• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIABETES MELLITUS DALAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DIABETES MELLITUS DALAM "

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

POTENSI KEKAYAAN HAYATI INDONESIA SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI

DIABETES MELLITUS DALAM

SUDUT PANDANG BIOLOGI REPRODUKSI

Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar

dalam Bidang Ilmu Biologi

pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam disampaikan pada Sidang Terbuka Senat

Universitas Negeri Malang tanggal 17 Desember 2019

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)

(3)
(4)

POTENSI KEKAYAAN HAYATI INDONESIA SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI DIABETES

MELLITUS DALAM SUDUT PANDANG BIOLOGI REPRODUKSI

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yth. Bapak Rektor beserta Wakil Rektor Universitas Negeri Malang, Yth. Bapak Ketua, Bapak Sekretaris, dan para Anggota Senat Akademik Universitas Negeri Malang,

Yth. Bapak/Ibu Dekan, Direktur Pascasarjana, dan Ketua Lembaga di Lingkungan Universitas Negeri Malang,

Yth. Bapak/Ibu Pejabat Struktural di Lingkungan Universitas Negeri Malang,

Yth. Bapak/Ibu para Guru Besar di lingkungan Universitas Negeri Malang, Yth. Ketua Jurusan dan rekan sejawat (dosen dan tendik) Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang,

Yth. para hadirin dan undangan yang berbahagia Para undangan dan hadirin yang saya muliakan,

Alhamdulillahirabbil’alamiin, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kita sekalian dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal’afiat. Shalawat dan salam semoga senantiasa selalu terlimpahkan kepa- da junjung an kita Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Pada hari ini perkenankan saya menyampaikan pidato pengukuhan Professor di Bidang Ilmu Biologi dengan Judul “Potensi Kekayaan Ha- yati Indonesia Sebagai Alternatif Terapi Diabetes Mellitus Dalam Sudut Pandang Biologi Reproduksi

(5)

Para undangan dan hadirin yang saya muliakan,

Kita sering mendengar mengenai slogan empat sehat lima sempurna untuk mensosialisasikan tentang pola makan sehat. Slogan ini sudah se- jak lama menjadi pedoman masyarakat Indonesia untuk menerapkan pola makan sehat. Saat ini, konsep makanan empat sehat lima sempurna sudah disempurnakan menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

Perubahan ini didasari karena konsep makanan empat sehat lima sempurna tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan permasalahan gizi saat ini. Bila kita melihat sejarah, anjuran empat sehat lima sempurna merupakan kampanye pola makan sehat yang dilakukan pemerintah sejak tahun 1955. Pola empat sehat lima sempurna dilakukan guna membuat masyarakat memahami pola makan yang benar.

Prinsip empat sehat lima sempurna ini diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo. Prinsip ini mengacu pada prinsip Basic Four Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940an.

Makanan empat sehat lima sempurna meliputi menu makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah-buahan, serta susu sebagai penyempurna menu tersebut.

Prinsip empat sehat lima sempurna menekankan pada pentingnya em- pat golongan makanan berupa:

1. Karbohidrat dan lemak sebagai penghasil tenaga yang terkandung pada makanan pokok.

2. Protein sebagai sumber pembangun yang terkandung pada lauk pauk.

3. Vitamin dan mineral untuk memelihara yang terkandung pada sayuran dan buah.

4. Pelengkap keseluruhan gizi yang terkandung pada susu.

Para undangan dan hadirin yang saya hormati,

Bagaimanapun, prinsip makanan empat sehat lima sempurna telah berhasil menanamkan pengertian tentang pentingnya gizi dan kemudian mengubah perilaku konsumsi masyarakat Indonesia. Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, saat ini prinsip makanan empat sehat lima sempur-

(6)

Pedoman Gizi Seimbang didasarkan pada Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet yang merupakan hasil kesepakatan konferensi pangan se- dunia di Roma Tahun 1992. Prinsip ini diyakini akan mampu mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi.

Menurut Pedoman Gizi Seimbang yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI pada 2014 silam, Pedoman Gizi Seimbang bertujuan untuk menyediakan pedoman makan dan berperilaku sehat bagi seluruh lapisan masyarakat. Pedoman ini berdasarkan 4 prinsip yaitu :

1. Mengonsumsi beragam makanan

Nasi merupakan sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mi- neral. Sayuran dan buah-buahan kaya akan vitamin, mineral dan se- rat, tetapi miskin kalori dan protein. Ikan merupakan sumber utama protein, tetapi sedikit kalori. Kombinasi dari asupan-asupan tersebut sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi agar dapat terhindar dari penyakit.

2. Membiasakan perilaku hidup bersih

Perilaku hidup bersih, terutama anak-anak sangat penting untuk dilakukan agar terhindar dari kuman, virus atau bakteri, yang dapat mencetuskan suatu penyakit. Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi status gizi seseorang. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan, sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang.

3. Melakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi. Selain itu, aktivitas sehat ini juga dapat memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh, termasuk metabolisme zat gizi.

4. Mempertahankan dan memantau berat badan

Berat badan ideal merupakan indikator telah tercapai keseimbangan zat gizi di dalam tubuh bagi orang dewasa. Indikator tersebut dapat diketahui dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT).

(7)

Para undangan dan hadirin yang saya muliakan,

Terdapat perbedaan yang mendasar antara Pedoman Gizi Seimbang dengan empat sehat lima sempurna menurut Kementerian Kesehatan RI.

Perbedaan tersebut disampaikan oleh Direktur Gizi Masyarakat Kemen- kes RI, yakni, Ir Doddy Izwardy, MA diantaranya.

1. Penekanan Pesan

Konsep empat sehat lima sempurna menekankan pada konsum- si nasi, lauk pauk, sayur, buah dan susu sebagai bahan pangan yang menyempurnakan. Sementara, konsep Gizi Seimbang dimaknai se- bagai susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Selain itu, PGS memperhatikan empat prinsip, yaitu: 1) Membiasakan makan makanan yang beraneka ragam, 2) Menjaga pola hidup bersih, 3) Pen- tingnya pola hidup aktif dan olah raga, dan 4) Memantau berat badan.

2. Susu Bukan Penyempurna

Di dalam konsep empat sehat lima sempurna, susu menjadi konsumsi yang dikelompokkan tersendiri dan dianggap sebagai penyempurna.

Sedangkan di dalam konsep PGS, susu termasuk ke dalam kelompok lauk-pauk dan bukan makanan penyempurna. Susu dapat digantikan dengan jenis makanan lainnya yang sama nilai gizinya. Kandungan gizi dalam susu adalah protein dan beragam mineral (Kalsium, Fosfor, Zat Besi). Sementara dalam PGS, jika sudah cukup dan beragam konsumsi sumber protein seperti telur dan daging, daging dan ikan, tidak me- ngonsumsi susu juga tidak apa-apa.

3. Penjelasan Mengenai Porsi

Dalam konsep empat sehat lima sempurna tidak menyertakan infor- masi jumlah yang harus dikonsumsi dalam sehari. Sedangkan konsep PGS juga memasukkan penjelasan tentang kuantitas atau jumlah (por- si) yang harus dimakan setiap hari untuk setiap kelompok makanan.

Seperti diketahui, setiap hari tubuh membutuhkan asupan protein nabati 2-3 porsi, protein hewani 2-3 porsi, makanan pokok 3-8 porsi, sayuran 3-5 porsi, buah 3-5 porsi dan minum air mineral minimal 8

(8)

gelas. Dalam PGS jika pola makan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, sedikit protein, sedikit sayur dan buah, maka pola tersebut tidak bisa dikatakan sehat. Berbeda pada empat sehat lima sempurna, pola makan tersebut dihitung sehat meski protein, sayur dan buah porsinya sedikit.

4. Pentingnya Minum Air Mineral

Konsep empat sehat lima sempurna tidak menggambarkan bahwa tu- buh perlu minum air mineral secara cukup, aman, dan bersih. Semen- tara konsep PGS sudah menjelaskan pentingnya mencukupi kebutuh- an minum air mineral minimal dua liter, atau lebih kurang delapan gelas per hari (Sendari, 2019).

Dalam PGS, pengganti makanan empat sehat lima sempurna juga terdapat panduan konsumsi sehari-hari yang disebut Tumpeng Gizi Seimbang, diantaranya:

• Membatasi asupan gula (4 sendok makan), garam (1 sendok teh), dan minyak (5 sendok makan).

• Mengonsumsi sumber protein seperti ikan, daging, ayam, telur, makanan laut, kacang-kacangan sebanyak 2-4 porsi.

• Minum air putih 8 gelas.

• Makan sayuran 3-4 porsi.

• Mengonsumsi buah-buahan 2-3 porsi.

• Mengonsumsi karbohidrat 3-4 porsi.

• Rutin berolahraga dan bergerak.

• Memantau berat badan.

• Menjaga kebersihan (Adrian, 2017).

Para undangan dan hadirin yang saya hormati,

Dalam sudut pandang agama Islam, Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang bukan cuma halal, tapi juga baik (Halalan Thoyy- iban) agar tidak membahayakan tubuh kita. Bahkan perintah ini disejajar- kan dengan bertaqwa kepada Allah, sebagai sebuah perintah yang sangat tegas dan jelas. Perintah ini juga ditegaskan dalam ayat yang lain, seperti yang terdapat pada Surat Al Maidah: 88.

(9)

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya” (Q.S.

Al-Maidah 5:88)

Pertama yang harus kita ketahui, halal itu bukan sekedar halal makanan- nya, tapi juga dari sumber bagaimana mendapatkannya pun harus halal.

Kalau sumbernya haram seperti korupsi, mencuri, merampok, menggusur tanah rakyat dengan harga yang rendah, maka makanan yang dimakan pun meski sebetulnya halal, tetap haram. Dan akan membuat si pemakannya disiksa di api neraka. Nabi Muhammad SAW bersabda:

Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)

Rasulullah SAW juga menegaskan: “Ketahuilah bahwa suapan haram jika ma- suk ke dalam perut salah satu kalian maka amalannya tidak diterima selama 40 hari” (HR At-Thabrani)

Seorang muslim hendaknya sangat memperhatikan apa yang dia kon- sumsi, bak untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarganya. Makanan ha- lal dapat mempengaruhi akhlak seseorang. Makanan halal berpengaruh terhadap aspek akhlak yang berkaitan dengan 1) diterima atau tidaknya suatu amalan, 2) dikabulkan atau tidaknya suatu doa, 3) Amal ibadah- nya seperti haji, sedekah, sholat dapat tertolak. Namun, yang terpenting adalah makanan halal sangat berpengaruh terhadap keimanan seseorang, karena keimanan seseorang dapat terkikis oleh makanan haram (termasuk bagaimana cara seseorang mendapatkannya) dan makanan haram dapat mengeraskan hati, sebagaimana makanan halal dapat melunakkan hati (Wisnuwardhana, 2018).

(10)

Para undangan dan hadirin yang saya muliakan,

Dewasa ini, penyakit yang timbul akibat pola hidup tak sehat terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. Pola makan yang berubah

“kebarat-baratan” akibat perubahan tingkat ekonomi merepresentasikan masalah kesehatan yang serius di negara barat dan di negara berkembang (Popkins, 2004). Masalah kesehatan yang muncul tersebut seringkali diter- minologikan sebagai sindrom metabolik. Sindrom metabolik diperkirakan menyerang sekitar 25% populasi manusia di dunia (Prasad dkk., 2012).

Seseorang dapat dikatakan menderita sindrom metabolik jika setidaknya terdapat kombinasi faktor risiko kardiovaskular, yakni obesitas, dislipi- demia, hipertensi, dan hiperglikemia atau diabetes mellitus tipe 2. dapat meningkatkan faktor resiko terhadap kardiovaskular dan diabetes mellitus (DM), sehingga meningkatkan mortalitas dan morbiditas secara signifikan (Alberti dkk., 2009; Alshehri, 2010).

Beberapa faktor risiko utama penyebab sindrom metabolik diantara- nya diet tinggi lemak, pola hidup rendah aktivitas, kelebihan berat badan/

obesitas (Stone & Saxon, 2005). Secara tidak sadar, masyarakat zaman se- karang cenderung memilih makanan cepat saji sebagai makanan utama dan kurang beraktivitas. Contoh yang paling mudah di lingkungan kampus saja, baik dosen maupun mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu duduk di depan laptop saja. Bila aktivitas tersebut tidak diimbangi dengan olahraga, maka dalam jangka panjang dapat memicu timbulnya sindrom metabolik.

Pengobatan sindrom metabolik yang paling umum dilakukan adalah dengan cara mengubah pola hidup dan diikuti dengan terapi obat-obatan untuk mengurangi faktor penyebab timbulnya sindrom metabolik (Prasad dkk, 2012). Dalam ajaran Islam, kita dianjurkan untuk makan dan minum cukup. Hal ini tentu mengandung maksud supaya kita terhindar dari pe- nyakit akibat makanan yang berlebihan seperti yang dipaparkan sebelum- nya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-A’Raaf:31

(11)

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Lebih lanjut lagi, Nabi Muhammad SAW bersabda dalam salah satu hadits-nya mengenai takaran dalam makan dan minum. Alangkah lebih baik bila selain menggunakan pedoman gizi seimbang, kita juga menerap- kan anjuran Rasulullah SAW sebagai berikut.

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas” (HR. Tirmizi, Ibnu Majah, Ahmad).

Para undangan dan hadirin yang saya hormati,

Ketika berbicara mengenai sindrom metabolik, salah satu faktor resikonya adalah Diabetes Mellitus (DM). DM disebut juga sebagai the silent killer karena penyakit ini dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit gin- jal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Penderita DM yang sudah parah tidak jarang menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi pembusukan hingga terjadi kematian (Fatimah, 2015).

(12)

DM saat ini telah menjadi ancaman serius kesehatan global. Dikutip dari data WHO 2016, 70% dari total kematian di dunia dan lebih dari setengah beban penyakit. 90-95% dari kasus Diabetes adalah Diabetes Tipe 2 yang sebagian besar dapat dicegah karena disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Indonesia juga menghadapi situasi ancaman diabe- tes serupa dengan dunia.

International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 melaporkan bah- wa epi demi Diabetes di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan me ningkat. Indonesia adalah negara peringkat keenam di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah pe- nyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang.

Sejalan dengan hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mem- per lihatkan peningkatan angka prevalensi Diabetes yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018; sehingga esti- ma si jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang ke mudian berisiko terkena penyakit lain, seperti: serangan jantung, stroke, ke butaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Para undangan dan hadirin yang saya hormati,

Upaya pengendalian dan pencegahan diabetes terus digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Pencegahan dan pengendalian diabetes jelas mem- butuhkan perhatian semua orang dan juga kebijakan nasional dengan pendekatan revolusioner. Penyelesaian masalah diabetes terkait dengan perubahan perilaku dan membangun sinergi positif antar masyarakat untuk menumbuhkan iklim yang kondusif pada aspek pencegahan dan perubahan perilaku pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat serta institusi seperti tempat kerja.

Menurut Menteri Kesehatan RI, upaya efektif untuk mencegah dan mengendalikan diabetes harus difokuskan pada faktor-faktor risiko disertai dengan pemantauan yang teratur dan berkelanjutan dari perkembangan- nya karena faktor risiko umum Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indone-

(13)

sia relatif masih tinggi, yaitu 33,5% tidak melakukan aktivitas fisik, 95%

tidak mengonsumsi buah dan sayuran, dan 33,8% populasi usia di atas 15 tahun merupakan perokok berat. Perubahan gaya hidup merupakan inter- vensi awal untuk komunitas berisiko

Tiga hal utama perlu dilakukan yakni (1) perubahan perilaku yang ter- kait makanan sehat dan berimbang, aktivitas fisik, menghindarkan diri dari rokok dan alkohol; (2) melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala;

dan (3) perbaikan tatalaksana penanganan penderita dengan memperkuat pelayanan kesehatan primer, akan menjadi prioritas dalam beberapa tahun ke depan.

Pemerintah Indonesia juga menekankan pentingnya food labelling un- tuk peringatan kepada masyarakat mengenai makanan dan minuman yang tidak sehat (terlalu banyak mengandung gula, garam dan lemak). Saat ini, Indonesia telah mengeluarkan peraturan untuk industri makanan/minum- an kemasan dan siap saji untuk mencantumkan kandungan gula, garam dan lemak dalam makanan olahan. Penting juga untuk memastikan keter- sediaan lebih banyak pilihan dalam makanan sehat dan minuman di pasar untuk mendukung orang-orang mengalihkan konsumsi mereka dari pe- ngo lahan makanan dan minuman ringan ke makanan rumah tangga dan minuman sehat.

Inovasi dalam pencegahan dan pengendalian serta peng obatan dia- betes juga dinilai sangat penting untuk dilakukan, diantaranya pentingnya diabetes registry, penggunaan aplikasi pada telepon seluler untuk pencegah- an risiko dan kontrol, peringatan otomatis secara reguler untuk olah raga pada area publik (bandara, stasiun, pasar, super market).

Inovasi juga perlu dilakukan pada aspek pembiayaan antara lain yang dikembangkan Spanyol dan Italia dalam model pelayanan kesehatan dan integrasi pelayanan kesehatan PTM oleh Belanda, Perancis, Jerman dan Inggris. Selain itu juga dibahas perlunya pengkajian lebih lanjut dalam rekayasa genetika untuk mengurangi penderita Diabetes Tipe 1. Menkes juga berupaya membangun kerja sama global, regional, dan peningkatan kapasitas masing-masing negara dengan pendekatan multisektor untuk pencegahan dan pengendalian Diabetes.

(14)

Para undangan dan hadirin yang saya muliakan,

Pemerintah Indonesia telah membagi pencegahan DM dalam tiga tahap, yakni pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Upaya pencegahan tersebut sangat penting untuk kita ketahui dan kita terapkan, diantaranya sebagai berikut:

1. Pencegahan Primer Terhadap Diabetes Melitus Tipe 2

Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpo- tensi untuk mendapat DM dan kelompok intoleransi glukosa. Faktor Risiko Diabetes Melitus sama dengan faktor risiko untuk intoleransi glukosa yaitu:

A. Faktor Risiko yang Tidak Bisa Dimodifikasi 1. Ras dan etnik

2. Riwayat keluarga dengan DM

3. Umur: Risiko untuk menderita intolerasi glukosa mening- kat seiring dengan meningkatnya usia. Usia >45 tahun harus dilakukan pemeriksaan DM.

4. Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi >4000 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional (DMG).

5. Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg.

Bayi yang lahir dengan BB rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi yang lahir dengan BB nor- B. Faktor Risiko yang Bisa Dimodifikasimal

1. Berat badan lebih (IMT ≥23 kg/m2) 2. Kurangnya aktivitas fisik

3. Hipertensi (>140/90 mmHg)

4. Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan/atau trigliserida >250 mg/dl)

5. Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet dengan tinggi glukosa dan rendah serat akan meningkatkan risiko menderita prediabe- tes/intoleransi glukosa dan DMT2.

(15)

C. Faktor Lain yang Terkait dengan Risiko Diabetes Melitus

1. Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi insulin

2. Penderita sindrom metabolik yang memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa tergang- gu (GDPT) sebelumnya.

3. Penderita yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, se- perti stroke, PJK, atau PAD (Peripheral Arterial Diseases) Pencegahan primer DM dilakukan dengan tindakan penyuluhan dan pengelolaan yang ditujukan untuk kelompok masyarakat yang mem- punyai risiko tinggi dan intoleransi glukosa. Materi penyuluhan meli- puti antara lain.

A. Program penurunan berat badan.

1. Diet sehat.

2. Jumlah asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal

3. Karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan se- cara terbagi dan seimbang sehingga tidak menimbulkan pun- cak (peak) glukosa darah yang tinggi setelah makan.

4. Komposisi diet sehat mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut.

B. Latihan jasmani.

1. Latihan jasmani yang dianjurkan dikerjakan sedikitnya selama 150 menit/minggu dengan latihan aerobik sedang (menca- pai 50-70% denyut jantung maksimal), atau 90 menit/ming- gu dengan latihan aerobik berat (mencapai denyut jantung

>70% maksimal). Latih an jasmani dibagi menjadi 3-4 kali aktivitas/minggu.

C. Menghentikan kebiasaan merokok.

D. Pada kelompok dengan risiko tinggi diperlukan intervensi farma- kologis.

(16)

2. Pencegahan Sekunder Terhadap Komplikasi Diabetes Melitus.

Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat tim- bulnya penyulit pada pasien yang telah terdiagnosis DM. Tindakan pencegahan sekunder dilakukan dengan pengendalian kadar glukosa sesuai target terapi serta pengendalian faktor risiko penyulit yang lain dengan pemberian pengobatan yang optimal. Melakukan deteksi dini adanya penyulit merupakan bagian dari pencegahan sekunder. Tinda- kan ini dilakukan sejak awal pengelolaan penyakit DM.

3. Pencegahan Tersier.

Pencegahan tersier ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah mengalami penyulit dalam upaya mencegah terjadi nya ke- cacatan lebih lanjut serta meningkatkan kualitas hidup. Upaya rehabi- litasi pada pasien dilakukan sedini mungkin, sebelum kecacatan me- netap. Pada upaya pencegahan tersier tetap dilakukan penyuluhan pada pasien dan keluarga. Materi penyuluhan termasuk upaya rehabili- tasi yang dapat dilakukan untuk mencapai kualitas hidup yang optimal.

Pencegahan tersier memerlukan pelayanan kesehatan komprehensif dan terintegrasi antar disiplin yang terkait, terutama di rumah sakit rujukan. Kerjasama yang baik antara para ahli di berbagai disiplin (jan- tung, ginjal, mata, saraf, bedah ortopedi, bedah vaskular, radiologi, re- habilitasi medis, gizi, pediatris, dan lain-lain.) sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan pencegahan tersier.

Para undangan dan hadirin yang saya hormati,

Permasalahan utama yang mengiringi diabetes adalah komplikasi yang dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Komplikasi lain yang tidak kalah penting selama perkembangan DM adalah gangguan fungsi seksual.

Sejak abad ke-10, Avicenna telah menyatakan diabetes memiliki kaitan yang erat dengan gangguan seksual. Komplikasi yang turut menyertai diabetes turut berdampak pada organ reproduksi, sehingga Avicenna menyebutnya sebagai kolapsnya fungsi reproduksi (Amidu dkk., 2013). Pada abad ke- 11, banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap hubungan antara diabetes dengan fertilitas pria.

(17)

Kajian dalam bidang ini menjadi menarik, karena penderita diabetes terus mengalami peningkatan pada tiap tahun dan kebanyakan penderita masih berada pada usia muda/produktif (Lavizzo-Mourey, 2007; Harjutsa- lo dkk., 2008). Saat ini, diabetes diketahui banyak menyerang sese orang yang masih berada pada usia puncak reproduksi (Delfino dkk., 2007).

Sebuah pusat penelitian di Massachusetts melaporkan pria diabetes memiliki kemungkinan tiga kali lipat menderita gangguan ejakulasi diban- dingkan pria non-diabetes. Survei epidemiologi menunjukkan sekitar 50- 75% pria menderita ejakulasi dini (Melman dkk., 2016), libido rendah (Fa- bian dkk., 2016), dan pematangan sel kelamin yang buruk (Mulholland dkk., 2011).

Hiperglikemia yang berkepanjangan pada penderita diabetes menye- babkan terganggunya spermatogenesis (Mulholland dkk., 2011; Ghasemi dkk., 2015). Hasil survei lain menunjukkan sekitar 90% dari pasien DM pria memiliki gangguan fungsi seksual (Amaral dkk., 2008). Gejala lain dari gangguan seksual termasuk penurunan berat testis, jumlah, motilitas, abnormalitas dan viabilitas sperma (Hafez dkk., 2010).

Regulasi hormon seksual merupakan salah satu fungsi primer dari tes- tis dan sistem endokrin reproduksi jantan yang berperan untuk memeliha- ra fungsi reproduksi normal (Ayuob dkk., 2015). Testosteron merupakan androgen utama yang berperan penting dalam spermatogenesis.

Oligospermia dan azoospermia merupakan komplikasi sekunder pada individu diabetes yang berdampak serius pada fertilitas pasien diabetes (Hakim & Goldstein, 1996). Struktur spermatozoa pada penderita diabe- tes mengalami kerusakan seperti apoptosis, tidak berkembang (immatu- rasi), malformasi akrosom, nukleus, mitokondria dan membran plasma (Ghasemi dkk., 2015).

Sebanyak kurang lebih 15% pasangan di dunia terdampak infertilitas, dan 40-50% penderita tersebut terkait dengan menurunnya kualitas sper- ma dan rendahnya spermatogenesis (Shi dkk., 2017). Radikal bebas yang meningkat selama metabolisme di testis, menjadi salah satu faktor turun- nya kualitas spermatozoa (Lanzafame dkk., 2009).

(18)

Para undangan dan hadirin yang saya hormati,

Bila kita bicara mengenai reproduksi, maka pasti tak lepas dari haki- kat penciptaan manusia. Dalam ayat lainnya, Allah SWT juga menjelaskan tentang proses penciptaan manusia secara runtut. Misalnya dalam QS. Al- Mu’minun : 12-14 :

(12) Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (ber- asal) dari tanah. (13) Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disim- pan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (14) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segum- pal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”

Ada beberapa fase tentang penciptaan manusia sebagaimana ayat di atas. Beberapa diantaranya seperti, pertama, ‘Sulalah min thin’ (saripati tanah). Saripati tanah yang dimaksud adalah suatu zat yang berasal dari bahan makanan (baik tumbuhan maupun hewan) yang bersumber dari tanah, yang kemudian dicerna menjadi darah, kemudian diproses hingga akhirnya menjadi sperma. Fase ini disebut juga sebagai fase ‘turab’ (tanah).

Sebagaimana terdapat dalam Quran Surat Al-Hajj : 5

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketa- huinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”.

(19)

Kedua, ‘Nuthfah’ (air mani). Makna asal kata ‘nuthfah’ dalam bahasa Arab berarti setetes yang dapat membasahi. Dalam tafsir Al Misbah, yang dimaksud dengan nuthfah adalah pancaran mani yang menyembur dari alat kelamin pria yang mengandung sekitar enam ratus juta benih manu- sia, tetapi hanya satu yang berhasil bertemu dengan satu sel telur wanita.

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, penting bagi kita untuk memakan makanan yang halal dan thayyib. Beberapa sumber makanan dapat menunjang kualitas spermatozoa selama proses fertilisasi. Sumber makanan yang halal dan thayyib serta dapat menunjang fungsi reproduksi diharapkan mampu meningkatkan kualitas keturunan kita. Berikut rang- kuman dari sumber bahan makanan yang bermanfaat untuk menunjang kualitas spermatozoa (Tabel 1.)

Tabel 1. Sumber Makanan dan Manfaat Utamanya bagi Kualitas Sperma Pria

NO. SUMBER

MAKANAN MANFAAT UTAMA REFERENSI

1. Sayur dan buah-

buahan Menunjang motilitas sperma Salas-Huetos, dkk., 2. Sereal Menunjang motilitas sperma 2017Salas-Huetos, dkk., 3. Ikan dan produk 2017

laut lain Menunjang jumlah sperma terhitung, konsentrasi, dan morfologi.

Salas-Huetos, dkk., 2017

4. Hasil Peternakan Menunjang konsentrasi sperma

dan motilitas Salas-Huetos, dkk., 5. Kacang-kacangan Menunjang jumlah sperma 2017

terhitung, vitalitas, jumlah sperma norma dan motilitas total dan progresif

Robin, dkk., 2012;

Gofur & Lestari, 2016; Gofur dkk., 2018; Salas-Huetos, dkk., 2018

(20)

Para undangan dan hadirin yang saya muliakan,

Pada beberapa dekade terakhir, penggunaan tanaman tradisional berkhasiat obat untuk penelitian mengalami peningkatan yang signifikan (Sen dkk., 2011). Tanaman tradisional berkhasiat obat banyak digunakan oleh berbagai suku di dunia dan dikonsumsi secara oral untuk menyem- buhkan penyakit tertentu dengan formula atau komposisi tradisional khas daerah masing-masing. Tanaman berkhasiat obat memiliki keunggulan be- rupa murah, mudah diperoleh, sebagian besar tidak beracun, memiliki efek samping yang rendah, dan memiliki kompatibilitas yang baik dengan flora pencernaan.

Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan sekitar 80% dari po- pulasi di dunia sekarang lebih memilih pengobatan secara herbal meng- gunakan tanaman berkhasiat obat untuk menjaga kesehatan. WHO telah mendata sekitar 21.000 tanaman yang telah digunakan sebagai obat-obatan di seluruh dunia, dan 2.500 spesies diantaranya berasal dari India. Indo- nesia sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia memiliki potensi yang sangat besar untuk ikut menyumbang peneli- tian yang berkaitan dengan tanaman berkhasiat obat.

Salah satu kebiasaan masyarakat lokal seperti mengkonsumsi jamu dapat menambah khazanah pengetahuan dan menjadi tugas peneliti ke depan untuk melakukan proses saintifikasi demi mengangkat potensi ta- naman lokal berkhasiat obat di Indonesia baik untuk pencegahan maupun penyembuhan penyakit tertentu, utamanya dari segi reproduksi.

Para undangan dan hadirin yang saya muliakan,

Tanaman tradisional berkhasiat obat diketahui mengandung senyawa aktif yang dapat membantu memelihara tubuh dari penyakit. Selan itu, ta- naman tradisional maupun senyawa aktif tunggal memiliki korelasi positif dengan fungsi reproduksi. Dosis konsumsi merupakan isu penting yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi tanaman tradisional. Dosis yang

(21)

tepat diharapkan mampu menunjang fungsi reproduksi untuk menghasil- kan keturunan yang berkualitas.

Beberapa penelitian menunjukkan senyawa aktif tanaman dapat me- lindungi fungsi reproduksi jantan pada kondisi DM. Sebagaimana yang kita ketahui, DM erat kaitannya dengan infertilitas. Konsumsi tanaman tradisional berkhasiat obat diharapkan mampu meningkatkan kualitas hi- dup seseorang. Beberapa tanaman berkhasiat obat maupun senyawa aktif tunggal yang berperan meningkatkan kualitas sperma pada kondisi DM terangkum dalam Tabel 2.

Tabel 2. Daftar tumbuhan dan senyawa aktif yang berkorelasi positif dengan fungsi reproduksi jantan

NO. TUMBUHAN/

SENYAWA AKTIF

DOSIS/

DURASI

EFEK PADA FUNGSI

REPRODUKSI REFERENSI 1. Quercetin 15 mg/kg/hari

(intraperitoneal) selama 28 hari pada tikus DM

Meningkatkan sperma terhitung, motilitas, dan kadar testosteron secara signifikan. Membantu memperbaiki kerusakan sel testis pada kondisi DM.

Khaki dkk., 2010

2. Curcumin 100 mg/kg BB

selama 8 minggu pada tikus DM

Melindungi sel testikular dari stress oksidatif pada kondisi DM.

Rashid & Sil, 2015

3. Rutin 200 dan 400 mg/

kg BW secara oral selama 28 hari pada tikus DM

Meningkatkan berat testis, jumlah dan viabilitas sperma, kadar LH, FSH, dan testosteron.

Al-Roujeaie dkk., 2016

(22)

NO. TUMBUHAN/

SENYAWA AKTIF

DOSIS/

DURASI

EFEK PADA FUNGSI

REPRODUKSI REFERENSI 4. Minyak wijen 5% atau 10%

selama 56 hari pada tikus DM.

Memperbaiki motilitas sperma dan jumlah sel sperma hidup.

Meningkatkan kadar hormon testosteron.

Zahra dkk., 2013

5. Zingiber officinale

(Zingiberaceae) 100 mg/kg BB/

hari secara oral selama 4 minggu pada tikus DM

Meningkatkan jumlah sperma, motilitas viabilitas, dan total kapasitas antioksidan secara signifikan.

Shalaby &

Hamowieh, 2019

6. Madu - Memiliki efek

protektif pada histologi tubulus seminiferus.

Anyakudo dkk., 2015

7. Thymoquinone dan biji jinten hitam (Nigella sativa)

Thymoquinone:

4mg/kg selama 45 hari (intraperitoneal).

Bubuk Nigella sativa: 300mg/

kg selama 45 hari secara oral pada mencit DM

Menormalkan kadar

LH dan testosteron. Aithal dkk., 2016

8. Kayu manis

(Cinnamon verum) 250 atau 500 mg/kg selama 65 hari pada tikus DM

Meningkatkan jumlah dan motilitas spermatozoa secara signifikan.

Adeleye dkk., 2015

9. Jeruk pahit (Citrus

aurantium) 100 and 200 mg/

kg/BB selama 56 hari pada tikus DM

Meningkatkan kadar FSH, LH, dan testosteron secara signifikan.

Komili dkk., 2015

10. Air kelapa - Memperbaiki kualitas

sperma Putra dkk.,

2012

(23)

NO. TUMBUHAN/

SENYAWA AKTIF

DOSIS/

DURASI

EFEK PADA FUNGSI

REPRODUKSI REFERENSI 11. Minyak jinten

hitam - Memperbaiki kualitas

spermatozoa Eliyaningsih dkk., 2014;

Sulistyowati dkk., 2014 12. Natto kedelai

hitam 200 mg/mL, 400

mg/mL, 800 mg/mL

Meningkatkan jumlah, motilitas, viabilitas, kadar testosteron, dan menurunkan sperma abnormal.

Gofur &

Lestari, 2016

13. Sirih merah (Piper

crocatum) Dosis 200 mg/

kg BB selama 30 hari pada mencit model rheumatoid arthtritis

Meningkatkan kadar testosteron dan memperbaiki mikroanatomi tubulus seminiferus

Gofur &

Lestari, 2018

14. Susu kambing

Ettawah 0,25, 0,5, dan 0,75 mL selama 36 hari pada mencit

Meningkatkan jumlah dan motilitas sperma;

Meningkatkan kadar testosteron

Sa’diyah, dkk., 2015; Gofur, 2018 15. Tempe kedelai

hitam dan ubi jalar ungu

Rasio 1:1 Meningkatkan jumlah, motilitas, viabilitas, kadar testosteron, dan menurunkan sperma abnormal.

Gofur dkk., 2018

16. Bawang putih

tunggal 250 mg/

kg BB pada mencit model hiperlipidemia

Menurunkan kadar Advanced Glycation End-Product (AGE) pada epididimis mencit model hiperlipidemia

Baroroh dkk., 2019

17. Bawang putih

tunggal 250 mg/

kg BB pada mencit model hiperlipidemia

Menurunkan kadar Receptor of Advanced Glycation End-Product (RAGE) pada epididimis mencit model

Miasih dkk., 2019

(24)

Dalam surat Asy-Syu’ara, Allah SWT berfirman:

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?

Allah SWT telah menyediakan bagi kita berbagai macam tum- buh-tumbuhan yang baik, yang dapat kita manfaatkan tidak hanya sebagai makanan, namun juga untuk kesembuhan atau obat. Ringkasan pada Tabel 2. menunjukkan beberapa bahan yang dapat memperbaiki fungsi repro- duksi jantan. Tugas kita sekarang sebagai saintis adalah meng eksplorasi berbagai manfaat tanaman yang telah disediakan oleh Allah demi ke- maslahatan manusia. Indonesia sebagai negara dengan kekayaan hayati yang tinggi menyediakan sumber tanaman yang begitu besar untuk dapat dieksplorasi manfaatnya di berbagai bidang. Dengan menyinergikan antara ilmu pengetahuan dengan agama, diharapkan kita tetap menjadi pribadi yang bijak dan tetap rendah hati.

Para undangan dan hadirin yang saya muliakan,

Grup penelitian kami selama beberapa tahun terakhir berfokus pada ta- naman-tanaman lokal untuk penanggulangan DM. Tanaman yang sudah tidak asing dikonsumsi bagi masyarakat Indonesia diharapkan dapat menjadi alternatif yang dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat. Penelitian-penelitian yang sudah dan sedang kami lakukan fokus menggunakan ubi jalar ungu dan kedelai hitam. Khusus untuk kedelai hitam, kami mengembangkan dalam bentuk natto, yakni kedelai fermentasi tradisional Jepang (Gofur & Lestari, 2016). Hasil positif yang diperoleh membuat kami memiliki ide untuk mengembangkan kedelai fer- mentasi khas Indonesia, yakni tempe dengan bahan baku kedelai hitam.

(25)

Para undangan dan hadirin yang saya hormati,

Bahan baku yang kami teliti pertama adalah ubi jalar ungu. Ubi jalar ungu merupakan salah satu jenis ubi jalar yang banyak ditanam di Indone- sia. Ubi jalar ungu memiliki kandungan gizi yang kaya akan vitamin (B1, B2, C dan E), mineral (Ca, Mg, K dan Zn), serat makanan dan karbohidrat.

Ubi jalar mengandung sumber karbohidrat yang efisien dibanding dengan tanaman sereal seperti padi. Ubi jalar mampu menghasilkan kalori 45%

lebih tinggi dari padi.

Karbohidrat yang terdapat pada ubi jalar ungu termasuk karbohidrat kompleks dengan klasifikasi indeks glikemik yang rendah, yaitu 44 (Sia- gian, 2004). Suatu bahan makanan dikatakan memiliki indeks glikemik yang rendah jika nilai indeks glikemiknya kurang dari 55 (Jenkins, dkk., 1981). Tipe karbohidrat yang memiliki indeks glikemik rendah ini apabila dikonsumsi tidak akan menaikkan kadar gula darah secara drastis. Indeks glikemik yang rendah mendukung pemanfaatan tepung ubi jalar ungu se- bagai alternatif sumber karbohidrat yang dapat dijadikan sebagai substitu- si pada produk berbahan dasar terigu dan turunannya yang memiliki nilai tambah bagi kesehatan (Siagian, 2004).

Kandungan flavonoid terbanyak pada ubi jalar ungu adalah antosi- anin. Antosianin adalah senyawa antioksidan yang dapat menjadi scavenger radikal bebas (Montilla, dkk., 2011). Antosianin dari ubi jalar ungu sering dimanfaatkan sebagai pewarna alami karena kondisinya yang tetap stabil pada suhu tinggi (Cevallos-Casals & Cisneros-Zavallos, 2004). Aktivitas antioksidan ubi jalar ungu dilaporkan lebih tinggi dibandingkan kubis me- rah, kulit anggur, elderberry, dan jagung ungu bahkan lebih tinggi diban- dingkan asam askorbat.

Dalam ubi jalar ungu juga terkandung dua komponen, yakni cyanidin 3-O-(2-O-(6-O-(E)-caffeoyl-β-D-glucopyranocyl)-β-glucopyranoide)-5-O-β-D- glucopyranoside dan peonidin 3-O-(2-O-(6-O-(E)-caffeoyl-β-D-glucopy- ranocyl)-β-glucopyranoide)-5-O-β-D-glucopyranoside yang menunjukkan aktivitas melindungi low density lipoprotein (LDL) dari oksidasi (Kano, dkk., 2005).

(26)

Para undangan dan hadirin yang saya muliakan,

Bahan baku berikutnya adalah kedelai hitam. Kedelai hitam merupa- kan salah satu varietas kedelai yang berwarna hitam dan telah digunakan secara luas sebagai makanan tambahan. Warna hitam tersebut disebab- kan adanya kandungan antosianin yang memiliki beberapa manfaat tera- pi. Kedelai hitam kaya kandungan serat dan menyediakan delapan macam asam amino esensial bagi manusia yang bermanfaat meningkatkan fungsi pencernaan dan mengurangi rasa tidak nyaman akibat gas dalam saluran pencernaan.

Kedelai hitam merupakan sumber makanan kaya serat dan terbukti dapat menurunkan tingkat kolesterol jahat dalam darah. Kandungan serat yang tinggi pada kedelai hitam ini juga bermanfaat menjaga tekanan da- rah stabil, tidak meningkat secara tiba-tiba setelah makan, sehingga tak berlebihan jika kedelai hitam menjadi bahan konsumsi bagi mereka yang mengidap diabetes, penderita resistensi insulin atau hipoglikemia.

Kedelai hitam mengandung Antosianin yang berfungsi sebagai an- tioksidan yang aktivitasnya lebih tinggi dibanding vitamin E dan C. Anto- sianin juga mampu menghambat oksidasi LDL (low density lipoprotein) ko- lesterol dalam darah dan mampu menurunkan produksi thiobarbituric acid reactive substance (hasil oksidasi asam lemak) sebesar 37,10 nmol MDA/g protein LDL (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008).

Kedelai hitam merupakan kedelai lokal yang belum dikenal luas dan belum dikembangkan di Indonesia.

Para undangan dan hadirin yang saya hormati,

Tempe adalah makanan asli Indonesia, yang merupakan salah satu makanan Nasional. Tempe merupakan makanan tradisional yang telah lama dikenal di Indonesia. Di dalam SNI No. 01-3144-1992 tempe didefiniskan sebagai produk makanan hasil fermentasi biji kedelai oleh kapang tertentu, berbentuk padatan kompak dan berbau khas serta berwarna putih atau sedikit keabu-abuan. Tempe dibuat dengan cara fermentasi atau peragian

(27)

dengan menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus. Pembuatan tempe membutuhkan bahan baku kedelai. Melalui proses fermentasi, komponen komponen nutrisi yang kompleks pada kedelai dicerna oleh kapang dengan reaksi enzimatis dan dihasilkan senyawa-senyawa yang le- bih sederhana (Cahyadi, 2007).

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kede- lai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.

Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya pening- katan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids = PUFA) mening- kat jumlahnya. Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit meng alami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam lemak oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai).

Kandungan protein tempe bisa dikatakan sama dengan daging. Tempe mengandung kesembilan asam amino esensial dalam jumlah cukup, kecua- li metionin yang sedikit berada di bawah pola acuan patokan FAO/WHO, yaitu 78 % (Almatsier, 2009). Kandungan lemak tempe jauh lebih rendah daripada daging. Ini dapat dimanfaatkan oleh mereka yang kegemukan atau untuk menurunkan dan mempertahankan kadar kolesterol darah.

Kalsium, yang diperlukan untuk pembentukan tulang dan mencegah kerapuhan tulang, lebih banyak ditemukan di dalam tempe daripada da- ging. Di samping itu, ketersediaan kalsium yang dapat diserap meningkat karena proses fermentasi. Kandungan zat besi tempe juga lebih tinggi da- ripada daging.

Seperti halnya kalsium, ketersediaan zat besi tempe juga lebih baik dari kedelai. Tempe juga mengandung mineral-mineral lain dengan keter- sediaan yang baik seperti seng (Zn) dan tembaga (Cu). Kedua mineral ini merupakan bagian dari enzim-enzim yang berperan dalam berbagai as- pek metabolisme, fungsi kekebalan, pembentukan sel darah merah, dan sebagai antioksidan.

(28)

Tempe merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang di- buat dengan cara fermentasi menggunakan jamur Rhizopus oligosporus mau- pun Rhizopus oryzae. Tempe yang dikonsumsi masyarakat berbahan baku dari kedelai kuning. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kede- lai hitam memiliki kandungan antioksidan lebih tinggi dari kedelai dengan varietas kuning, oleh karena itu kedelai hitam sangat baik jika digunakan sebagai bahan baku tempe. Tempe mengandung protein yang relatif ting- gi. Protein yang terkandung pada tempe mencapai 40% dari masa kering.

Tempe dapat digunakan sebagai pengganti daging pada orang vegetarian.

Kedelai hitam yang diolah menjadi tempe tidak mengurangi kan- dungan antioksidan didalamnya, menurut penelitian yang dilakukan oleh Nakajima dkk., (2005) kandugan antioksidan pada tempe lebih tinggi dan lebih banyak jenisnya. Hal tersebut dikarenakan aktivitas oganisme pada saat fermentasi tempe. Beberapa jenis antioksidan turunan isoflavon yang ditemukan dalam tempe adalah 3-hydroxyanthranilic (HAA) (Esaki dkk., 1996), 6-hydroxydaidzein (6- OHD), asam 2,3-Dihydroxybenzoic (2,3- DHBA), 8-hydroxydaidzein (8-OHD), dan 8-hydroxygenistein (8-OHG) (Cheng dkk., 2011).

Proses fermentasi pada tempe menyebabkan beberapa keunggulan dibandingkan kedelai, misalnya adalah zat gizi, daya cerna protein, kan- dungan asam amino esensial yang lebih tinggi dan zat anti gizi rendah (Nurrahman, 2005; Mutaslimah dkk., 2017). Enzim yang dihasilkan oleh kapang selama proses fermentasi tempe akan mengubah lemak, protein dan zat gizi lainya menjadi molekul yang lebih sederhana, sehingga dapat dengan mudah dicerna dan diserap oleh tubuh (Astawan, 2004)

Para undangan dan hadirin yang saya muliakan,

Penelitian yang telah dan sedang kami lakukan bertujuan untuk men- cari alternatif makanan sehat bagi penderita DM. Penderita DM seringkali tidak bisa menghindari kebiasaan untuk makan (hiperfagia). Berdasarkan fakta tersebut, kami berusaha mengembangkan snack sehat dengan bahan dasar ubi jalar ungu dengan kedelai maupun tempe kedelai hitam. Berikut merupakan ringkasan hasil penelitian yang telah dikerjakan.

(29)

Tabel 3. Penelitian mengenai manfaat ubi jalar ungu, kedelai hitam, tem- pe kedelai hitam, dan kombinasi keduanya pada tikus model DM

NO. BAHAN MANFAAT REFERENSI

1. Kedelai hitam dan

ubi jalar ungu Menurunkan kadar ROS dan memperbaiki nekrosis sel β pankreas pada tikus model DM

Ningtiyas dkk., 2017

2. Kedelai hitam dan

ubi jalar ungu Menurunkan kadar

malondialdehid pada serum dan hepar tikus model DM

Setyowati dkk., 2017; Suhartini, dkk 2017 3. Kedelai hitam dan

ubi jalar ungu Meningkatkan jumlah, motilitas, viabilitas, kadar testosteron, dan menurunkan sperma abnormal

Gofur dkk., 2018 4. Tempe kedelai

hitam dan ubi jalar ungu

Menurunkan kadar serum Advanced Glycation End- Product (AGE) pada tikus model DMT2

Anam dkk., 2018

5. Tempe kedelai hitam dan ubi jalar ungu

Menurunkan kadar ROS dan malondialdehid pada hepar tikus model DM

Putri dkk., 2018 6. Tempe kedelai

hitam dan ubi jalar ungu

Keterserapan yang tingi senyawa antosianin pada ubi jalar ungu dan isoflavon pada tempe kedelai hitam pada serum, urin, dan feses tikus model DMT2

Billah, dkk., 2018

7. Tempe kedelai

hitam Menurunkan kadar interleukin-6

tikus model DM Farid dkk.,

8. Ubi jalar ungu Menurunkan kadar 2019

malondialdehid tikus model DM Probowati dkk., 9. Ubi jalar ungu Meningkatkan kapasitas 2019

fagositosis makrofag pada tikus model DMT2

Putri dkk., 2019 10. Tempe kedelai

hitam dan ubi jalar ungu

Menurunkan Kolesterol Total, Trigliserida, Dan LDL, Dan Meningkatkan HDL Tikus Model DM

Mawarti dkk., 2019

(30)

NO. BAHAN MANFAAT REFERENSI 11. Tempe kedelai

hitam Memperbaiki hematologi tikus

model DM Fidiya dkk.,

12. Tempe kedelai 2019 hitam dan ubi jalar ungu

Menurunkan Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase (SGOT) tikus model DM

Pratiwi dkk., 2019

13. Tempe kedelai hitam dan ubi jalar ungu

Memperbaiki kerusakan hepar dan menurunkan kadar sitokin TNF-α pada tikus model DM

Ardiansyah dkk., 2019 14. Kedelai hitam dan

ubi jalar ungu Memperbaiki kerusakan sel β pankreas, meningkatkan kadar SOD, menurunkan kadar malondialdehid, dan memperbaiki sensitivitas insulin pada tikus model DM

Gofur dkk., 2019a

15. Kedelai hitam dan

ubi jalar ungu Menurunkan ekspresi Advanced Glycation End-Product (AGE) dan memperbaki kerusakan ginjal tikus model DM

Gofur dkk., 2019b

Hasil penelitian menunjukkan bahan lokal seperti ubi jalar ungu, kede- lai hitam, tempe kedelai hitam, dan kombinasi antara ubi jalar ungu den- gan kedelai hitam atau tempe memiliki efek yang positif terhadap tikus model DM. Tentunya apa yang sedang kami upayakan masih merupakan hal dasar yang masih jauh dari terapan. Harapan kami adalah masih dapat dilakukan penelitian berkelanjutan yang melibatkan instansi lain agar dapat diperoleh suatu produk yang bermanfaat bagi banyak orang, terutama penderita DM.

Para undangan dan hadirin yang saya muliakan, Penutup

Diabetes mellitus tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling sering ditemukan. Diabetes mellitus tipe 2 umumnya timbul pada usia di atas 40 tahun. Saat ini, terjadi pergeseran usia penderita diabetes mellitus tipe 2,

(31)

yakni hampir 90-95% masih berada di usia produktif. Komplikasi yang terkait dengan diabetes mellitus tipe 2 dapat menurunkan kualitas hid- up penderita dan memerlukan biaya perawatan yang besar, karena kom- plikasi yang terkait terus berkembang secara progresif bila tidak segera ditangani. Penggunaan obat tradisional, mengatur pola makan dan asupan yang masuk, serta olahraga merupakan upaya-upaya yang dianjurkan se- bagai bentuk pencegahan diabetes mellitus. Kekayaan hayati dan kearifan lokal berupa tanaman berkhasiat obat dapat digunakan sebagai suplemen pencegahan maupun pengobatan untuk memperbaiki fungsi reproduksi penderita diabetes mellitus tipe 2.

(32)

UCAPAN TERIMA KASIH

Para hadirin yang saya hormati,

Mengakhiri pidato ini, perkenankan saya menyampaikan ucapan te- rima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang berkorban secara langsung atas pencapaian saya meraih jawaban guru besar sehingga hari ini saya dikukuhkan. Beliau-beliau tersebut antara lain:

1. Ketua Senat Akademik UM, Prof. Dr. Suko Wiyono, S.H., M.Hum beserta anggota Komisi Senat dan Komisi Guru Besar dan Rektor UM, Bapak Prof. Dr. A.H. Rofi’uddin, M.Pd beserta jajarannya, atas keyakinannya untuk mengukuhkan saya sebagai Guru Besar bidang Biologi. Terima kasih dan penghargaan juga saya sampaikan kepada segenap panitia yang telah bekerja keras untuk menyukseskan acara pengukuhan ini.

2. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI atas penetapan saya sebagai guru besar pada bidang Ilmu Biologi di FMIPA UM.

3. Dekan FMIPA UM, Prof. Dr. Hadi Suwono, M.Si; Ketua Jurusan Bio logi UM, Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si, Sekretaris dan Kepala La- boratorium Jurusan Biologi UM; serta segenap anggota Tim Penilai Jabatan Akademik Dosen (TPJAD) Universitas dan FMIPA UM, atas kepercayaan dan ketetapan hatinya merestui saya meraih guru besar ini. Ucapan terima kasih yang mendalam juga saya sampaikan kepada staf kepegawaian UM dan FMIPA UM atas layanan dan kerja keras- nya memproses pengusulan guru besar ini.

4. Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd dan Prof. agr. Mohammad Amin, M.Si atas kesediannya sebagai penilai internal.

5. Tim Peneliti Hibah, Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si., Hendra Susanto, M.Si., Ph.D., Drs. Nursasi Handayani, M.Si., dan Drs. Agung Witjoro, M.Si.

(33)

6. Bapak Prof. Muhaimin Rifa’i, Ph.D., Med.Sc., Guru Besar Imunologi Universitas Brawijaya; Prof. Drs. Win Darmanto, M.Si., Ph.D., Guru Besar Biologi Universitas Airlangga atas dukungan dan kesediaan menjadi penilai eksternal.

Secara khusus, saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pribadi-pribadi dan orang-orang hebat yang saya hormati, saya cintai, dan saya banggakan; antara lain sebagai berikut.

1. Ibu (Almh) Hj. Siti Aisyah Suciati, ibu yang mengandung, melahir- kan, dan membesarkan saya. Terima kasih juga saya haturkan kepada ayah tercinta. Bapak (Alm) H. Moh. Atmo. Terima kasih kepada kedua orang tua yang telah merawat saya dan membiayai hidup saya serta doa tulus ikhlas Ibu dan Ayah, sehingga saya bisa mencapai tahapan seperti ini.

2. Bapak Ibu mertua tercinta, Bapak (Alm) H. Chudlori Alwi dan Ibu (Almh) Hj. Siti Zunariyah yang selalu mendoakan kami semua anak menantu maupun cucu-cucunya.

3. Istri tercinta, Hj. Faridah Yuliasma, M.Pd yang selalu setia men- dampingi saya dalam suka dan duka yang senantiasa mendoakan saya dalam setiap sholatnya, dan selalu mendukung meskipun harus de- ngan pengorbanan yang tidak kecil. Terima kasih telah bersedia saya tinggalkan di rumah dan mengasuh anak-anak sendirian ketika saya bekerja.

4. Anak-anak dan menantu tersayang Hawien Nisfi Laily & Muh. Urip Triono, dan Wifqi Azlia & Muh. Nur Aswan. Cucu-cucu tersayang Balqis Salsabila Nabila, Arshilla Rania Nadhifa, dan Akifa Nada Rab- bani. Terima kasih atas dukungan dan doanya. Kalian merupakan pemicu semangat, penyejuk mata dan hati saya.

5. Kakak dan adik beserta keluarga, atas doa dan dukungannya.

6. Kakak dan adik ipar beserta keluarga atas doa dan dukungannya.

7. Bapak dan Ibu dosen saat saya menempuh studi S1 di jurusan Pendi- dikan Biologi IKIP Surabaya, saat menempuh S2 dan S3 di Universi- tas Airlangga Surabaya.

(34)

8. Bapak Ibu dosen senior Jurusan Biologi, yang masih aktif maupun yang sudah purnatugas; atas dukungan, keteladanan, ilmu yang ditu- larkan, dan keakrabannya yang membuat saya sangat nyaman bekerja di Jurusan Biologi tercinta.

9. Bapak Ibu dosen muda Jurusan Biologi atas dukungan dan doanya.

Juga atas semangat kerjanya yang luar biasa dan ide-ide besarnya yang menginspirasi.

10. Keluarga besar dosen dan karyawan di Jurusan Biologi khususnya, dan FMIPA umumnya, yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas kerjasama dan dukungannya selama ini.

11. Para mahasiswa S1, S2, dan S3, terutama yang tergabung dalam payung penelitian. Terima kasih atas inspirasinya, karena dari kalianlah saya menyadari betapa masih banyaknya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mewujudkan perkuliahan Biologi yang bermakna.

12. Mochammad Fitri Atho’illah, S.Si, M.Si., Siti Nur Arifah, S.Pd., M.Si., dan Yuslinda Annisa, S.Si., M.Si. yang telah membantu selama proses pengajuan guru besar. Terima kasih atas kerja kerasnya dalam mem- bantu menyusun kelengkapan yang dibutuhkan.

Akhir kata saya sampaikan terima kasih yang tulus atas perhatian, ke- sabaran para hadirin yang telah mengikuti pidato pengukuhan ini, mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. Kami kutip pesan dari Imam Ghazali dalam kitab karyanya yang berjudul “Minhajul Abidin” yakni:

“Adapun jika engkau menyerahkan urusanmu kepada Allah Ta’ala sema- ta dan meminta hanya kepada-Nya untuk dipilihkan apa terbaik bagi di- rimu, niscaya engkau tidak akan mendapatkan selain pilihan yang tepat dan membawa kebaikan”

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Amin Yaa Rabbal’alamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Adeleye, O., O. Akinlabi, A. Adetomiwa, A. Adeleye. 2015. Enhanced spermio- gram in cinnamon verum treated male alloxan-induced diabetic wistar albi- no rats. Proc. Physiological Soc. 1–3 The Physiolog Soc.

Adrian, K. 2017. Ganti Makanan 4 Sehat 5 Sempurna dengan Pedoman Gizi Seimbang. Online: https://www.alodokter.com/ganti-makanan-4-sehat-5- sempurna-dengan-pedoman-gizi-seimbang diakes tanggal 5 Oktober 2019 Aithal, M., S. Haseena, K.K. Das, S.H. Saheb. 2016. Effect of nigella sativa seed

and thymoquinone on reproductive parameters in sterptozotocine induced diabetic and normal male albino rats. Int. J. Intg. Med. Sci. 3: 248–252.

Alberti, K.G.M.M., Eckel, R.H., Grundy, S.M., Zimmet, P.Z., Cleeman, J.I., Do- nato, K.A., Fruchart, J.C., James, P.T., Loria, C.M., Smith, Jr, S.C. 2009. Har- monizing the Metabolic Syndrome. A Joint Interim Statement of the Inter- national Diabetes Federation Task Force on Epidemiology and Prevention;

National Heart, Lung, and Blood Institute; American Heart Association;

World Heart Federation; International Atherosclerosis Society; and Inter- national Association for the Study of Obesity. Circulation. 120:1640-1645.

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pus- taka Utama.

Al-Roujeaie, A.S., H.M. Abuohashish, M.M. Ahmed, O.A. Alkhamees. 2016. Ef- fect of rutin on diabetic-induced erectile dysfunction: possible involvement of testicular biomarkers in male rats. Andrologia: 1–10.

Alsehri, A.M. 2010. Metabolic syndrome and cardiovascular risk. Journal of Family and Community Medicine, 17(2): 73-78.

Amaral, S., Oliveira, P.J. & Ramalho-santos, J., 2008. Diabetes and the Impair- ment of Reproductive Function: Possible Role of Mitochondria and Reac- tive Oxygen Species. 351(239), pp.1–9.

Anam, M.A., A. Gofur, & S.R. Lestari. 2018. Pengaruh Kombinasi Ekstrak Tempe Kedelai Hitam (Glycine Max (L.) Merril) Dan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L.) Terhadap Kadar Advanced Glycation End-Product (AGE) Serum Darah Tikus Model Diabetes Mellitus Tipe 2. Skripsi. Universitas Negeri Malang: Tidak Di- terbitkan

(36)

Anyakudo, M.M.C., A.J. Balogun, M.O. Adeniyi, 2015. Beneficial effects of hon- ey-based diet on glycemic control and reproductive potential in diabetic rats.

World J. Nutr. Heal. 3: 41–46.

Ardiansyah, E., A. Gofur, A. Witjoro. 2019. Potensi Variasi Campuran Ekstrak Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) dan Kedelai Hitam (Glycine max L.) Terhadap Ka- dar Sitokin Proinflamasi TNF-α pada Tikus (Rattus novergicus) Galur Wistar Model DMT2. Skripsi, Universitas Negeri Malang: Tidak Diterbitkan.

Astawan, M. 2004. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Solo: Tiga Serang- Ayuob, N.N., H.A. Murad, S.S. Ali. 2015 Impaired expression of sex hormone kai.

receptors in male reproductive organs of diabetic rat in response to oral antidiabetic drugs. Folia Histochem. Cytobiol 53: 35–48.

Baroroh, A.R.E., S.R. Lestari., A. Gofur. 2019. Pengaruh pemberian ekstrak bawang putih tunggal (Allium sativum) terhadap kadar advanced glycation end product (AGE) di epididimis mencit (Mus musculus) Galur balb/c model diet tinggi lemak dan Karbo- hidrat. Skripsi, Universitas Negeri Malang: Tidak Diterbitkan.

Billah, S.M.B., A. Gofur, & S.R. Lestari. 2018. Pengembangan Handout Mata Kuli- ah Anatomi Fisiologi Manusia Berdasarkan Hasil Penelitian Potensi Tepung Tempe Kedelai Hitam Dan Ubi Jalar Ungu Pada Tikus Model DMT2. Tesis. Universitas Negeri Malang: Tidak Diterbitkan.

Cahyadi, W. 2007. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara. Bandung

Cevallos-Casals, B.A. & Cisneros-Zevallos, L.C. 2004. Stability of Anthocy- anin-Based Aqueous Extracts of Andeanpurple Corn and Red-Fleshed Sweet Potato Compared to Synthetic and Natural Colorants. Food Chemistry, 2004(86): 69-77.

Cheng, K.C., Lin, J.T., & Liu, W.H. 2011. Extract from Fermented Black Soybean Milk Exhibit Antioxidant and Cytotoxic Activities. Food Technology and Biotech- nology, 49(1): 111-117.

Delfino, M., Imbrogno, N., Elia, J., Capogreco, F., Mazzilli, F., 2007. Prevalence of diabetes mellitus in male partners of infertile couples. Minerva Urol.

Nefrol. 59, 131–135.

Eliyaningsih, N.D., Lestari, U. & A. Gofur. 2014. Potensi Minyak Jin tan Hitam (Ni- gella Sativa) Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus Musculus) Galur Balb-C Setelah Di Beri Minyak Jelantah. Skripsi. Tidak diterbitkan. Jurusan Biolo- gi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang

(37)

Esaki, H., Onozaki, H., Kawakishi, S. & Osawa, T. 1996. New antioxidant isolat- ed from tempeh. Journal of Agicultural and Food Chemistry. 44: 696–700 Fabian, U.A., M.A. Charles-Davies, A.A. Fasanmade, J.A. Olaniyi, O.E. Oyewole,

M.O. Owolabi, J.R. Adebusuyi, O.O. Hassan, B.M. Ajobo, M.O. Ebesunun.

2016. Male sexual dysfunction leptin, pituitary and gonadal hormones in ni- gerian males with metabolic syndrome and type 2 diabetes mellitus. J. Reprod.

Infertil. 17:17–25.

Farid, U.M., S.R. Lestari., A. Gofur. 2019. Pengembangan modul berbasis problem solv- ing berdasarkan hasil penelitian pengaruh ekstrak tempe kedelai hitam terhadap kadar interleukin-6 (IL-6) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Te- sis, Universitas Negeri Malang: Tidak Diterbitkan.

Fatimah, R. N. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority, 4(5): 101-93.

Fidiya, B.R., A. Gofur, S.R. Lestari. 2019. Pengembangan Modul Berdasarkan hasil penelitian ekstrak tempe kedelai hitam terhadap hematologi tikus diabetes mellitus tipe 2 untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Tesis. Universitas Negeri Malang: Tidak Diterbitkan.

Ghasemi, H., J. Karimi, M.T. Goodarzi, I. Khodadadi, H. Tavilani, H. Moridi, N. Kheiripour. 2015. Seminal plasma zinc and magnesium levels and their relation to spermatozoa parameters in semen of diabetic men. Int. J. Diabetes Develop. Countr. 36:1–6.

Gofur, A. 2018. Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) Dan Peranannya Pada Aspek Reproduksi Mamalia. Monograf: UM Press.

Gofur, A. & Lestari, S.R. 2016. Effect of black soybean natto extract (Glycine soja) on reproduction system of hypercholesterolemia male mice. Asian Pa- cific Journal of Reproduction. Volume 5 (5):387-390

Gofur A, A. Witjoro, E. W. N. Tiyas, E. Setyowati, S.A. Mukharromah, M.F.

Atho’illah, & S.R. Lestari. 2018. The ameliorative effect of black soybean and purple sweet potato to improve sperm quality through suppressing re- active oxygen species (ROS) in type 2 diabetes mellitus rat (Rattus novergicus).

Science Asia 44 (5): 303

Gofur, A., A. Witjoro, E.W. Ning Tiyas, E. Setyowati, S.S. Mukharromah, M.F.

Atho’illah, S.R. Lestari. 2019a. The Evaluation of Dietary Black Soybean and Purple Sweet on Insulin Sensitivity in Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. Pharmacognosy. Vol. 11(4): 639-646.

Gambar

Tabel 1. Sumber Makanan dan Manfaat Utamanya bagi Kualitas Sperma  Pria
Tabel 2.  Daftar tumbuhan dan senyawa aktif  yang berkorelasi positif   dengan fungsi reproduksi jantan
Tabel 3. Penelitian mengenai manfaat ubi jalar ungu, kedelai hitam, tem- tem-pe kedelai hitam, dan kombinasi keduanya pada tikus model DM

Referensi

Dokumen terkait

Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya masalah gizi yaitu asupan gizi dalam jangka waktu yang lama seperti energi, protein, lemak, zat besi, zinc, kalsium, dan vitamin C tidak