PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian Terdahulu
14 Dewi Lestari, “Sistem Pengupahan Pekerja Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group di Desa Korowelang Cepiring-Kendal)”, (Skripsi, UIN Walisongo, Semarang, 2015). Karet di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan)”. Penelitian ini menjelaskan bagaimana upah pekerja konstruksi dikontrak dengan sistem upah borongan dan menjelaskan bagaimana Ekonomi Islam menilai realisasi upah pekerja konstruksi berdasarkan sistem upah borongan. 15 Rian Hidayat, “Upah Pekerja Harian Lepas Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Usaha Karet di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan)”, (Skripsi, UIN Sultan Syarif Kasim, Riau, 2014).
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini data primer berasal dari informasi dari ketua Serikat Pekerja Melayu Laki-Laki di Desa Kandang, bendahara dan anggota pekerja yang bekerja disana serta informan lain yang berkaitan dengan penelitian ini yang diperoleh melalui wawancara. Hal ini penulis lakukan sebagai langkah awal dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang akurat. Disini peneliti akan melakukan wawancara kepada pengurus dan pekerja yang bekerja di Serikat Pekerja Putra Melayu dengan mengajukan pertanyaan terkait permasalahan dalam penelitian ini guna memperoleh data dasar yang akurat.
Sistematika Penulisan
Data yang diambil berupa dokumentasi berupa profil Serikat Pekerja Putra Melayu, bentuk dan kondisi Serikat Pekerja Putra Melayu serta foto-foto terkait kegiatan di Serikat Pekerja Putra Melayu. BAB III yaitu bagian yang membahas tentang gambaran umum Serikat Pekerja Melayu Laki-Laki di Desa Kandang. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Praktik Pengupahan Pekerja Serikat Pekerja Laki-Laki Melayu di Desa Kandang yang memuat jawaban permasalahan yang ada dan rumusan permasalahan.
KAJIAN TEORI
Rukun dan Syarat Ijarah
Aqidain adalah pihak yang mengadakan perjanjian, yaitu pihak yang menyewakan atau pemilik sewa yang disebut dengan “mu’jir” dan pihak yang menyewakan barang atau jasa tenaga disebut “musta’jir”, yaitu. , pihak yang mendapat manfaat daripada perkara atau tenaga yang dipajak. Selain itu, orang yang menjalankan perniagaan akad ijarah ('aqidain) juga mesti mendapat persetujuan para pihak untuk membuat perjanjian sewa. Ini bermakna tidak ada unsur paksaan antara keduanya dalam melaksanakan transaksi akad ijarah, kerana jika terdapat unsur paksaan dalam akad, akad tersebut dianggap fasid (batal).
Berdasarkan ayat di atas, dapat dijelaskan bahawa ijarah yang dilakukan secara paksa atau dengan cara yang batil, maka akad ijarah tersebut batal. Maka apabila seseorang mengupah tenaga untuk membunuh, atau membawa khamr, atau menyewa rumah untuk dijadikan tempat menjual khamr atau dijadikan tempat dan sebagainya, maka batallah ia.14 4. Sighat akad ialah sesuatu, iaitu. disandarkan oleh dua pihak yang berakad, yang menunjukkan apa yang ada dalam hati mereka berdua bahawa timbulnya akad.
Menurut ulama Syafi'iyah dan Hanabilah, kedua-dua pihak yang melaksanakan akad haruslah dalam umur yang sah dan sihat. Maka jika ada orang yang belum atau tanpa sebab, seperti kanak-kanak dan orang gila, menyewakan hartanya atau dirinya sebagai buruh atau pekerja, menurut mereka akad ijarah tidak sah. Secara umum dapat dikatakan bahwa pihak yang melakukan ijarah haruslah orang yang sudah memiliki kemampuan akting yang sempurna, sehingga segala perbuatannya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Sekiranya syarat penyewaan di atas dipenuhi, akad sewa tersebut dianggap sah mengikut Syariah.
Batal atau Berakhirnya Ijarah
Serikat Pekerja Laki-Laki Melayu tidak memberikan bonus tambahan kepada anggotanya yang bekerja lebih tekun dan tekun. Besaran upah yang diterima akan dikomunikasikan pada saat pertama kali bergabung dengan Serikat Pekerja Putra Melayu dan akan sesuai dengan pelaksanaannya. Ia mengatakan, besaran upah tersebut sesuai dengan kesepakatan awal yang dicapai dengan pengurus Serikat Pekerja Putra Melayu.
Berdasarkan wawancara dengan Bpk. Pepen, telah menjadi anggota atau pekerja harian di Serikat Buruh Malaya selama lebih dari 2 tahun. Menurut dia, gaji yang diterimanya sesuai dengan kesepakatan awal yang dibuatnya dengan Serikat Pekerja Laki-Laki. Berdasarkan wawancara dengan Bpk. Efdi, ia bekerja selama lebih dari 3 tahun di serikat pekerja Putra Melayu sebagai buruh harian.
Ia tidak mempunyai pekerjaan lain selain menjadi buruh harian di Serikat Pekerja Laki-Laki Melayu. Berdasarkan wawancara dengan Pak Iskandi, beliau sudah bekerja selama 4 tahun sebagai pekerja harian di Serikat Pekerja Putra Melayu. Pelaksanaan pengupahan bagi anggota Serikat Pekerja Putra Melayu diberikan oleh pengurus serikat pekerja setelah menyelesaikan pekerjaan sesuai muatan barang yang dibongkar.
Ada juga kekhawatiran bahwa anggota Serikat Pekerja Laki-Laki Malaya mempunyai kebutuhan mendesak dan meminta uang saat ini.
Jenis Upah dalam Islam
Pengertian Pekerja atau Buruh
Dalam Islam, tenaga kerja atau labor bukan sekedar pekerjaan atau jasa abstrak yang ditawarkan kepada orang-orang yang mencari tenaga manusia. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi pendidikan, kini banyak bermunculan tenaga kerja modern dengan tenaga dan kemampuan yang luar biasa, sehingga berhak menjual jasa atau kemampuannya dengan harga atau gaji setinggi-tingginya. Namun dalam Islam dia tidak sepenuhnya bebas melakukan apapun yang dia inginkan dengan pekerjaannya. pekerjaan yang tidak diperbolehkan menurut syariah.
Segala tanggung jawab pekerja atau pekerja tidak berakhir ketika seorang pekerja meninggalkan tempat kerja. Tidak boleh diberikan pekerjaan yang melebihi kemampuan fisiknya, dan apabila sewaktu-waktu ia diserahi pekerjaan yang sangat berat maka hendaknya diberikan bantuan berupa beras atau modal tambahan, atau kedua-duanya. Demikian pula pemberi kerja harus memberikan pekerjaan yang dibolehkan atau tidak ada larangan syariah terhadap perbuatan tersebut.
Pekerja harus menginvestasikan tenaganya sesuai dengan kesepakatan dan sesuai dengan kemampuan wajarnya (sesuai dengan kemampuannya). Terkadang kontrak karyawan harus mencantumkan waktunya, dan terkadang hanya jenis kontrak kerjanya saja. Jadi dapat dikatakan bahwa pekerja akan menerima gaji atau imbalan sebesar yang ditentukan dalam kontrak.
Selain itu, manfaat penyebutan upah pada saat kontrak adalah untuk mengantisipasi jika suatu saat sekelompok pekerja atau serikat pekerja menuntut upah yang sangat tinggi di luar batas kewajaran, yaitu di luar kemampuan perusahaan atau pemberi kerja.
Hubungan Kerja
Kewajiban pekerja untuk melaksanakan pekerjaan untuk pemberi kerja atau menurut petunjuknya, yang juga merupakan hak pemberi kerja atas pekerjaan pekerja; Pengertian kontrak adalah suatu kontrak yang dibuat oleh serikat pekerja/serikat buruh yang terdaftar di Kementerian Ketenagakerjaan dengan pemberi kerja yang berbadan hukum, yang pada umumnya memuat syarat-syarat kontrak kerja. Ketenagakerjaan, yaitu: “Kontrak kerja adalah suatu perjanjian antara seorang pekerja atau pekerja dengan pemberi kerja, yang memuat syarat-syarat kerja, hak-hak dan kewajiban-kewajiban kedua belah pihak yang ikut serta.”
Imam Soepomo dalam Lalu Husni33 “Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak pertama yaitu pekerja wajib bekerja dengan menerima upah dari pihak lain yaitu pemberi kerja, dan pemberi kerja wajib mempekerjakan pekerja tersebut dengan membayar upahnya. Dasar sahnya suatu perjanjian ada pada Pasal 1320 KUHPerdata.
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
- Maksud dan Tujuan Serikat Pekerja Putra Melayu
- Usaha atau Kegiatan Serikat Pekerja Putra Melayu
- Keanggotaan Serikat Pekerja Putra Melayu
- Kepengurusan Serikat Pekerja Putra Melayu
Serikat Pekerja Laki-Laki Melayu mempunyai struktur organisasi untuk melaksanakan segala bentuk kegiatan administratif seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Praktik pengupahan Serikat Pekerja Putra Melayu yang dimaksud penulis di sini adalah proses pembagian upah yang diterima pekerja setelah para pekerja secara berkelompok melakukan pekerjaan bongkar muat barang. Terkait upah pekerja di Serikat Pekerja Putra Melayu Kampung Melayu, dia mengatakan, upahnya kadang besar, kadang kecil, tergantung muatan barang dan anggota yang hadir.
Berdasarkan wawancara dengan Pak Sigit selaku ketua Serikat Pekerja Laki-Laki Melayu, beliau telah bekerja selama tujuh tahun. Seperti yang terjadi pada pekerja Serikat Pekerja Laki-Laki Malaysia di Desa Kandang yang menggunakan kemampuannya untuk melakukan hal tersebut. Dalam penelitian yang penulis lakukan, kontrak atau kesepakatan awal dibuat oleh pengurus Serikat Pekerja Laki-Laki Melayu dengan para anggotanya.
Namun dalam praktiknya, pengurus Serikat Pekerja Laki-Laki Melayu terkadang terlambat dalam melaksanakan hal tersebut, misalnya dengan membayar upah keesokan harinya tidak sesuai dengan kesepakatan awal padahal para anggota sudah menyelesaikan pekerjaannya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “praktik pengupahan pekerja serikat pekerja laki-laki Malaysia dilihat dari ekonomi Islam” dapat disimpulkan bahwa memang demikian adanya. Namun terkadang pengurus Serikat Pekerja Laki-Laki Melayu tidak bertindak sesuai kesepakatan awal, misalnya dengan memberikan upah kepada anggotanya keesokan harinya meskipun pekerjaannya telah selesai.
Apakah ada permintaan atau keluhan dari anggota mengenai metode penggajian yang digunakan Serikat Pekerja Putra Melayu?
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Praktek Pengupahan pada
Persetujuan dan penerimaan tertuang dalam kesepakatan awal antara pengurus dan anggota Serikat Pekerja Putra Melayu. Setelah kesepakatan tercapai, kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan kesepakatan tersebut. Anggota Serikat Pekerja Melayu Laki-Laki akan menerima gaji atau tunjangan selama bekerja atas pekerjaan yang dilakukannya. Upah yang disebutkan dalam perjanjian dan penerimaan harus disepakati oleh kedua belah pihak agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain. Dalam hal ini para anggota Serikat Pekerja Putra Melayu mempunyai hak penuh untuk mendatangi langsung pengurus Serikat Pekerja Putra Melayu mengenai penyerahan atau pembayaran upah, yang harus sesuai dengan perjanjian awal yang telah disepakati. .
Praktek pengupahan di Serikat Pekerja Putra Melayu adalah sebagaimana disepakati dalam kesepakatan awal yaitu upah ditentukan berdasarkan muatan barang yang diangkut dengan mobil. Jika barang yang diangkut mempunyai harga pasar yang tinggi maka upah yang diterima pun akan semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya. Tinjauan ekonomi Islam terhadap praktik pengupahan pekerja di Serikat Pekerja Putra Melayu tidak sesuai dengan apa yang telah disyariatkan Islam, yaitu bahwa upah seharusnya diberikan kepada anggota Serikat Pekerja Putra Melayu ketika mereka telah menunaikan tugasnya. Pengurus dan anggota sebelumnya telah menyepakati kesepakatan awal yang dibuat mengenai masa kerja, besaran upah dan tenaga yang dicurahkan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Namun dalam praktiknya, terkadang para anggota sudah melakukan pekerjaan pada hari itu, namun belum menerima gaji dari pengurus dan dibayar oleh pengurus keesokan harinya. Kepada pimpinan Serikat Pekerja Putra Melayu agar memberikan gaji tepat waktu kepada anggota Serikat Pekerja Putra Melayu segera atau setelah mereka selesai bekerja karena takut anggota Serikat Pekerja Putra Melayu sangat membutuhkan gaji tersebut, apakah gaji tersebut dibayar sesuai dengan kesepakatan awal antara kedua belah pihak sebelum pekerjaan dimulai. Perjanjian kerja awal yang dibuat oleh keduanya hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh tanpa mengabaikan tujuan perjanjian tersebut.
Pengurus Serikat Pekerja Laki-Laki Melayu harus lebih memperhatikan kesejahteraan anggotanya dan juga harus berkoordinasi dengan pihak perusahaan mengenai pembagian waktu kerja agar adil bagi setiap kelompok per harinya, sehingga tidak terjadi kesenjangan antar kelompok. setiap. grup. Kepada para anggota Serikat Pekerja Putra Melayu agar menyampaikan pendapatnya kepada pimpinan Serikat Pekerja Putra Melayu mengenai permasalahan penerapan praktik pengupahan yang tidak sesuai dengan kesepakatan awal yang telah disepakati agar pihak manajemen dapat memperbaiki cara-caranya. masing-masing dalam hal pengupahan agar tidak melanggar aturan dalam perjanjian dan tidak merasa dirugikan satu sama lain dalam pekerjaan. Sistem Pengupahan Pekerja dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus UMKM Produksi Ikan Teri Salim Group di Desa Korowelang Cepiring-Kendal)”, Skripsi, UIN Walisongo, Semarang, 2015.