• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum "

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINJAUAN ASTRONOMI TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN BINTANG ROWOT

(Studi Kasus di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat)

Oleh Abdul Razis NIM. 170204025

JURUSAN ILMU FALAK FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2022

(2)

ii

TINJAUAN ASTRONOMI TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN BINTANG ROWOT

(Studi Kasus di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat)

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum

Oleh Abdul Razis NIM 170204025

JURUSAN ILMU FALAK FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2022

(3)

iv

(4)

v

(5)

vii

(6)

viii MOTTO

ا ْوُدَتْهَتِل َم ْوُجُّنلا ُمُكَل َلَعَج ْيِذَّلا َوُه َو ٍم ْوَقِل ِتٰيٰ ْلْا اَنْلَّصَف ْدَق ِِۗرْحَبْلا َو ِ رَبْلا ِت ٰمُلُظ ْيِف اَهِب

ومَلْعَّي ُن

Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat di laut. Sesungguhnya kami

telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) kepada orang-orang yang mengetahui.

(QS. Al-An’am/6:97).1

1Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Syamil,2005.

(7)

ix

PERSEMBAHAN

“ Ku persembahkan skripsi ini untuk diriku sendiri yang telah berjuang dalam menyelesaikannya dan khususnya untuk

Ayahanda terhormat Ahm. H Sopyan dan Ibunda tercinta Sahni

yang cinta tak terputus oleh masa dan senantiasa mendoakan dan menyemangatiku dari dulu sampai sekarang, beserta kakak-kakak dan adek tersayang

HJ. Umi Parhanah, Alm. Bahriah, Alm. Hus, Husniah,Imamahdan Reza Azizah.

yang menjadi motivasi peneliti untuk menjadi lebih kuat, terkhusus buat Guru tercinta dan tersayang

TGH. Abdul Karim AG dan Ummi HJ. Halimatussa’diah

Yang senantiasa menasehati dan mendoakanku, dan seluruh keluargaku yang selalu menyemangatiku, sahabat-sahabatku yang selalu membantuku, keluarga besar kelas Ifastro

3rd, Almamaterku, semua guru dan dosenku.”

(8)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah swt, Tuhan semesta alam dan salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.

1. Dr. M. Harfin Zuhdi, M.A. sebagai pembimbing I dan Dr. Arino Bemi Sado, M.H.

sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;

2. Dr. Moh. Asyiq Amrulloh, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah;

3. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku rector UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

4. Ramdan selaku kepala Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di tempat tersebut.

5. M. Awaludin M.H dan Ma’shum Ahmad M.H sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dosen ilmu Falak dan segenap karyawan Fakultas Syari’ah UIN Mataram yang telah banyak memberikan ilmu kepada kami semua.

7. Tuaq Abdul Hasan sebagai narasumber 1, Amaq Abdul Kadir sebagai narasumber 2, Amaq Ahdar sebagai narasumber 3, dan Amaq Harip sebagai narasumber 4, yang meluangkan waktu untuk diwawancarai saat pengambilan data.

8. Semua teman-teman Ilmu Falak angkatan ke-3, dan organisasi HMPS Ilmu Falak tercinta, PMII, basecamp Ilmu Falak dan semua yang peneliti tidak bisa sebut satu- persatu.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari allah swt. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi alam semesta. Amin.

Mataram, 18 Mei 2022 M.

Penulis,

Abdul Razis

(9)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SAMPUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. NOTA DINAS PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN... Error! Bookmark not defined. MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ...xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 5

E. Telaah Pustaka... 6

F. Kerangka Teoritik ...10

G. Metode Penelitian ...12

H. Sistematika Pembahasan ...16

I. Rencana Jadwal Kegiatan ...17

BAB II PENENTUAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN BINTANG ROWOT ...18

A. Profil Desa Segara Katon, Gangga, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat ...18

B. Kemunculan Gugus Bintang Rowot (Pleiades) ...24

C. Metode Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Bintang Rowot ...26

BABIII ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN BINTANG ROWOT ...30

A. Analisis Metode Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Bintang Rowot ...30

B. Tinjaun Astronomi Terhadap Penggunaan Bintang Rowot Sebagai Penunjuk Arah Kiblat ...35

(10)

xii

BAB IV PENUTUP ...52

A. Kesimpulan ...52

B. Saran-saran ...53

DAFTAR PUSTAKA ... xvii

(11)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sky Quality Meter SQM LU-DL, 24 Gambar 2.2 All Sky Cam (ASC) Alcor System, 27 Gambar 2.3 Webcam, 28

Gambar 2.4 Drone, 30

(12)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto wawancara dengan narasumber 1 Tuaq Abdul Hasan Foto wawancara dengan narasumber 2 Amaq Abdul Kadir.

Foto wawancara dengan narasumber 3 Amaq Ahdar.

Foto wawancara dengan narasumber 4 Amaq Harip.

Lampiran II Pertanyaan ke narasumber utama Tuaq Abdul Hasan

Pertanyaan kepada para tokoh nelayan dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, NTB.

(13)

xv

TINJAUAN ASTRONOMI TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN BINTANG ROWOT

(Studi Kasus di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab.

Lombok Utara Nusa Tenggara Barat) Oleh:

Abdul Razis NIM 170204025

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh para nelayan di dusun karang kerakas yang menggunakan gugus bintang Rowot sebagai penunjuk arah kiblat didasari oleh kemunculan gugus bintang Rowot yang muncul di ufuk timur laut pada pagi hari sekitar waktu sholat subuh bersamaan dengan terbitnya matahari atau fajar dinyatakan muncul pada bulan Mei. Tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui metode penentuan arah kiblat masyarakat atau para nelayan menggunakan benda langit yaitu gugus bintang Rowot dan untuk mengetahui tingakat akurasi penggunaan gugus bintang Rowot sebagai penunjuk arah kiblat.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan metode analisis yang digunakan adalah metode reduksi data, display data, dan verifikasi.

Peneliti menemukan bahwa para nelayan di dusun karang karakas dalam menentukan arah kiblat menggunakan gugus bintang Rowot yang dinyatakan kemunculannya pada bulan Mei dan Juni oleh para nelayan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa metode penentuan arah kiblat yang digunakan oleh para nelayan di dusun karang kerakas dalam menentukan arah kiblat pada bulan Mei tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan arah kiblat karena pada bulan tersebut posisi gugus bintang Rowot berada di bawah ufuk, dan pada bulan Juni pada saat waktu subuh posisi gugus bintang Rowot berada di atas ufuk yaitu pada tanggal 10 Juni 2022 M sampai 31 Juni 2022 M, berdasarkan analisis data perhitungan arah kiblat menggunakan gugus bintang Rowot pada bulan Mei dan Juni.

Kata kunci : Nelayan, Arah Kiblat, Gugus Bintang Rowot.

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Sasak telah menamai banyak gugusan bintang untuk kebutuhan astrologi maupun navigasi. Salah satunya yaitu dua kelompok gugus bintang yang memiliki peran penting dalam menentukan masa tahun, masyarakat Sasak menyebutnya gugus bintang Rowot (Pleiades) dan Tenggale (Orion).2

Bintang Rowot atau bintang kartika dan dalam bahasa ilmiyahnya disebut Pleiades, yang juga disebut dengan julukan seven sister, karena kemunculannya dengan bergerombol dan bila diamati berjumlah 7 cahaya terang. Berjarak sekitar 541 tahun cahaya dari bumi dan berdiameter 7 tahun cahaya. Bagi masyarakat Sasak tradisi, bintang tersebut merupakan penanda utama untuk mengetahui perpindahan mangse dari ketauan (penghujan) ke kebalit (kemarau).3

Kemunculan gugus bintang Rowot juga disebut sebagai penanda pergantian awal tahun sasak. Perhitungan nampak dan hilangnya gugus bintang Rowot (Pleiades) dan Tenggale (Orion) dalam penentuan perjalanan tahun. Mereka mencatat bahwa setelah menghilang dari pandangan, penampakan yang jelas dari gugus bintang Tenggale akan berjarak tepat sebulan setelah gugus bintang Rowot. Dengan demikian, gugus bintang

2Lalu Ari Irawan, warige, “Pertautan Sasak dan Nusantara Disampaikan Pada Sarasehan Revitalitas Pengetahuan Teradisional dan Ekspresi Budaya Wariga”, (Mataram, 21 Agustus 2014). hlm. 12.

3Muhammad Awaluddin, “Sistem Musim Kalender Rowot Sasak Perspektif Astronomis”, (Tesis, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang, Semarang, 2017), hlm. 65.

(15)

2

Tenggale langsung bisa digunakan sebagai penanda masuknya bulan ke-2 dalam penanggalan tradisional Sasak.4

Para Tuan Guru (penguasa kosmos Lombok Selatan), Tau Lokaq (penguasa kosmos Lombok Utara), dan pemerhati kalender Rowot pada awal kemunculannya selalu mengadakan pengamatan untuk melihat gugus bintang Rowot di ufuk timur laut pada pagi hari sekitar waktu sholat subuh dengan mata telanjang berbasis hisab 5-15-25,5 jika gugus bintang Rowot dinyatakan muncul ditanggal 5 Mei tertentu, maka dapat dipastikan pada tahun berikutnya kemunculannya akan mundur ke tanggal 10 hari ke tanggal 15, namun masih dalam bulan yang sama. Pola ini yang terus berlanjut hinggal tahun ke-3, yang akan muncul di tanggal 25 pada bulan yang sama. Setelah tahun ke-3 maka tahun berikutnya bintang rowot akan muncul pada tanggal 5 pada bulan yang sama, demikian seterusnya hingga kembali ke bulan awal.6 Metode ini di gunakan sebagai penanda pergantian tahun sasak.

Pada awal kemunculan gugus bintang Rowot biasanya diperingati dengan kegiatan ritual kebudayaan yang dinamakan Ngandang Rowot. Pengamatan gugus bintang Rowot ini penting untuk dilakukan karena dijadikan sebagai patokan atau dalam istilah sasak Penandak.7

Para nelayan di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon Kec. Gangga, Kab.

Lombok Utara, NTB dalam perjalanan berlayar saat mencari ikan di lautan yang

4Lalu Ari Irawan, et al, Mengenal……, hlm. 7-9.

5Abdul Kohar, “Tinjauan Astronomis Penentuan Awal Tahun Kalender Rowot Sasak Berdasarkan Kemunculan Bintang Pleiades”, Fakultas Syariah UIN Mataram, Mataram, Vol, 2, Nomor 2, Desember 2020, hlm. 57.

6Ibid. 58.

7Ibid.hlm. 58.

(16)

3

memakan waktu yang sangat lama yaitu berhari-hari sehingga dalam melaksakan ibadah shalat di atas perahu dan menjadikan benda-benda langit dan fenomena alam sebagai suatu acuan dalam menentukan arah kiblat.

Para nelayan di dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon Kec. Gangga, Kab.

Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat mengamati kemunculan gugus bintang Rowot dengan pengamatan menggunakan mata telanjang saat terbitnya matahari atau fajar pada bulan Mei dan Juni, ketika cuaca cerah para nelayan akan mengamati posisi rasi bintang Taurus karena didekat rasi bintang Taurus terdapat gugus bintang Rowot. Dengan mengetahui posisi gugus bintang Rowot maka para nelayan dapat mengetahui arah timur sejati kemudian akan menentukan arah kiblat.

Karena pada dasarnya semua benda-benda langit salah satunya bintang dapat dijadikan sebagai penunjuk arah kiblat sebagaimana firman Allah swt yang dijelaskan dalam QS. Al-An’am/6:97 yang berbunyi:

ِِۗرْحَبْلا َو ِ رَبْلا ِت ٰمُلُظ ْيِف اَهِب ا ْوُدَتْهَتِل َم ْوُجُّنلا ُمُكَل َلَعَج ْيِذَّلا َوُه َو اَنْلَّصَف ْدَق

ومَلْعَّي ٍم ْوَقِل ِتٰيٰ ْلْا ن

ُ

Artinya: Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat di laut. Sesungguhnya kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. Al-An’am/6:97).8

Dari ayat ini dapat diketahui bahwa kekuasaan Allah Swt, ia menjadikan benda langit sekecil bintang memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bintang diciptakan oleh Allah Swt tidak sia-sia dimaksudkan untuk memberikan tanda kepada manusia tentang arah ketika manusia

88Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Syamil,2005.

(17)

4

berada dalam keadaan kegelapan tanpa arah, selain sebagai petunjuk arah yang digunakan dalam pelayaran, digunakan sebagai salah satu metode penentuan arah kiblat.9

Dari uraian di atas peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai penentuan arah kiblat menggunakan benda-benda langit oleh karena itu peneliti akan meneliti dengan judul tinjauan astronomi terhadap penentuan arah kiblat menggunakan bintang Rowot (Studi Kasus di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang tersebut, maka terlahir rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana metode penentuan arah kiblat para nelayan di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, NTB menggunakan gugus bintang Rowot?

2. Bagaimana tinjauan astronomi terhadap penggunaan gugus bintang Rowot sebagai penunjuk arah kiblat ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1. Dapat mengetahui metode penentuan arah kiblat masyarakat atau para nelayan menggunakan benda langit yaitu gugus bintang Rowot.

9Sadri Saputra, “Implementasi Rasi Bintang Navigasi Bugis Perspektif Ilmu Falak”, Hisabuna, Vol 1, Nomor 1, Januari 2020, hlm. 119.

(18)

5

2. Untuk mengetahui tingakat akurasi penggunaan gugus bintang Rowot sebagai penunjuk arah kiblat.

Adapun manfaatnya sebagai berikut:

1. Dari segi teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran guna untuk mengembalikan dan mengembangkan khazanah keilmuan terutama keilmuan dalam bidang Ilmu Falak yang berkaitan dengan penentuan arah kiblat.

2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi pedoman bagi para penggiat Ilmu Falak dalam penentuan arah kiblat menggunakan benda-benda langit salah satunya (bintang) beserta problematikanya.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya terfokus pada tinjauan Astronomi terhadap penentuan arah kiblat menggunakan bintang Rowot para nelayan di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab.Lombok Utara, NTB.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan lokasi penelitian oleh peneliti, yaitu di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa berdasarkan observasi awal masyarakat atau Para nelayan di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec.

Gangga, Kab. Lombok Utara, NTB menggunakan gugus bintang Rowot atau benda langit untuk mengetahui arah kiblat, oleh karena hal tersebut peneliti melakukan

(19)

6

penelitian di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab.

Lombok Utara, NTB.

E. Telaah Pustaka

Kajian pustaka memiliki fungsi untuk menegaskan mengenai kerangka teoritis yang oleh peneliti dijadikan landasan berfikir. Penelitian yang digunakan tentunya hasil penelitian yang memiliki persamaan dan perbedaan minsalnya dalam metode yang digunakan. Adapun kajian pustaka yang digunakan adalah penulisan skripsi, dan jurnal- jurnal yang terkait antara lain:

1. Sadri Saputra, “Implementasi Rasi Bintang Navigasi Bugis Perspektif Ilmu Falak”, UIN Alauddin Makassar, 2020. Penelitian Sadri Saputra membahas tentang navigasi Bugis sebagai system navigasi dengan berpedoman pada bintang atau rasi bintang dalam menentukan arah memiliki persamaan dengan Ilmu Falak sebagai suatu cabang ilmu yang bersentuhan langsung dengan benda-benda langit dalam penerapan keilmuannya, salah satunya adalah penggunaan rasi bintang sebagai metode dalam penentuan arah kiblat. Dengan mengetahui rasi bintang, kita sudah dapat mengetahui arah mata angin, dengan demikian kita dapat dengan mudah mengetahui arah kiblat.10

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sadri Saputra terdapat persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang Penentuan arah kiblat menggunakan benda langit (Bintang). Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada fokus penelitian yaitu peneliti sebelumnya meneliti tentangImplementasi Rasi Bintang Navigasi Bugis Perspektif Ilmu Falak.Sedangkan

10Sadri Saputra, “Implementasi Rasi Bintang Navigasi Bugis Perspektif Ilmu Falak”, (Skripsi: Fakulas Syariah Dan Hukum UIN Alauddin Makkasar, Makkasar, 2020), hlm. 74.

(20)

7

penelitianyang akan peneliti lakukan terfokus pada tinjauan Astronomi terhadap penentuan arah kiblat mengunakan bintang Rowot (Studi Kasus di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat)

2. Nizma Nur Rahmi, “Studi Analisis Azimuth Bintang Acrux Sebagai Acuan Penentuan Arah Kiblat”, UIN Walisongo, 2018. Penelitian Nizma Nur Rahmi membahas tentang penentuan arah kiblat menggunakan acuan bintang Acrux, bintang acrux dapat di jadikan sebagai alternative penentuan arah kiblat pada malam hari, karena pada dasarnya semua benda langit bisa dijadikan sebagai acuan penentuan arah kiblat dengan catatan mengetahui nilai azimuth bintang tersebut kemudian menghitung benda beda azimuth tersebut dengan rumus= azimuth kiblat- azimuth bintang. Dan bintang acrux ini dapat hanya bisa diamati pada bumi bagian Selatan.11

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nizma Nur Rahmi terdapat persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang Penentuan arah kiblat menggunakan benda langit (Bintang). Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada fokus penelitian yaitu peneliti sebelumnya meneliti tentang Studi Analisis Azimuth Bintang Acrux Sebagai Acuan Penentuan Arah Kiblat. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan terfokus pada tinjauan Astronomi terhadap penentuan arah kiblat mengunakan bintang Rowot (Studi Kasus di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat)

11Nizma Nur Rahmi, “Studi Analisis Azimuth Bintang Acrux Sebagai Acuan Penentuan ArahKiblat”,

(Skripsi, Fakustas Syariah dan Hukum, UIN Walisongo Semarang, Semarang 2018), hlm. 108.

(21)

8

3. Samsul Halim, “Studi Analisis Trehadap Bintang Rigel Sebagai Acuan Penentu Arah Kiblat di Malam Hari”, UIN Mataram, 2020. Penelitian Samsul Halim membahas tentang penentuan arah kiblat menggunakan acuan bintang Rigel dapat dijadikan sebagai alternative pengganti matahari dalam pengukuran arah kiblat dimalam hari.

Pada dasarnya, penentuan arah kiblat menggunakan azimuth kiblat hanyalah tentang bagaimana cara mengetahui titik arah dari utara sejati di atas permukaan bumi dengan bantuan benda-benda langit yang telah ditentukan titik koordinatnya. Sebagaimana dalam hal ini penentuan arah kiblat menggunakan bantuan posisi bintang Rigel.12

Dalam penelitianSamsul Halim terdapat persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang Penentuan Arah kiblat menggunakan benda langit (Bintang). Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada fokus penelitian yaitu peneliti sebelumnya meneliti tentang Studi Analisis Trehadap Bintang Rigel Sebagai Acuan Penentu Arah Kiblat di Malam Hari. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan terfokus pada tinjauan astronomi terhadap penentuan arah kiblat mengunakan bintang Rowot (Studi Kasus di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat)

4. Imam Sarujji, “Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Azimuth Bintang dan Planet”, IAIN Antasari, 2016. Penelitian Imam Sarujji membahas tentang penentuan arah kiblat menggunakan azimuth bintang dan planet sebuah metode menetukan arah kiblat

12Samsul Halim, “Studi Analisis Terhadap Bintang Rigel Sebagai Acuan Penentuan Arah Kiblat di Malam Hari”, Fakultas Syari’ah Uin Mataram, vol. 2, Nomor.1 juni 2020.hlm. 50.

(22)

9

berdasarkan pada posisi sembarang bintang dan planet. Dan metode tersebut dapat dijadikan alternatif untuk menentukan arah kiblat yang akurat.13

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Imam Sarujji terdapat persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang Penentuan arah kiblat menggunakan benda langit (Bintang). Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada fokus penelitian yaitu peneliti sebelumnya meneliti tentang Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Azimuth Bintang dan Planet.Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan terfokus pada tinjauan Astronomi terhadap penentuan arah kiblat mengunakan bintang Rowot (Studi Kasus di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat)

5. M. Ali Romdhon, “Studi Analisis Penggunaan Bintang Sebagai Petunjuk Arah Kiblat Nelayan (Studi Kasus Kelompok Nelayan “Mina Kencana” Desa Jambu Kecamatan Mlongo kabupaten Jepara”, IAIN Walisongo Semarang, 2012. Penelitian M. Ali Romdhon membahas tentang penggunaan bintang panjer sore sebagai penentuan arah kiblat, ketika berada di laut bintang panjer sore mulai muncul ketika matahari mulai terbenam sekitar pukul 17.30-18.00 wib. Penggunaannya yakni melihat secara langsung tanpa alat bantu teropong atau teleskop.14 Bintang panjer sore merupakan sebuah planet yakni planet venus.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh M. Ali Romdhon terdapat persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang

13Imam Sarujji, “Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Azimuth Bintang dan Planet”,(Skripsi Fakultas Syariah dan Ekonomi IslamIAIN Antasari, Antasari 2016), hlm. 7.

14M. Ali Romdhon, “Studi Analisis Penggunaan Bintang Sebagai Petunjuk Arah Kiblat Nelayan”, (Skripsi, FS IAIN Walisongo Semarang, 2012), hlm. 76.

(23)

10

penentuan arah kiblat menggunakan benda langit (Bintang). Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada fokus peneliti yaitu peneliti sebelumnya meneliti tentang Studi Analisis Penggunaan Bintang Sebagai Petunjuk Arah Kiblat Nelayan (Studi Kasus Kelompok Nelayan) “Mina Kencana” Desa Jambu Kecamatan Mlongo kabupaten Jepara, Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan terfokus pada tinjauan Astronomi terhadap penentuan arah kiblat mengunakan bintang Rowot (Studi Kasus di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat).

F. Kerangka Teoritik 1. Teori Arah Kiblat

Kesepakatan Para ulama’ bahwa menghadap kiblat dalam melaksanakan ibadah shalat hukumnya adalah wajib karena merupakan salah satu syarat sahnya ibadah shalat, sebagaimana yang terdapat dalam dalil-dalil syara’. Bagi yang berada di Makkah dan sekitarnya, persoalan tersebut tidak ada masalah, karena mereka lebih mudah dalam melaksanakan kewajiban dalam hal itu, bahkan yang menjadi persoalan adalah bagi orang yang jauh dari Makkah, kewajiban seperti itu merupakan kewajiban yang berat, karena mereka tidak pasti bisa mengarah ke Ka’bah secara tepat, bahkan para ulama berselisih mengenai arah yang semestinya. Sebab mengarah ke Ka’bah yang merupakan syarat shalat adalah menghadap ke Ka’bah yang haqiqi (sebenarnya).15

15Ibid, hlm. 10.

(24)

11

Teori arah Kiblat tersebut di atas akan peneliti gunakan untuk menentukanarah kiblat menggunakan rasi bintang Rowot tinjauan Astronomi dengan tujuan untuk mendapatkan kesimpulan dari apa yang akan peneliti teliti.

2. Teori Gugus Bintang Rowot(Pleiades)

Gugus bintang Rowot (Pleiades) dapat diamati dengan mencari rasi bintang Taurus. Gugus bintang ini berada di depan Aldebaran, bintang paling terang di rasi bintang Taurus. Di Indonesia, Pada bulan Mei sampai Juni gugus bintang Rowot terbit hampir bersamaan dengan Matahari terbitnya pajar. Sekiar September sampai Desember gugus bintang ini berada di atas dan dapat dengan diamati di langit malam, kemudian tenggelam saat Matahari terbit atau terbitnya pajar di bulan Desember.16 Dengan mengetahui posisi gugus bintang Rowot maka masyarakat akan mengetahui arah timur kemudian masyarakat akan menentukan arah kiblat. Teori ini yang akan peneliti gunakan ketika mengamati gugus bintangRowot dalam menentukan arah kiblat sehingga didapatkan arah yang akurat.

3. Teori Aplikasi Stellarium

Pengamatan luar angkasa merupakan salah satu hal yang banyak menarik keingintahuan manusia. Melalui pengamatan langit kita bisa menyaksikan keindahan alam semesta, menyaksikan objek yang spektakuler, serta berusaha memahami keberadaan manusia sebagai bagian dari alam semesta ini. Hal tersebut berkembang dengan pemakaian alat bantu yaitu teleskop. Namun seiring dengan kesibukan dan kondisi alam yang berubah (langit tertutup gedung atau polusi cahaya) menyebabkan kegiatan pengamatan secara langsung tidak dapat dilakukan. Stellarium merupakan

16Fira Yultiara, “5 Fakta Pleiades, Gugus Bintang Terbuka di Rasi Taurus”, dalam https//www.idntimes.com/artikel/fira01, diaksestanggal 15 November 2021, pukul 14.23.

(25)

12

aplikasi opensource yang berfungsi untuk mensimulasi penampakan segala macam benda langit di luar angkasa, seperti: bintang, planet, satelit, galaksi, dan lain-lain.

Barangkali (CMWIIW) nama Stellarium diturunkan darin kata Stella yaitu bintang dan rium yaitu tempat, sehingga secara harfiah berarti suatu tempat yang berisi jagad ruang angkasa yang dihuni bintang-bintang.17

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini peneliti gunakan karena peneliti akan mengungkapkan fenomena bintang Rowot sebagai penentu arah kiblat bagi umat Islam.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini merupakan komponen utama dalam penelitian kualilatif. Kehadiran peneliti sangat penting guna menggali informasi data-data yang peneliti butuhkan ketika melakukan penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, NTB.

4. Sumber Data dan Jenis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder

17Didik Setyawarno, “Tutorial Penggunaan Stellarium (Sofware Astronomi)”, (matkul, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta 2018). hlm, 2.

(26)

13 a. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung berasal dari sumber data yang dikumpulkan serta data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.18Sumber primer yang peneliti peroleh yaitu sumber yang berasal dari responden secara langsung yaitu masyarakat atau para nelayan di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, NTB. Serta dari pengamatan langsung terhadap bintang Rowotdan menggunakan alat bantu Aplikasi Stellarium.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang menjadi bukti pendukung atau pelengkap.19 Dalam penelitian ini data sekunder yang peneliti peroleh yaitu dari buku-buku, jurnal, artikel maupun website yang berkaitan dengan tema penelitian.

5. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka yang digunakan penulis adalah dua teknik, yaitu

a. Observasi

Observasi yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengamati munculnya bintang Rowot serta mengamati metode penentuan arah kiblat masyarakat atau para nelayan di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, NTB.

18Data primer yang dimaksud adalah data yang lansung diproleh dari tangan pertama tanpa perantara yang berkaitan dengan tema penelitian ini, Lihat, Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 39.

19Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari orang kedua. Lihat, Saifuddin Azwar, Metode penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 36

(27)

14 b. Wawancara (interview)

Metode wawancara adalah peroses tanya jawab untuk memperoleh keterangan dengan cara tatap muka antara pewawancara dan narasumber dengan alat yang disebut dengan panduan wawancara (interview guide),22 Dalam hal ini wawancara yang peneliti lakukan dalam menggali data penelitian ini yaitu dengan cara wawancara tidak terstruktur dengan para responden yaitu masyarakat para nelayan di Dusun Karang Kerakas, Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, NTB. Wawancara tidak terstruktur peneliti gunakan supaya menciptakan suasana yang harmonis anatara peneliti dengan para responden sehingga data akan lebih mudah diperoleh.

c. Dokumentasi

Dokumentasi20yang peneliti lakukan dalam menggali data penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan catatan-catatan, data-data, dokumen-dokumen maupun manuskrip yang ada kaitannya dengan tema penelitian.

6. Metode Analisis Data a. Reduksi Data

Reduksi data yang peneliti lakukanyaitu dengan menyederhanakan dan membuang data yang tidak diperlukan supaya data yang didapatkan oleh peneliti relevan, sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi yang bermakna dan mempermudah dalam menarik kesimpulan.

20Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa masa lalu. Lihat, W Gulo, Metodologi penelitian, Jakarta: Grasindo, hlm. 123. Dokumentasi yaitu mencari data atau dokumentasi mengenai hal-hal atau variable berupa buku, surat kabar, tulisan,majalah, transkip, notilen rapat dan sebagainya. Lihat, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian dalam suatu pendekatan praktek, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2002, hlm. 206.

(28)

15 b. Display Data / Penyajian Data

Display data merupakan kegiatan penyusunan data secara sistematis dan mudah dipahami yang bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan. Display data yang peneliti lakukan yaitu dengan cara menyusun data lapangan secara sistematis sesuai dengan fokusnya masing-masing sehingga mudah dipahami.

c. Verifikasi / Kesimpulan

Verifikasi data yang peneliti lakukan yaitu dengan cara melihat hasil reduksi data yang mengacu pada tujuan analisis yang hendak dicapai dengan dukungan bukti- bukti valid, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang kredibel dan obyektif sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.

7. Pengecekan Keabsahan Data b. Tringulasi

Tringulasi yang peneliti lakukan yaitu dengan cara menyesuaikan antara data-data yang telah diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, sehingga data tersebut sesuai dan valid.

(29)

16 H. Sistematika Pembahasan

Secara garis besar, penelitian ini dibagi menjadi empat bab. Dalam setiap bab terdiri dari sub-sub pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan dalam memahami dan mempelajari skripsi ini. Sistematika penelitian ini sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan. Pada bab ini merupakan gambaran pendahuluan yang akan dimuat latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : Penentuan arah kiblat menggunakan bintang Rowot. Bab ini meliputi profil Desa Segara Katon, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, NTB. Kemunculan gugus bintang Rowot, metode penentuan arah kiblat menggunakan bintang Rowot.

BAB III : Analisis penentuan arah kiblat menggunakan bintang Rowot. Bab ini meliputi analisis metode penentuan arah kiblat menggunakan bintang Rowot, dan tinjauan Astronomi terhadap pengunaan bintang Rowot sebagai penunjuk arah kiblat.

BAB IV : Penutup. Bab ini meliputi kesimpulan dan saran.

(30)

17 I. Rencana Jadwal Kegiatan

Rencana jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu enam bulan yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil penelitian, untuk lebih jelasnya terdapat pada table berikut:

No Kegiatan Bulan Ke

1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan proposal 

2 Seminar proposal 

3 Memasuki lapangan  

4 Tahap seleksi dan analisis 

5 Membuat draf laporan 

6 Diskusi draf laporan 

7 Penyempurnaan laporan 

8 Ujian skripsi 

(31)

18 BAB II

PENENTUAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN BINTANG ROWOT A. Profil Desa Segara Katon, Gangga, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat

Desa Segara Katon Lahir pada tanggal 22 juni 2020 yang ditetapkan berdasarkan Surat keputusan Bupati Lombok Utara Nomor : 9 Tahun 2020. Desa Segara Katon merupakan salah satu desa baru yaitu pemekaran dari desa Genggelang Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Barat.

Peta desa Segara Katon kec. Gangga, Kab. Lombok Utara.

(32)

19

Terhitung sejak tanggal, 18 Maret 1996 Kabupaten Lombok Barat dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara sehingga saat ini desa Segara Katon adalah merupakan bagian wilayah Kabupaten Lombok Utara.

Nama desa Segara Katon diambil atau ditetapkan berdasakan Aspirasi Mayarakat Desa Segara Katon, nama yang sangat bagus konon sejarahnya sehingga dinakaman desa Segara Katon adalah karena dari batas wilayan desa Genggelang dengan Segara Katon dibatasi perbukitan yang dinamakan bukit katon dari bukit tersebut kita bisa melihat seluruh wilayah desa Segara Katon seperti segara sehingga dari sanalah desa tersebut dinamakan desa Segara Katon.

Desa Segara Katon memiliki luas wilayah 2.738,48 ha, yang terdiri atas dataran rendah 505 ha, dan laut pantai 50,29 ha memiliki jumlah penduduk sebesar 6288 jiwa atau 1.283 kepala keluarga. Wilayah Desa Segara Katon secara astronomis terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa yaitu : 115046’ – 116028” BT dan 8012’ – 8055’ LS.

Desa Segara Katon secara geografis yaitu : Bagian Dusun : 5 ≤ 200 m dpl.

1. Dusun Kerurak 2. Dusun Sangkukun 3. Dusun Karang Kendal 4. Dusun Sembaro 5. Dusun Papak

(33)

20 6. Dusun Karang Kerakas

7. Dusun Karang Jurang.

Dengan Batas Wilayah :

1. Sebelah Utara : Laut Jawa

2. Sebelah Selatan : Desa Genggelang, dan 3. Sebelah Barat : Desa Gondang.

4. Sebelah Timur : Desa Rempek

Salah satu dusun yang berada di bawah pemerintahan desa Segara Katon yang terletak pada pesisir pantai, memiliki jumlah penduduk yang lumayan padat, kartu keluarga yang tercatat di kantor desa Segara Katon pada saat ini adalah 250 dengan 592 jiwa adalah dusun Karang Kerakas. Dusun tersebut bermayoritaskan nelayan sebagai penduduknya, sehingga mata pencaharian masyarakat setempat adalah nelayan, sedikit diantara berkebun, buruh dan tani.

Ikan merupakan sumber mata pencaharian para nelayan masyarakat dusun Karang Kerakas, dalam perjalanan berlayar mecari ikan berbagai macam jenis perahu layar yang digunakan oleh para nelayan di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Gangga, Lombok Utara, NTB sebagai berukut :

1. perahu (Seret) berukurang besar tinnggi sekitar 7 sampai 8 meter, yang di gunakan untuk berlayar mencari berbagai macam jenis ikan tangkapan yang terdiri dari 8 orang anggota yang terkadang pergi berhari-hari untuk mencari ikan dalam istilah sasak disebut (Mengandon) sehingga ibadah shalat di lakukan di atas perahu layar.

(34)

21

2. Perahu (Jukung) berukuran tanggung tinggi sekitar 4 sampai 5 meter yang digunakan oleh para nelayan di dusun Karang Kerakas untuk menangkap ikan khusus tongkol yang terdiri dari 1 sampai 2 orang anggota penongkol berangkat pada malam hari sekitar jam 03:00 wita sehingga ibadah shalat subuh dilakukan di atas perahu layar tersebut.

Dalam perjalanan yang memakan waktu tersebut para nelayan di dusun Karang Kerakas mementukan arah kiblat dengan menggunakan benda-benda langit yaitu gugus bintang Rowot yang biasa dikenal dengan bintang Pleiades, karena dalam perjalanan berlayar mereka akan tetap melaksanakan ibadah sholat. Sebagaimana diungkapkan oleh Tuaq Abdul Hasan saat diwawancara :

Ketika hendak berlayar sangat tidak mungkin bagi kami para nelayan pulang atau kembali ke pesisir pantai setiap waktu sholat tiba untuk mencari Masjid dan melaksanakan ibadah sholat lalu kembali lagi untuk menangkap ikan sedangkan kami berada sangat jauh dari pesisi pantai sehingga kami mencari cara untuk menentukan arah kiblat agar ibadah sholat tetep dilaksanakan di atas perahu layar.21

Para nelayan sering memperhatikan kemunculan gugus bintang Rowot yang selalu muncul di ufuk timur laut bersaan dengan terbitnya matahari atau fajar dan dengan mengetahui posisi gugus bintang Rowot maka para nelayan akan menentukan arah kiblat dengan mengarahkan posisi kapal layar kearah yang berlawanan dengan posisi gugus bintang Rowot yaitu arah barat, metode itu digunakan dalam melaksanakan ibadah sholat setiap berlayar tidak hanya pada bulan Mei dan Juni akan tetapi setiap bulan ketika berlayar para nelayan berpendapat bintang Rowot tersebut

21Wawancara dengan Tuaq Abdul Hasan pada tanggal 18 Maret 2022 jam 08:35 wita di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Lombok Utara, NTB

(35)

22

ada pada posisi yang sama namun hanya tidak nampak oleh mata. Sebagaimana diungkapkan oleh Amaq Abdul kadir pada saat diwawancara :

Pada saat berlayar mencari ikan di tengah lautan kami para nelayan karena sering melihat bintang Rowot itu muncul pada bulan Mei dan Juni dan kemunculannya berada pada posisi yang sama dengan terbitnya matahari atau fajar. sehingga kami tetap menggunakan metode itu dalam menentukan arah kiblat saat melasanakan ibadah sholat saat berlayar mencari ikan. Tidak hanya pada bulan Mei dan Juni kami menjadikan bintang Rowot sebagai acuan dalam penentuan arah kiblat namun ketika berlayar kami tetep memperhatikan terbitnya matahari atau fajar karena kami yakin walaupun tidak muncul pada selain bulan Mei dan Juni namun posisi gugus bintang Rowot itu tetap pada posisi yang sama hanya saja tidak nampak oleh mata seperti pada saat bulan Mei dan Juni.22

Penentuan arah kiblat menggunakan gugus bintang rowot ternyata digunakan sejak dahulu oleh para nelayan sebelum-sebelumnya di dusun karang karakas dan tetap gunakan sampai saat ini oleh para nelayan. Sebagaimana diungkapkan oleh Amaq Ahdar pada saat diwawancara :

Perjalanan mencari ikan memakan waktu sehingga pada saat waktu sholat tiba masih berada di tengah lautan sehinggan mencari alternative untuk menentukan arah kiblat sholat dari cerita para nelayan terdahulu bahwa dalam menentukan arah kiblat selalu memperhatikan gugus bintang Rowot yang selalu muncul di timur laut bersamaan dengan terbitnya matahari atau fajar sehingga dengan kemunculan bintang tersebut diketahui arah timur sejati kemudian arah perahu layar diarahkan kearah berlawanan dari kemunculan bintang tersebut dan itulah arah kiblat. Metode inilah yang digunakan oleh para nelayan disini yang warisi oleh para nelayan terdahulu dan pada setiap waktu tidak hanya pada bulan Mei dan Juni para nelayan meyakini bahwa posisi gugus bitang Rowot akan tetap pada posisi yang sama walaupun tidak muncul pada bulan selain Mei dan Juni posisi gugus bintang Rowot adalah sama dengan saat pengamatan sehingga arah kiblat para nelayan tetap walaupun pada posisi yang berbeda dengan posisi saat pengamatan intinya masih di wilayah Lombok Utara.23

22Wawancara dengan Amaq Abdul Kadir pada tanggal 22 Maret 2022 jam 08:16 wita di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Lombok Utara, NTB

23Wawancara dengan Amaq Ahdar pada tanggal 25 maret 2022 jam 08:35 wita di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Lombok Utara, NTB

(36)

23

Posisi bintang tidak hanya digunakan untuk menentukan arah kiblat akan tetapi juga digunakan sebagai system navigasi dalam menentukan arah mata angin, yaitu arah timur sejati, sehingga ketika arah mata angin diketahui maka posisi ikan atau perjalanan ikan akan bisa dipastikan, sehingga dalam penangkapannya posisi alat tangkap atau jaring sudah dapat dipastikan dilepas ke arah yang tepat dalam melepaskan alat tangkap harus berlawanan dengan arah angin sehingga alat tangkap yang dilepaskan tidak terbawa arus yang deras. Sebagaimana diungkapkan oleh Amaq Harip pada saat diwawancara :

Mencari ikan di lautan adalah rutinitas kami sebagai nelayan ketika berlayar yang memakan waktu sehinggan ibadah sholat kami laksanakan di atas perahu layar dan kami menggunakan bintang sebagai acuan dalam menentukan arah kiblat saat berlayar mencari ikan kami selalu berpatokan pada kemunculan gugus bintang Rowot pada bulan Mei dan Juni ketika gugus bintang Rowot tidak nampak kami berpatokan pada terbitnya matahari atau fajar karena pada dasarnya bintang Rowot itu tetap pada posisi yang sama akan tetapi hanya tidak nampak oleh pandangan saja pada bulan-bulan selain bulan Mei dan Juni.

Cukup tahu posisi bintang Rowot tersebut maka arah berlawanan dari posisi bintang tersebut adalah arah kiblat karena bintang Rowot tersebut posisinya berada pada arah timur sejati di Lombok Utara. Posisi bintang tidak hanya digunakan untuk menentukan arah kiblat akan tetapi juga digunakan sebagai system navigasi dalam menentukan arah mata angin, yaitu arah timur sejati, sehingga ketika arah mata angin diketahui maka posisi ikan atau perjalanan ikan akan bisa dipastikan, sehingga dalam penangkapannya posisi alat tangkap atau jaring sudah dapat dipastikan dilepas ke arah yang tepat dalam melepaskan alat tangkap harus berlawanan dengan arah angin sehingga alat tangkap yang dilepaskan tidak terbawa arus yang deras.24

Dapat disimpukan bahwa para nelayan di dusun Karang Karakas, Segara Katon, Lombok Utara, dalam perjalanan berlayar saat mencari ikan tangkapan yang memakan waktu lumayan lama, berhari-hari di tengah lautan sehingga para nelayan di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Gangga, Lombok Utara menggunakan posisi

24Wawancara dengan Amaq Harip pada tanggal 28 Maret 2022 jam 09:20 di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Lombok Utara, NTB

(37)

24

gugus bintang Rowot sebagai acuan dalam menentukan arah kiblat sholat saat berlayar mencari ikan karena sangat tidak memungkinlan bagi para nelayan untuk pulang kembali ke pesisir pantai untuk mencati tempat sholat atau Masjid setiap waktu sholat tiba sehingga para nelayan melaksanakan ibadah sholat di atas perahu layar. Dan gugus bintang Rowot itu sendiri digunakan sebagai acuan dalam penentuan arah kiblat dan tidak hanya menjadi acuan dalam penentuan arah kiblat namun para nelayan juga menjadikannya sebagai system navigasi dalam perjalanan berlayar maupun dalam aktifitas menangkap ikan.

B. Kemunculan Gugus Bintang Rowot (Pleiades)

Kemunculan gugus bintang Rowot (Pleiades) tidak hanya menjadi penghias indahnya langit ciptaan tuhan yang maha esa, namun juga sebagai pertanda dalam kehidupan sehari-hari baik dalam berkatifitas juga dalam beribadah. Bintang Rowot juga dapat dijadikan sebagai navigasi saat berlayar juga dapat dijadikan sebagai penentu arah kiblat sehingga kemunculannya dinanti-nanti oleh para pengamat.

Para nelayan sering memperhatikan kemunculan gugus bintang Rowot yang selalu muncul di ufuk timur laut bersaan dengan terbitnya matahari atau fajar dengan mengetahui posisi gugus bintang Rowot maka para nelayan akan menentukan arah kiblat dengan mengarahkan posisi kapal layar kearah yang berlawanan dengan posisi gugus bintang Rowot yaitu arah barat metode itu digunakan setip dalam melaksanakan ibadah sholat pada saat berlayar walaupun tidak pada bulan mei mereka tetap berpendapat bahwa pada bulan-bulan selain mei dan juni bintang Rowot tersebut ada

(38)

25

pada posisi yang sama namun hanya tidak nampak oleh mata. seperti yang diungkapkan oleh Amaq Abdul kadir pada saat diwawancara :

Pada saat berlayar mencari ikan di tengah lautan kami para nelayan karena sering melihat bintang Rowot itu muncul pada bulan Mei dan Juni kemunculannya berada pada posisi yang sama dengan terbitnya matahari atau fajar sehingga kami tetap menggunakan metode itu dalam menentukan arah kiblat saat melasanakan ibadah sholat saat berlayar mencari ikan. Tidak hanya pada bulan Mei dan Juni kami menjadikan bintang Rowot sebagai acuan dalam penentuan arah kiblat namun ketika berlayar kami tetep memperhatikan terbitnya matahari atau fajar karena kami yakin walaupun tidak muncul pada selain bulan mei namun posisi gugus bintang Rowot itu tetap pada posisi yang sama hanya saja tidak nampak oleh mata seperti pada saat bulan Mei dam juni.25

Dan Amaq Ahdar juga mengungkapkan hal yang sama dengan apa yang disampaikan oleh Tuak Abdul Hasan pada saat diwawancara :

Pada saat waktu sholat tiba masih berada di tengah lautan mencari ikan sehinggan alternative untuk menentukan arah kiblat sholat dari cerita para nelayan terdahulu bahwa dalam menentukan arah kiblat selalu memperhatikan gugus bintang Rowot yang selalu muncul di timur laut bersamaan dengan terbitnya matahari atau fajar sehingga dengan kemunculan bintang tersebut diketahui arah timur sejati kemudian arah perahu layar diarahkan kearah berlawanan dari kemunculan bintang tersebut dan itulah arah kiblat. Metode inilah yang digunakan oleh para nelayan disini yang warisi oleh para nelayan terdahulu dan pada setiap waktu tidak hanya pada bulan mei dan juni para nelayan meyakini bawa posisi gugus bitang Rowot akan tetap pada posisi yang sama walaupun tidak muncul pada bulan selain mei posisi gugus bintang Rowot adalah sama dengan saat pengamatan sehingga arah kiblat para nelayan tetap walaupun pada posisi yang berbeda dengan posisi saat pengamatan intinya masih diwilayah Lombok Utara.26

Dapat disumpulkan bahwa para nelayan menjadikan benda-benda langit atau fenomena alam sebagai suatu acuan dalam menentukan arah kiblat dengan mengamati kemunculan gugus bintang Rowot yang berada pada rasi bintang Taurus di ufuk timur

25Wawancara dengan Amaq Abdul Kadir pada tanggal 22 Maret 2022 jam 08:16 di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Lombok Utara, NTB

26Wawancara dengan Tuaq Abdul Hasan pada tanggal 18 Maret 2022 jam 08:35 di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Lombok Utara, NTB

(39)

26

dan kemunculannya bersamaan dengan terbitnya matahari atau fajar pada bulan Mei dan Juni kemudian dijadikan sebagai penunjuk arah kiblat saat dalam melaksakan ibadah shalat di atas perahu oleh para nelayan di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Gangga, Lombok Utara, NTB dalam perjalanan berlayar saat mencari ikan di lautan yang memakan waktu yang berhari-hari.

C. Metode Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Bintang Rowot

Dalam menentukan arah kiblat bisa menggunakan semua benda langit tidak hanya matahari, akan tetapi yang paling penting benda langit tersebut memiliki azimuth. Penentuan arah kiblat menggunakan bintang biasanya dilakukan oleh orang- orang terdahulu. Gugus bintang adalah sekumpulan bintang yang berada di suatu kawasan langit serta mempunyai bentuk yang hampir sama dan kelihatan berdekatan satu sama lain.

Dalam pandangan Tau Lokaq terdahulu di Lombok melihat bintang sesuai dengan bentuknya dan ada beberapa bintang yang menunjukkan arah mata angin seperti: Bintang Layang-Layang (arah Selatan), Orion atau Tenggale (arah Barat), Biduk (arah Utara), Pleiades atau Rowot (arah Timur).

Para nelayan sering memperhatikan kemunculan gugus bintang Rowot yang selalu muncul di ufuk timur laut bersaan dengan terbitnya matahari atau fajar dengan mengetahui posisi gugus bintang Rowot maka para nelayan akan menentukan arah kiblat dengan mengarahkan posisi kapal layar kearah yang berlawanan dengan posisi gugus bintang Rowot yaitu arah barat metode itu digunakan setip dalam melaksanakan ibadah sholat pada saat berlayar walaupun tidak pada bulan mei dan juni mereka tetap

(40)

27

berpendapat bahwa pada bulan-bulan selain Mei dan Juni bintang Rowot tersebut ada pada posisi yang sama namun hanya tidak nampak oleh mata. seperti yang diungkapkan oleh Amaq Abdul kadir pada saat diwawancara :

Kami para nelayan karena sering melihat bintang Rowot itu muncul pada bulan Mei dan kemunculannya berada pada posisi yang sama dengan terbitnya matahari atau fajar. sehingga kami menggunakan bintang tersebut sebagai acuan dalam menentukan arah kiblat saat melasanakan ibadah sholat setiap berlayar mencari ikan. Tidak hanya pada bulan mei kami menjadikan bintang Rowot sebagai penentuan arah kiblat namun ketika berlayar kapanpun kami tetep memperhatikan terbitnya Matahari atau fajar karena kami yakin walaupun tidak muncul pada selain bulan Mei dan Juni namun posisi gugus bintang Rowot itu tetap pada posisi yang sama hanya saja tidak nampak oleh mata seperti pada saat bulan Mei dan Juni.27

Penentuan arah kiblat menggunakan bintang bisa dilakukan dengan mengetahui arah atau posisi bintang tersebut, dalam hal ini maka metode yang digunakan oleh para nelayan di dusun Karang Kerakas pada saat berlayar mencari ikan di tengah lautan yaitu:

a. Mengamati posisi Gugus Bintang Rowot.

Para nelayan terdaluhu dalam menentukan arah kiblat sholat ketika berlayar saat mencari ikan tangkapan menentukan arah kiblat menggunakan benda langit yaitu gugus bintang Rowot atau bintang Pleiades, jika diamati kemunculan bintang ini bersamaan dengan terbitnya matahari atau fajar, hal ini menjadi acuan oleh para nelayan dalam menentukan arah kiblat.

Para nelayan di dusun Karang Kerakas meyakini bahwa bintang Rowot akan tetap pada posisi yang sama tidak hanya pada bulan mei dan juni akan tetapi pada bulan selain mei hanya saja tidak terlihat jelas oleh mata telanjang sehingga dalam

27Wawancara dengan Amaq Abdul Kadir pada tanggal 22 Maret 2022 jam 08:16 di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Lombok Utara, NTB

(41)

28

menentukan arah kiblat setiap waktu shalat tiba saat berlayar para nelayan mengamati terbitnya matahari atau fajar sehingga perahu layar diarahkan ke arah barat berlawanan dengan kemunculan bintang Rowot yang posisinya sama dengan matahari atau fajar.

Hal ini dikemukakan oleh tokoh masyarakat Tuaq Abdul Hasan dalam wawancara yang dilakukan di rumah beliau dan metode seperti ini turun temurun dari para leluhur hingga saat ini tetap menggunakan metode tersebut sehingga para nelayan yang ada saat ini dalam menentukan arah kiblat sholat saat berlayar dalam menentukan arah kiblat shalat menggunakan metode yang digunakan oleh para nelayan terdahulu.

b. Menetukan Arah Kiblat

Para nelayan di Dusun Karang Kerakas dalam menentukan arah kiblat setelah menemukan posisi gugus bintang Rowot maka posisi perahu layan akan di hadapkan ke arah barat berlawanan dengan poisisi gugus bintang Rowot kemudian melaksanakan ibadah sholat. Dengan mengetahui posisi bintang Rowot maka para nelayan di dusun Karang Kerakas sudah mengetahui arah kiblat yaitu arah berlawanan dengan posisi gugus bintang Rowot tersebut metode ini menjadi metode turun temurun dari para leluhur para nelayan setempat dan digunakan sampai saat ini.

Metode penentuan arah kiblat menggunakan gugus bintang Rowot ternyata digunakan sejak dahulu oleh para nelayan terdahulu di dusun karang karakas dan gunakan sampai saat ini oleh para nelayan. Sebagaimana diungkapkan oleh Amaq Ahdar pada saat diwawancara :

Dalam menentukan arah kiblat para nelayan selalu memperhatikan gugus bintang Rowot yang selalu muncul di timur laut bersamaan dengan terbitnya matahari atau fajar sehingga dengan kemunculan bintang tersebut diketahui arah timur sejati kemudian arah perahu layar diarahkan kearah berlawanan dari

(42)

29

kemunculan bintang Rowot tersebut dan itulah arah kiblat. Metode inilah yang digunakan oleh para nelayan disini yang warisi oleh para nelayan terdahulu dan pada setiap waktu tidak hanya pada bulan mei para nelayan meyakini bawa posisi gugus bitang Rowot akan tetap pada posisi yang sama walaupun tidak muncul pada bulan selain mei posisi gugus bintang Rowot adalah sama dengan saat pengamatan sehingga arah kiblat para nelayan tetap walaupun pada posisi yang berbeda dengan posisi saat pengamatan intinya masih di wilayah Lombok Utara.28

Dengan demikian dapat disimpulkan metode penentuan arah kiblat masyarakat atau para nelayan di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Gangga, Lombok Utara menggunakan gugus bintang Rowot dengan cara terlebih dahulu mencari posisi gugus bintang Rowot dengan pengamatan menggunakan mata telanjang pada bulan Mei dan Juni yang berada di ufuk timur bersamaan dengan terbitnya matahari atau fajar kemudian memastikan arah berlawanan yaitu arah barat adalah arah kiblat. Pada bulan selain Mei dan Juni ketika bintang Rowot tidak muncul para nelayan akan mengamati terbitnya matahari atau fajar karena posisi bintang Rowot akan tetep pada posisi yang sama seperti pada saat terlihat dan tidak berubah-ubah hanya saja tidak terlihat oleh mata telanjang maka para nelayan tetap menggunakan metode tersebut dalam menentukan arah kiblat shalat setiap saat.

28Wawancara dengan Amaq Ahdar pada tanggal 25 Maret 2022 jam 08:35 di dusun Karang Kerakas, Segara Katon, Lombok Utara, NTB

(43)

30 BAB III

ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN BINTANG ROWOT

A. Analisis Metode Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Bintang Rowot

Bintang dapat digunakan sebagai petunjuk arah dalam kehidupan sehari-hari baik dalam beraktifitas juga dalam beribadah. Bintang dapat dijadikan sebagai system navigasi dalam menentukan arah kiblat, waktu shalat, dan arah mata angin yang merupakan sebuah tanda kebesaran Allah Swt, bintang adalah benda langit yang paling mudah untuk dikenali di malam hari dan memiliki pancaran cahaya yang sangat indah, sebagaimana dalam firman Allah Swt yang dijelaskan dalam QS Al-An,am/6: 97 yang berbunyi :

ْدَق ِِۗرْحَبْلا َو ِ رَبْلا ِت ٰمُلُظ ْيِف اَهِب ا ْوُدَتْهَتِل َم ْوُجُّنلا ُمُكَل َلَعَج ْيِذَّلا َوُه َو ِت ٰيٰ ْلْا اَنْلَّصَف ومَلْعَّي ٍم ْوَقِل

ن ُ

Artinya: Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat di laut. Sesungguhnya kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. Al-An’am/6:97).29

Dari ayat tersebut dapat diketahui kekuasaan Allah Swt, ia menjadikan benda sekecil bintang memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bintang diciptakan oleh Allah Swt tidak sia-siaia dimaksudkan untuk memberikan tanda kepada manusia tentang arah ketika manusia berada dalam

29Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Syamil, 2005.

(44)

31

keadaan kegelapan tanpa arah, selain sebagai petunjuk arah yang digunakan dalam pelayaran, digunakan sebagai salah satu metode penentuan arah kiblat.30

Didalam ayat yang lain di jelaskan bahwa mengenai dasar hukum menghadap kiblat, antara lain yaitu:

ىِف َكِهْج َو َبُّلَقَت ى ٰرَن ْدَق َرْطَش َكَهْج َو ِ ل َوَف ۖ اَهى ٰض ْرَت ًةَلْبِق َكَّنَيِ ل َوُنَلَف ِِۚءۤاَمَّسلا

ا ْوُّل َوَف ْمُتْنُك اَم ُثْيَح َو ِۗ ِما َرَحْلا ِد ِجْسَمْلا َبٰتِكْلا اوُت ْوُا َنْيِذَّلا َّنِا َو ِۗ ٗه َرْطَش ْمُكَه ْوُج ُو

ن ْوُلَمْعَي اَّمَع ٍلِفاَغِب ُ هاللّٰ اَم َو ِۗ ْمِهِ ب َّر ْنِم ُّقَحْلا ُهَّنَا َن ْوُمَلْعَيَل َ

Artinya: Sesungguhnya kami (sering) melihat mukamu mengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.

Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-kitab (Taurat dan injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (QS. Al-Baqarah: 144)31.

Dari ayat di atas dapat diketahui dimanapun kita berada entah itu di daratan maupun ditengah lautan, ketika hendak melaksanakan ibadah sholat maka wajib menghadap kiblat. Di jekaskan lagi dengan ayat yang selanjutnya :

نِم َو ُثْيَح تْج َرَخ ل َوَف

َكَهْج َو ِما َرَحْلاِد ِجْسَمْلا َرْطَش

ْيَح َو ِۗ

ُكاَم ُث مُتْن

رْطَش ْمُكَه ْوُج ُوا ْوُّل َوَف َن ْوُكَي َّلََّئِل ۙ ٗه

ِساَّنلِل ْيَلَع نْيِذَّلا َّلِْاٌةَّجُح مُك ُمَلَظ

ْنِما ْو

مُه َن ْوُدَتْه َت ْمُك َّلَع َل ْمُكْيَلَع يِتَمْعِن مِتُ ِلْ َو يِن ْوَشْخا َو ْمُه ْوَش ْخَت َلََّف

Artinya: Dan darimana saja kamu keluar (datang) maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, dan dimana saja kamu semua berada maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang dzalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepadaku. Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atas kamu, dan supaya kamu dapat petunjuk”(QS. Al-Baqarah:

50).32

30Sadri Saputra, “Implementasi Rasi Bintang Navigasi Bugis Perspektif Ilmu Falak”, Hisabuna, Vol 1, Nomor 1, Januari 2020, hlm. 119.

31Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Syamil,2005.

32 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Syamil,2005.

Gambar

Gambar 2.1  Sky Quality Meter SQM LU-DL, 24  Gambar 2.2  All Sky Cam (ASC) Alcor System, 27  Gambar 2.3  Webcam, 28
Lampiran 1  Foto wawancara dengan narasumber 1 Tuaq Abdul Hasan  Foto wawancara dengan narasumber 2 Amaq Abdul Kadir
Gambar komposisi warna bintang Rowot dari digital Sky Survey
Tabel  data  perhitungan  gugus  bintang  Rowot  atau  Pleiades  sebagai  acuan  dalam  Penentuan arah kiblat menggunakan gugus bintang  Rowot Mei 2022 M, sebagai berikut :
+5

Referensi

Dokumen terkait

o6ecre,{eHlre 6e3onacHocrr s Typx3Me fl co6rloaeHfie npaat't,t 6e:onacuocrn stron knowled of how to com with the I las cts of the im lementation of TypHcTaMU B CTaHtrapTHblx l-l