalam pengembangan selanjutnya, aplikasi yang dibangun ini dapat dijalankan juga pada smartphone dengan sistem operasi iOS.
Referensi
Mair, P. (2018). Modern psychometrics with R. Cham, Switzerland: Springer.
Maturidi, A. D. (2014). Metode penelitian teknik informatika. Deepublish.
Shalahuddin, M., & Rosa, A. S. (2013).
Rekayasa perangkat lunak terstruktur dan berorientasi objek.
Bandung: Informatika.
Setiawan, R. (2017). Sistem Operasi. Seribu Bintang.
Thomson, P., Jaque, S. V., & Baltz, A.
(2017). Intensive opera training program effects: A psychological investigation. International Journal of Music Education, 35(4), 479-489.